Anda di halaman 1dari 48

ELEKTROKIMIA

Dalam bab ini kita akan mempelajari reaksi-reaksi


yang melibatkan perpindahan elektron, yakni reaksi
oksidasi-reduksi. Akan dibahas di dalamnya tentang
perubahan spontan, kesetimbangan, energi bebas,
dan potensial elektrode.

1. Definisi Oksidasi-Reduksi
Jika besi dibiarkan di udara terbuka, logam ini
akan berkarat. Secara sederhana proses ini dapat
dituliskan sebagai berikut:

Fe (p) + 3 O2 (g) 2 Fe2O3 (p)


Dalam hal ini besi bersenyawa dengan oksigen.
 Definisi awal reaksi oksidasi : reaksi-reaksi di
mana suatu atom/ molekul bersenyawa dengan
oksigen.
Karat adalah oksida besi, dan merupakan salah satu
komponen utama pada tambang besi. Secara
sederhana dari karat dapat dihasilkan logam sebagai
berikut :
Fe2O3 (p) + 3 CO (g) 2 Fe (p) + 3 CO2 (g)

Pada reaksi ini terlibat gas CO dioksidasi membentuk


gas CO2. Atom oksigen yg diperlukan bagi oksidasi ini
berasal dari Fe2O3 yang dengan sendirinya akan
mengalami reduksi (karena memberikan oksigen).
Mula-mula, istilah reduksi dipergunakan untuk
menunjukkan reaksi-reaksi di mana oksigen
dikeluarkan dari senyawa yang tereduksi. Dalam
kedua peristiwa secara keseluruhan terjadi kedua
reaksi, sehingga disebut reaksi oksidasi-reduksi.

Definisi di atas kemudian dirasakan terlalu sempit,


karena tidak semua reaksi oksidasi-reduksi selalu
melibatkan oksigen.
Endapan
logam Larutan
perak berwarna
Larutan tak
biru
Cu berwarna Cu

Ag+ NO3- Cu2+ NO3-

Pertukaran Ag+ dari larutan oleh logam Cu


+ 2+
Cu (p) + 2 Ag (aq) Cu (aq) + 2 Ag (p)
Reaksi oksidasi reduksi dapat dipisah-pisahkan
menjadi setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi
reduksi.
2+ -
Oksidasi : Cu (p) Cu (aq) + 2 e
Reduksi : Ag+ (aq) + e- Ag (p)
+
Reaksi Keseluruhan : Cu (p) + 2 Ag (aq) Cu2+ (aq) + 2 Ag (p)

Tingkat oksidasi tembaga naik dari 0 (nol) menjadi +2


(sesuai dengan hilangnya 2 elektron per atom Cu).
Tingkat oksidasi perak turun dari +1 menjadi 0 (sesuai
dengan terikatnya 1 elektron per ion Ag+.
Jadi,

1. Oksidasi adalah proses di mana tingkat oksidasi


dari suatu unsur naik. Dalam persamaan reaksi
elektron berada di sebelah kanan reaksi.

2. Reduksi adalah proses di mana tingkat oksidasi


dari suatu unsur turun. Dalam persamaan reaksi
elektron berada di sebelah kiri reaksi.

3. Oksidasi dan reduksi harus selalu terjadi secara


bersamaan. Jumlah elektron yang terlibat dari
kedua proses harus sama.
M
oksidasi n+ -
M(p) M (aq) + ne
reduksi

M Mn+ oksidasi
M Mn+
reduksi

Mn+
voltmeter
Gambar 1.
Pengukuran
Potensial aliran elektron 0,462 V
Sebuah Sel
Jembatan garam
Elektrokimia katoda
anoda NH4NO3 (aq)

Tegangan listrik sebesar


0,462 V mempunyai arti
penting. Angka tersebut 1,00 M 1,00 M
menunjukkan perbedaan Cu(NO3)2 (aq) AgNO3 (aq)
potensial di antara kedua
setengah sel. Karena Oksidasi : Cu (p) Cu2+ (aq) + 2e-
perbedaan potensial ini Reduksi : Ag+ (aq) + e- Ag (p) x2
merupakan gaya dorong dari Total : Cu (p) + 2 Ag+ (aq) Cu2+ (aq) + 2 Ag (p)
aliran elektron, hal ini sering
juga diistilahkan sebagai gaya
gerak dari sel tadi atau
potensial sel
Satuan yang digunakan untuk mengukur potensial
listrik adalah volt dan potensial sel dapat disebut juga
sebagai tegangan sel (cell voltage). Dengan definisi
dari volt, satuan ini dapat dihubungkan dengan
satuan-satuan lain. Jika suatu aliran listrik sebanyak
1 Coulomb mengalir melalui perbedaan potensial
sebanyak 1 volt, akan dihasilkan sejumlah kerja yang
sama dengan 1 Joule.
1 Joule (J) = 1 volt (V) x 1 Coulomb (C)

Apakah kedua reaksi oksidasi dan reduksi dapat


dipertukarkan, misalnya antara Cu dan Zn
sebagaimana dalam reaksi berikut.
Jawabannya dapat ditemukan dengan membentuk
suatu sel elektrokimia berdasarkan reaksi ini. Sel
tersebut dilukiskan pada Gambar 2. Dapat dilihat
bahwa seng (Zn) memperlihatkan kecenderungan yang
lebih besar untuk dioksidasi, dibandingkan dengan
tembaga (Cu). Reaksi yang terjadi secara spontan di
dalam elektrokimia tersebut adalah:
Oksidasi : Zn (p) Zn2+ (aq) + 2 e-
Reduksi : Cu2+ (aq) + 2e- Cu (p)
Total : Zn (p) + Cu 2+
(aq) Zn2+ (aq) + Cu (p)

voltmeter

1,091 V
aliran elektron

Jembatan garam
katoda
anoda NH4NO3 (aq)
Zn Cu

Gambar 2. Reaksi
Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu
yang terjadi di dalam
sebuah sel 1,00 M 1,00 M
elektrokimia Zn(NO3)2 (aq) Cu(NO3)2 (aq)
Diagram Sel dan Beberapa Istilah

Gambar sel elektrokimia seperti terlihat pada Gambar


2 di atas dapat disederhanakan menjadi diagram sel
seperti di bawah ini :

anoda jembatan garam


katoda
Zn (p) 2+
Zn (aq)
Cu2+ (aq) Cu (p)
setengah sel setengah sel

oksidasi reduksi
Zn/Zn2+ : pasangan oksidasi Cu2+/Cu : pasangan reduksi
Potensial Elektrode Standar
Gambar 3.
Elektrode Hidrogen Standar
(SHE = Standard Hydrogen
Electrode) H2 (g)
1 atm

Bagaimana cara menentukan nilai


potensial pasangan logam tertentu?
Untuk melakukan hal ini dapat
dipilih suatu pasangan tertentu dan
menganggap potensialnya = 0. H+ (aq)
Pasangan lain dibandingkan dgn (a = 1)
pasangan pertama yg dijadikan
standar.
Elektrode hidrogen standar :
- Mengandung ion H+ dengan aktivitas 1 (a = 1); untuk
penyederhanaan aktivitas tersebut akan dianggap
setara dengan 1 M H+.
- Mengandung molekul gas H2 yang mempunyai
tekanan 1 atm.
- Hidrogen ion (H+) bentuk oksidasi
- Molekul H2 bentuk reduksi
- Dihubungkan dengan permukaan logam platina (inert)
- Suhu larutan 25oC.
+ - pada Pt
2 H (a=1) + 2e H2 (g, 1 atm) Eo = 0,0000 Volt
H+ (a=1) H2 (g, 1 atm) Pt
Dengan perjanjian internasional, nilai potensial
elektrode standar (Eo), didasarkan atas kecenderungan
terjadinya proses reduksi pada elektrode. Contoh :

Cu2+ (1 M) + 2e- Cu (p) Eo = ?

Cl2 (g, 1 atm) + 2e- 2 Cl- (1M) Eo = ?

Untuk menentukan nilai Eo bagi elektrode-elektrode


pada persamaan-persamaan sebelumnya hanya bisa
diukur dengan menggunakan perbedaan potensial di
antara dua elektrode. Hal ini dapat dilakukan melalui
suatu sel elektrokimia S.H.E. sebagai salah satu
elektrodenya, dan elektrode standar yang akan dicari
Eo-nya sebagai elektrode lainnya (elektrode kedua).
Dalam sel galvanik berikut perbedaan potensial yang
terukur adalah 0,337 V. Karena nilai ini adalah Gaya
Gerak Listrik (GGL) dari sel yang dibentuk dari dua
elektrode standar, nilai tersebut dianggap sebagai
potensial sel standar, Eosel.
Pt H2 (g, 1 atm) H+ (1 M) Cu2+ (1M) Cu (p) Eosel = 0,337 V

Reaksi yg terjadi di dalam sel galvanik untuk sel di


atas adalah:
Oksidasi : H2 (g, 1 atm) 2H+ (1M) + 2 e-
Reduksi : Cu2+ (1M) + 2e- Cu (p)
Total : H2 (g, 1 atm) + Cu2+ (1M) 2 H+ (1M) + Cu (p)
Eosel = 0,337 V
Jika elektrode hidrogen standar dikombinasikan
dengan elektrode Zn standar, S.H.E. berfungsi sebagai
anoda, Eosel yang terukur adalah 0,760 V.
Oksidasi : Zn (p) Zn2+ (aq) (1M) + 2e-
Reduksi : 2H+ (1M) + 2 e- H2 (g, 1 atm)
Total : Zn (p) + 2 H+ (1M) Zn2+ (1M) + H2 (g, 1 atm)
Eosel = 0,760 V

Di sini Zn2+ (1M) lebih sukar daripada reduksi H+ (1M),


maka pada elektrode Zn terjadi proses oksidasi
bukannya reduksi. Eosel dari persamaan tadi
menjelaskan kecenderungan Zn untuk teroksidasi.
Karena sifat-sifat kecenderungan reduksi berlawanan
dengan kecenderungan oksidasi, maka :
Zn2+ (1M) + 2e- Zn (p) Eosel = -0,760 V
Eo dalam hal ini bertanda negatif

Kerja
Kerja Listrik
Listrik dan
dan Energi
Energi Bebas
Bebas

Proses tidak spontan :


- Membutuhkan kerja agar berlangsung
- G > 0
Proses spontan :
- menghasilkan kerja, dan - G adalah jumlah kerja
maksimum
- G < 0

- G = Wmaks
Sel Galvanik  reaksi spontan, menghasilkan kerja
maksimum
Jumlah kerja listrik yang terjadi di dalam sel Galvanik
adalah:
Wlistrik = n F Esel
= jumlah elektron
= tetapan Faraday (96500 C/mol e)
merupakan muatan listrik per mol elektron
= GGL dari sel Galvanik
G = -n F Esel
Pada keadaan standar :
Go = -n F Eosel
Juga …
Go = -2,303 RT log K, sehingga :

-n F Eo = -2,303 RT log K

Eosel = 2,303 RT log K


nF
Jika dimasukkan nilai-nilai R = 8,314 J mol-1K-1 dan
suhu reaksi dibatasi 25oC, nilai 2,303 RT menjadi
0,0592 V. F
Sehingga :
Eosel = 0,0592 log K
n
Besarnya n diperoleh dari reaksi.
Contoh soal :
Berapakah Kc bagi reaksi di bawah ini ? (suhu 25oC)
Cu2+ (aq) + Sn2+ (aq) Sn4+ (aq) + Cu (p)
Jawaban :
Pertama-tama tentukan Eosel bagi reaksi ini
Oksidasi : Sn2+ (aq) Sn4+ (aq) + 2 e- Eooks = -(+0,15) = -0,15 V
Reduksi : Cu2+ (aq) + 2e- Cu (p) Eored = +0,337 V
Total : Cu2+ (aq) + Sn2+ (aq) Sn4+ (aq) + Cu (p)
Eosel = 0,187 V

Eosel = 0,187 = 0,0592 log Kc


2
log Kc = 0,187 x 2 = 6,4 Kc = 106,4 = 2,5 x 106
0,0592
EEsel sebagai Fungsi Konsentrasi
sel sebagai Fungsi Konsentrasi

Jika sel Galvanik yang diperlihatkan pada Gambar 2


bekerja pada berbagai konsentrasi Zn2+ dan Cu2+, Esel
ternyata bervariasi seperti terlihat pada Tabel 1 dan
Gambar 4 berikut:
[Zn2+]
Esel = 1,10 - 0,03 log
[Cu2+]

Bentuk Persamaan Nernst


Walter Nernst (1864-1941)
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi ion pada Esel dalam reaksi
Zn (p) + Cu2+ (aq)  Zn2+ (aq) + Cu (p)
[Zn2+], M [Cu2+], M [Zn2+] [Zn2+] Esel, V
2+
log
[Cu ] [Cu2+]
1,0 1,0 x 10-4 1,0 x 10+4 4,0 0,98
1,0 1,0 x 10-3 1,0 x 10+3 3,0 1,01
1,0 1,0 x 10-2 1,0 x 10+2 2,0 1,04
1,0 1,0 x 10-1 1,0 x 10+1 1,0 1,07
1,0 1,0 1,0 0 1,10
1,0 x 10-1 1,0 1,0 x 10-1 -1,0 1,13
1,0 x 10-2 1,0 1,0 x 10-2 -2,0 1,16
1,0 x 10-3 1,0 1,0 x 10-3 -3,0 1,19
1,0 x 10-4 1,0 1,0 x 10-4 -4,0 1,22
1,25 Volt

1,20

1,15

1,05

1,00
0,95

-3.0 -2,0 -1,0 0 1,0 2,0 3,0


2+
g[Zn
lo ]
2+
[Cu
]

Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Ion pada Esel dalam Reaksi


Zn (p) + Cu2+ (aq)  Zn2+ (aq) + Cu (p)
Jika nilai [Zn2+] = [Cu2+] = 1,0 M disubstitusikan ke
dalam persamaan
2+
[Zn ]
Esel = 1,10 - 0,03 log
2+
[Cu ]
= 1,10 – 0,03 log 1
= 1,10 – 0
= 1,10 volt.
Bentuk persamaan Nerst.
Diturunkan dari persamaan reaksi kimia. Misalkan
ada contoh reaksi sebagai berikut:
aA + bB + ….  gG + hH + …
Dapat dituliskan :
G = Go + 2,303 RT log Q
Istilah Go dan Eosel menunjukkan pereaksi dan hasil
reaksi berada dalam standar. Sebaliknya, G dan Esel
menunjukkan keadaan yang bukan standar.
Dari persamaan : Go = -n F Eosel

Akan didapat persamaan baru:


-nFEsel = -nFEosel + 2,303 RT log Q
atau
Esel = Eosel – 2,303 RT log Q
nF
Q = kuosien reaksi, pada persamaan Nernst menjadi:
o g h
Esel = E sel - 0,0592 log (G) (H) ...
n a b
(A) (B) ...
Contoh Soal :
Hitunglah Esel sel Galvanik seperti terlihat pada
Gambar di bawah ini.

Gambar 5. Sebuah sel e-

Galvanik dengan Jembatan garam


Kondisi non Standar
Pt Ag

Fe2+ (0,10 M) Ag (1,0 M)


Fe3+ (0,20 M)
Persamaan Nernst dan Kaidah Le Chatelier

Kaidah Le Chatelier dapat digunakan untuk menduga


hasil reaksi redoks secara kualitatif, sebagai contoh,
untuk menduga kondisi yang dapat menimbulkan
kebalikan reaksi di bawah ini.
Fe2+ (aq) + Ag+ (aq)  Fe3+ (aq) + Ag (p)
Eosel = +0,028 V

Contoh soal:
Berapakah konsentrasi minimum Ag+ agar sel pada
Gambar 5 dapat berfungsi sebagai sel Galvanik?
Pt Fe2+ (0,10) Fe3+ (0,20M) Ag+ (1,0 M) Ag (p)
Sel di atas tidak dapat berfungsi sel Galvanik dengan
Fe2+/Fe3+ sebagai anoda jika Esel  0. Suatu sistem
dengan Esel = 0 berada dalam keadaan setimbang.
Eosel = 0,028 V
Esel = 0 = 0,028 - 0,0592 log 0,20
1 0,10 x [Ag+]
+
= 0,028 - 0,0592 (log 2,0 - log [Ag ])
= 0,028 - 0,0592 (0,0301 - log [Ag+])
+
= 0,028 - 0,0178 + 0,0592 log [Ag ]
+
0,0592 log [Ag ] = 0,0178 - 0,028
+ +
log [Ag ] = -0,010 = -0,17, [Ag ] = 0,68 M
0,0592
Jadi konsentrasi Ag+ minimum adalah 0,68M.
Pengukuran
Pengukuran pH
pH
H ~ pengukuran konsentrasi ion H+
or pengukuran [H+]
Reaksi yang terjadi di dalam sel :
+ -
Oksidasi : H2 (g, 1 atm) 2 H (xM) + 2e
+ -
Reduksi : 2H (1 M) + 2e H2 (g, 1 atm)
+ +
Total : 2H (1 M) 2 H (xM)

sel konsentrasi
Dari persamaan Nernst dapat diturunkan rumusan
sebagai berikut :
Esel = 0,0592 pH
potensiometer

e-

H2 (g)
1 atm H2 (g, 1 atm)

Pt Pt

[H+] = x M [H+] = 1 M

Gambar 6. Suatu Sel Mengandung 2 Elektrode Hidrogen untuk


Mengukur pH
Gambar 7. Suatu Elektrode
Gelas Untuk
Pengukuran pH

Elektrode pembanding

Larutan pembanding

Membran tipis
Pengukuran
Pengukuran Ksp
Ksp
Salah satu cara terbaik untuk mengukur Ksp dari
garam yang sedikit larut adalah secara elektrokimia.
Perhatikanlah sel konsentrasi ini :
Pb (p) Pb2+ (jenuh, PbCl2 (aq) Pb2+ (0,10M) Pb (p)
Esel = 0,024 V.

Oksidasi : Pb (p) Pb2+ (jenuh, PbCl2 (aq) + 2e-


Reduksi : Pb2+ (aq, 0,1M) + 2e- Pb (p)
Total : Pb2+ (aq, 0,1M) Pb2+ (jenuh, PbCl2 (aq)
Esel = 0,024 V.
Contoh soal:
Berdasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi di atas,
hitunglah Ksp PbCl2!
PbCl2 (p) Pb2+ (aq) + 2 Cl- (aq) Ksp = ?
Jawaban :
Misalkan [Pb2+] pada larutan PbCl2 jenuh = x
Dengan menggunakan persamaan Nernst akan
didapat :
Esel = Eosel - 0,0592 log x
2 0,10
Karena Eosel untuk sel konsentrasi = 0, maka :
0,024 = 0 – 0,0296 (log x – log 0,10)
-0,0296 (log x + 1) = 0,024
-0,0296 log x – 0,0296 = 0,024
-0,0296 log x = 0,024 + 0,0296
log x = -0,0296-0,024 = -1,8
0,0296
x = 1,6 x 10-2
Jadi [Pb2+] = 1,6 x 10-2 M
[Cl-] = 2 x [Pb2+]
= 2 X (1,6 X 10-2 M)
= 3,2 x 10-2 M
Sehingga Ksp PbCl2 = [Pb2+][Cl-]2
= (1,6 x 10-2)(3,2 x 10-2)2
= 1,6 x 10-5
Elektrolisis
Elektrolisis dan
dan Perubahan
Perubahan Non-Spontan
Non-Spontan

Elektrokimia  spontan
Zn (p) + Cu 2+
(aq) Zn 2+
(aq) + Cu (p) Eosel = 1,10 V

Non spontan  elektrolisis


Zn2+ (aq) + Cu (p) Zn (p) + Cu2+ (aq) Eosel = -1,10 V

Agar tetap dapat berlangsung diperlukan energi dari


luar, yaitu energi listrik.  elektrolisis
Menentukan reaksi yang terjadi pada elektrode

aliran elektron 1,091 V

Jembatan garam
NH4NO3 (aq)
katoda
anoda
Zn Cu

1,00 M 1,00 M
Zn(NO3)2 (aq) Cu(NO3)2 (aq)

Diberikan sumber listrik sehingga kutub (+)


dihubungkan dengan Cu dan kutub (-) dihubungkan
dengan Zn, maka reaksi akan terjadi. Tetapi utk
kebanyakan reaksi elektrolisis, seringkali diperlukan
‘overpotensial’, agar reaksi dapat berlangsung.
Overpotensial ialah selisih potensial yg lebih besar
dari hasil perhitungan teoritis. Hal ini terutama
disebabkan dua hal, yaitu :
a. Terjadi antara permukaan elektrode dgn komponen
yang terdapat dalam larutan.
b. Biasanya larutan yg akan dielektrolisis terdiri dari
berbagai komponen yg juga dapat mengalami
oksidasi atau reduksi sehingga reaksi pada
elektrode menjadi lebih rumit.
baterai

Cu

Cu2+ 

Katoda (-)
Anoda (+)
(?) CuSO4 (aq)

Gambar 8. Menentukan reaksi-reaksi pada elektrode dalam elektrolisis.


Elektron dipaksa mengalir melalui katoda Cu oleh sumber
energi dari luar (baterai). Ion-ion Cu2+ tertarik ke katoda dan
direduksi menjadi endapan Cu. Reaksi oksidasi pada anoda
tergantung jenis logam yang digunakan sebagai anoda.
Hukum Faraday untuk Elektrolisis

Hukum Faraday pertama :


Besarnya perubahan kimia yg dihasilkan berbanding
lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel
elektrolisis.

Hukum Faraday kedua :


Dalam proses elektrolisis, sejumlah aliran listrik tertentu
akan menghasilkan jumlah ekivalen yang sama tanpa
memperdulikan senyawa yang terlibat dalam proses
tersebut.

Satu ekivalen suatu senyawa setara dengan 1 mol


elektron yg terlibat dalam setengah reaksi elektrokimia.
Contoh
Contoh reaksi
reaksi untuk
untuk menentukan
menentukan ekivalensi
ekivalensi suatu
suatu zat
zat

Oksidasi: 1/2 H2O 1/4 O2 (g) + H+ + e-


1 ekiv H2O ~ 0,5 mol H2O
1 ekiv O2 ~ 0,25 mol O2
+ +
1 ekiv H ~ 1 mol H
2+ -
Reduksi: 1/2 Cu (aq) + e 1/2 Cu (p)
2+ 2+
1 ekiv Cu ~ 0,5 mol Cu
1 ekiv Cu ~ 0,5 mol Cu
Q
Dalam pelajaran fisika telah dipelajari: I=
T
Atau : Q = I x T di mana :
Q = muatan listrik (Coulomb)
I = arus listrik (ampere)
T = waktu (detik)
Menurut definisi, 1 Faraday = jumlah Coulomb
muatan listrik yang diperlukan untuk mengubah 1
ekivalen zat pada reaksi elektrokimia.

11ekivalen zat ~ 1 mol elektron = 6,023


ekivalen zat ~ 1 mol elektron = 6,023 x 10 ex 10 23 e- -
23

11ee- - mempunyai
mempunyaimuatan
muatan1,61,6xx 10
10-19 Coulomb,
-19
Coulomb,jadi jadi
11Faraday
Faraday==6,023
6,023xx10
1023 xx1,6
23
1,6xx 1010-19 Coulomb/mol
-19
Coulomb/mol
==96487
96487 Coulomb/mol
Coulomb/mol
~~96500
96500 Coulomb/mol
Coulomb/mol
Berdasarkan tetapan Faraday yang telah diturunkan di
atas, dapat dilakukan dua jenis perhitungan, yaitu :
a. Mengukur aliran listrik lalu menghitung perubahan
kimia yang terjadi.
b. Mengukur perubahan kimia yang terjadi, lalu
menghitung jumlah aliran listrik yang digunakan
dalam proses elektrolisis.
eit
Diformulasikan sbb : W =
F
e = Berat Ekivalen (BE)
= BM/elektron yang terlibat
i = arus listrik (A)
t = waktu (detik)
F = konstanta Faraday
Contoh Soal:
Berapa berat Cu yang diendapkan oleh aliran listrik sebesar
1,50 A per jam pada elektrolisis larutan CuSO4?

Jawaban : (?)
Cu2+ + 2e- Cu
Latihan Soal

1. Sepotong kawat besi seberat 0,1568 g dilarutkan


dalam larutan asam dan dititrasi oleh 26,24 mL
larutan KMnO4. Berapa normalitas KMnO4. (Titik
akhir titrasi permanganat ditandai oleh warna
merah muda pada larutan).
Jawab :

5 Fe2+ + MnO4- + 8 H+ 5 Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O


Oksidasi: 5 Fe2+ 5 Fe3+ + 5 e-
Reduksi: MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O
jumlah mol besi = 0,1568 g = 0,0028 mol
56 g/mol

=> 0,0028 mol Fe2+ = 0,0028 ekivalen Fe2+


=> = 0,0028 ekivalen MnO4 -
=> Normalit as KMnO4 = 0,0028 ekiv/0,02624 Lit er
=> = 0,1067 N
2. Sejumlah 25,8 mL larutan KMnO4 dari soal no 1
digunakan untuk menitrasi 50,0 mL larutan
Na2C2O4 (natrium oksalat). Berapa g/L kelarutan
Na2C2O4 ?
Jawab:
5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+ 2 Mn2+ + 8 H2O + 10 CO2

oks idas i: C2 O4 2 - 2 CO2 + 2 e- x5


reduks i: MnO4 _ + 8 H2 + + 5 e- Mn2 + + 4 H2 O x2

=> 1 ekivalen C2 O4 2 - ~ 1 /2 mol C2 O4 2 -


=> 1 ekivalen MnO4 - ~ 1 /5 mol MnO4 -
=> ekivalen KMnO4 dalam t it ras i = 0 ,0 2 5 8 Lit er x 0 ,1 0 6 7 ekiv/Lit er
=> = 0 ,0 0 2 8 ekivalen
=> = ekivalen C2 O4 2 -
=> jumlah mol C2 O4 2 - = 0 ,0 0 2 8 ekiv C2 O4 2 - x 1 /2 mol C2 O4 2 - /1 ekiv C2 O4 2 -
=> = 0 ,0 0 1 4 mol
=> jumlah mas s a C2 O4 2 - = 0 ,0 0 1 4 mol x 1 3 4 g/mol
=> = 0 ,1 8 7 6 gram (dalam 5 0 mL)
=> = 0 ,1 8 7 6 g x 1 0 0 0 /5 0 (dalam 1 lit er)
=> = 3 ,7 5 2 g/Lit er

BM Na2C2O4 = 46 + 24 + 64 g/mol
= 134 g/mol

Anda mungkin juga menyukai