Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Nasional AAN 2010

Serpong, 2-3 November 2010 ISSN : 2085-2797

STUDI PEMETAAN GEOKIMIA PULAU PANJANG

Sutisna dan Sumardjo

Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-BATAN


Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15314
e-mail: sutisna@batan.go.id

ABSTRAK

STUDI PEMETAAN GEOKIMIA PULAU PANJANG. Dampak pembangunan industri dan


pengembangan wilayah tidak hanya berhubungan dengan peningkatan sosio ekonomi penduduk, tetapi
juga berpengaruh terhadap konservasi dan kelestarian lingkungan hid up. Adanya dampak industri dan
pengembangan wilayah terhadap kelestarian lingkungan akan terlihat pada perubahan peta geokimia
sebelum dan sesudah beroperasinya industri tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
potensi dan sebaran unsur-unsur di wilayah Pulau Panjang.Pada penelitian ini, teknologi ko-Analisis
Aktivasi Neutron Instrumental (ko-AANI) digunakan dalam kuantifikasi unsur-unsur pad a pemetaan
geokimia di Pulai Panjang, Banten. Pencuplikan geokimia dilakukan dengan metode kisi-kisi sistimatis
(grid systimatic), dengan kerapatan 10 cuplikan per km2, yang melibatkan 85 titik pencuplikan. Cuplikan
geokimia berupa tanah dan sedimen disiapkan dalam bentuk berat kering dengan ukuran butiran 10105
100 mesh. Rujukan standar (Standard Reference Materials) dari U.S. Geological Survey digunakan
untuk mengetahui mutu hasH penelitian. Sejumlah 15 unsur yang meliputi Sc, Co, In, Rb, Mo, Ba, Ce,
Nd, Eu, La, Yb, Th, U, lr dan Hf pada bahan rujukan standar telah dievaluasi. HasHanalisis menunjukkan
simpangan baku relatif kurang dari 11 %, kecuali untuk Mo (13% dan lr (26%). Sejumlah 14 unsur,
yang meliputi AI, Br, Ca, Co, Eu, Fe, La, U, Na, Ce, Mn, As, Sc dan Th, pada cuplikan geokimia telah
dipetakan dan disajikan pada penelitian ini. Unsur-unsur makro, Ca, AI, dan Fe, serta unsur-unsur
mikro Mn, U dan Sc, tersebar merata diseluruh pulau. Unsur-unsur lantanida ( La, Ce, dan Eu) mempunyai
konsentrasi yang bervariasi, tersebar dari bagian tengah hingga utara pulau.

Kata kunci : Analisis aktivasi neutron, ko-AANI, Analisis unsur, Pemetaan geokimia

ABSTRACT

GEOCHEMICAL MAPPING STUDY OF PANJANG ISLAND. Impact of industrial and regional


development are not only related to an improvement of socio-economic, but also to an environmental
concervation and sustainable. This impact could be observed on a change of geochemical mapping
before and after an operasional of the industry. In the relation with a regional development and resources
utilization, the geochemical mapping have been done in the aim to know a resources and an elemental
distribution at Panjang island. In this research, ko-Instrumental Neutron Activation Analysis (ko-INAA)
have been applied in an elemental quantification on the geochemical mapping. Pencuplikan of
geochemical sample have been carried out by using a grid systematic method wirth a sample density
of about 10 sample per square kilometre involved 85 pencuplikan point. The geochemical sample of
sediment and soil have been provided as a dry weight of 100 mesh. Internal quality control have done
by using a number of Standard Reference Materials obtained from US. Geological Survey. Fifteen
elements of Sc, Co, In, Rb, Mo, Ba, Ce, Nd, Eu, La, Yb, Th, U, lr and Hf contained in standard
materials have been evaluated. The analysis result show that a relative standard deviation less than
11%, except for Mo (13%) and lr (26%). Fourteen elements of AI, Br, Ca, Co, Eu, Fe, La, U, Na, Ce,
Mn, As, Sc and Th have been mapped and presented in this paper. The major elements of Ca, AI and
Fe, and minor elements of Mn, U and Sc are distributed at all region. The lantanide elements of La, Ce
and Eu have vary concentration and could be found at the mid Ie to the north of the island.

Key words: Neutron activation analysis, ko-INAA, Elemental analysis, Geochemical mapping

205
Studi Pemetaan Geokimia Pulau Panjang
(Sutisna) ISSN : 2085-2797

PENDAHULUAN
Dalam usaha pelestarian sumber daya
Krisis energi telah memacu pemerintah alam dan lingkungan, pemetaan geokimia
untuk mempercepat penyediaan 10.000 MW mempunyai peranan penting karena dapat
listrik guna memasok kekurangan energi listrik memberikan informasi mengenai sebaran unsur-
di Jawa dan Bali. Berkaitan dengan penyediaan unsur di suatu wilayah dan dapat pula melokalisir
energi listrik dan dalam rangka diversifikasi potensi sumber daya mineral. Hasil pemetaan
sumber energi, BATAN telah mengajukan usulan geokimia juga dapat memberikan gambaran
untuk pemenuhan kekurangan energi listrik kuantitatif maupun kualitatif mengenai sebaran
tersebut yaitu melalui pembangunan Pusat Listrik dan konsentrasi unsur-unsur di permukaan dan
Tenaga Nuklir (PLTN). Dalam Undang-undang di bawah permukaan tanah. Metode pemetaan
No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka geokimia melibatkan pencuplikan material
Panjang Pembangunan Nasional bahwa geologi (misalnya: tanah, sedimen dan batuan)
Indonesia direncanakan telah memilki PLTN atau beberapa jenis cuplikan bahan biologi
pada periode tahun 2015-2019 dengan kapasitas (misalnya: tumbuhan), kuantifikasi unsur-unsur
1000 MW. Salah satu lokasi yang diusulkan di laboratorium, intrepretasi dan analisis data,
untuk pembangunan tersebut adalah Pulau serta memetakan sebaran dan konsentrasi unsur

Panjang yang terletak di wilayah pantai utara yang didapat. Hasil pemetaan geokimia di pulau
provinsi Banten [1,2]. Panjang dapat pula ditinjau sebagai kondisi awal
Provinsi Banten mempunyai sumberdaya lingkungan sebelum pengembangan wilayah atau
alam yang beraneka ragam, dan belum pembangunan suatu industri dilaksanakan. Data
seluruhnya diekplorasi secara maksimal. atau informasi ini dapat digunakan oleh para
Sumber daya alam ini meliputi: hasil hutan, penentu kebijakan dalam pengelolaan wilayah,

mineral, energi dan sumber daya alam pesisir khususnya untuk konservasi lingkungan dan
dan laut. Kota-kota Cilegon, Serang dan sumber daya alam.

Tangerang, telah berkembang dengan pesat Pad a pemetaan geokimia akan


sebagai kota industri. Industri Pembangkit Listrik melibatkan kuantifikasi unsur-unsur, baik secara

Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dan industri baja kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kuantitatif

Kratau Steel, merupakan dua industri stategis kandungan unsur-unsurdalam cuplikangeokimia


yang terletak di provinsi ini. Kekayaan sumber (misalnya tanah, sedimen atau tumbuhan), pada
alam dan sentra industri tersebut merupakan umumnya digunakan Spektoskopik Serapan

modal dasar untuk pengembangan wilayah Atom (SSA) [3], Spektrometri Pendaran Flour

dan peningkatan sosio ekonomi penduduk. Sinar-X [4] dan ICP-MS [5]. Namun, penggunaan
Dengan adanya rencana pembangunan PLTN metode SSA dan ICP-MS memerlukan tahapan

di Pulau Panjang, akan memberikan dampak peleburan cuplikan untuk mengkonversi fasa
positif pad a perkembangan wilayah dan akan padat menjadi fasa cairoTahapan ini merupakan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi penduduk, tahapan kritis karena kemungkinan terjadinya

serta tetap lestarinya lingkungan hidup. kontaminasi silang dan hilangnya unsur-unsur

206
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010
Serpong, 2-3 November 2010 ISSN : 2085-2797

yang volatile, cukup besar. Kedua metode ini Penelitian ini bertujuan untuk pemetaan
juga memerlukan standar unsur yang sama geokimia unsur-unsur di Pulau panjang yang
jumlahnya dengan unsur yang akan dianalisis, mencakup pengumpulan data sekunder, dan

yang pengadaannya masih harus di impor. primer, kegiatan di laboratorium untuk analisis
Meskipun telah ada sampler changer, tetapi untuk kuantitatif unsur dan intrepretasi data serta
menangani ratusan cuplikan geokimia, tetap pemetaan geokimia. Sebagai kontrol kualitas
masih memerlukan waktu dan sumber daya hasil analisis, digunakan sejumlah bahan rujukan
yang tidak sedikit. Pada Spektrometri Pendaran standar SRMyang mempunyai matrik mendekati
Flour Sinar-X, tidak diperlukan adanya konversi matrik cuplikan [13].
dari bentuk padat menjadi menjadi bentuk cair,
METODE
tetapi akan sulit digunakan untuk penentuan
Penentuan Titik Pencuplikan dan
unsur-kelumit seperti Hg, As, Sb dan Cr. Pencuplikan
Pemanfaatan teknik nuklir di Indonesia Kegiatan ini merupakan pengumpulan
untuk membantu pemetaan geokimia dalam data sekunder yang dilakukan di laboratorium
konservasi sumber daya alam dan lingkungan, untuk mendapatkan informasi jumlah cuplikan,
masih sangat terbatas. Apabila dibandingkan lokasi titik pencuplikan dan jenis cuplikan
terhadap kedua teknik tersebut, maka teknik geokimia yang akan dipilih. Titik-titik pencuplikan
nuklir ko-Analisis Aktivasi Neutron Instrumental (Samplimg point), ditetapkan dengan membagi
(ko-AANI) mempunyai berbagai keunggulan, wilayah Pulau Panjang (Gambar 1) ke dalam
antara lain: bersifat tidak merusak sehingga bisa kisi-kisi (grid) dengan panjang sisi kisi-kisi
mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi sebesar± 0,3 km sebagaimana ditunjukkan pada
silang, serempak sehingga bisa menentukan Gambar 2 [14-16]. Dari setiap kisi-kisi,
banyak unsur dalam satu cuplikan untuk satu ditentukan 1 titik hingga 3 titik pencuplikan
kali analisis. Teknik ini juga mempunyai secara random. Setiap titik pencuplikan
ketepatan dan ketelitian yang tinggi dan tidak diidentifikasi secara unik, dan ditentukan
memerlukan ketersediaan standar [6-9]. Salah lokasinya dengan tepat. Dengan demikian
satu kelemahan dari teknik ini adalah, untuk kerapatan cuplikan adalah satu cuplikan untuk
berbagai jenis unsur tertentu, diperlukan waktu setiap 0,09 km2 [17].
analisis yang relatif lama, sekitar 4 minggu, Kegiatan pencuplikan geokimia
karena pengaruh waktu peluruhan yang spesifik merupakan kegiatan pengumpulan data
[10-12]. Kekurangan lain dari penggunaan primer, yang dilakukan berdasarkan informasi
teknologi ini adalah ketidakmampuannya dalam yang telah ditetapkan pada tahapan sebelumnya.
menentukan unsur Pb dan unsur ringan seperti Sejumlah cuplikan geokimia, yang meliputi :
H, Li dan C. Teknik AAN secara intensif telah sedimen dan tanah dikumpulkan dari Pulau
digunakan oleh United State Geological Survey panjang, Banten.
(USGS) untuk menganalisis sejumlah 30 unsur Lokasi pencuplikan dipilih sedemikian
dalam cuplikan geokimJa [5]. rupa sehingga bebas dari pengaruh kontaminasi

207
Studi Pemetaan Geokimia Pulau Panjang
(Sutisna) ISSN : 2085-2797

Cuplikan tanah diambil pad a kedalaman


30 em sampai dengan 50 em dari permukaan

tanah. Sebanyak tiga euplikan tanah diambil


untuk setiap lokasi peneuplikan. Jarak dari
ketiga pengambilan sam pel masing-masing
adalah ± 10 meter (Gambar 3). Selanjutnya
ketiga sampel, digabungkan dan diseragamkan
untuk mendapatkan satu sampel yangmewakili
satu lokasi. Peneuplikan geokimia dilakukan satu
Gambar 1. Lokasi penelitian geokimia di kali setiap tahun, meliputi tanah dan sedimen,
Pulau panjang, Banten.
dilakukan di seluruh wilayah Pulau Panjang.

Preparasi sediaan cuplikan

Sekitar 1 kg hingga 2 kg euplikan sedimen


atau tanah dikumpulkan dan dikeringkan

dengan proses pemanasan. Setelah proses


pengeringan, euplikan kemudian digerus
dengan mortar agate, dan disaring untuk
memperoleh ukuran butiran lolos 100 mesh.
Kadar air untuk euplikan sedimen, tanah
Gambar 2. Peta peneuplikan geokimia di dan tumbuhan ditentukan menggunakan
Pulau Panjang.
metode gravimetri. Cuplikan geokimia yang telah
S2
kering, kemudian dimasukan ke dalam botol

/ warna gelap dan disimpan dalam desikator untuk


proses lebih lanjut.

30cm +
SOcm ..i.. Analisis Unsur dengan ko-AANI
S3
Analisis kuantitatif kandungan beberapa
Gambar 3. Metode pengambilan euplikan
independen untuk satu lokasi peneuplikan unsur dilaksanakan di Laboratorium AAN,

Pusat Penelitian Teknologi Bahan Industri


atau kemungkinan terjadinya kontaminasi Nuklir (PTBIN), BATAN, Kawasan Puspiptek
selama penanganan euplikan. Serpong. Kuantifikasi unsur-unsur dilakukan
Pada setiap titik peneuplikan, diambil sesuai dengan prosedur yang telah
euplikan tanah atau sedimen di lokasi dipublikasikan [6-12].
tersebut. Setiap euplikan yang dikumpulkan,
Kontrol Kualitas Hasil Analisis
kemudian diidentifikasi seeara unik yang

antara lain berisi informasi mengenai posisi dan Pada kegiatan ini, uji mutu terhadap data

jenis euplikan. yang dihasilkan dilakukan dengan menganalisis

208
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010
Serpong, 2-3 November 2010 ISSN : 2085-2797

Tabel1. Bahan rujukan standar yang digunakan


untuk kontrol kualitas hasH analisis.
USGA BCR2
SRM USGS GSP2
Matrik Basalt
SRM
Labora-torium
SRM USGSGeokimia
W2A
AGV2 Diabase
Andesite USGS, USA
Institus"
Silver
er Plume USGS, USA
penyedia
2.
4.

kandungan unsur-unsur dalam bahan Standard

Refference Materials (SRM) Geokimia (Tabel1 ). Gambar 6. Posisi titik pencuplikan


pencuplikan geokimia di pulau Panjang.
Hasil yang diperoleh dibandingkan terhadap
nilai sertifikat dari SRM yang bersangkutan. koordinat real di lapangan (menggunakan
Selanjutnya hasil uji dinyatakan sebagai GPSMap Garmin 60CSx). Namun demikian ada
Simpangan Baku Relatif (SBR). Metode uji beberapa titik pencuplikan mengalami
mutu ini merupakan metode standard yang pergeseran dari koordinat yang telah ditetapkan.
dikeluarkan IAEA untuk ana lis is dengan Hal ini disebabkan medan atau titik pencuplikan
teknik nuklir [13]. yang tidak memungkinkan untuk dilakukan
pencuplikan karena lokasi tersebut berbentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
hutan bakau yang sulit ditembus atau hamparan
Pencuplikan
batu karang.
Pengumpulan data geografis pulau Cuplikan geokimia yang diambil sebagian
Panjang, pembuatan pola (template) "pencuplikan besar berupa tanah, kecuali untuk daerah pantai
point" dan perkiraan koordinat setiap titik berbentuk sedimen. Oari setiap kisi-kisi
pencuplikan dilakukan melalui fasilitas Google pencuplikan, diambil tiga cuplikan tanah secara
Earth. Gambar 4 merupakan titik-titik acak, kemudian dijadikan satu. Satu koordinat
pencuplikan yang dinyatakan dalam pencuplikan, diwakili oleh satu cuplikan.
koordinat pada kisi-kisi dengan panjang sekitar
Kuantifikasi Unsur di Laboratorium
300 m x 300 m, untuk luasan pulau Panjang
sekitar 9 km2. Sekitar 85 titik pencuplikan Analisis kuantitatif dilakukan

telah diidentifikasi untuk pencuplikan geokimia menggunakan teknik ko-AANI di Laboratorium


(sediment atau tanah). Kondisi ini memberikan AAN PTBIN, Serpong. Kuantifikasi unsur-unsur

kerapatan cuplikan (sample density) sekitar dihitung dengan bantuan perangkat lunak ko-IAEA
10 cuplikan per km2 yang dapat diklasifikasikan versi 4,0, sementara untuk analisis spektrum-y

sebagai titik pencuplikan kerapatan tinggi (high digunakan Hyperlab. Gambar 7 dan Gambar 8

density pencuplikan point). menunjukkan profil spektrum-y untuk cuplikan

Sekitar 98% koordinat titik pencuplikan hasil iradiasi 1 menit dengan waktu peluruhan

yang diperkirakan, adalah sesuai dengan berturut-turut 2 menit dan 60 menit. Dari kedua

209
Studi Pemetaan Geokimia Pulau Panjang
(Sutisna) ISSN : 2085-2797

Gambar 7. ProfiJ spektrum-y hasil iradiasi Gambar 9. ProfiJspektrum-y hasil iradiasi


1 menit dan pendinginan selama 2 menit. 20 menit dan pendinginan selama 2 hari
sampai dengan 3 hari.

Gambar 8. ProfiJ spektrum-y hasil iradiasi


1 menit dan pendinginan selama 60 menit. Gambar 10. Profil spektrum-y hasil iradiasi
4 jam dan pendinginan selama 3 minggu
spektrum tersebut dapat diidentifikasi adanya sampai dengan 4 minggu.

radionuklida-radionuklida AI-28, V-52, Ca-48, matriks yang relatif mendekati dengan matriks
Na-24 dan Mn-56. Sementara itu dari hasil dari cuplikan yang dianalisis. Berkaitan dengan
iradiasi medium (waktu iradiasi 20 menit) dan hal ini, sejumlah SRM Geokimia dari US.

iradaiasi panjang (waktu iradiasi 4 jam), diperoleh Geological Survey sebagaimana ditunjukkan
radionuklida-radionuklida Fe-56, Co-60, Cr-51 , pada Tabel1, dipandang cukup memadai untuk
Zn-65, Ce-141, Pa-233, Np-239, Eu-152, Hf-181, digunakan sebagai IQC.
Sc-46, Sr-85, Sb-122, Br-80, As-76, La-140 Untuk mengkaji validasi hasil analisis

dan Ca-47 sebagaimana dapat dilihat pada unsur-unsur tersebut, dalam penelitian ini
Gambar 9 dan Gambar 10. digunakan indikator SBR yang dinyatakan dalam

Sebagai suatu metode analisis yang % dan ketidakpastian individual untuk presisinya.

dikembangkan sendiri, tentunya diperlukan Prosen SBR merupakan nisbah antara nilai hasil

kontrol kualitas hasil Internal Quality Control ana lis is dan nilai yang direkomendasikan
(lQC). Bahan acuan standar SRM untuk dikalikan dengan 100 %. Makin tinggi

mengontrol hasil analisis [6,13]. Pemilihan bahan nilai %SBR, maka hasil yang diperoleh

rujukan ini harus memperhatian berbagai hal, mempunyai simpangan terhadap nilai yang

antara lain komposisi unsur-unsur atau jenis direkomendasikan, juga akan makin tinggi.

210
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010
Serpong, 2-3 November 2010 ISSN : 2085-2797

Tabel 2. Hasil analisis SRM USGS AGV2 dan USGS BCR2 (unit dalam mg/kg, angka dalam kurung
menyatakan % Unc., SBR adalah nisbah rerata perolehan dan rerata sertifikat kali 100).
AGV2 SCR2
Unsur
Sertifikat PTBIN SBR(%) Sertifikat PTBIN SBR (%)
Sc 13,0(7,7) 13,3(8,0) 2,3 33,6(6,1 ) 35,9(7,2) 6,8
Co 16,0(6,3) 17,1(8,6) 6,3 38,0(8,1) 42,2(4,4) 11,0
Mo 248,0(6,9) 282,5(7,7) 13,7
Ba 683 (4,1) 620(14,1) 9,2
Ce 68,0(4,4) 78,3(7,7) 15
Eu 1,0(6,0) 0,9(7,0) 10
La 38,0(2,6) 38,8 (2,8) 2,1 25,0(4,0) 27,7(5,2) 10,8
Th 6,1 (8,5) 6,4(9,1) 4,9 6,2(11,3) 7,4(11,9)
U 1,7(11,2) 2,0(16)

Tabel 3. Hasil analisis SRM USGS GSP2 dan USGS W2A (unit dalam mg/kg, angka dalam kurung
menyatakan % Unc., SBR adalah nisbah rerata perolehan dan rerata sertifikat kali 100).
GSP2 W2A
Unsur
Sertifikat PTBIN SBR(%) Sertifikat PTBIN SBR(%)
Sc 6,3(11,1) 6,5(13,3) 3,2 36,0(3,1 ) 34,0(3,2) 5.5
Co 7,3(11,0) 7,9(12,6) 8,0 44,0(4,0) 41,0(5,2) 6,8
Zn 120 (8,3) 121(12) 1
Rb 245(29) 250(8,7) 2 21,0(5,2) 20,0(6,9) 4,8
Zr 550(5,5) 402(5,8) 26 80,0(2,5) 64,2(2,7) 20
Ce 410(7,3) 434(7,9) 5,8
Nd 200(6,0) 214(7,3) 7,0
Eu 2,3(4,3) 2,2(6,7) 4,3 1,0(6,0) 0,9(7,0) 10
Yb 2,1 (6,9) 2,0(7,4) 4,8
Th 105(7,9) 110(8,1) 4,8
Hf 2,6(6,9) 2,4(10) 7,7

Sejumlah 15 unsur yang meliputi juga terlihat bahwa sebagian besar hasil analisis
unsur-unsur Sc, Co, Mo, Sa, Ce, Nd, Eu, La, mempunyai ketidakpastian kurang dari 16 %.
Yb, Th, U, Zn, Rb, Zr dan Hf dalam empatjenis Sejumlah 21 unsur, yang teridiri dari : AI,
bahan rujukan standar pada Tabel 1, telah Na, Ca, Mn, V, Sc, Cr, Fe, Co, Zn, As, Sr, La,
dievaluasi dan hasil analisisnya disajikan pada Ce, Eu, Rb, Sr, Sb, U, Th dan Yb telah
Tabel 2 dan Tabel 3. Sebagaimana terlihat pada dikuantifikasi dari cuplikan geokimia (tanah dan
kedua tabel tersebut, nilai SBR untuk sebagian sedimen) yang diperoleh dari 85 titik pencuplikan
besar hasil analisis adalah kurang dari 11%, di pulau Panjang. Hasil yang diperoleh
kecuali dua unsur, yaitu unsur Mo (-14 %) dan mempunyai nilai ketidakpastian kurang dari
Zr (20 % hingga 26 %). Dari kedua tabel tersebut 10 %, kecuali untuk Ca dan V mempunyai

211
Studi Pemetaan Geokimia Pulau Panjang
(Sutisna) ISSN : 2085-2797

kisaran ketidakpastiannya yang relatif di wilayah pulau Panjang, yang terdiri dariAI, Sr,
cukup besar, yaitu pada rentang 12 % sampai Ca, Co, Na, Eu, Fe, La, U, Th, Mn, As, Ce dan
dengan 17%. Sc (Gambar 11 sampai dengan Gambar 24).
Distribusi unsur-unsur Ca, AI dan Fe
Pemetaan geokimia
menyebar merata hampir di seluruh kawasan
Pemetaan dilakukan dengan bantuan pulau panjang, dengan konsentrasi cukup tinggi
perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (> 1%). Ketiga unsur ini merupakan komporien
(Geographic Information System, GIS). Pad a utama untuk cuplikan geokimia di kawasan ini.
makalah ini disajikan 14 pemetaan unsur-unsur Unsur Sr mempunyai kerapatan yang relatif

~J~~~::l:r~:'~~._
• • I ••••
· .1· · . · · • •....
+i
-.e

,__
,
.,0::. _\
+
•••••• ,~ •• 1 •

•••••• • '.•..
• ·1· h.,/
!.' •••••
·L .•. .~--..-~~
• ~ .••",.-
• "--"~I'" !
! \! •

,i',·' ." ..,..,


! '-'. 1-,/
,.~': II 'l[~L-]
,t>

:1

-'--'-"
••••
1,.••• ,' •••

~~
".: j
1

~' .

. "··..
Gambar 11. Peta sebaran unsur AI. Gambar 14. Peta sebaran unsurCo

• ·,. ·.'
•• "- .. "'.. ,
.' .·•·.•••••
•:/
,.-••
.. •••.••
••
•.."'·_'n. ·..
·•.,••
•..
•• ~·
.••
..• •
;"'- •... ..
,/
• / ••
"
....•
,.
... ..-'-
'
'.
","
, ' •.

+
Br

·
... .•..... .....
.rn._~.
• "'"0'
.
~ ':::::
...
~---_._--_ ...,

Gambar 12. Peta sebaran unsur Sr Gambar 15. Peta sebaran unsur Eu

+
Ca
~.._-
••
6)


~~--_._-._=~"----
Gambar 13. Peta sebaran unsur Ca. Gambar 16. Peta sebaran unsur Fe

212
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010

··....
Serpong, 2-3 November 2010 ISSN : 2085-2797

••·••
••• •.••
;•
•• '•,\
• • •• • •••' .
•.
....• , ".
••••
••
••'•
••

••
1,,/
....
•,• :+.
,':..
",..,,;.-..' /
•.--. .• ....
1
I.
I

+
"

·1[tJ
··
• La ~--~
i '"".. • ••• "'11
-.

Gambar 17. Peta sebaran un sur La. Gambar 21. Peta sebaran unsur Mn.

.. '."•• • · ...
,:'• ·•••.• i
.'..•·.\1••
• • .,..•••
...
:/ . i

t'
-"A•..... ..
• A"/ ... '
•••' ~, A••
••••
..

~'''\ .~.:=·-x-···-
••
•••
"
: ", /. ..• • - ...•.
1,\ N ::-:::=l--':~ ] N

+
'm .•. ••••

i •••• ~ ., i,A .' [I ~ \_


\. i.••
.•.-A.. I •••' •... '1''''
I j. • Ii- ••••
i! ~

...-i..
"
•i
2...._ .L~
j ..:...:..
' •.•• A
.. ! •...•.
" .••••••.
·j~1
,
!

'i •• ,., •. ' I:i.


.•.1 Ii As
u
(I .•. ,A • •.
·1, ' .•. ',A
• .•.
.•.
'Ii j •••• ---~

i ~_...~
•.....-
~ dai_ mg4tI
[ .•....•.•.
! .•• ~.~"

~':=~ :~-r)I;i.- -l-ji ~;.::::::


'" "to" (01

~ u••• ""
•. •.. u_
j I

••' ••••
••• ..
• '.
•, /-' ...•.
•• ..
Gambar 18. Peta sebaran unsur U.

·•·'.•'.
•••••
•//••
"•
••
. •,•
•• ~j••
'••
•..

'••
•".••
••• ,•
·' ••,. ~
••••
• • • .. _ .•...
.c." N
Gambar 22. Peta sebaran unsur As.

\'."

+ +
Na
···
• 1••
~
- -.~
.•.
..•-
,.. _~
"Oft

Gambar 19. Peta sebaran unsur Na. Gambar 23. Peta sebaran unsur Sc.

i"
t·,· N

.
fUr" .••••••• l1n*~

, A ' •.
.•. ''"-.-
""', •• '1<"
., .•. ",.","

J :.
~.-;;..;;....------- ---.:.:.:.:.:.:

Gambar 20. Peta sebaran unsur Ceo Gam.bar 24. Peta sebaran unsur Th.

213
Studi Pemetaan Geokimia Pulau Panjang
(Sutisna) ISSN : 2085-2797

UCAPAN TERIMAKASIH
tinggi di daerah selatan dan timur pulau, dengan
rentang konsentrasi 17 mg/kg sampai dengan Penulis menyampaikan terimakasih
340 mg/kg. Untuk daerah selatan, unsur As yang sebesar-besarnya kepada DIKNAS yang
relatif cukup merata, namun dengan konsentrasi telah membiayai kegiatan penelitian ini
yang rendah «16 mg/kg). Unsur- unsur tanah melalui Program Blockgrant DIKNAS-BATAN
jarang seperti La, Ce dan Eu ada dalam tahun 2009. Ucapan terimakasih juga penulis
konsentrasi yang relatif rendah, kurang dari sampaikan kepada Bapak Ir. Iman Kuntoro,
100 mg/kg. Eu terdistribusi cukup rapat di daerah Kepala Pusat Teknologi Bahan Industri
tengah sampai dengan daerah utara pulau, Nuklir-BATAN, atas dukungannya sehingga
sementara untuk La lebih dominan di bagian kegiatan penelitian ini bisa berjalan dengan
selatan dan timur. baik. Kepada rekan rekan-rekan: Istanto,AMd.,
Sementara itu unsur-unsur Ce, U, Mn dan Siti Suprapti, A.Md., Alfian, S.St dan Subur
Sc tersebar hampir merata diseluruh kawasan. Zanuar, A.Md yang telah membantu dalam
Rentang konsentrasi untuk Mn adalah dari preparasi cuplikan dan akuisisi data,
60 mg/kg sampai dengan 9400 mg/kg, penulis ucapkan terimakasih. Ucapan
sementara untuk Ce, U dan Sc konsentrasi terimakasih yang sama, penulis sampaikan
maksimum tidak lebih dari 50 mg/kg. Unsur Co pula kepada rekan-rekan di fasilitas iradiasi
dan Th, terlihat lebih rapat di bagian utara PRSG, atas bantuannya dalam pelaksanaan
dibandingkan dengan bagian selatan dengan iradiasi cuplikan.
kisaran konsentrasi dari 1 mg/kg sampai dengan
DAFTAR PUSTAKA
54 mg/kg untuk Co, dan 1 mg/kg sampai dengan
9 mg/kg untuk Th. 1. Kompas.com,http://202.146.4.17/read/xmll
2008/08/04/04231730/
KESIMPULAN
2. Kompas.com,http://202.146.4.17/read/xmll
Sejumlah 14 sebaran unsur, yang meliputi 2008/09/25/17500622/

AI, Br, Ca, Co, Na, Eu, Fe, La, U, Th, Mn, As, 3. Sabtanto, Joko Suprapto. 2006. Geokimia

Ce dan Sc telah berhasil dipetakan sebagai peta Regional Sulawesi Bagian Utara Percuplikan

geokimia di pulau Panjang. Unsur-unsur makro, Endapan Sungai Aktif-80 mesh, Jurnal
Ca, AI, dan Fe, serta unsur-unsur mikro Ce, U Geologi Indonesia, 1(2):73-82.
dan Sc, tersebar merata diseluruh pulau. Unsur- 4. Guang Zuma, Guoli Liang, Liqiang Luo,

unsur lantanida ( La, Ce, dan Eu) memepunyai Xiuchun Zhan, Guohui Li, JCPDS-

konsentrasi yang bervariasi, tersebar dari bagian International Centre for Diffraction Data 2001,

tengah hingga utara pulau. Advance in X-ray Analysis, 44:419-24.

Teknologi ko-AANI yang dikembangkan di 5. USGS, Analytical Method and Database

Laboratorium AAN Serpong mempunyai potensi Fields in the NGS, http://tin.er.usgs.gov/

yang cukup besar dalam mendukung pemetaan geochem/ doc/analysis.htm. Oiunduh

geokimia di pulau Panjang. 2 Februari 2009.

214
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010
Serpong, 2-3 November 2010 ISSN : 2085-2797

6. Sutisna, Saeful Yusuf, Sumardjo. 2008. 13. B Smodis, A Bleiss. 2007. IAEA Quality

Aplikasi Metode ko-AANI di Reaktor GA. Control Study on Determining Trace


Siwabessy, Prosiding Seminar Nasional Elements in Biological Matrices for Air
AAN 2008, Sabuga ITB, Bandung. Pollution Research. J. Radioanal. Nucl.

7. Gunandjar, Sutisna. 2006. Pemantauan Pen- Chem. 270:2269-274.

cemaran Lingkungan dengan Teknik Nuklir 14. USGS. Sampling Method. http://tin.er.

ko-AANI untuk Strategi Proteklsi Lingkungan u sg s. g ov Ig eochem/doc/sam pli n g. htm.


di Indonesia. Enviro 7( 1): 13-22. Diunduh tgl 2 Februari 2009.
8. Sutisna, Saeful Yusuf, Rukihati, Th Rina 15. EPA. 2000. Soil Sampling. SOP-2012.
Mulyaningsih. 2008. Analisis Polutan di US-EPA. Environmental Respons Team.
Pesisir Utara Banten menggunakan 16. R Salminem, T Tarvarine, A Deme-triades,

Metode ko-MNI di Reaktor GA. Siwabessy. M Duris, FM Fordyce, G Klaver, H Klein,


Prosiding Seminar Na-sional AAN 2008. JO Larson, J Lis, J Locutura, K Marsina,
Sa bug a ITB, Bandung. H Mjartonova, C Mouvet, PO Connor, L Odor,
9. Sutisna, Alfian. 2010. Analisis Pencemaran G Ottonella, T Paukola, JA Plant, C Reimann,

Logam Berat di Kawasan Industri. Seminar o Schermann, U Siewers, A Steefelt, J Van

Nasional MN 2010. Puspiptek, Serpong, der Sluys, B deV ivo & L William. 1998.
2 November 201 O. Foregs Geochemical Mapping Field Manual.

10. Sutisna, Gunandjar, Sumrdjo, Rina Suryani, GSF Guide 47. Geological Survey of Finland.
Istanto. 2009. Pemantauan Pencemaran Espoo.
Pesisir : Distribusi Logam Berat di Teluk 17. BJ Mason. Preparation of Soil Sampling
Jakarta, Prosiding Seminar Nasional AAN Protocols: Sampling Technique and

2009, Yogyakarta. Strategies. Environmental Monitoring System

11. Frans de Corte. 1987. The ko-Standar- Laboratory. Office of Research and
dization Method. Rijksuniversiteit Gent. Developtment. US. EPA. Las Vegas. Nevada
12. Mathias Rosbach, Menno Blaauw. 2007. The 89193.

ko-IAEA Program, J. Radioanal. Nucl. Chem.


275:3657-62.

215

Anda mungkin juga menyukai