ELEKTROMETRI
IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN
TITRASI POTENSIOMETRI
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
ASISTEN PRAKTIKAN
KOORDINATOR ASISTEN
- Dimasukkan masing-masing
sampel ke dalam gelas piala 150
mL
- Diletakkan masing-masing gelas
piala di atas pengaduk magnetik
- Dicelupkan elektroda gabungan ke
dalam larutan
- Diaduk dan diukur pH awal
- Ditambahkan 1 mL larutan NaOH
1 M dan diaduk sampai homogen
- Diulangi pengukuran pH setiap
penambahan 1 mL larutan NaOH
- Dihentikan pengukuran apabila pH
sudah mencapai ±12
= 0.116 N
Mmol CH3COOH = NCH3COOH ×VCH3COOH
= 0.116 N × 25 mL
= 2.9 mmol
���3 ����
BM = ������3 ����
300 ��
= 2.9 ����
= 103.44 gr/mol
BM teori = BM praktek
60 gr/mol = 103.44 gr/mol ≈ 1 = 1.724
= 0.024 N
Mmol CH3COOH = NCH3COOH ×VCH3COOH
= 0.24 N × 25 mL
= 0.6 mmol
���3 ����
BM = ������3 ����
300 ��
= 0.6 ����
= 500 gr/mol
BM teori = BM praktek
60 gr/mol = 500 gr/mol ≈ 1 = 8.33
LAMPIRAN GRAFIK
X. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mnegetahui konsentrasi asam asetat murni
dan asam asetat pasaran. Konsentrasi asam asetat dapat diketahui dengn metode
titrs potensiometri dan menggunakan Natrium hidroksida sebagai titran dan asam
asetat murni dan pasaran sebagai titrat. Semakin banyak volume Natrium
hidroksida yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi asam asetatnya. Titrasi
potensiometri didasarkan pada pengukuran beda potensial atau listrik suatu sel
kimia. Sel kimia yang berlaku adalah sel galvani karena terjadi perubahan energi
kimia menjadi energi listrik seperti pada pH meter. Asam lemah bila dilarutkan
dalam air tidak terionisasi sempurna dan ditandai dengan nilai Ka yang kecil.
Untuk mengamati adanya perubahan pH larutan, digunakan pH meter. Sebelum
titrasi maka perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk memaksimalkan kerja
pH meter dan meminimalisir kesalahan pada saat pengukuran. Kalibrasi dilakukan
dengan menggunakan larutan buffer dengan pH 4 atau suasana asam terlebih
dahulu selanjutnya dilakukan pada pH 10 pada suasana basa.
Kelebihan menggunakan titrasi potensiometri diantaranya pada penentuan
titik ekivalen tidak digunakan indikator melainkan didasarkan pada kenaikan pH.
Kekurangan dari penggunaan pH meter yaitu membutuhkan waktu yang lama dan
harus dilakukan dengan ketelitian yang tinggi. Dalam pH meter terdapat elektroda
kombinasi berupa elektroda pembanding dan elektroda indikator. Elektroda
pembanding dikenal dengan elektroda yang potensialnya sudah diketahui.
Elektroda pembanding bersifat konstan tidak dipengaruhi oleh analit dan harga
setengah selnya sudah diketahui. Sedangkan elektroda indikator atau membran
selektif ion hidronium potensial selnya dipengaruhi oleh analit dan beda
potensialnya belum diketahui. Titik ekivalen ditandai dengan lonjakan pH yang
signifikan dan hal ini menandakan bahwa larutan sudah tepat bereaksi. Titik akhir
ditandai dengan kenaikan pH yang tidak lagi signifikan.
Percobaan dilakukan dengan mengukur ph awal asam asetat murni dan
pasaran untuk mendapatkan pH awal sebelum ditambahkan titran. Kemudian
dilakukan pengukuran pH dengan penambahan titran sebesar satu mL dan
dilakukan pengadukan dengan magnetik stirer untuk menghomogenkan larutan.
Lalu dilakukan pengukuran pH sampai didapatkan titik ekivalen. Berdasarkan
data yang diperoleh, asam asetat pasaran lebih asam karena konsentrasinya lebih
pekat. Hal ini diketahui dari Natrium Hidroksida yang digunakan pada titrasi
asam asetat pasaran lebih banyak daripada titrasi asam asetat murni. Hal tersebut
kemungkinan terjadi karena asam asetat pasaran tidak diencerkan terlebih dahulu
sehingga lebih pekat daripada asam asetat murni. Asam asetat murni mencapai
titik ekivalen pada penambahan Natrium Hidroksida lima mL dan titik akhirnya
pada enam mL, sedangkan asam asetat pasaran mencapai titik ekivalen pada
penambahan Natrium Hidroksida duapuluh delapan mL dan titik akhirnya pada
duapuluh sembilan mL. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi asam asetat
pasaran lebih tinggi daripada asam asetat murni.
XI. Kesimpulan
1. Titrasi potensiometri memiliki hasil yang lebih teliti daripada titrasi
volumetri karna dapat menentukan titik ekivalen.
2. Asam asetat pasaran lebih asam daripada asam asetat murni karena
natrium hidroksida yang digunakan pada titrasi asam asetat pasaran lebih
banyak daripada titrasi asam asetat murni.
3. Titik ekivalen ditunjukkan oleh adanya kenaikan pH yang signifikan,
sedangkan titik akhir ditandai dengan kenaikan pH yang tidak lagi
signifikan.
4. Titik ekivalen Asam asetat pada penambahan NaOH lima mL sedangkan
titik ekivalen asam asetat pasaran pada penambahan NaOH duapuluh
delapan mL.
5. Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan kuantitatif karena
berdasarkan perhitungan dan kenaikan pH.
Daftar Pustaka
Permanasari, A. 2005. Modul 1 Titrasi Potensiometri. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Oxtoby, D.W., Gills, H.P. dan Nachtrieb, N.H. 2001. Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Jakarta: Erlangga.