Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA1

PERCOBAAN 8

KINETIKA REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT


Dosen Pengampu Matakuliah:
Nazriati,Dra.,M.Si.,Dr
Ida Bagus Suryadharma,Drs., M.S

OLEH

KELOMPOK :1

1. Alif Alfarisyi Syah (180332616508) ♠♠♠


2. Much Sayfullah Alwy (180332616564)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

APRIL 2020
A. Judul Percobaan
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida adalah reaksi orde dua
2. Mahasiswa dapat menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut.

C. Dasar Teori

Rekasi saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa
kuat. Reaksi ini biasanya diguanakan dalam pembentukan sabun sehingga reaksi ini
disebut juga dengan reaksi penyabunan. Salah satu reaksi saponifikasi yaitu reaksi antara
etil asetat dengan basa kuat berupa NaOH yang memiliki persamaan reaksi:

CH3COOC2H5 (aq) + OH- (aq) → CH3COO- (aq) + C2H5OH (aq) (1)

Meskipun reaksi (1) bukan reaksi sederhana, namun reaksi ini merupakan reaksi
orde dua dengan hukum laju reaksinya sebagai berikut :

−d [ ester ]
=k 1 [ Ester ][ OH − ]
dt (2)
atau,
dX
=k 1 (a−x )( b−x )
dt (3)
dengan:
a = Konsentrasi awal ester (mol/L)
b = Konsentrasi awal ion OH- (mol/L)
x = Jumlah mol/L ester atau basa yang telah bereaksi
k1 = Tetapan laju reaksi
Persamaan (3) dapat diintregasikan dengan memperhatikan berbagai keadaan :
 Bila a = b
Bila persamaan (3) diintregasikan akan memberikan :

ln b( a−x )
=k 1 (a−b)t
a(b−x ) (4)

Yang dapat dituliskan menjadi :

t b (a−x )
k 1= ln
t (a−b) a (b−x ) (4a)
Atau
ln(a−x ) a
=k 1 (a−b)t+ ln
(b−x ) b (4b)

Menurut persamaan (4b) apabila ln(a-x)/(b-x) dialurkan terhadap t akan diperoleh garis
lurus dengan arah lereng k1(a-b), sehingga penentuan dari arah lereng ini memungkinkan
perhitungan dari tetapan laju reaksi k1.
 Bila a = b

Bila konsentrasi dari kedua pereaksi sama, maka persamaan (3) dapat dituliskan sebagai:

dx
=k 1 (a−x )2
dt
Yang dapat diintregasikan menjadi :
1 1
k 1 t= −
(a−x) a

persamaan terakhir ini mengungkapkan bahwa aluran 1/(a-x) terhadap t merupakan garis
lurus dengan arah lereng sama dengan k1.
D. Alat dan Bahan
Alat:
1. Kaca arloji
2. Labu ukur
3. Erlenmeyer
4. Buret
5. Statif dan klem
6. Corong
7. Beaker glass
8. Stopwatch
9. Pipet gondok dan pipet tetes
10. Botol semprot
11. Termometer

Bahan:

1. Etil asetat
2. Naoh
3. HCl
4. Indikator PP(fenolftalein)
5. Aquades
E. Prosedur Percobaan

Langkah Kerja Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi


Etil Asetat
- Disediakan 50 ml etil asetat 0,02 N
- Di sediakan 50 ml NaOH 0,02 N
- Dimasukkan masing-masing dalam
erlenmeyer
- Diukur suhu awal masing-masing
larutan
- Dipipet 2 ml HCl 0,02 Ndalam
masing-masing Erlenmeyer sebanyak
7 buah
- Dicampurkan larutan etil asetat
dengan NaOH
- Dikocok dan dijalankan stopwatch
- Dipipet 10 ml setelah 3 menit dan
dimasukkan dalam larutan HCl
- Diaduk dan dititrasi dengan NaOH
0,02 N
- Diulang langkah diatas pada menit ke-
8, 15, 25, 40, dan 65
- Dilakukan titrasi
- Dicata hasil percobaan
Hasil

F. Data Pengamatan

Waktu ( menit ) VNaOH yang diperlukan (ml)

3 17,2
8 17,7
15 19,5
25 18,1
40 18,8
65 18,9
VNaOH = 50 mL
VCH3COOC2H5 = 50 mL
Tcampuran = 45oC
G. Analisis Data dan Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa reaksipenyabunan etil asetat
pleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua dan menentukan konstanta kecepatan reaksi
pada reaksi tersebut.
. Langkah awal percobaan yaitu menyiapkan masing-masing 50 mL larutan etil
asetat dan 50 mL larutan NaOH. Sebelum kedua larutan dicampurkan, kedua larutan
dimasukkan ke dalam termostat terlebih dahulu agar memiliki suhu yang sama sehingga
laju reaksi yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang besar. Setelah suhu kedua
larutan sama yaitu sebesar 45 C barulah kedua larutan dicampurkan ,dikocok dan
dijalankan stopwatch. Disiapkan 20 mL larutan HCl 0,02 N dalam 7 buah erlenmeyer.
Dipipet campuran sebanyak 10 ml menggunakan pipet ukur pada menit ke-3, lalu segera
dimasukkan ke dalam larutan HCl yang telah disiapkan ke dalam erlenmeyer tadi.
Kemudian ditirasi dengan larutan NaOH 0,02 N. Diulangi pengambilan 10 mL sampel
pada menit ke-8, 15, 25, 40, dan 65 sehingga diperoleh data seperti pada tabel
pengamatan di atas.
Reaksi saponifikasi etil asetat oleh ion hidroksida adalah sebagai berikut :

CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH (aq)


Mula-mula : a - -
Bereaksi : x x x x
Sisa : - (a-x) x x

Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, untuk menentukan kelebihan basa OH -


ditentukan dengan mereaksikan dengan HCl sehingga reaksinya menjadi.

HCl(aq) + OH-(aq)  Cl-(aq) + H2O(aq)


Mula-mula : a a - -
Bereaksi : x x x x
Sisa : (a-x) - x x

Kelebihan HCl dapat ditentukan melalui titrasi dengan NaOH.

mmol NaOH sisa = mmol HCl yang bereaksi


mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir/sisa

a) Pada saat t = 3 menit


mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir/sisa
mmol NaOH sisa = (0,02 N x 20,00 mL) – (0,02 N x 17,0 mL)
= 0,4 mmol - 0,34 mmol
= 0,06 mmol

[ NaOH ] = 0,06 mmol =0,0006 M ≈ 0,0006 N


100 mL

b) Pada saat t = 8 menit


mmol NaOH sisa = (0,02 N x 20 mL) – (0,02 N x 17,2 mL)
= 0,4 mmol- 0,344 mmol
= 0,056 mmol

[ NaOH ] = 0,056 mmol =0,00056 M ≈ 0,00056 N


100mL

c) Pada saat t = 15 menit


mmol NaOH sisa = (0,02 N x 20 mL) – (0,02 N x 17,3 mL)
= 0,4 mmol- 0,346 mmol
= 0,054 mmol
0,054 mmol
[ NaOH ] = =0,00054 M ≈ 0,00054 N
100 mL

d) Pada saat t = 25 menit


mmol NaOH sisa = (0,02 N x 20 mL) – (0,02 N x 17,9 mL)
= 0,4 mmol- 0,358 mmol
= 0,042 mmol
0,042 mmol
[ NaOH ] = =0,00042 M ≈ 0,00042 N
100 mL

e) Pada saat t = 40 menit


mmol NaOH sisa = (0,02 N x 20 mL) – (0,02 N x 18,2 mL)
= 0,4 mmol- 0,364 mmol
= 0,036 mmol
0, 036 mmol
[ NaOH ] = =0,00036 M ≈ 0,00036 N
100 mL

f) Pada saat t = 65 menit


mmol NaOH sisa = (0,02 N x 20 mL) – (0,02 N x 18,6 mL)
= 0,4 mmol- 0,372 mmol
=0,028 mmol

[ NaOH ] = 0, 028 mmol =0,00028 M ≈ 0,00028 N


100 mL

Konsentrasi awal (a) NaOH = etil asetat = 0,02 M ≈ 0,02 N.

Penentuan orde reaksi dengan metode integrasi persamaan laju berorde dua adalah sebagai
berikut.
d [ etil asetat ]
r =- =k [ etil asetat ] [ OH - ]
dt
[etil asetat]=[OH-]= (a-x), sehingga

dx
- =k ( a-x )2
dt
Setelah diintegrasikan menjadi.
1 1
=kt +
( a-x ) a
1
Di mana sumbu y adalah , sumbu x adalah t, slope adalah k dan 1/a adalah intersep
( a-x )
sehingga didapat data sebagai berikut.

t (s) (a-x) (M) a (M) 1 1


( M -1 ) ( M -1 )
(a-x) a

180 0,0006 0,02 1.666,66 50

480 0,00056 0,02 1.785,71 50

900 0,00054 0,02 1.851,85 50

1500 0,00042 0,02 2.380,95 50

2400 0,00036 0,02 2.777,77 50

3900 0,00028 0,02 3.571,42 50

Dari data yang diperoleh, dibuat grafik berdasarkan peningkatan volume NaOH yang
digunakan untuk titrasi. Sehingga data yang digunakan yaitu semua volume NaOH yang
dibutuhkan pada menit ke- 3, 8, 15, 25, 40, dan 65.
Hal tersebut dikarenakan data hasil titrasi yang diperoleh sesuai dengan dasar
teori yang telah ada. Yaitu, volume NaOH yang diperlukan semakin banyak seiring
semakin lama rentang waktu hasil campuran reaksi hingga proses titrasi.
Gambar grafik dari reaksi saponifikasi etil asetat oleh ion OH-
Grafik fungsi 1/(a-x) terhadap t
4000
3500
f(x) = 0.53 x + 1518.62
3000 R² = 0.99
2500
2000
1/(a-x)

1500
1000
500
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
t (s)

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh regresi sebesar 0,9896. Dari grafik tersebut
menunjukkan saponifikasi etil asetat oleh ion hidroksida ialah reaksi orde dua. Nilai k
(tetepan laju reaksi) dapat dihitung dari nilai slope.
"slope(b)= k =0,5259"

Volume NaOH yang diperoleh pada rentan waktu tertentu naik seperti yang
ditunjukkan pada grafik. Semakin lama pengocokan semakin banyak pula volume NaOH
yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan NaOH dalam campuran etil asetat dan NaOH yang
semakin berkurang. Sehingga NaOH sisa yang bereaksi dengan HCl semakin sedikit, itu
artinya bahwa HCl semakin banyak. Maka dari itu untuk menetralkan HCL, diperlukan
NaOH yang semakin lama semakin banyak.
Pada penentuan orde reaksi penyabunan etil asetat, digunakan kurva untuk
membuktikan orde reaksi yang terjadi. Kurva yang digunakan pada penentuan orde reaksi
adalah kurva yang menunjukkan garis linier.
H. Kesimpulan
Berat molekul urea yang di dapat dari hasil percobaan sebesar 38,268 g/mol dengan
persentase kesalahan sebesar 36,22%
I. Tugas
1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat
ini adalah reaksi orde dua?
Bukti bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde
kedua yaitu hasil perhitungan dari grafik diperoleh nilai regresi 0,9896 ≈ 1. Berdasarkan
grafik fungsi 1/(a-x) terhadap t menunjukkan grafik yang lurus sebagai berikut:

Grafik fungsi 1/(a-x) terhadap t


4000
3500
f(x) = 0.53 x + 1518.62
3000 R² = 0.99
2500
2000
1/(a-x)

1500
1000
500
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
t (s)

2. Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi?


Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Nilai orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif,
pecahan atau nol.
Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam
sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan reaksi selalu
berupa bilangan bulat positif.
2.a) Apakah yang mempengaruhi kecepatan reaksi? Jelaskan :
a. Luas permukaan
Luas permukaan menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Semakin kecil
luas permukaan bidang, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi pun semakin kecil.

b. Suhu
Apabila Suhu dinaikkan maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar dan sebaliknya.
c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
d. Molaritas atau konsentrasi
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat
pelarut.Semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi
berlangsung.
2.b)Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi?

Konstanta kecepatan reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi


dengan konsentrasi reaktan.Nilai kakan semakin besar jika reaksi berlangsung
cepat,

Daftar Pustaka

Petunjuk Praktikum Kimia Fisika 1. 2020. Kimia Fisika. Malang

Tony Bird.1987. Penuntun Praktikum untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia

Daniels et al.1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York:Mc Graw Hill.

Shoemaker et al. Experimental Physical Chemistry 3rd Ed. New York:Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai