Anda di halaman 1dari 16

Laporan Sementara

Laboratorium Kimia Fisika

PENGARUH SUHU DAN KONSETRASI TERHADAP KECEPATAN


REAKSI
Disusun oleh:

Kelompok D-2

Eti Purwati 2104010301061


Syawla Geubrina Machmud 2104010301041
Hanifah Rosyidah 2104103010082
Dylla Usnita 2104010301091

LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Reaksi kimia
ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Pada umumnya, reaksi-reaksi yang terjadi
pada senyawa anorganik biasanya berlangsung secara cepat sehingga sulit dipelajari
mekanisme reaksi yang terjadi. Sedangkan reaksi-reaksi pada senyawa organik berlangsung
lambat. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Berlangsungnya
reaksi kimia mengakibatkan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi berubah. Pada saat reaksi
baru dimulai, laju reaksi berlangsung dengan cepat karena konsentrasi pereaksi masih
banyak. Semakin lama reaksi, laju reaksi semakin lambat seiring dengan berkurangnya
konsentrasi pereaksi. Sementara itu hasil reaksi semakin bertambah (Haryono., 2019).
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk
dalan suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
kondentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fasa gas, satuan tekanan
atmosfer, milimeter merkuri, atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi. Laju
reaksi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi pereaksi, namun tidak dari persamaan reaksi
keseluruhan. Suatu persamaaan yang memberikan hubungan antara laju reaksi dan
konsentrasi pereaksi disebut persamaan laju atau hukum laju. Tetapan kestabilan k dirujuk
sebagai tetapan laju untuk suatu reaksi tertentu. Karena konsentrasi pereaksi berkurang
dengan berlangsungnya reaksi, laju makin berkurang. Tetapi tetapan laju k tetap tak berubah
sepanjang perjalanan reaksi. Jadi, laju reaksi memberikan suatu ukuran yang memudahkan
bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi, makin
kecil harga k itu (Yuda dkk., 2018).
Temperature sangat berpengaruh pada kecepatan reaksi. Peningkatan suhu
berpengarus pada energi kinetik sehingga volume produk yang dihasilkan semakin
meningkat seiring dengan tingginya temperature karena adanya penurunan viskositas saat
suhu dinaikan. Temperature yang tinggi dapat mempengaruhi gerak molekul menjadi lebih
cepat sehingga akan terjadi gesekan antara partikel satu dengan lainnya yang menyebabkan
reaksi yang terjadi semakin besar. Peningkatan suhu juga berpengaruh dalam meningkatkan
jumlah tumbukan efektif (Nugroho dkk., 2019 ).
BAB II
DATA DAN PENGAMATAN
Tabel 2.1 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Konsentrasi 1/waktu
Log [Na2S2O3] Waktu (s) Log 1/waktu
Na2S2O3 (M) (s-1)
0,015 -1,8239 190,6 0,0052 -2,2801

0,029 -1,5376 117,3 0,0085 -2,0692

0,033 -1,4814 84,2 0,0118 -1,9253

0,061 -1,2146 57,1 0,0175 -1,7566

0,087 -1,0604 42,9 0,0233 -1,6324

Tabel 2.2 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi 0.025 M Na2S2O3

Suhu Suhu (K) 1/ waktu


1/suhu (K) Waktu (s) ln 1/waktu
(ºC)

44 317 0,0031 177,1 0,0056 -5,1767

54 327 0,0030 165,83 0,0060 -5,1109

64 337 0,0029 156,57 0,0063 -5,0535

74 347 0,0028 140,87 0,0070 -4,9478

80 353 0,0028 134,68 0,0074 -4,9029


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengolahan Data
Tabel 3.1 Hasil pengolahan data perhitungan orde reaksi dari konsentrasi reaksi.
Konstanta laju Reaksi Orde Reaksi
(L/mol s) Na2S2O3.5H2O HCl Total

3,8717 0,6176 1 31,6176

Tabel 3.2. Hasil perhitungan energi aktivasi (Ea) dan nilai faktor frekuensi
Energi Aktivasi (Kj/mol) 0,000001663 kJ /mol

Faktor Frekuensi (s-1) 9,781273906

3.2 Pembahasan
Kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia dapat berbeda-beda, dimana terdapat reaksi
yang berjalan secara lambat dan terdapat pula reaksi yang berjalan secara cepat. Reaksi yang
menghasilkan produk dalam jumlah kecil dikategorikan sebagai reaksi yang lambat,
sedangkan reaksi yang menghasikan produk dalam jumlah besar dikategorikan sebagai reaksi
yang cepat. Pada umumnya reaksi yang terjadi pada senyawa-senyawa anorganik
berlangsung cepat dan reaksi pada senyawa-senyawa organik berlangsung lambat Perbedaan
kecepatan reaksi ini disebut dengan laju reaksi. Laju reaksi ialah besarnya perubahan
konsentrasi reaksi persatuan waktu, atau dapat dikatakan laju reaksi ialah proses
berkurangnya reaktan (pereaksi) dan bertambahnya produk (hasil reaksi). Pembahasan
mengenai mekanisme reaksi disebut dengan kinetika kimia (Sina dkk., 2020).
3.2.1 Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Pada percobaan ini bahan yang digunakan yaitu larutan Na 2S2O3 dan HCL. Adapun
variasi konsetrasi dari larutan Na2S2O3 adalah 0,015; 0,029; 0,033; 0,061 dan 0,087 M.
Sedangkan konsentrasi larutan HCL yaitu 1 M. Pada pengaruh konsentrasi, yang akan
diamati adalah waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk dapat bereaksi pada konsentrasi
tertentu. Hubungan pengaruh konsentrasi dengan 1/waktu (1/t) terhadap laju reaksi dapat
dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

0.025

0.02
1/Waktu (s-1)

0.015

0.01

0.005

0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Konsentrasi Na2S2O3 (M)
Gambar 3.1 Hubungan antara Konsentrasi Na2S2O3 terhadap Laju Reaksi

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi Na 2S2O3 0,015 M ;
0,029 M ; 0,033 M ; 0,061 M dan 0,087 M dapat diperoleh laju reaksi yaitu 0,0052 s-1; 0,008
s-1; 0,0118 s-1; 0,0175 s-1; dan 0,0233 s-1.Untuk meningkatkan kecepatan reaksi, diperlukan
kolaborasi antara faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi kimia seperti suhu reaksi dan
konsentrasi katalisator. Suhu reaksi akan mempengaruhi reaksi yang akan terjadi, yang mana
jika mengacu pada persamaan arhenius, besarnya peningkatan laju reaksi akan berbanding
secara eksponesial satu per satuan suhu reaksi. Konsentrasi katalisator yang diberikan pada
sistem reaksi pada jumlah tertentu, akan memaksimalkan interaksi antara reaktan-sisi aktif
katalisator, sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat serta hasil yang dihasilkan akan lebih
maksimal (Nuryoto dkk., 2021), dapat menghitung besarnya konstanta laju reaksi (k) untuk
setiap orde reaksi. Jika orde reaksi bernilai nol maka laju reaksi tidak dipengaruhi oleh
besarnya konsentrasi, sedangkan jika orde reaksi satu maka laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi didalam reaksi. Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi yang
secara teoritis dalam beberapa bilangan pecahan atau nol (Erawati dan Kesi, 2020).
.
log [Na2S2O3]
0
-1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1
f(x) = 0.617636884559713 x + 0.587883810683094 -0.1

log 1/Waktu
R² = 0.99317082131969
-0.2

-0.3

-0.4

-0.5

-0.6

Gambar 3.2 Hubungan antara log [Na2S2O3] terhadap log 1/Waktu

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat grafik hubungan antara log [Na 2S2O3] terhadap
log 1/Waktu dan didapatkan persamaan linernya y= 0,6176x + 0,5879 dengan R² = 0,9932
Menurut persamaan Arrhenius [7], dimana slope = − E R , E adalah energi aktivasi dan R
adalah konstanta dengan nilai alam menentukan orde reaksi satu dapat dilakukan dengan
membuat grafik hubungan antara –ln (CA/CAo) versust, sehingga didapatkan grafik berupa
garis lurus dengan slope yaitu nilai dari tetapan laju reaksi. Dengan mengikuti persamaan y =
k t, nilai R2 tertinggi sebesar 0,9932pada temperatur 80oC untuk penentuan orde reaksi satu
(Mariam dkk., 2022).

3.2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


Semakin besar temperatur maka nilai dari konstanta reaksi semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa temperatur yang disertai kenaikan konsatanta laju reaksi menyebabkan
reaksi berjalan lebih cepat karena energi kinetik pada partikel semakin besar, sehingga
memungkinkan terjadinya tumbukan untuk bereaksi (Hariyanto, 2020) . Na2S2O3.5H2O yang
direaksikan dengan HCl digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu pada suatu
reaksi.Adapun variasi suhu yang digunakan pada percobaan ini yaitu 44 oC; 54o C; 64o C;
74oC; dan 80oC. Pemanasan pada suhu tinggi menggunakan bantuan yang dipanaskan diatas
hot plate. Untuk hubungan antara suhu dan laju reaksi dapat diamati pada Gambar 3.3.
345
340 f(x) = 1742.77458475187 x + 303.031073096892
335 R² = 0.981081021767766
330
325
Suhu

320
315
310
305
300
295
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
1/Waktu

Gambar 3.3 Hubungan antara Suhu dan Laju Reaksi

Berdasarkan gambar 3.3 menunjukkan hubungan antara suhu dengan laju reaksi, yang
mana suhu berbanding lurus terhadap laju rekasinya. Semakin tinggi suhu suatu larutan, maka
laju reaksinyapun akan semakin cepat. Dari percobaan ini didapatkan laju reaksi pada suhu
berturut-turut 317 K; 327 K; 337 K; 347 K dan 353 K yaitu sebesar 0,0052 s-1; 0,0085 s-1;
0,0118 s-1; 0,0175 s-1 dan 0,0233 s-1. Nilai laju reaksi terkecil yaitu pada suhu 317 K
sedangkan nilai laju reaksi terbesar didapatkan pada suhu 353 K. Pada Gambar 3.3 ini
diketahui bahwa nilai konstanta seiring meningkatnya suhu dengan konsentrasi reaktan yang
sama. Hal ini menunjukkan bahwa nilai konstanta (k) meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu. Pada penelitian ini didapat nilai konstanta laju reaksi tertinggi pada suhu
353oC. Hal ini membuktikan bahwa meningkatnya suhu dapat meningkatkan laju reaksi,
karena suhu dapat meningkatkan tumbukan antar molekul. Pada kinetika reaksi, terdapat
hukum Arrhenius yang menyatakan bahwa, meningkatnya suhu dapat mempengaruhi laju
(Purba dan Citra, 2021).

3.2.3 Energi Aktivasi


Energi aktivasi (E) adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh suatu reaktan
untuk dapat bereaksi. Nilai dari energi aktivasi didapat Jurnal Rekayasa Proses, dari
eksperimen yang dilakukan pada suhu yang berbeda dan dapat ditunjukkan dengan
persamaan: ln k = ln A – E/R (1/T). Dari Persamaan (3) dapat diuraikan bahwa dengan
membuat grafik hubungan ln k terhadap 1/T, maka nilai -E/R (Nugroho, 2019), dapat dilihat
pada Gambar 3.4
0.00325
0.0032
f(x) = − 0.000201501491375723 x + 0.00217255534637874
R² = 0.986778751469123 0.00315
0.0031

1/Suhu
0.00305
0.003
0.00295
0.0029
0.00285
0.0028
0.00275
-5.4 -5.2 -5 -4.8 -4.6 -4.4 -4.2 -4 -3.8 -3.6
ln 1/Waktu

Gambar 3.4 Hubungan antara 1/Suhu dengan ln 1/Waktu pada konsentrasi


0,025 M Na2S2O3
Berdasarkan Gambar 3.4 diperoleh hubungan antara 1/T terhadap ln 1/suhu dengan
persamaan linearnya y= -0,0002x + 0,0022dan R 2 = 0,9868. K, sehingga energi aktivasi (E)
diperoleh 0,000001663 kJ /mol sedangkan untuk intersept = ln k0, dimana k0 adalah
frekuensi tumbukan sehingga frekuensi tumbukan (k0) diperoleh sebesar sehingga mengikuti
persamaan Arrhenius (Hariyanto, 2020). Nilai frekuensi pada tumbukan yang terjadi adalah
-1
sebesar 9,781273906 s . Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan
energi pengaktifan reaksi (Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi
memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea yang lebih rendah
dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa katalis. Semakin rendah nilai Ea maka lebih
banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan Ea yang
rendah ini. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan efektif akan bertambah, sehingga laju
reaksi juga akan meningkat (Lisma, 2018).
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Konsentrasi larutan berbanding lurus dengan laju reaksi. Pada variasi konsentrasi
Na2S2O3 0,015; 0,029; 0,033; 0,061 dan 0,087 M, didapat laju reaksi senilai berturut-turut
yaitu 0.0616; 0.1096; 0.1179; dan 0.1293 s-1. Kenaikan konsentrasi larutan akan
mempercepat terjadinya reaksi. Adapun variasi suhu yang digunakan pada percobaan ini
yaitu 44oC; 54o C; 64o C; 74oC; dan 80oC
2. Suhu larutan berbanding lurus dengan laju reaksi. Pada variasi suhu HCl 317; 327; 337;
0,347 dan 353K, didapat laju reaksi senilai berturut-turut 0,0056; 0,0060; 0,0063; 0.0070
dan 0,0074 s-1. Kenaikan suhu larutan akan mempercepat terjadinya reaksi dan terjadinya
tumbukkan antar molekul.
3. Pada orde reaksi total dari reaksi ini bernilai 31,6176 dengan konstanta laju reaksi senilai
3,8717 L/mol. Dapat dilihat grafik hubungan antara log [Na2S2O3] terhadap log 1/Waktu
dan didapatkan persamaan linernya y= 0,6176x + 0,5879 dengan R² = 0,9932. Dengan
mengikuti persamaan y = k t, nilai R2 tertinggi sebesar 0,9932pada temperatur 80oC
untuk penentuan orde reaksi satu.
4. Untuk energi aktivasi (Ea) reaksi ini bernilai sebesar0,000001663 kJ /mol , dan faktor
frekuensi (A) didapat senilai 9,781273906 s-1 .
DAFTAR PUSTAKA

Erawati, E. dan Kesi M.2020.Kinetika Reaksi Reduksi Ion Logam Tembaga pada Limbah
Industri Elektroplating dengan Proses Elektrokoagulasi. Jurnal Eksergi. 17(2):93-98.
Hariyanto, Alvin, Vita Kartika Sari, and Caecilia Pujiastuti. "Kinetika Reaksi Pembentukan
Kalsium Fosfat dari Asam Fosfat dan Cangkang Kerang Darah." ChemPro 1.02
(2020): 32-38.
Haryono, H. E. Kimia Dasar. Yogyakarta : Deepublish.
Mariyam, S., Novriandini, A., dan Redjeki, S. 2022. Kinetika Reaksi Pembuatan Pupuk
Kalium Fosfat dari Abu Pelepah Pisang dan Asam Fosfat. Chemical Engineering
Journal Storage. 2(2): 126-132.
Nugroho, Andi, Widya, W, and Mega, N, S. "Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi Tar
Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni pada Rotary Kiln." Jurnal Rekayasa Mesin. 10
(2): 113-120.
Nuryoto, Wijoyono S., dan Muhammad, R. M. 2021. Pengaruh Suhu Reaksi Dan Konsentrasi
Katalisator Zeolit Alam Bayah Termodifikasi Pada Reaksi Esterifikasi. Jurnal
Integrasi Proses. 10(1):21 – 26.
Purba, Elida, et al. "Kajian awal laju reaksi fotosintesis untuk penyerapan gas CO2
menggunakan mikroalga Tetraselmis chuii." J. Rekayasa Proses 6 (2021): 7-13.
Yuda, R. C., Irdiansyah., dan Indah, P. 2018. Studi Kinetika Suhu Terhadap Ekstraksi
Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Nipis Dengan Pelarut Etanol. Jurnal Chermurgy. 1(1):
22-26.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Menentukan massa Na2S2O3

A.1.1 Menentukan massa Na2S2O3 0,087 M dalam 250 mL Aquadest

massa 1000
M= ×
BM v

massa 1000
0,087= ×
158 250

massa
0,087= ×4
158

0,087 ×158
massa= =3,436 gram
4

A.1.2 Menentukan Massa Na2S2O3.5H2O 0,87 M dalam 250 mL Aquadest

Massa Na2 S 2 O3 massa Na2 S 2 O3 .5 H 2 O


=
BM BM
3,436 massa Na2 S 2 O 3 . 5 H 2 O
=
158 248

3,436 × 248
Massa Na2 S 2 O3 . H 2 O=
158

Massa Na2 S 2 O3 . H 2 O = 5,393 gram

A.2 Menentukan volume pengenceran Na2S2O3 untuk berbagai konsentrasi

A.2.1 Na2S2O3 0,61 M dalam 250 mL aquadest


M1.V1 = M2.V2
0,087. V1 = 0,061. 250 mL
V1 = 175,28 mL

A.2.2 Na2S2O3 0,33 M dalam 250 mL aquadest


M1.V1 = M2.V2
0,061.V1 = 0,033 . 250 mL

V1 = 135,24 mL

A.2.3 Na2S2O3 0,029 M dalam 250 mL aquadest


M1.V1 = M2V2

0,033 .V1 = 0,029 . 250 mL

V1 = 219,69 mL

A.2.4 Na2S2O3 0,15 M dalam 250 mL aquadest


M1.V1 = M2V2
0,029. V1 = 0,015. 250 mL
V1 = 129,31 mL

A.3 Menentukan volume HCl untuk membuat larutan HCl 1 M dalam 250 mL
Aquadest

% × ρ ×10
M=
BM
37 ×1 , 19× 10
M=
36 , 5
M =12 , 06

V 1 x M 1=V 2 x M 2
V 1× 12 ,06 M =250 mL ×1 M
V 1=20 , 72 mL
A.4 Menghitung orde reaksi dan konstanta reaksi dari pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi

V = k [Na2S2O3]m [HCl]n
1/t = k [Na2S2O3]m [HCl]n
log 1/t = log [Na2S2O3]m
log 1/t = m . log [Na2S2O3] + log k
y = ax+b
a=m
x = log [Na2S2O3]
b = log k
log [Na2S2O3]
0
-1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1
f(x) = 0.617636884559713 x + 0.587883810683094 -0.1

log 1/Waktu
R² = 0.99317082131969
-0.2

-0.3

-0.4

-0.5

-0.6

Gambar A.1 Hubungan antara log[Na2S2O3] dengan log 1/waktu


berdasarkan grafik diperoleh :
y=0,6176 x+ 0,5879
maka didapat dari persamaan ini
log k =b
log k =0,5879
0,5879
k =10
k =3,8717
a=m
maka m = 0,6176
Orde reaksi total = 1+0,6176= 1,6176
Sehingga v=3,8717[ Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿0,6176 [HCl]1

A.5 Perhitungan pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi


0.025 M Na2S2O3
0.00325
0.0032
f(x) = − 0.000201501491375723 x + 0.00217255534637874
R² = 0.986778751469123 0.00315
0.0031

1/Suhu
0.00305
0.003
0.00295
0.0029
0.00285
0.0028
0.00275
-5.4 -5.2 -5 -4.8 -4.6 -4.4 -4.2 -4 -3.8 -3.6
ln 1/waktu

Gambar A.2 Hubungan antara 1/Suhu dengan ln 1/waktu konsentrasi 0,025 M Na2S2O3

v=k [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m. [HCl]n

k = Ae-Ea/RT

− Ea/ RT
v= Ae [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m. [HCl]n

− Ea/ RT
1/t= Ae [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m

−Ea 1
ln 1/t= × + ln A [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m
R T

y=ax+ b

Berdasarkan grafik diperoleh

y=¿ -0,0002x + 0,0022

−Ea
=−¿0,0002
R

Ea=0,0002. 8,314 J /mol

Ea=¿ 0,001663 J /mol

Ea=¿ 0,000001663 kJ /mol

¿ A[ Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m = b = 0,0022

A [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m = e0,0022


A [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m = 1,002220242

A [0,025 ] 0,6176= 1,002220242

1,002220242
A= =¿9,781273906
0,1024631609
LAMPIRAN B
GAMBAR

Gambar B.1 Diukur Suhu Larutan Gambar B.2 Larutan HCl Dipanaskan
HCl

Gambar B.3Perubahan Warna Gambar B.4 Larutan Na 2 S2 O3 Sebelum


Larutan Na 2 S2 O3 Direaksikan Dengan HCl
Setelah Ditambahkan
HCl

Anda mungkin juga menyukai