Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

ELEKTROMETRI
IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN
TITRASI POTENSIOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : TRI PEBRIANTI


NIM : 08031281924048
ASISTEN : JENIVA RINDI ANINDIA
JURUSAN : KIMIA
HARI/TANGGAL : RABU/ 10 MARET 2021

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM ELEKTROMETRI
IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN TITRASI
POTENSIOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Tri Pebrianti


NIM : 08031281924048
ASISTEN : Jeniva Rindi Anindia
JURUSAN : Kimia
HARI/TANGGAL : Rabu/3 Maret 2021

ASISTEN PRAKTIKAN

Jeniva Rindi Anindia Tri Pebrianti


NIM : 08031281823053 NIM : 08031281924048

KOORDINATOR ASISTEN

Devi Indah Chairani


NIM : 08031181823103
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTROMETRI
I. Nomor Percobaan : 1 (Satu)
II. Nama Percobaan : Identifikasi Asam Lemah Dengan Titrasi Potensiometri
III. Tujuan Percobaan :
3.1 Mengidentifikasi Sampel Asam Lemah Dengan Menentukan Massa
Molekul Relatif Dari Senyawa Asam Lemah.
IV. Dasar Teori
Potensiometri adalah suatu teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai
fungsi dari potensial dalam suatu sel elektrokimia. Metode ini sangat berguna
untuk menentukan titik ekuivalen suatu titrasi secara instrumen sebagai pengganti
indikator visual. Ketelitian titrasi potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan
titrasi visual yang menggunakan indikator. Titrasi potensiometri dapat
diaplikasikan pada titrasi-titrasi redoks, kompleksometri, asam basa, dan
pengendapan. Alat-alat yang diperlukan dalam titrasi potensiometri adalah
elektrode pembanding, elektrode indikator dan alat pengukur potensial.
Pengukuran potensial dapat dilakukan secara langsung dengan alat potensiometer
atau tidak langsung melalui pengukuran pH dengan alat pH meter. Pada
penggunaan alat ukur potensiometer, pembacaan potensial dilakukan pada setiap
periode penambahan titran. Penambahan titran dihentikan bila nilai potensial
terukur relatif tidak berubah pada penambahan volume titran, setelah terjadi
lompatan potensial yang tajam (Permanasari, 2001).
Titik setara atau titik ekuivalen dapat ditentukan dengan membuat kurva
hubungan antara potensial (volt) terhadap mL titran. Volume di mana terjadi
lompatan tajam dari potensial dinyatakan sebagai volume titik setara. Titrasi dapat
dihentikan bila penambahan titran tidak lagi menyebabkan perubahan potensial
atau pH dari larutan yang dititrasi. Tetapi ini bukan merupakan titik akhir titrasi
atau titik ekuivalen, seperti yang kita yakini pada titrasi dengan cara konvensional
(titik akhir titrasi/titik ekuivalen terjadi saat terjadi perubahan warna indikator).
Titik ekuivalen dalam titrasi potensiometri terjadi saat terjadi lonjakan potensial
atau pH terhadap penambahan titran. Titik ekuivalen titrasi sangat sulit ditentukan
berdasarkan data pengamatan pH atau potensial saja. Titik ekuivalen titrasi dapat
dengan mudah ditentukan melalui pembuatan kurva titrasi. Kurva titrasi dapat
dibuat dengan dua cara, yaitu melalui kurva potensial vs mL titran atau pH vs mL
titran. Kurva pH terhadap mL titran hampir mirip bentuknya dengan kurva E vs
mL titran (Permanasari, 2005).
Menurut definisi Arrhenius, suatu asam adalah senyawa yang bila dilarutkan
dalam udara akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H) di atas nilai dalam
udara murni. Suatu basa meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH). Asam
dikatakan kuat atau lemah, tergantung apakah ionisasinya total atau parsial dalam
larutan. Pada asam lemah, perpindahan ion hidrogen ke udara tidak berlangsung
sampai selesai. Dengan demikian, asam lemah seperti asam asetat juga merupakan
elektrolit lemah, kemampuan larutannya untuk menghantarkan listrik tidak sebaik
asam kuat dengan konsentrasi yang sama karena ion-ion yang dikandungnya lebih
sedikit. Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil dari asam kuat.
Ka adalah tetapan ionisasi asam di udara yang penting dan digunakan sebagai
pengukuran kekuata asam. Besaran yang berguna pk asarm adalah ukuran
kuantilatif kekuaun asam dalam pelarut tertentu (dalam hal ini, air). Jika
konsentrasi ion hidronium relatif besar dibandingkan Ka, nisbah akan besar, dan
(Hln] relatif besar dibandingkan (In-). Warna larutan akan sama dengan warna
bentuk asam indikatornya karena hampir semua indikator molekul herbentuk
asam.. Seiring dengan semakin menurunnya konsentrasi ion hidronium, semakin
banyak pula indikator molekul asam yang akan terionisasi ke bentuk basa (Oxtoby
dkk, 2001).
V. Alat dan Bahan
5.1. Alat
a. Labu takar 250 ml
b. Pipa seukuran 25 dan 50 ml
c. Buret 25 ml atau 10 ml
d. Peralatan gelas umum
e. PH meter
f. Elektroda gelas elektroda pembanding
g. Pengaduk magnetik
h. Batang magnet
5.2. Bahan
a. Larutan Baku NaOH 0,1 M
b. Larutan Buffer baku pH 4, pH 7 dan pH 10
c. Senyawa asam lemah monoprotik ( CH2COOH )
VI. Prosedur Percobaan

25 mL asam asetat 25 ml asam asetat murni

- Dimasukkan masing-masing
sampel ke dalam gelas piala 150
mL
- Diletakkan masing-masing gelas
piala di atas pengaduk magnetik
- Dicelupkan elektroda gabungan ke
dalam larutan
- Diaduk dan diukur pH awal
- Ditambahkan 1 mL larutan NaOH
1 M dan diaduk sampai homogen
- Diulangi pengukuran pH setiap
penambahan 1 mL larutan NaOH
- Dihentikan pengukuran apabila pH
sudah mencapai ±12

Kurva hubungan antara volume titran dengan ph larutan


VII. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan prinsip terbentuknya potensial pada elektroda gelas.
Jawab:
Selaput tipis dari gelembung basa yang terdapat pada elektroda gelas
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya kecil dan aktif. Ion
natrium yang mampu bergerak menembus lapisan hidrat berfungsi
sebagai ion menghitung, ion hidrogen dari larutan ini akan berdifusi ke
dalam membran dan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan
membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion yang lain dan
mengakibatkan konsentrasi ion akan meningkat pada membran.
2. Gambarkan kurva titrasi antara pH terhadap volume titran.
Jawab:
VIII. Data Hasil Pengamatan
8.1 Asam Asetat Murni
Penambahan NaOH 1 M (mL) pH
0 1,7
1 2,65
2 3,24
3 4,68
4 5,6
5 10,74 ( Titik Ekivalen)
6 10,86 ( Titik Akhir )

8.2 Asam Asetat Pasaran


Penambahan NaOH 1 M (mL) pH
0 1,82
1 2,16
2 2,49
4 2,82
6 3,03
8 3,2
10 3,31
14 3,48
18 3,75
20 3,99
22 4,15
24 4,20
26 4,44
28 10,01 ( Titik Ekivalen)
29 10,03 ( Titik Akhir)
IX. Reaksi Dan Perhitungan
9.1 Reaksi
CH3COOH(aq) + NaOH CH3COONa(aq) + H2O
9.2 Perhitungan
9.2.1 Asam Cuka Pasaran
VNaOH x NNaOH
NCH3 COOH = VCH3COOH
29 �� × 0.1 �
= 25 ��

= 0.116 N
Mmol CH3COOH = NCH3COOH ×VCH3COOH
= 0.116 N × 25 mL
= 2.9 mmol
���3 ����
BM = ������3 ����
300 ��
= 2.9 ����

= 103.44 gr/mol
BM teori = BM praktek
60 gr/mol = 103.44 gr/mol ≈ 1 = 1.724

9.2.2 Asam Cuka Murni


VNaOH x NNaOH
NCH3 COOH = VCH3COOH
6 �� × 0.1 �
= 25 ��

= 0.024 N
Mmol CH3COOH = NCH3COOH ×VCH3COOH
= 0.24 N × 25 mL
= 0.6 mmol
���3 ����
BM = ������3 ����
300 ��
= 0.6 ����

= 500 gr/mol
BM teori = BM praktek
60 gr/mol = 500 gr/mol ≈ 1 = 8.33
LAMPIRAN GRAFIK
X. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mnegetahui konsentrasi asam asetat murni
dan asam asetat pasaran. Konsentrasi asam asetat dapat diketahui dengn metode
titrs potensiometri dan menggunakan Natrium hidroksida sebagai titran dan asam
asetat murni dan pasaran sebagai titrat. Semakin banyak volume Natrium
hidroksida yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi asam asetatnya. Titrasi
potensiometri didasarkan pada pengukuran beda potensial atau listrik suatu sel
kimia. Sel kimia yang berlaku adalah sel galvani karena terjadi perubahan energi
kimia menjadi energi listrik seperti pada pH meter. Asam lemah bila dilarutkan
dalam air tidak terionisasi sempurna dan ditandai dengan nilai Ka yang kecil.
Untuk mengamati adanya perubahan pH larutan, digunakan pH meter. Sebelum
titrasi maka perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk memaksimalkan kerja
pH meter dan meminimalisir kesalahan pada saat pengukuran. Kalibrasi dilakukan
dengan menggunakan larutan buffer dengan pH 4 atau suasana asam terlebih
dahulu selanjutnya dilakukan pada pH 10 pada suasana basa.
Kelebihan menggunakan titrasi potensiometri diantaranya pada penentuan
titik ekivalen tidak digunakan indikator melainkan didasarkan pada kenaikan pH.
Kekurangan dari penggunaan pH meter yaitu membutuhkan waktu yang lama dan
harus dilakukan dengan ketelitian yang tinggi. Dalam pH meter terdapat elektroda
kombinasi berupa elektroda pembanding dan elektroda indikator. Elektroda
pembanding dikenal dengan elektroda yang potensialnya sudah diketahui.
Elektroda pembanding bersifat konstan tidak dipengaruhi oleh analit dan harga
setengah selnya sudah diketahui. Sedangkan elektroda indikator atau membran
selektif ion hidronium potensial selnya dipengaruhi oleh analit dan beda
potensialnya belum diketahui. Titik ekivalen ditandai dengan lonjakan pH yang
signifikan dan hal ini menandakan bahwa larutan sudah tepat bereaksi. Titik akhir
ditandai dengan kenaikan pH yang tidak lagi signifikan.
Percobaan dilakukan dengan mengukur ph awal asam asetat murni dan
pasaran untuk mendapatkan pH awal sebelum ditambahkan titran. Kemudian
dilakukan pengukuran pH dengan penambahan titran sebesar satu mL dan
dilakukan pengadukan dengan magnetik stirer untuk menghomogenkan larutan.
Lalu dilakukan pengukuran pH sampai didapatkan titik ekivalen. Berdasarkan
data yang diperoleh, asam asetat pasaran lebih asam karena konsentrasinya lebih
pekat. Hal ini diketahui dari Natrium Hidroksida yang digunakan pada titrasi
asam asetat pasaran lebih banyak daripada titrasi asam asetat murni. Hal tersebut
kemungkinan terjadi karena asam asetat pasaran tidak diencerkan terlebih dahulu
sehingga lebih pekat daripada asam asetat murni. Asam asetat murni mencapai
titik ekivalen pada penambahan Natrium Hidroksida lima mL dan titik akhirnya
pada enam mL, sedangkan asam asetat pasaran mencapai titik ekivalen pada
penambahan Natrium Hidroksida duapuluh delapan mL dan titik akhirnya pada
duapuluh sembilan mL. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi asam asetat
pasaran lebih tinggi daripada asam asetat murni.
XI. Kesimpulan
1. Titrasi potensiometri memiliki hasil yang lebih teliti daripada titrasi
volumetri karna dapat menentukan titik ekivalen.
2. Asam asetat pasaran lebih asam daripada asam asetat murni karena
natrium hidroksida yang digunakan pada titrasi asam asetat pasaran lebih
banyak daripada titrasi asam asetat murni.
3. Titik ekivalen ditunjukkan oleh adanya kenaikan pH yang signifikan,
sedangkan titik akhir ditandai dengan kenaikan pH yang tidak lagi
signifikan.
4. Titik ekivalen Asam asetat pada penambahan NaOH lima mL sedangkan
titik ekivalen asam asetat pasaran pada penambahan NaOH duapuluh
delapan mL.
5. Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan kuantitatif karena
berdasarkan perhitungan dan kenaikan pH.
Daftar Pustaka
Permanasari, A. 2005. Modul 1 Titrasi Potensiometri. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Oxtoby, D.W., Gills, H.P. dan Nachtrieb, N.H. 2001. Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai