Kelompok D-2
Tabel 2.2 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi 0.025 M Na2S2O3
Tabel 3.2. Hasil perhitungan energi aktivasi (Ea) dan nilai faktor frekuensi
Energi Aktivasi (Kj/mol) 0,000001663 kJ /mol
3.2 Pembahasan
Kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia dapat berbeda-beda, dimana terdapat reaksi
yang berjalan secara lambat dan terdapat pula reaksi yang berjalan secara cepat. Reaksi yang
menghasilkan produk dalam jumlah kecil dikategorikan sebagai reaksi yang lambat,
sedangkan reaksi yang menghasikan produk dalam jumlah besar dikategorikan sebagai reaksi
yang cepat. Pada umumnya reaksi yang terjadi pada senyawa-senyawa anorganik
berlangsung cepat dan reaksi pada senyawa-senyawa organik berlangsung lambat Perbedaan
kecepatan reaksi ini disebut dengan laju reaksi. Laju reaksi ialah besarnya perubahan
konsentrasi reaksi persatuan waktu, atau dapat dikatakan laju reaksi ialah proses
berkurangnya reaktan (pereaksi) dan bertambahnya produk (hasil reaksi). Pembahasan
mengenai mekanisme reaksi disebut dengan kinetika kimia (Sina dkk., 2020).
3.2.1 Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Pada percobaan ini bahan yang digunakan yaitu larutan Na 2S2O3 dan HCL. Adapun
variasi konsetrasi dari larutan Na2S2O3 adalah 0,015; 0,029; 0,033; 0,061 dan 0,087 M.
Sedangkan konsentrasi larutan HCL yaitu 1 M. Pada pengaruh konsentrasi, yang akan
diamati adalah waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk dapat bereaksi pada konsentrasi
tertentu. Hubungan pengaruh konsentrasi dengan 1/waktu (1/t) terhadap laju reaksi dapat
dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
0.025
0.02
1/Waktu (s-1)
0.015
0.01
0.005
0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Konsentrasi Na2S2O3 (M)
Gambar 3.1 Hubungan antara Konsentrasi Na2S2O3 terhadap Laju Reaksi
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi Na 2S2O3 0,015 M ;
0,029 M ; 0,033 M ; 0,061 M dan 0,087 M dapat diperoleh laju reaksi yaitu 0,0052 s-1; 0,008
s-1; 0,0118 s-1; 0,0175 s-1; dan 0,0233 s-1.Untuk meningkatkan kecepatan reaksi, diperlukan
kolaborasi antara faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi kimia seperti suhu reaksi dan
konsentrasi katalisator. Suhu reaksi akan mempengaruhi reaksi yang akan terjadi, yang mana
jika mengacu pada persamaan arhenius, besarnya peningkatan laju reaksi akan berbanding
secara eksponesial satu per satuan suhu reaksi. Konsentrasi katalisator yang diberikan pada
sistem reaksi pada jumlah tertentu, akan memaksimalkan interaksi antara reaktan-sisi aktif
katalisator, sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat serta hasil yang dihasilkan akan lebih
maksimal (Nuryoto dkk., 2021), dapat menghitung besarnya konstanta laju reaksi (k) untuk
setiap orde reaksi. Jika orde reaksi bernilai nol maka laju reaksi tidak dipengaruhi oleh
besarnya konsentrasi, sedangkan jika orde reaksi satu maka laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi didalam reaksi. Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi yang
secara teoritis dalam beberapa bilangan pecahan atau nol (Erawati dan Kesi, 2020).
.
log [Na2S2O3]
0
-1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1
f(x) = 0.617636884559713 x + 0.587883810683094 -0.1
log 1/Waktu
R² = 0.99317082131969
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat grafik hubungan antara log [Na 2S2O3] terhadap
log 1/Waktu dan didapatkan persamaan linernya y= 0,6176x + 0,5879 dengan R² = 0,9932
Menurut persamaan Arrhenius [7], dimana slope = − E R , E adalah energi aktivasi dan R
adalah konstanta dengan nilai alam menentukan orde reaksi satu dapat dilakukan dengan
membuat grafik hubungan antara –ln (CA/CAo) versust, sehingga didapatkan grafik berupa
garis lurus dengan slope yaitu nilai dari tetapan laju reaksi. Dengan mengikuti persamaan y =
k t, nilai R2 tertinggi sebesar 0,9932pada temperatur 80oC untuk penentuan orde reaksi satu
(Mariam dkk., 2022).
320
315
310
305
300
295
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
1/Waktu
Berdasarkan gambar 3.3 menunjukkan hubungan antara suhu dengan laju reaksi, yang
mana suhu berbanding lurus terhadap laju rekasinya. Semakin tinggi suhu suatu larutan, maka
laju reaksinyapun akan semakin cepat. Dari percobaan ini didapatkan laju reaksi pada suhu
berturut-turut 317 K; 327 K; 337 K; 347 K dan 353 K yaitu sebesar 0,0052 s-1; 0,0085 s-1;
0,0118 s-1; 0,0175 s-1 dan 0,0233 s-1. Nilai laju reaksi terkecil yaitu pada suhu 317 K
sedangkan nilai laju reaksi terbesar didapatkan pada suhu 353 K. Pada Gambar 3.3 ini
diketahui bahwa nilai konstanta seiring meningkatnya suhu dengan konsentrasi reaktan yang
sama. Hal ini menunjukkan bahwa nilai konstanta (k) meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu. Pada penelitian ini didapat nilai konstanta laju reaksi tertinggi pada suhu
353oC. Hal ini membuktikan bahwa meningkatnya suhu dapat meningkatkan laju reaksi,
karena suhu dapat meningkatkan tumbukan antar molekul. Pada kinetika reaksi, terdapat
hukum Arrhenius yang menyatakan bahwa, meningkatnya suhu dapat mempengaruhi laju
(Purba dan Citra, 2021).
1/Suhu
0.00305
0.003
0.00295
0.0029
0.00285
0.0028
0.00275
-5.4 -5.2 -5 -4.8 -4.6 -4.4 -4.2 -4 -3.8 -3.6
ln 1/Waktu
Erawati, E. dan Kesi M.2020.Kinetika Reaksi Reduksi Ion Logam Tembaga pada Limbah
Industri Elektroplating dengan Proses Elektrokoagulasi. Jurnal Eksergi. 17(2):93-98.
Hariyanto, Alvin, Vita Kartika Sari, and Caecilia Pujiastuti. "Kinetika Reaksi Pembentukan
Kalsium Fosfat dari Asam Fosfat dan Cangkang Kerang Darah." ChemPro 1.02
(2020): 32-38.
Haryono, H. E. Kimia Dasar. Yogyakarta : Deepublish.
Mariyam, S., Novriandini, A., dan Redjeki, S. 2022. Kinetika Reaksi Pembuatan Pupuk
Kalium Fosfat dari Abu Pelepah Pisang dan Asam Fosfat. Chemical Engineering
Journal Storage. 2(2): 126-132.
Nugroho, Andi, Widya, W, and Mega, N, S. "Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi Tar
Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni pada Rotary Kiln." Jurnal Rekayasa Mesin. 10
(2): 113-120.
Nuryoto, Wijoyono S., dan Muhammad, R. M. 2021. Pengaruh Suhu Reaksi Dan Konsentrasi
Katalisator Zeolit Alam Bayah Termodifikasi Pada Reaksi Esterifikasi. Jurnal
Integrasi Proses. 10(1):21 – 26.
Purba, Elida, et al. "Kajian awal laju reaksi fotosintesis untuk penyerapan gas CO2
menggunakan mikroalga Tetraselmis chuii." J. Rekayasa Proses 6 (2021): 7-13.
Yuda, R. C., Irdiansyah., dan Indah, P. 2018. Studi Kinetika Suhu Terhadap Ekstraksi
Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Nipis Dengan Pelarut Etanol. Jurnal Chermurgy. 1(1):
22-26.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
massa 1000
M= ×
BM v
massa 1000
0,087= ×
158 250
massa
0,087= ×4
158
0,087 ×158
massa= =3,436 gram
4
3,436 × 248
Massa Na2 S 2 O3 . H 2 O=
158
V1 = 135,24 mL
V1 = 219,69 mL
A.3 Menentukan volume HCl untuk membuat larutan HCl 1 M dalam 250 mL
Aquadest
% × ρ ×10
M=
BM
37 ×1 , 19× 10
M=
36 , 5
M =12 , 06
V 1 x M 1=V 2 x M 2
V 1× 12 ,06 M =250 mL ×1 M
V 1=20 , 72 mL
A.4 Menghitung orde reaksi dan konstanta reaksi dari pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi
V = k [Na2S2O3]m [HCl]n
1/t = k [Na2S2O3]m [HCl]n
log 1/t = log [Na2S2O3]m
log 1/t = m . log [Na2S2O3] + log k
y = ax+b
a=m
x = log [Na2S2O3]
b = log k
log [Na2S2O3]
0
-1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1
f(x) = 0.617636884559713 x + 0.587883810683094 -0.1
log 1/Waktu
R² = 0.99317082131969
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
1/Suhu
0.00305
0.003
0.00295
0.0029
0.00285
0.0028
0.00275
-5.4 -5.2 -5 -4.8 -4.6 -4.4 -4.2 -4 -3.8 -3.6
ln 1/waktu
Gambar A.2 Hubungan antara 1/Suhu dengan ln 1/waktu konsentrasi 0,025 M Na2S2O3
k = Ae-Ea/RT
− Ea/ RT
v= Ae [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m. [HCl]n
− Ea/ RT
1/t= Ae [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m
−Ea 1
ln 1/t= × + ln A [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m
R T
y=ax+ b
−Ea
=−¿0,0002
R
¿ A[ Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m = b = 0,0022
1,002220242
A= =¿9,781273906
0,1024631609
LAMPIRAN B
GAMBAR
Gambar B.1 Diukur Suhu Larutan Gambar B.2 Larutan HCl Dipanaskan
HCl