MATA KULIAH
KIMIA
OLEH :
6. Alwan : 2301007
7. Saldy : 2301006
8. Zahra Anisa : 2301008
9. Muh. Abhizar : 2301009
ARUNG PALAKKA
KABUPATEN BONE
BONE
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya
sehingga makalah Kimia Dasar tentang Reaksi dalam larutan dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Dasar.Pada kesempatan kali
ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu selama penyusunan makalah ini terutama untuk dosen Mata Kuliah Kimia
Dasar Bapak Gamal Tamrin dan orang-orang yang telah banyak membantu dan memberikan
dukungan kepada kami.Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini
melainkan Allah SWT, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memperbaiki,
Daftar isi......................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang..................................................................................................................................................12.
Rumusan masalah..........................................................................................................................................13.
Tujuan…………………………………………………………………………………………………………1
BAB II ISI
2.5. Kelarutan……………………………………………………………………………….........
1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………….9
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat
kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan dibahas
lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl). Selain
memperkaya rasa masakan ternyata garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini
mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika
disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus listrik dan membuat lampu
menyala.Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan
gula, asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida,
dan masih banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan
elektroit lemah. Dan untuk selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.
2. Rumusan Masalah
a) Sifat dasar larutan
b) Jenis-jenis larutan
c) Kelarutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
3. Tujuan
Untuk menambah wawasan mengenai larutan, apa saja jenis-jenisnya, dan apa saja yang
menjadi faktor dalam perubahannya.
BAB II ISI
Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).Berdasarkan sifat kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak zat terlarut (solute)
dibanding pelarut (solvent).
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit zat terlarut (solute) dibanding pelarut
(solvent).
4. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu larutan.
Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen) atau ppm (part per million) =
bpj (bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal
(m) atau normal (N). a) Persen massa (%
b/b)Persen massa menyatakan perbandingan massa zat terlarut (solute) terhadap massa
larutan% Solute = 100 %
b) Persen volum (% v/v)Persen volum menyatakan perbandingan zat terlarut (solute)
terhadap volum larutan
% solute = 100 %
c) Persen massa/volum (% b/v)Persen massa per volum menyatakan perbandingan massa
zat terlarut (solute) terhadap volume larutan% 100 %
d) Persen volum/massa (% v/b)Persen volum per massa menyatakan perbandingan volum
zat terlarut (solute) terhadap massa larutan% 100 %
e) Molaritas (M)Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutanM
= x
f) Molalitas (m)Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram
(1000 gram) pelarut.m = x
g) Normalitas (N)Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter
larutan.N = x n x
h) ppmppm menyatakan massa (Mg) zat terlarut (solute) dalam tiap Kg larutanppm =
5. kelarutan
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan
untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut (solute)yang terlarut dan yang tak terlarut.
Banyaknya zat terlarut (solute)yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility) zat itu. Kelarutan umumnya
dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut pada
temperatur yang tertentu. Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut,
maka zat itu dikatakan tak larut (insoluble).Jika jumlah zat terlarut (solute)yang terlarut
kurang dari kelarutannya, maka larutannya disebut tak jenuh (unsaturated). Larutan tak jenuh
lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan larutan jenuh. Jika jumlah zat terlarut
(solute)yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya, maka larutannya disebut lewat
jenuh(supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih pekat daripada larutan jenuh. Larutan lewat
jenuh biasanya dibuat dengan cara membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi.
Pada cara ini zat terlarut harus mempunyai kelarutan yang lebih besar dalam pelarut panas
daripada dalam pelarut dingin. Jika dalam larutan yang panas itu masih tersisa zat terlarut
yang sudah tak dapat melarut lagi, maka sisa itu harus disingkirkan dan tidak boleh ada zat
lain yang masuk. Kemudian larutan itu didinginkan hati-hati dengan cara didiamkan untuk
menghindari pengkristalan. Jika tidak ada solute yang memisahkan diri (mengkristal kembali)
selama pendinginan, maka larutan dingin yang diperoleh bersifat lewat jenuh. Larutan lewat
jenuh yang dapat dibuat dengan cara ini misalnya larutan dari sukrosa, natrium asetat dan
natrium tiosulfat (hipo).6Larutan lewat jenuh merupakan suatu sistem metastabil. Larutan ini
dapat diubah menjadi larutan jenuh dengan menambahkan kristal yang kecil (kristal inti/bibit)
umumnya kristal dari zat terlarut (solute).
Kelebihan molekul zat terlarut (solute)akan terikat pada kristal inti dan akan mengkristal
kembali.Kelarutan senyawa logam biasa, yaitu senyawa logam golongan IA, IIA, IB, IIB,
Mn, Fe, Co, Ni, Al, Sn, Pb, Sb, Bi, dan NH4+ seperti pada tabel berikut:
Senyawa Kelarutan
Nitrat Semua larut
Nitrit Semua larut kecuali Ag+
Asetat Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Bi3+
Klorida Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu3+
Bromida Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+
Iodida Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+
Sulfat Semua larut kecuali Ba+, Sr2+, Pb2+, (Ca2+sedikit larut)
Sulfit Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Sulfida Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+, Ba2+, Sr2+, Ca2+
Fosfat Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Karbonat Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Oksalat Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Oksida Semua tidak larut kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+, Ca2+
Hidroksida Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+, Ba2+, Sr2+, (Ca2+ sedikit larut)
Tabel
1. Kelarutan beberapa senyawa dalam air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut,
temperatur, dan tekanan.
a. Jenis ZatZat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur
dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat
saling bercampur (like dissolves like).Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam
pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.
Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna(completely miscible), air dan eter bercampur
sebagian (partially miscible),sedangkan minyak dan air tidak bercampur(completely
immiscible).
b. Suhu Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika
air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga
gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya
lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada
larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan
kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier:
1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan
bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu
yang lebih tinggi.
c. TekananPerubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.
Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl
sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut
hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu
cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu
(tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan
oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum
ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.
1. Kesimpulan
· Sifat dasar larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati
adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. ·
Larutan berdasarkan daya hantarnya dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Dan larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah.Berdasarkan jenuh atau tidaknya larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu larutan
jenuh, larutan tak jenuh, dan larutan kelewat jenuh. Berdasarkan sifat kualitatif, larutan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu alrutan pekat dan larutan encer.·
2. Banyaknya zat terlarut (solute) yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu
untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility) zat itu. Kelarutan
umumnya dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut
pada temperatur yang tertentu. Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut,
maka zat itu dikatakan tak larut (insoluble). Dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.
Daftar Pustaka
· Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta.
Erlangga
DIS Yusraini, Nurhasni. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta. Fakultas Sains
Oxtobi, Gillis, Nachtrieb.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi ke Empat Jilid 1. Jakarta
; Erlangga·
Petrucci Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2.
Jakarta. Erlangg