Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Berbagai reaksi redoks spontan
digunakan sebagai sumber listrik dalam sel Volta (seperti aki dan batu baterai). Sebaliknya, arus listrik
digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan dalam proses yang disebut elektrolisis.
Hubungan kuantitatif antara muatan listrik dengan massa zat yang bereaksi dinyatakan dalam Hukum
Faraday.
A. REAKSI REDOKS
1. Pengertian
o Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi.
o Suatu reaksi redoks terdiri dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.
Oksidasi: Pengikatan oksigen Reduksi: Pelepasan oksigen
Pelepasan elektron Pengikatan elektron
Peningkatan bilangan oksidasi Penurunan bilangan oksidasi
o Zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks disebut oksidator.
o Oksidator mengalami reduksi.
o Zat yang mereduksi zat lain dalam suatu reaksi redoks disebut reduktor.
o Reduktor mengalami oksidasi.
o Reaksi yang oksidator dan reduktornya merupakan spesi yang sama disebut reaksi
disproporsionasi.
o Kebalikan reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi yang hasil reduksi dan hasil oksidasinya sama,
disebut reaksi komproporsionasi.
2. Bilangan Oksidasi
o Bilangan oksidasi adalah muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa jika
elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.
o Aturan-aturan ntuk menentukan bilangan oksidasi
Pasti:
Unsur bebas = 0
Fluorin = –1
Logam bermuatan positif: Golongan IA = +1; IIA = +2; IIIA = +3.
Umumnya:
H = +1; kecuali dengan logam (–1)
O = –2, kecuali peroksida (–1), superoksida (–1/2); +1 dan +2 (dengan fluorin)
o Dalam senyawa terner: H = +1 dan O = –2.
o Jumlah bilangan oksidasi dalam ion = muatan ion.
o Jumlah bilangan oksidasi dalam senyawa = 0.
Contoh Soal 7-1: Menentukan bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi nitrogen dalam senyawa Li3N, N2, NH3, dan HNO3 berturut-turut adalah . . . .
A. +3, 0, –3, dan +5
2
B. –3, 0, –3, dan +5
C. –3, 0, +3, dan +5
D. +3, 0, +3, dan +5
E. –3, 0, –3, dan –1
Pembahasan:
Li3N : Li termasuk logam golongan IA, bermuatan +1 N = –3
N2 : Unsur bebas, N = 0
NH3 : Dalam senyawanya dengan nonlogam, H bermuatan +1 → N = –3
HNO3 : Dalam senyawa terner biloks H = +1 dan O = –2 → N = +5
Jawaban: B
Contoh Soal 7-2: Mengidentifikasi reaksi redoks
Di antara reaksi-reaksi berikut, yang bukan reaksi redoks adalah . . . .
A. 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
B. 3HgS(s) + 6HCl(aq) + HNO3(aq) → 3HgCl2(aq) + 3S(s) + 2NO(g) + 4H2O(l)
C. CrI3(s) + H2O2(aq) + OH(aq) → CrO42– (aq) + IO4(aq) + H2O(l)
D. 10FeSO4(aq) + 2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) → 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + K2SO4(aq) + 8H2O(l)
E. CaCO3(s) + 2H+(aq) → Ca2+(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Pembahasan:
Dalam menjawab soal seperti ini, ingatlah beberapa hal berikut.
o Reaksi yang melibatkan unsur pasti disertai perubahan bilangan oksidasi, jadi tergolong redoks.
o Reaksi yang tidak melibatkan unsur perlu diperiksa. Pemeriksaan difokuskan kepada unsur
selain H dan O.
o Pilihan A dan B melibatkan unsur, jadi pasti tergolong reaksi redoks.
o Pilihan C, unsur Cr dan I mengalami perubahan bilangan oksidasi.
o Pilihan D, unsur Fe dan Mn mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Jawaban: E
3. Penyetaraan Redoks
Koefisien redoks biasanya sulit disetarakan, berikut ini cara mudah menyetarakan reaksi redoks.
o Metode ion-elektron
1. Tuliskan kerangka dasar setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.
2. Setarakan masing-masing setengah reaksi.
3. Samakan jumlah elektron dan jumlahkan.
Urutan penyetaraan setengah reaksi:
Suasana larutan asam Suasana larutan basa
o Atom selain H dan O o Atom selain H dan O
o Oksigen o Oksigen
o Hidrogen o Hidrogen
o Muatan o Muatan
o Selesai o Hilangkan ion H+
Contoh Soal 7-3: Penyetaraan reaksi redoks
Logam zink dapat mereduksi ion nitrat dalam suasana basa menghasilkan ion zinkat (ZnO 22–) dan
amonia. Persamaan setara untuk reaksi itu adalah . . . .
A. 3Zn(s) + 2NO3–(aq) + 3H2O(l) → 3ZnO22–(aq) + 2NH3(g)
B. 4Zn(s) + NO3–(aq) + 6H2O(l) → 4Zn2+(aq) + NH3(g) + 9OH–(l)
3
C. Zn(s) + 2NO3–(aq) + 6H+(aq) → 3ZnO22–(aq) + 2NH3(g)
D. 3Zn(s) + 2NO3–(aq) + 6H+(aq) → 3ZnO22–(aq) + 2NH3(g)
E. Zn(s) + 2H2O(l) + NO3–(aq) → ZnO22–(aq) + OH–(g) + NH3(g)
Pembahasan:
Persamaan katakata dari reaksi yang terjadi adalah:
zink + ion nitrat → ion zinkat + amonia
Persamaan rumus:
Zn(s) + NO3–(aq) → ZnO22–(aq) + NH3(g)
Oleh karena reaksi berlangsung dalam suasana larutan basa, maka ion OH – mungkin muncul di ruas kiri
atau ruas kanan. Penyetaraan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah penyetaraan yang
dikemukakan di atas, sebagai berikut:
B. SEL VOLTA
1. Susunan Sel Volta
o Sel Volta adalah wahana untuk mengubah energi dari reaksi redoks spontan menjadi energi
listrik.
Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+ (aq) + Cu(s)
4
C. KOROSI BESI
1. Proses Korosi
6
o Korosi besi hanya dapat terjadi jika
besi bersentuhan dengan oksigen dan air.
o Korosi besi merupakan proses elektrokimia.
Anode: Fe(s) → Fe2+(aq) Eº = +0,44 volt
–
Katode: O2(g) + 4e → 4OH (aq) Eº = +0,4 volt
2. Pencegahan Korosi
o Mencegah kontak dengan oksigen dan air, misalnya dengan mengecat atau melumuri dengan
oli.
o Perlindungan katode/pengorbanan anode, yaitu dihubungkan (dikopel) dengan logam yang
lebih aktif (dengan logam yang Eº lebih negatif), misalnya dengan Zn atau Mg.
o Dibuat stainless steel.
o Kaleng baja dilapisi dengan timah supaya kaleng bekas cepat hancur.
Contoh Soal 7-6: Korosi besi
Diketahui potensial reduksi beberapa ion logam sebagai berikut:
Zn2+(aq) + 2e → Zn(s) Eº = –0,76 volt
Fe2+(aq) + 2e → Fe(s) Eº = –0,44 volt
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s) Eº = +0,34 volt
2+
Mg (aq) + 2e → Mg(s) Eº = –2,37 volt
Sn2+(aq) + 2e → Sn(s) Eº = –0,13 volt
Logam berikut yang dapat memberi perlindungan katode terhadap besi, yaitu . . . .
A. Zn dan Cu
B. Zn dan Mg
C. Cu dan Sn
D. Cu dan Mg
E. Sn dan Zn
Pembahasan:
Logam yang dapat memberi perlindungan katode pada besi adalah logam yang mempunyai potensial
reduksi lebih negatif, yaitu Zn dan Mg.
Jawaban: B
D. ELEKTROLISIS
Elektrolisis adalah reaksi kimia yang terjadi ketika listrik
dialirkan ke dalam elektrolit (larutan atau lelehan).
1. Susunan Sel Elektrolisis
o Elektrolisis merupakan kebalikan dari sel Volta:
Pemanfaatan energi listrik untuk melangsungkan reaksi
redoks tak spontan.
o Muatan elektrode: KNAP (Katode Negatif Anode Positif)
2. Reaksi Katode: Reduksi
Bergantung pada kation:
o Jika potensial reduksi kation lebih negatif dari air,
maka air yang tereduksi.
o Jika potensial reduksi kation lebih positif dari air,
kation itu tereduksi.
o Kation yang mempunyai potensial reduksi lebih
negatif dari air, yaitu golongan IA, IIA, dan Al serta Mn.
3. Reaksi Anode: Oksidasi
7
Bergantung pada jenis anode dan anion.
Anode tidak inert: Anode itu yang teroksidasi
Anode inert (grafit dan Pt): Anion atau air yang teroksidasi.
o Jika potensial oksidasi anion lebih positif dari air, maka anion itu yang teroksidasi.
o Jika potensial oksidasi anion lebih negatif dari air, maka air yang teroksidasi.
Contoh:
Elektrolisis larutan NaCl dengan elektrode Pt:
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
Reaksi katode: Kation dari golongan IA, air yang akan tereduksi.
Reaksi anode: Anode inert, sedangkan ainon Cl– lebih mudah dioksidasi daripada air.
Katode: 2H2O(l) + 2e → 2OH–(aq) + H2
Anode : 2Cl–(aq) → Cl2(g) + 2e
2H2O(l) + 2Cl–(aq) → 2OH–(aq) + H2(g) + Cl2(g)
4. Elektrolisis Lelehan
Pada elektrolisis lelehan, maka kation akan tereduksi, sedangkan anion teroksidasi.
5. Hukum Faraday