Anda di halaman 1dari 41

Ekstraksi

SASARAN
Memahami prinsip-prinsip dasar ekstraksi
Memahami besaran-besaran dasar ekstraksi
Memahami faktor-faktor utama yang menentukan
efisiensi ekstraksi
Memahami secara kuantitatif peran berbagai kesetimbangan
kimia yang terlibat dalam ekstraksi
Mengenal beberapa kegunaan utama teknik ekstraksi
Ekstraksi Pelarut

Metoda pemisahan yang didasarkan pada fenomena distribusi/partisi


suatu analit diantara dua pelarut yang tidak saling campur.
(merupakan sistim 2 fasa atau sistim bifasa)

Fasa 1 Selain digunakan untuk pemisahan preparatif,


teknik ini juga banyak digunakan untuk keperluan
A pemisahan analitik :
menghilangkan komponen pengganggu dalam
analisis kimia
memekatkan analit (pra-konsentrasi) sebelum
analisis
A
Fasa 2 menghasilkan spesis terukur dalam suatu analisis
Hukum Distribusi

Bagi suatu zat terlarut A, terdapat kesetimbangan partisi/distribusi


antara fasa cair 1 (fasa air) dengan fasa cair 2 (fasa organik) yang tidak
saling campur.

Fasa 1
A(1) A(2)
A
A(air) A(org)

A mula-mula terdapat dalam fasa 1 (air)


A dan terekstraksi ke fasa 2 (org)
Fasa 2
Hukum Distribusi

pada keadaan kesetimbangan, maka :

[A]2 [A]org
KD =
[A]1 atau KD = [A]
air

KD : koefisien distribusi Nernst atau tetapan distribusi


[A] : konsentrasi A

Bentuk molekul (spesi) tidak mengalami perubahan


dalam kedua fasa
Hukum Distribusi

KD merupakan tetapan pada temperatur dan tekanan tertentu


hanya berlaku pada keadaan yang ideal (tak terjadi interaksi
kimia antara solut dengan pelarut)
nilai KD bergantung pada komponen yang akan dipisahkan serta
jenis fasa yang digunakan

Agar KD dapat menjadi suatu tetapan termodinamika yang sebenarnya,


maka KD dinyatakan sebagai fungsi dari aktifitas (a) dan bukan konsen
trasi.

( aA) 2 [A]2( ) A2
KD = 
( aA) 1 [A]1( )
= : koefisien aktifitas
A1
Hukum Distribusi

Untuk keperluan praktis, KD dapat juga dinyatakan sebagai fungsi massa


(m) dari solut

[A]2 ( m A) 2 V1.M ( m A) 2 V1
KD = = = M : Massa Molekul
[A]1 ( V2.M) ( m A) 1 ( m A) 1 V2

[m]2 V1 =  = perbandingan volume


=k' =faktor kapasitas
[m]1 V2

maka, KD = k’ . 
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Keadaan ideal biasanya sulit dicapai dalam suatu proses ekstraksi


Perlu besaran lain yang dapat menunjukkan distribusi solut diantara
dua fasa.
Angka Banding Distribusi, D = (CA)2 / (CA)1

Persen Ektraksi, %E = {(CA)2 / (CA)} x 100


%E . (CA) = 100 D . (CA)1

%E = 100 D . (CA)1 / {(CA)1 + (CA)2} = 100 D / {1 + (CA)2/(CA)1}

%E = 100 D / ( 1 + D ) Jika V1 = V2

(CA) : konsentrasi total A


Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Dalam pemisahan dua atau lebih komponen dengan metoda ekstraksi,


keselektifan metoda ekstraksi dapat dinyatakan dengan  yaitu :
koefisien pemisahan atau faktor selektifitas.

 = (KD)A / (KD)B = k’A / k’B


Besaran ini menunjukkan perbedaan distribusi komponen A dan B

Jika A terekstraksi secara kuantitatif sedangkan B tidak terekstraksi,


(KD)A  102 - (KD)B  10-2 -   104
Jika A terekstraksi tak kuantitatif sedangkan B tidak terekstraksi,
(KD)A  102 - (KD)B   10-2 -   104
Jika ekstraksi tidak spesifik,
(KD)A  (KD)B -   104
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Ekstraksi tunggal di mana solute terekstraksi dari f air ke forg :


Jika mula-mula terdapat C0 mol A terlarut dalam sejumlah Vair fasa air,
maka pada keadaan kesetimbangan :

[A]air = (CA)air x Vair dan [A]org = (CA)org x Vorg , atau

fraksi A dalam fasa air, p = (CA)air . Vair / {(CA)air . Vair + (CA)org . Vorg)},

fraksi A dalam fasa org, q = (CA)org . Vorg / {(CA)air . Vair + (CA)org . Vorg)}
Bila perbandingan volume (Vorg /Vair) = ,
maka
1 D
p= dan q=
1+D 1+D

%E = 100 q
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Contoh perhitungan 01 :
Tentukan konsentrasi X dalam masing-masing fasa, jika mula-mula ter-
dapat 1.00 x 10-2 M senyawa X dalam fasa air. (Vair = 100 mL, Vorg = 100 mL,
dan DX = 3.

Karena Vair = Vorg , maka  = 1


1 1 1
p=   [X]air = 0,25 x 1.00 x 10-2 M = 2,5 x 10-3 M
1+D 3  1 4
[X]org = 0,75 x 1.00 x 10-2 M = 7,5 x 10-3 M
D 3 3
q=  
1+D 1  3 4 atau tedapat 2,5 x 10-4 mol X dalam fasa air
dan 7,5 x 10-4 mol X dalam fasa organik
%E = 100 q = 75 %
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Ekstraksi berulang

Untuk memperbesar %E dapat dilakukan dengan dua cara :


Memperbesar volume fasa pengekstrak
Melakukan ekstraksi berulang
Cara yang disebutkan pertama umumnya tidak disukai

Dengan volume pelarut yang sama, ekstraksi berulang dapat meningkatkan


efisiensi ekstraksi (%E menjadi lebih besar) bila dibandingkan dengan cara
ekstraksi tunggal.
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Jika sistim ekstraksi pada contoh perhitungan 01 dilakukan dengan 2 kali


ekstraksi masing-masing dengan 50 mL Vorg ( = 0,5) maka :
X mula-mula = 100 mL x 1,00 . 10-2 mol/L = 1,00 . 10-3 mol
pada ekstraksi pertama
p = 1 / {1 + (3 x 0,5)} = 2/5, q = (3 x 0,5) / {1 + (3 x 0,5)} = 3/5
jadi tersisa 0,4 . 10 -3 mol X dalam fasa air
dan terdapat 0,6 . 10 -3 mol X dalam fasa org.
pada ekstraksi kedua
X dalam fasa air = (2/5) x 0,4 . 10 -3 mol = 0,16 . 10-3 mol
X dalam fasa org = (3/5) x 0,4 . 10 -3 mol = 0,24 . 10-3 mol
Total X dalam 100 mL fasa organik = 0,6 . 10-3 + 0,24 . 10-3 = 0,84 . 10-3 mol
%E = {(0,84 . 10-3 mol)/(1,00 . 10-3 mol)} x 100 = 84
Dengan ekstraksi tunggal hanya diperoleh %E = 75 (lihat contoh 01)
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Dengan cara yang sama, dapat ditunjukkan bahwa :

n
 V air

a air,(n) =   a 0
 Vorg . D + Vair 
aair,(n) = jumlah a yang tertinggal pada fasa air
a0 = jumlah a mula-mula
Jika dinyatakan dalam satuan konsentrasi, maka :
n
 V air

 Vorg . D + Vair  (C) 0
(C) air,(n) = 
 
Besaran-Besaran Dasar Ekstraksi

Contoh perhitungan 02 :
Dengan menggunakan soal pada contoh 01, maka untuk
2 kali ekstraksi dengan Vorg = 50 mL
 
2
100 -2
CX air =   1,00 . 10 M = 0,16 . 10-2 M
 (50 x 3) +100 
%E = {(1,00 . 10-2 – 0,16 . 10-2 ) / 1,00 . 10-2 } x 100 = 84
4 kali ekstraksi dengan Vorg = 25 mL
 
4
100 -2
CX air =   1,00 . 10 M = 0,11 . 10 M
-2

 (25 x 3) +100 

%E = {(1,00 . 10-2 – 0,11 . 10-2 ) / 1,00 . 10-2 } x 100 = 89


Ekstraksi Asam/Basa Lemah

Pada sistim ekstraksi seperti ini, berbagai jenis kesetimbangan dapat


terjadi baik di dalam fasa air maupun di dalam fasa organik.
Jika suatu asam lemah HA diekstraksi dari fasa air ke fasa organik, maka
reaksi-rekasi kesetimbangan yang terjadi dapat di gambarkan dalam bentuk
diagram kesetimbangan ekstraksi seperti berikut ini,

HA Selain reaksi ionisasi, dalam sistim


fasa organik seperti ini juga dapat terjadi reaksi
fasa air lain, seperti protonasi, polimerisasi
-
HA H+ + A dan lain-lain.

diagram kesetimbangan ekstraksi


suatu asam lemah
Ekstraksi Asam/Basa Lemah

[HA]org
Koefisien Distribusi dari HA, KD(HA) =
[HA]air

sedangkan Angka Banding Distribusi (DHA) untuk sistim ekstraksi ini :

( CHA) org [HA]org


DHA = ( DHA =[HA] + -
CHA) air air [ A ]air
+ -
[H ]air[A ]air
karena : Ka(HA) [HA]
=
air
Maka dapat dilihat bagaimana hubungan antara D dengan faktor lain
yang terlibat dalam proses ekstraksi.
Ekstraksi Asam/Basa Lemah

- Ka [HA]air
[HA]org [ A ]air =
[ H+]air
DHA =[HA]  -
air [ A ]air
[HA]org =KD(HA)[HA]air

KD(HA) [HA]air
KD(HA) DHA = [HA]air
DHA = Ka [HA]air + Ka
1+ +
+ [H ]air
[H ]air
Ekstraksi Logam

Agar dapat terekstraksi ke fasa organik, logam harus dalam bentuk


senyawa yang berkarakter hidrofob.
Senyawa seperti tersebut di atas dapat diperoleh melalui pembentuk-
an senyawa kompleks/senyawa kelat atau pasangan ion.

Pembentukan pasangan ion


umumnya hanya terdapat di dalam pelarut yang tak terdissosiasi
pereaksi pembentuk pasangan ion harus
- mempunyai bagian yang hidrofob
- merupakan molekul yang cukup besar
- mempunyai tetapan dielektrik yang sangat kecil
beberapa contoh pereaksi seperti ini
- surfaktan anionik (RSO 3- )
- surfaktan kationik ( +NR4)
Ekstraksi Logam

Pembentukan senyawa kelat netral


Berbagai macam ligan organik dapat digunakan untuk keperluan ini :

Pb/2

H H
N N N N
H
S + Pb2+ S + H+
N N N N

ditizon

contoh lain : OH
N
= hidroksi quinolin

mba
©- prod.
Ekstraksi Logam

Diagram kesetimbangan ekstraksi yang melibatkan reaksi pembentukan


senyawa kompleks dapat diillustrasikan sebagai :
[HL]org
organik KD(HL) = [HL]air
HL MLn
[ MLn ]org
KD(MLn) = [ MLn ]air
KD(HL)
KD(MLn)
Ka +
[H ]air[L ]air
-

HL L - + H+ Kf Ka(HL) = [HL]
air
Mn+ + nL- MLn
air [ MLn ]
Kf(MLn) = n+
[ M ][ L ]n
-
( CM) org
DHA = ( )
CM air
Ekstraksi Logam

Jika dianggap MLn adalah satu-satunya spesi M yang terkestrak ke fasa


organik, maka :
[MLn]org
D MLn
( )
=
[MLn]air + [ Mn+]air

dan jika sebagian besar MLn terekstraksi ke fasa organik, maka :

[MLn] + [Mn+]  [Mn+]

sehingga :
[MLn]org
D MLn =
[ Mn+]air
( )
Ekstraksi Logam

Dengan mensubstitusikan tetapan-tetapan K D(HL), KD(MLn), Ka dan Kf


ke dalam persamaan yang terakhir dapat ditunjukkan bahwa :
n
KD(MLn) . Kf . Kan [HR]org
D( MLn ) = n n
KD(HL) +
[H ]air

KD(MLn) . Kf . Kan
n = Kekstraksi = Keks
KD(HL)

[HR]norg
D( MLn ) = Keks n
+
[H ]air
Ekstraksi Logam

Bentuk logaritma dari persamaan terakhir :

log D = log Keks + n log [HR]org + n pH

D tak bergantung pada konsentrasi ion logam (selama larutan tak jenuh)
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan (%E ) dengan :
 konsentrasi pereaksi pembentuk kompleks
 pH
 Kf
 Ka (makin kuat keasamannya, semakin larut dalam air)
Ekstraksi Logam

Konsentrasi ligan dan pH merupakan faktor utama dalam


ekstraksi.
(merupakan variabel ekstraksi yang dapat dikontrol)

Variabel Keks ditentukan oleh tetapan-tetapan yang bersangkut


paut dengan berbagai jenis kesetimbangan yang terlibat dalam
ekstraksi
Jenis dan konsentrasi ligan
• ligan diharapkan memberikan tetapan kestabilan komplek yang
besar
• ligan sebaiknya bersifat asam cukup kuat (Ka >>) agar dapat terlarut
dalam bentuk ionnya
• semakin besar konsentrasi ligan semakin efisien ekstraksi
Ekstraksi Logam

Pengaruh pH
pH diusahakan cukup tinggi agar senyawa terekstraksi dapat
ter-
bentuk
jika kompleks terbentuk tidak terlalu stabil, pH sangat berperan
dan diusahakan lebih besar dari nilai pK a ligan
log D

2
n=
n=3

pH

Pengaruh pH pada ekstraksi logam


Ekstraksi Logam

Pemisahan campuran logam


100
Hg
Pb
80 Ag Zn
Ti
Cu Bi Sn Cd
60
%E

40

20

0
0 2 4 6 8 10 12
pH
Kurva ekstraksi logam-ditizonat dengan CCl4
Ekstraksi Logam

Selektifitas ekstraksi
untuk mengoptimalkan selektifas sistim ekstraksi, dapat ditambah-
kan ligan pengompleks yang bersifat hidrofil

Cu-8HQ VO2+-8HQ

VO2+ Cu-EDTA2-

tanpa EDTA dengan EDTA

Kf(Cu-8HQ) > Ff(VO2+-8HQ)


Ekstraksi Logam

Contoh prosedur ekstraksi yang terlibat dalam suatu analisis kimia.


•Penentuan logam timbal dalam darah.
• Materi organik dihilangkan terlebih dahulu
• Karena terdapat gangguan dari Hg, Ag, Cu, Bi, Sn dan Zn maka perlu
pemisahan logam-logam pengganggu
• Logam dirubah menjadi logam-ditizonat lalu diekstraksi ke CH 2Cl2
pada pH=4 (sitrat diperlukan agar besi tidak mengendap sebagai
hidroksida)
• Ekstraksi berikutnya dilakukan pada pH=8-10 untuk memishkan Pb
dari Tl
100
80 Hg Pb
Ag Zn Ti
%E

60 Cu Bi Sn Cd
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12
Contoh - Contoh

I2 dapat diekstraksi dari fasa air ke fasa CCl4 dengan nilai D = 65.7.
Jika mula-mula terdapat 100 g I2 dalam 50 mL fasa air, berapa jumlah I2
yang terekstraksi setelah dilakukan 3 kali ekstraksi dengan 10 mL CCl 4.
n
 V air

W air,(n) =   W 0 Jika pada ekstraksi ini
 Vorg . D + Vair  juga terdapat I- yang ter-
3
larut dalam fasa air, tulis-
 50  kan diagram kesetimbang
W air,(n)  (10 x 65, 7) +50 
= x 100 gram
an ekstraksi serta ungkap
 
an nilai D-nya.
Jumlah I2 terekstraksi = (100 – Wair) gram I2 + I - I 3-
Contoh - Contoh

Jika 20 mL 0,1 M asam butanoat diekstraksi kedalam 10 mL eter, ternya


ta tersisa 0,5 mmol asam tersebut dalam fasa air (melalui titrasi fasa air).
Tentukan D dan %E.

HA mula-mula = 20 mL x 0,1 M = 2 mmol


[HA]eter = (2,0 – 0,5) mmol/10 mL = 0,15 M
[HA]air = 0,5 mmol/20 mL = 0,025 M
D = 0,15 / 0,025 = 6
%E = ( 1,5 / 2 ) x 100 = 75 %, atau
100.D 100 x 6
%E= = =75%
D + Vair Vorg 6,0 x 20
10

mba
©- prod.
Ekstraksi Countercurrent

Teknik ekstraksi yang melibatkan ekstraksi sekuensial agar memberikan


untuk memperoleh pemishan kuantitatif dari berbagai komponen secara
simultan.
Teknik ini merupakan titik awal dan dasar pengembangan teknik kroma-
tografi.

ekstraksi 1
Ekstrak dari tabung 1 dipindahkan
1 2 3 4 5 ke tabung 2, sedang tabung 1 diisi
dengan pelarut baru, dst-nya
ekstraksi 2

mba
©- prod.
Ekstraksi Countercurrent

Jika sejumlah equimolar A dan B diekstraksi dengan cara ekstraksi


tunggal ternyata A terekstraksi sebanyak 3% sedang B sebayak 97%.
Bila dilakukan dengan cara ekstraksi countercurrent, maka :

97 B 2,91 B 94,09B
3A 2,91 A 0,09 A
pemindahan 1 dst
3B 0,09 B 2,91 B
97 A 94,09A 2,91 A

total A 100 97 3
total B 100 3 97
B dengan nilai D >>, bergerak lebih cepat
mengikuti
perpindahan forg dibanding A mba
©- prod.
Ekstraksi Countercurrent

jumlah masing-masing komponen dalam setiap tabung setelah lima


kali pemindahan dapat digambarkan sebagai berikut :
12.500 25.000 12.500
DA = 1, DB = 3, 4.688 28.125 42.188

A0 = 100, B0 = 100 12.500 25.000 12.500


1.562 9.375 14.062
Tabung : 1 2 3 4 5
[A]org 50.000 6.250 18.750 18.750 6.250
[B]org 75.000 1.170 10.550 31.640 31.640
[A]air 25.000 6.250 18.750 18.750 6.250
[B]air 25.000 0.390 3.520 10.550 10.550

25.000 25.000 3.125 12.500 18.750 12.500 3.125


18.750 56.250 0.290 3.520 15.825 31.640 23.730

25.000 25.000 3.125 12.500 18.750 12.500 3.125


6.250 18.750 0.100 1.170 5.275 10.550 7.91

mba
©- prod.
Ekstraksi Countercurrent

Jumlah masing-masing komponen dalam fasa organik setelah lima kali


pemindahan dapat digambarkan sebagai berikut :
35
30
25
20
15
10
5
0
[B]org
1 2 [A]org
3 4 5

1 2 3 4 5

[A]org 3.125 12.5 18.75 12.5 3.125


[B]org 0.29 3.52 15.825 31.64 23.73

mba
©- prod.
Ekstraksi Countercurrent

Jika jumlah tabung (jumlah pemindahan) diperbesar maka :

n=6 n = 25 n = 100

Semakin banyak jumlah tabung, komponen semakin terpisah


Puncak semakin melebar dan memendek

mba
©- prod.
Ekstraksi Countercurrent

Peralatan ekstraksi countercurrent

mba
©- prod.
Ekstraksi kontinu

Dalam beberapa hal, ekstraksi harus dilakukan berkali-kali agar di-


peroleh efisiensi pemisahan yang memadai.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengguna
kan cara ekstraksi kontinu.
Dengan konstruksi peralatan yang sesuai, efisiensi ekstraksi dapat diper
baiki dengan tetap menggunakan volume pelarut/pengekstrak minimum

keunggulan cara ini :


jumlah pelarut yang digunakan tidak banyak
nilai %E tinggi
mudah diautomatisasi
Setup peralatan :
Bergantung pada densitas relatif dari cairan atau padatan yang akan
diekstraksi

mba
©- prod.
Ekstraksi kontinu

Digunakan jika
densitas pelarut (pengekstrak)
lebih besar

mba
©- prod.
Ekstraksi kontinu

Digunakan jika
densitas pelarut (pengekstrak)
lebih kecil

mba
©- prod.
Ekstraksi kontinu

Dengan cara ini, dapat pula dilakukan ekstraksi dari suatu padatan

beberapa contoh
peralatan ekstraksi
kontinu

mba
©- prod.

Materi kuliah ini dibuat dan
diperuntukkan bagi mahasiswa
Jurusan Kimia – ITB.
Penggunaan materi ini untuk
keperluan lainnya harus seizin
Jurusan Kimia – ITB.

mba
©- prod.

Anda mungkin juga menyukai