Anda di halaman 1dari 52

12.

Sifat Fisik Larutan


Kimia Dasar IIA
Dr. Rukman Hertadi
Tujuan kuliah

Mempelajari bagaimana
penambahan zat terlarut
mempengaruhi sifat-sifat dari
campuran.

2/52
Materi yang dipelajari:
1. Proses pelarutan.

2. Kelarutan.

3. Satuan konsentrasi.

4. Sifat koligatif larutan

3/52
1. Proses pelarutan

4/52
Bagaimana larutan terbentuk?
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari pelarut (komponen yang lebih banyak)
dan zat terlarut (komponen yang lebih sedikit).

Ada dua driving force pada pembentukan larutan:

1. Tendensi ke arah peningkatan ketidakteraturan (kenaikan entropi)

2. Tendensi ke arah energi yang lebih rendah (penurunan entalpi).

5/52
Tendensi ke arah kenaikan ketidakteraturan
- Dua gas berbeda yang terpisah oleh sekat
akan bercampur secara spontan (bercampur
tanpa usaha dari luar) ketika sekat pemisah
ditiadakan.

- Pencampuran gas ini terjadi akibat adanya


gaya dorong ke arah kenaikan
ketidakteraturan.

6/52
Tendensi ke arah energi yang lebih rendah
Aseton larut baik dalam air.

Ikatan hidrogen antara aseton-air lebih kuat dibanding interaksi dipol-dipol sesama aseton,
sehingga pencampuran aseton-air akan menurunkan energi potensial disamping juga
meningkatkan ketidakteraturan.

7/52
Cairan yang tidak saling larut
Contoh: Benzen tidak larut dalam air.

Ikatan hidrogen sesama molekul air lebih kuat dibanding interaksi dipol-dipol terinduksi
antara molekul air dan benzen. Oleh karena itu, molekul air lebih cenderung tetap berinteraksi
dengan sesama molekul air sehingga pelarutan tidak terjadi.

8/52
Latihan
Wax adalah padatan dari campuran hidrokarbon berantai panjang. Diantara pelarut berikut
yang paling baik dalam melarutkan Wax adalah ...

A. H−O−H

B. CH3 −O−H

C. CF3 −O−H

D. H−O−CH2 −CH2 −O−H

E. CH3 −CH2 −CH2 −CH2 −CH2 −CH2 −CH2 −CH3


Submit Show Hint Show Answer Clear

9/52
Latihan
Diantara molekul di bawah ini yang paling larut dalam metanol CH3 OH adalah ...

A. N(CH3 )3

B. CH3 NH2

C. CH3 COCH3

D. CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3

E. HOCH2 CH2 OH
Submit Show Hint Show Answer Clear

10/52
Soal diskusi
Perhatikan tabel kelarutan alkohol berikut:

ALKOHOL KELARUTAN DALAM AIR (MOL KELARUTAN DALAM HEKSAN (MOL


ALKOHOL/100 G AIR) ALKOHOL/100 G HEKSAN)

CH OH
3
larut 0,12

CH CH OH
3 2
larut larut

CH CH CH OH
3 2 2
larut larut

CH CH CH CH OH
3 2 2 2
0.11 larut

CH CH CH CH CH OH
3 2 2 2 2
0.03 larut

Perhatikan tren kelarutan alkohol di atas. Semakin panjang ekor hidrokarbon dari alkohol
semakin tinggi kelarutannya dalam heksan tetapi semakin rendah kelarutannya dalam air.

Diskusikan tren tersebut berdasarkan interaksi antarmolekul yang terjadi.

11/52
Campuran padatan dan cairan
Padatan garam distabilkan oleh ikatan ion

Garam terlarut dalam air karena gaya tarik


antara molekul air dan ion garam (interaksi
ion-dipol) secara kolektif dapat melampaui
kestabilan ikatan ion pada garam.

12/52
Energetika pembentukan larutan
Entalpi Molar Larutan (ΔHsolution ) adalah jumlah kalor yang terlibat dalam pembuatan
larutan dari satu mol zat terlarut pada tekanan tetap.

Tahap proses pelarutan:


1. Tahap pemisahan (Tahap endoterm):

Pemutusan interaksi antarmolekul pelarut untuk menyediakan ruang bagi partikel zat
terlarut diantara partikel pelarut. Energi yang diperlukan: ΔHsolvent

Pemutusan interaksi antarmolekul zat terlarut untuk menyediakan ruang bagi partikel
pelarut diantara partikel zat terlarut. Energi yang diperlukan: ΔHsolute

2. Tahap pencampuran (Tahap eksoterm): gaya tarik menarik antarmolekul pelarut dan
zat terlarut akan disertai pelepasan energi sebesar ΔHmix

ΔHsolution = ΔHsolute + ΔHsolvent + ΔHmix

13/52
Arti nilai entalpi molar larutan
ΔHsolution = ΔHsolute + ΔHsolvent + ΔHmix

- ΔHsolution = 0 (larutan ideal), maka jumlah perubahan entalpi tahap endoterm sama
dengan eksoterm. Pada kondisi ini, driving force pembentukan larutan adalah kenaikan
ketidakteraturan.

- ΔHsolution < 0 , maka jumlah perubahan entalpi tahap endoterm lebih kecil dibanding tahap
eksoterm. Pada kondisi ini, kedua tipe driving force mendukung pembentukan larutan, yaitu
tendensi ke arah energi yang lebih rendah dan ke arah kenaikan ketidakteraturan.

- ΔHsolution > 0 , maka jumlah perubahan entalpi tahap endoterm lebih besar dibanding
tahap eksoterm. Selama nilai ΔHsolution tidak terlalu besar, tendensi ke arah kenaikan
ketidakteraturan dapat mendorong pembentukan larutan.

14/52
Energetika pelarutan zat cair

Tahap proses pelarutan:


1. Tahap pemisahan: molekul pelarut dan zat terlarut dipisahkan menjadi gas. Energi yang
diperlukan pada tahap ini: ΔHvap
solute solvent
+ ΔHvap

2. Tahap pencampuran. Gaya tarik antarmolekul zat terlarut dan pelarut menurunkan
energi potensial sistem. Energi yang dilepaskan pada tahap ini: ΔHmix

solute solvent
ΔHsolution = ΔHvap + ΔHvap + ΔHmix

15/52
Soal diskusi
Berdasarkan kekuatan relatif interaksi antarmolekul perkirakan tanda dari ΔHsolution untuk
sistem larutan berikut:

(A) aseton - air

(B) etanol - air

(C) benzene - heksan

Manakah yang mendekati kriteria larutan ideal?

16/52
Energetika pelarutan zat padat
Pelarutan diasumsikan berlangsung dalam 2
tahap:

1. Tahap pemisahan ion-ion pada padatan


KI.

+ −
KI(s) ⟶ K (g) + I (g) ΔHsolute = −ΔHlattice

2. Tahap pencampuran.

+ − + −

Perhitungan ΔHsoln :
K (g) + I (g) ⟶ K (aq) + I (aq)

ΔHmix = ΔHhidration

ΔHsoln = −ΔHlattice + ΔHhidration

= −(−632 kJ/mol) + (−619 kJ/mol)

= +13 kJ/mol

17/52
Energi kisi, hidrasi dan entalpi molar larutan

18/52
Contoh perhitungan
Ketika 2,5 g padatan NaOH ditambahkan pada 100 g air dalam kalorimeter, temperatur
campuran naik sebesar 6,50o C. Tentukan ΔHsoln untuk NaOH. Diasumsikan kalor jenis
campuran adalah 4,184 J g-1 K-1

1 mol NaOH
n NaOH = 2.5 g NaOH × = 0.0625 mol NaOH
40.0 g NaOH

−1 −1 1 kJ
(102.5 g)(4.184 Jg K )(6.5 K)( )
1000 J
ΔHsoln =
0.0625 mol NaOH

= −44.6 kJ/mol NaOH

19/52
Latihan
Ion manakah yang memiliki entalpi hidrasi paling eksoterm?

A. Al
3 +

B. Ga
3 +

C. Ca
2 +

D. Li
+

E. Na
+

Submit Show Hint Show Answer Clear

20/52
Latihan
Kalium perklorat (KClO4 ) memiliki energi kisi sebesar -599 kJ/mol dan kalor hidrasi sebesar
-548 kJ/mol. Tentukan kalor molar larutan untuk kalium perklorat dan tentukan perubahan
temperatur yang terjadi ketika 10.0 g kalium perklorat dilarutkan dalam air hingga volume akhir
100 mL. (Diasumsikan kapasitas panas larutan adalah 4.05 J/g.C dan kerapatan larutan adalah
1.05 g/mL)

21/52
Energetika pelarutan gas

(a) Gas dilarutkan dalam pelarut organik: (b) Gas dilarutkan dalam air:

Umumnya pelarutan berlangsung endoterm, Umumnya pelarutan berlangsung eksoterm,


ΔHsolvasi > 0 ΔHsolvasi < 0

22/52
2. Kelarutan

23/52
Kelarutan
Kelarutan adalah massa zat terlarut yang
membentuk larutan jenuh dengan massa
pelarut tertentu pada temperatur tertentu.

massa zat terlarut (g)


Kelarutan =
100 g pelarut

Bila pada larutan jenuh ditambahkan zat


terlarut, maka tambahan zat terlarut tersebut
akan berada pada fasa yang berbeda

24/52
Efek temperatur pada kelarutan
Berdasarkan gambar di samping, kelarutan
garam dipengaruhi oleh temperatur dengan
tingkat pengaruh yang berbeda.

Kebergantungan kelarutan garam terhadap


temperatur ditentukan oleh nilai ΔHsolution .

Berdasarkan gra k di samping, tentukan


garam mana saja yang memiliki
ΔHsolution > 0, ΔHsolution < 0 , dan
ΔHsolution ≈ 0 ?

25/52
Latihan
Campuran garam yang terdiri dari 300 gram
NH NO
4 3
dan 200 gram NaI dilarutkan
dalam 100 gram air pada 60o C. Tentukan
jumlah NH NO
4 3
dan NaI yang mengendap
ketika larutan didinginkan hingga 10o C.

26/52
Efek temperatur pada kelarutan gas
Umumnya kelarutan gas menurun dengan naiknya temperatur.

27/52
Studi kasus
PLTA dibangun di atas sungai agar dapat memanfaatkan air sungai sebagai pendingin. Setelah
terjadi proses pertukaran panas dalam PLTA, air sungai menjadi lebih panas. Diskusikan boleh
tidaknya air panas yang keluar dari PLTA dibuang langsung ke sungai. Apa efeknya terhadap
kehidupan biota sungai?

28/52
Hukum Henry

Hukum Henry atau hukum tekanan-kelarutan menyatakan bahwa konsentrasi gas dalam
cairan pada temperatur tertentu berbanding lurus dengan tekanan parsial gas di atas
larutan.

Cgas = kH P gas

Cgas = konsentrasi gas, P gas = tekanan parsial gas, dan kH = tetapan hukum Henry (unik untuk
setiap gas)

29/52
Hukum Henry
Catatan: Hukum Henry hanya berlaku pada
kondisi konsentrasi gas rendah dan
tekanan rendah, serta tidak ada reaksi
antara gas dan pelarut.

Pada temperatur tetap, berlaku:

C1 C2
=
P1 P2

30/52
Contoh aplikasi Hukum Henry
Tekanan parsial CO
2
dalam suatu botol minuman bersoda diketahui sebesar 5 atm. (A)
Tentukan konsentrasi CO
2
terlarut dalam minuman bersoda. Diketahui tetapan hukum Henry
untuk CO
2
dalam air adalah 3.12 x 10-2 mol L-1 atm-1 . (B) Tentukan konsentrasi CO
2
dalam
minuman bersoda setelah botol dibuka dan dibiarkan setimbang pada 25o C. Tekanan parsial
CO
2
di udara terbuka adalah 4.0 x 10-4 atm.

(A) (B)

CCO = kCO × P CO P 2 C1
2 2 2
C2 =
−2
P1
= (3.12 × 10 mol/L.atm) × (5.0 atm)
−4
(0.156 mol/L)(4.0 × 10 atm)
= 0.156 mol/L =
5.0 atm

−4
= 1.2 × 10 mol/L

31/52
Kelarutan gas polar dan nonpolar
Molekul gas yang mengandung ikatan polar memiliki kelarutan lebih tinggi dibanding
molekul yang tidak mengandung ikatan polar, seperti molekul oksigen dan nitrogen.

CO , SO , NH ≫ O , N , Ar
2 2 3 2 2

Pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air juga meningkatkan kelarutan gas.

Beberapa gas kelarutannya meningkat karena bereaksi dengan molekul air, contoh:

+
CO (aq) + H O −
⇀− H CO (aq) −
⇀ −
↽ ↽− H (aq) + HCO (aq)
2 2 2 3 3

+
SO (aq) + H O −

↽− H SO (aq) −

↽− H (aq) + HSO (aq)
2 2 2 3 3


NH (aq) + H O −
⇀ +
↽− NH (aq) + OH (aq)
3 2 4

32/52
3. Satuan konsentrasi

33/52
Satuan Konsentrasi
Satuan yang digunakan bergantung pada situasi.

Untuk perhitungan stoikiometri digunakan molaritas (M = mol/L)

Masalah: M bergantung pada temperatur, karena volume larutan bergantung pada


temperatur.

Bila memerlukan satuan konsentrasi yang tidak bergantung temperatur harus digunakan
satuan lain, seperti persen massa, molalitas, dan fraksi mol

massa solut
persen massa = × 100%
massa larutan

mol solut
molalitas (m) =
kg pelarut

nA
f raksi mol A (x A ) =
nt

34/52
Contoh:
Hitung molaritas dan molalitas dari larutan HBr 40% (w/w) bila massa jenis larutan ini adalah
1.38 g/mL.

Solusi:

Di asumsikan massa larutan 100 g, maka dalam larutan HBr 40%(w/w) ada 40 gram HBr dan
60 gram air.

1 mol HBr
n HBr = 40 40 g HBr × = 0.949 mol HBr
80.91 g HBr

n HBr 0.949 mol HBr


m HBr = = = 8.24 m
m pelarut (kg) 0.060 kg air

1 mL
Vlarutan = 100 g larutan × = 72.46 mL
1.38 g

n HBr 0.949 mol HBr


MHBr = = = 6.28 M
Vlarutan (L) 0.07246 L

35/52
4. Sifat koligatif

36/52
Sifat koligatif
Sifat koligatif merupakan sifat sik larutan

Sifat koligatif hanya bergantung pada populasi partikel dalam campuran dan tidak
bergantung pada identitas kimianya.

Ada 4 sifat koligatif yang dipelajari:

1. Penurunan tekanan uap

2. Penurunan titik beku

3. Kenaikan titik didih


4. Tekanan osmosis

37/52
Hukum Raoult
Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan
uap suatu larutan, Plarutan adalah produk
hasil kali fraksi mol pelarut, Xpelarut , dan
tekanan uap pelarut murni, P∘pelarut .


P larutan = Xpelarut × P pelarut

38/52
Contoh perhitungan
Tekanan uap 2-metilheksana adalah 37.986 torr pada 15o C. Tentukan tekanan uap campuran
78.0 g 2-metilheksana dan 15 g naftalen (zat terlarut yang hampir tidak menguap pada 15o C?

Solution:

1 mol 2-metilheksana
n 2-metilheksana = 78.0 g 2-metilheksana × = 0.778 mol
100.2 g 2-metilheksana

1 mol naftalen
n naftalen = 15.0 g naftalen × = 0.117 mol
128.17 g naftalen

n 2-metilheksana 0.778 mol


X2-metilheksana = = = 0.869
n 2-metilheksana + n naftalen 0.778 mol + 0.117 mol

P 2-metilheksana = X2-metilheksana × P = 0.869 × 37.986 torr = 33.02 torr

39/52
Efek zat terlarut pada tekanan uap
Secara kuantitatif besarnya efek zat terlarut
tidak menguap terhadap tekanan uap pelarut
dapat diperoleh melalui penataan ulang
Hukum Raoult.

Xpelarut = 1 − Xzat terlarut


P larutan = Xpelarut P pelarut


= (1 − Xzat terlarut )P pelarut

Kehadiran zat terlarut tidak menguap


∘ ∘
= P pelarut − Xzat terlarut P pelarut

menyebabkan penurunan konsentrasi P



pelarut
− P larutan = ΔP = Xzat

terlarut P pelarut

pelarut yang dapat menguap

Reformulasi hukum Raoult di atas


menerangkan hubungan kuantitatif antara
penurunan tekanan uap (ΔP) dan fraksi
mol zat terlarut.

40/52
Larutan dua komponen yang dapat menguap
Misalkan larutan terdiri dari dua komponen A
dan B yang dapat menguap, maka tekanan
uap totalnya menjadi:

P total = P A + P B

∘ ∘
= XA P A + XB P B

41/52
Penyimpangan hukum Raoult

42/52
Latihan
Sebuah larutan mengandung 50 g heptana (C7 H 16 ) dan 50 g oktana (C8 H 18 ) pada 25o C.
Tekanan uap heptana murni pada 25o C adalah 45.8 torr, sedangkan tekanan uap oktana murni
pada temperatur yang sama adalah 10.9 torr. Diasumsikan larutan bersifat ideal.

(A) Tentukan tekanan uap setiap komponen.

(B) Tentukan tekanan total uap di atas larutan.

(C) Tentukan komposisi uap dalam persen massa.

(D) Mengapa ada perbedaan komposisi uap dan komposisi larutan?

43/52
Efek zat terlarut pada titik beku dan titik didih
Efek zat terlarut yang tidak menguap pada
penurunan tekanan uap pelarut berimplikasi
juga pada perubahan titik beku dan
titik didih pelarut.

Seperti yang nampak pada diagram fasa di


samping, penambahan zat terlarut
menyebabkan penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih.

Besarnya penurunan titik beku dan kenaikan


titik didih bergantung pada konsentrasi dari
zat terlarut yang dinyatakan dalam
molalitas.

ΔTf = K f × m

ΔTb = K b × m

44/52
Tabel K f dan K b

45/52
Antifreeze frog
Katak kayu ( ) mampu hidup dicuaca yang sangat
dingin dengan cara yang luar biasa. Dalam keadaan beku
sebagian, katak kayu tidak memiliki denyut jantung, tidak ada
sirkulasi darah, tidak bernafas, dan tidak ada aktivitas otak.
Namun, dalam 1-2 jam, semua fungsi organ vital tersebut
berfungsi kembali. Bagaimana katak kayu ini bisa bertahan
hidup? Pertanyaan:

Hampir semua hewan berdarah dingin tidak mampu Katak kayu dapat bertahan
bertahan ditemperatur dingin, karena air dalam selnya hidup pada temperatur
membeku. Ketika air membeku akan mengembang dan rendah hingga -8.0o C.
merusak sel. Untuk kasus katak kayu, pada masa hibernasi Tentukan molalitas glukosa (
selama musim dingin, tubuhnya menghasilkan glukosa dalam C H O ) yang diperlukan
6 12 6

jumlah besar yang disekresikan ke aliran darah dan mengisi agar air tidak membeku
interior sel. Hal ini dapat menjaga uiditas cairan sel selama pada -8.0o C.
masa hibernasi. Jadi konsentrasi tinggi glukosa dalam sel
berperan sebagai zat antibeku.

46/52
Tekanan osmosis
Osmosis adalah aliran pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.

Tekanan osmotik (Π ) bergantung pada


molaritas zat terlarut.

Π = MRT

Π = tekanan osmosis (atm)

M = konsentrasi larutan (molar)

−1 −1
R = tetapan gas ideal = 0.082 L. atm. mol .K

T = temperatur (K)

47/52
Contoh aplikasi tekanan osmotik
Tekanan osmotik suatu larutan yang mengandung 5.87 mg protein yang tidak diketahui yang
dilarutkan dalam 10 mL air pada 25o C adalah 2.45 torr. Tentukan massa molar protein
tersebut.

Solusi:

1 atm
2.45 torr ×
760 torr
−4
M = = 1.318 × 10 M
L. atm
0.082 (298 K )
mol. K

−4
1.318 × 10 mol 1 L
−6
n protein = × 10 mL × = 1.318 × 10 mol
L 1000 mL

−3
massa protein 5.87 × 10 g
3
massa molar = = = 4.45 × 10 g/mol
−6
mol protein 1.318 × 10 mol

48/52
Sifat koligatif elektrolit kuat
Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda Sifat koligatif larutan elektrolit:
dengan larutan nonelektrolit. Perbedaan
utamanya pada konsentrasi zat terlarut.
ΔTf = K f × m × i

Larutan elektrolit seperti larutan NaCl ΔTb = K b × m × i

memiliki sifat koligatif hampir dua kali larutan Π = M × R × T × i

nonelektrolit, karena NaCl terdisosiasi


menjadi ion-ionnya.
Tabel faktor van't Ho
Perbandingan mol partikel dalam larutan
terhadap mol satuan rumusnya disebut
faktor van't Ho (i)

mol partikel dalam larutan


i =
mol satuan rumus

49/52
Efek disosiasi pada faktor van't Hoff
Derajat disosiasi (α) adalah fraksi zat terlarut yang terdisosiasi menjadi n ion.
Hubungan antara derajat disosiasi (α) zat terlarut dan faktor van't Ho (i) diberikan oleh
persamaan:

i = 1 + α(n − 1)

Contoh: KCl
+ −


↽− K + I

Menghasilkan n = 2 ion sehingga i = 1 + α

Disosiasi menyebabkan faktor van't Ho i > 1

50/52
Efek asosiasi pada faktor van't Hoff
Derajat asosiasi (β) adalah fraksi dimana sebanyak n zat terlarut bergabung membentuk n-
mer (dimer, trimer, dst).

Contoh asosiasi antar asam benzoat:

Hubungan derajat asosiasi dan faktor van't Ho diberikan dengan persamaan:

1
i = 1 − (1 − )β
n

Asosiasi menyebabkan faktor van't Ho i < 1

51/52
Latihan sifat koligatif larutan
1. Uap di atas campuran pentana dan heksana pada temperatur ruang mengandung 35.5%
(w/w) pentana. Tentukan komposisi persen massa dari larutan ini. Diketahui tekanan uap
pentana dan heksana pada temperatur ruang, masing-masing adalah 425 torr dan 151 torr.

2. Sebanyak 1.10 g sampel diketahui hanya mengandung glukosa (C6 H 12 O 6 ) dan sukrosa (
C
12
H
22
O
11
). Ketika sampel ini dilarutkan dalam air hingga volume akhir 25 mL, ternyata
larutan ini menghasilkan tekanan osmotik sebesar 3.78 atm pada 298 K. Tentukan komposisi
persen massa glukosa dan sukrosa dalam sampel.

3. Logam, M, dengan nomor massa 96 bereaksi dengan uor menghasilkan garam dengan
rumus MFx . Untuk menentukan nilai x, dilakukan pengukuran kenaikan titik didih dari
larutan yang dibuat dengan mencampurkan 9.18 g sampel dan 100 g air. Larutan ini
mendidih pada 374.38 K. Tentukan rumus dari garam dengan asumsi garam terurai
sempurna dalam air.

52/52

Anda mungkin juga menyukai