Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA:

PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

Disusun Oleh:

1. ALI HAKIM AULIA (3)


2. JANUAR RIVALDO (14)
3. RIDHWAN SUNANDAR (23)
4. MUHAMMAD RIZQI (24)
5. NAUFAL PRAKOSO (26)
6. RIZKY MUHAMMAD AZRISSAL (29)

SMAN 28 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2016-2017
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
“Laporan Praktikum Kimia : Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi” sebagai salah
satu persyaratan untuk menyelesaikan studi praktikum kimia.

Dalam penyusunan tugas ini, kami mendapat bimbingan, arahan dan


petunjuk dari Ibu guru. Oleh karenanya, sepantasnya kami menghaturkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Hadrah selaku guru kimia SMAN 28
JAKARTA

Akhirnya tiada satu kata yang kami dapat berikan sebagai imbalan selain
mengucapkan terima kasih dan kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Dengan segala kesederhanaan tulisan ini, kami
tetap mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan laporan ini.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

JAKARTA, 11 OKTOBER 2016

2
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………………..3
Bab I (Pendahuluan)……………………………………………………………...4
A. Latar Belakang……………………………………………………………..4
B. Tujuan………………………………………………………………………5
C. Kompetensi…………………………………………………………………5
Bab II (Tinjauan Pustaka)……………………………………………………….6
A. Kajian Teori……………………………………………………………….6
a. Osmosis………………………………………………………………….6
b. Difusi…………………………………………………………………….7
c. Plasmolisis……………………………………………………………...10
d. Transpor Pasif…………………………………………………………11
e. Transpor Aktif………………………………………………………..13
Bab III (Metode Penelitian)……………………………………………………..18
A. Waktu dan Tempat……………………………………………………….18
B. Alat dan Bahan…………………………………………………………..18
C. Prosedur Kerja……………………………………………………………18
Bab IV (Hasil dan Pembahasan)………………………………………………..19
A. Hasil Pengamatan…………………………………………………………19
B. Pembahasan………………………………………………………………19
C. Analisis Data……………………………………………………………..20
Bab V (Penutup)…………………………………………………………………22
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..23

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi kimia dengan kecepatan
yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti petasanyang meledak, ada
juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti pengkaratan besi.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat reaksi menjadi produk. Seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan semakin sedikit, sedangkan produk
semakin banyak. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju perubahan konsentrasi per satuan
waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, maupun tahun,
tergantung pada lamanya reaksi berlangsung.
Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu konsentrasi, suhu, luas
permukaan, tekanan dan katalis.
Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui laju reaksi kimia yang ada dalam
kehidupan dan bagaimana perlakuan untuk meningkatkan laju reaksi.

B. Tujuan

1. Menyelidiki pengaruh suhu terhadap Laju Reaksi pada reaksi larutan Natrium Triosulfat
(Na2S2O3) dengan Asam Klorida (HCl) denga reaksi sebagai berikut

Na
Na22SS22OO33(aq)
(aq)++2HCl
2HCl(aq) ->2NaCl
(aq)-> 2NaCl(aq)
(aq)++HH22OO(l)
(l)++SS(s)
(s)+SO
+SO22(g)
(g)

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

Laju Reaksi
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung
per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiapdetik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat,
sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti, luas permukaan sentuh, suhu dan
konsentrasi. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas
permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga
laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh,
yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi;
sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu
reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka
dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi
konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan
bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin
tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.
Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang
lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi
pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan
bahwa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang berbeda.
Dalam ilmu kimia laju reaksi kimia dipelajari dalam kinetika kimia. Kinetika kimia adalah
bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi kimia, bagaimana cara menghitung
laju suatu reaksi kimia dan berbagai hal yang mempengaruhinya.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan waktu. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat
diganti dengan satuan tekanan seperti atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu
yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi
tersebut berjalan cepat atau lambat.
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu

5
Untuk mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung maupun tak langsung
tak langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi yang tersisa setelah
penggal waktu tertentu.
Contoh :
2 NO2 (g) N2 (g) + 2 O2 (g)
Laju reaksi kimia dapat dinyatakan sebagai laju penguraian konsentrasi molar NO2 atau Laju
pertambahan konsentrasi molar N2 dan O2.

Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan O2 adalah setengah dari
laju pengurangan NO2, yaitu :

Ada beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui percobaan,
yaitu dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk pada selang waktu yang
berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan cara mengeluarkan sampel dari campuran reaksi
lalu menganalisanya dengan contoh sebagai berikut :
CH3 COOHs + H2O CH2 COOH + C2H5OH
(Etil asesat) (Air) (Asam Asesat) (Etanol)
Reaksi tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam asetat yang
dihasilkan dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suau larutan asam basa.
Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan
secara kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi. Untuk reaksi gas yang disertai perubahan
mol, alat dirancang dapat mengukur perubahan bahan tekanan gas, contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g)  4NO2 (g) + O2
Reaksi tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan pertambahan
tekanan yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak N2O5 yang terurai semakin besar
tekanannya, jika reaksi berlangsung pada volume dan suhu yang tetap maka pertambahan tekanan
dapat dikatakan dengan tambahan mol dengan demikian laju penguraian NaO5 dapat ditentukan.
Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung
pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :
a. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar, dan
sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka laju
reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk
beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan
hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi
6
kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi.
b. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas permukaan (total) zat
padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Semakin zat padat terbagi menjadi bagian kecil,
semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat
dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama. Bubuk padat memiliki
permukaan yang lebih besar dari pada sebuah bengkah zat padat.
c. Suhu atau Temperatur
Laju reaksi juga dapat di percepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Ketika
suhunya dinaikkan maka laju reaksi akan meningkat pula. Sebagai perkiraan kasar, sebagai
perkiraan besar, sebagai reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka laju reaksi akan berlipat
ganda setiap kenaikan 100C
Perkiraan ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada seluruh reaksi.
Bahkan bila pun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda setiap 90C atau 110C atau setiap
suhu tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan untuk melipat gandakan laju reaksi akan
berubah secara bertahap seiring dengan meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh reaksi perpanasan melibatkan
ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi ion hidrogen dengan asam dan ion
hidroksi dari Alkali didalam larutan, sehingga memanaskan salah satu dari contoh ini tidak
memperoleh perbedaan laju reaksi yang baik di laboratorium maupun industri akan berlangsung
lebih cepat apabila di panaskan
d. Tekanan
Bayak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu juga
dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil Volume akan memperbesar
konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatkan laju
reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair
tidak memberikan perubahan apapun pada laju reaksi.
Dalam proses pembuatan amonia dengan proses Haber, laju reaksi antara Hidrogen dan
Nitrogen ditingkatkan dengan menggunakan tekanan yang sangat tinggi. alasan utama
menggunakan tekanan tinggi adalah untuk meningkatkan persentasi amonia di dalam
keseimbangan campuran, namun hal ini juga memberikan perubahan yang berarti pada laju reaksi
juga.
Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak dilangsungkan pada tekanan
tinggi, misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400 atm.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tak mengalami
perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu :
- Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
- Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut juga inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
- Katalis homogen

7
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya ikut beraksi
tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
- Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya berupa logam-
logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini tidak ikut bereaksi, tetapi
melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam menyerap molekul-molekul udara hingga
apabila dua molekul gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah bereaksi
katalis ini kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.
- Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada makhluk hidup.
Katalis ini berupa enzim-enzim.
Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan
antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara partikel menghasilkan reaksi,
melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang cukup serta arah tumbukan
yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal, yaitu:
 Frekuensi Tumbukan
 Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
 Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang tepat.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi minimum yang
harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif yang disebut juga
energi pengaktifan untuk memahami arti dari energi pengaktifan perlu diperhatikan pelan-pelan
benda yang ada di sekitar kita yang dapat terbakar.
Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:
mA + nB pC = qD
Persamaan laju : V = K [A] x [B]x
Dengan ketetapan rumus :
- K : Ketetapan Jenis Reaksi
- X : Orde Reaksi terhadap pereaksi A
- Y : Orde reaksi terhadap pereaksi B
- m,n,p,q : Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi

Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung pada jenis pereaksi
dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada suhu tertentu. Harga K berubah jika
suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya dan memperbesar harga K.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Waktu : 7.00-8.20
Tempat : Laboraturium Kimia SMAN 28 JAKARTA

B. Alat dan Bahan

1. Alat-alat

- Gelas Kimia 100 mL sebagai reaktor ( 4 buah )


- Gelas Ukur ( 2 buah )
- Pipet
- Stopwatch
- Termometer
- Hot plate
- Kertas
- Pulpen
- Korek
- Spirtus
- Kaki Tiga
- Asbes
2. Bahan-bahan
- Larutan Na2S2O3 0,1 M
- Larutan HCl 0,1 M

C. Prosedur Kerja

1. Gambar tanda x pada secarik kertas


2. Tuangkan 25ml HCl dan 25 mL Na2S2O3 pada wadah yang terpisah
3. Ukur suhu Na2S2O3
4. Letakkan kertas bertanda x di bawah wadah
5. Campurkan kedua larutan pada wadah tersebut
6. Hitung waktu dari dituangnya kedua larutan sampai ketika tanda x pada kertas sudah tidak
terlihat.
7. Ulang langkah 2
8. Panaskan Na2S2O3 sampai 10 derajat lebih daripada suhu awal
9. Ulang langkah 5 dan 6
10. Ulang langkah 2

9
11. Panaskan Na2S2O3 sampai 20 derajat lebih daripada suhu awal
12. Ulang langkah 5 dan 6
13. Catat dan analisis data

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi

Gelas Suhu (0C) Volume Volume HCl Waktu (s)


kimia Na2S2O3 dengan dengan molaritas
molaritas 0,1 M (mL) 0,1 M (mL)
1 suhu 25 25 43 s
ruang
(240)
2 340 25 25 25 s
3 440 25 25 21 s

B. Pembahasan

Dari tabel di atas, diperoleh hasil pada gelas kimia pertama dengan suhu ruangan (240)
menggunakan volume kedua larutan yang sama yaitu 25 mL memerlukan waktu laju reaksi selama 43
detik. Sedangkan pada gelas kimia kedua dengan suhu 340 setelah dipanaskan menggunakan spiritus
menggunakan volume kedua larutan yang sama yaitu 25 mL memerlukan waktu laju reaksi selama 25 detik
dan pada gelas kimia ketiga dengan suhu 440 setelah dipanaskan menggunakan spiritus menggunakan
volume kedua larutan yang sama yaitu 25 mL memerlukan waktu laju reaksi selama 21 detik
Dalam percobaan laju reaksi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu :
- Konsentrasi pereaksi
Pengruh konsentrasi terhadap adalah semakin besar konsentrasi maka semakin laju pula
suatu reaksi. Karna dengan bertambahnya konsentrasi maka jumlah partikel juga bertambah
sehingga kemungkinan terjadi tumbukan antar partikel semakin besar.
- Luas permukaan
Pengaruh luas permukaan adalah semakin halus atau kecil ukuran reaktan (padatan) yang
digunakan maka semakin laju reaksi kimaia terjadi . karena dengan semakin kecilnya ukuran
partikel maka akan menyebabkan kemungkinan terjadi tumbukan semakin besar.
- Suhu atau temperature
Pengaruh suhu adalah dengan bertambahnya suhu, maka semakin laju reaksi kimia. Karena
dengan bertambahnya suhu maka partikel zat reaktan akan semakin cepat bergerak atau dengan
kata lain kemingkinan terjadi tumbuakan antar partikel semakin besar.
- Tekanan

20
Pengaruh tekanan biasanya melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Penambahan tekanan
dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi. Dengan demikian dapat
meningkatkan laju reaksi.
- Katalis
Pengaruh katalis adalah untik menurunkan energy aktivasi suatu reaksi kimia. Energi aktivasi
adalah sejumlah energi minimal yang harus dimiliki agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung.
Katalis adalah zat yang dicampurkan dalam reaktan namun pada akhir reaksi zat katalis tidak
berubah menjadi zat lain.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan diantaranya yaitu pencampuran dan
pemanasan. Pencampuran dilakukan agar masing-masing reaktan dapat bercampur dan dapat
terjadi reaksi. Pemanasan dilakukan agar reaktan dapat dinaikkan suhunya sesuai yang diinginkan
dan mempercepat laju reaksi.
Dalam laju reaksi juga terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antara pertikel pereaksi. Reaksi kimia tidak dihasilkan oleh setiap tumbukan tersebut,
melainkan hanya tumbukan yang memiliki energi yang cukup dan arah yang tepat saja. Tumbukan
dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukan, suhu. Pada konsentrasi, apabila konsentrasi semakin
besar, maka semakin banyak jumlah partikel, sehingga kemungkinan terjadi tumbukan semakin
besar. Pada suhu, apabila suhu bertambah maka partikel reaktan bergerak cepat sehingga
tumbukan sering terjadi. Pada luas permukaan, semakin kecil ukuran partikel padatan dalam reaksi
maka kemungkinan tumbukan antara partikel reaktan semakin besar. Tumbukan yang
menghasilkan reaksi disebut tumbukan evektif. Energi minimum yang harus dimiliki partikel
pereaksi sehingga dapat dihasilkan tumbukan yang evektif disebut energi aktivasi.
Pada percobaan ini waktu yang ditentukan hingga tanda X tertutup. Yang menyebabkan tanda
X tertutup adalah terbentuknya produk berupa senyawa sulfur yang mengendap berwarna putih
buram.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor kesalahan yaitu ketidak tepatan dalam
pengukuran waktu denperbedaan persepsi dalam menentukan tanda silang sudah tak terlihat atau
belum.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah :


- Suhu
- Luas permukaan
- Konsentrasi
- Tekanan
- Katalis
2. Dari percobaan ini didapat pengaruh konsentrasi dan suhu. Pengaruh konsentrasi yaitu apabila
konsentrasi suatu reaktan semakin besar, maka laju reaksi juga meningkat. Dan pengaruh suhu
yaitu apabila suhu dinaikkan maka laju suatu reaksi juga meningkat.

B. Saran

1. Jika ingin pratikum berhasil, maka harus melaksanakan aturan cara kerja dengan baik dan benar
dan harus teliti serta berhati-hati agar tidak terjadi segala sesuatu yang tidak di inginkan.
2. Sebaiknya dalam setiap percobaan laju reaksi menggunakan persepsi tingkat kekeruhan larutan yang
sama, meskipun tanda silang tidak benar-benar tak terlihat. Sehingga dapat mengefisiensikan waktu dan
hasil yang lebih akurat.

C. Lampiran

22
DAFTAR PUSTAKA

Keenan Kleinfelter, Wood. 1989. Kimia untuk Universitas Jilid 1 . Jakarta : Erlangga
Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : PT Bhineka Cipta
Wood, Charles. 1996. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
http://alexschemistry.blogspot.co.id/2013/10/laporan-praktikum-kimia-dasar-laju.html?m=1
http://uliesummer.blogspot.co.id/2012/12/laporan-kimia-faktor-faktor-yang.html?m=1
http://justblog-bali.blogspot.co.id/p/contoh-laporan-praktikum-laju-reaksi.html?m=1

23

Anda mungkin juga menyukai