1. pH larutan untuk reaksi ion Fe(II) dengan phenantrolin berlangsung pada pH
sekitar 3,5 karena merupakan pH yang optimum untuk berlangsungnya reaksi pembentukan kompleks Fe(phen)32+.
2. Gambar struktur molekul dari phenantrolin:
Struktur molekul kompleks besi (II) phenantrolin
3. Penambahan Larutan natrium asetat berfungsi dalam penyiapan larutan Fe(II)-
phenantrolin adalah sebagai larutan buffer untuk mempertahankan pH sekitar 3,5 agar reaksi dapat terjadi optimum. Fungsi hidroksilamin klorida ialah sebagai pereduksi untuk memastikan ion besi berada pada keadaan tingkat oksidasi +2. 4. Gambar sketsa serapan Fe(II)-phenantrolin terhadap panjang gelombang pengukuran
5. Adapun cara menentukan panjang gelombang maksimum untuk sebuah
larutan berwarna dengan metoda spektrofotometri yakni Panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang memberikan nilai absorbans terbesar sehingg dapat dilihat dari spektrum masing-masing larutan tersebut yang menghasilkan puncak spektrum serapan maksimum. 6. Prosedur percobaan penentuan kadar Fe(II) dalam garam mohr dengan cara titrasi menggunakan larutan KMnO4 0,05M dalam suasana asam. Standarisasi KMnO4 1. Memipet 10 ml larutan asam oksalat 0,1M masukkan ke dalam labu erlenmeyer. 2. Tambahkan 10 ml Larutan H2SO4 2 M aduk dengan rata kemudian panaskan sampai 70oC - 80oC menggunakan penangas air. 3. Masukkan Larutan KMnO4 kedalam buret dan bungkus dengan alumunium foil atau Koran. 4. Dalam keadaan panas, titrasi larutan dalam erlenmeyer dengan KMnO4 secara perlahan-lahan sampai diperoleh warna merah rose yang stabil. Penentuan Kadar Fe(II) dalam garam mohr 1. Ambil 15 ml larutan Fe(II) masukkan larutan tersebut kedalam labu erlenmeyer. 2. Tambahkan dengan 10 ml Larutan H2SO4 kedalam labu erlenmeyer tadi. 3. Titrasi dengan Larutan KMnO4 sampai warnanya pink muda