CAVER ................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.................................................................................................. 5
I.2. Rumusan Masalah............................................................................................5
I.3. Manfaat dan Tujuan.......................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian........................................................................................................ 6
2.1.1 Pengertian Batubara Menurut Para Ahli.............................................. 6
2.1.2 Pengertian Petrologi Batubara Menurut Para Ahli................................ 6
2.2. Proses Pembentukan Batubara ......................................................................7
2.2.1 Teori Pambatubaraan ......................................................................... .7
2.2.2 Penggambutan (Peatification)...............................................................8
2.2.3 Pembatubaraan (Coalitification)............................................................ 9
2.3. Fasies Batubara...............................................................................................11
2.3.1 Tipe Pengendapan................................................................................ 11
2.3.2 Tumbuhan Pembentukan Batubara...................................................... 12
2.3.3 Lingkungan Pengendapan.................................................................... 13
2.3.4 Komponen – Komponen yang Mempengaruhi Pembentukan
Batubara................................................................................................13
2.4. Karateristik Lingkungan Pengendapan............................................................ 13
2.4.1 Karateristik Lingkungan Pengendapan Menurut Diesel (1992)............15
2.4.2 Karateristik Lingkungan Pengendapan Menurut Horne (1978)............ 15
2.5. Maseral pada Batubara................................................................................... 17
2.5.1 Vitrinit.....................................................................................................17
2.5.2 Liptinit (Exinit)........................................................................................ 17
2.5.3 Inertinit................................................................................................... 18
2.5.4 Tabel Klasifikasi Maseral Batubara………………………………………..19
2.6. Pengaruh Sulfur terhadap Batubara................................................................20
2.7. Faktor Kualitas Batubara................................................................................. 21
2.8. Parameter Kualitas Batubara........................................................................... 21
2.9. Klasifikasi Kualitas Batubara........................................................................... 22
2.10 Peran Petrografi Batubara dalam Uji Kualitas Batubara………………………..23
2.11. Metode Pengamatan Maseral Batubara........................................................ 24
2.12. Pengukuran Rasio Pantulan (Reflectance)................................................... 24
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan......................................................................................................25
3.2. Saran .............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.1 Manfaat
1.3.2 Tujuan
PEMBAHASAN
a.Menurut Wolf, 1984 dalam Anggayana (2002) Batubara adalah Salah satu Sedimen
padat yang berasal dari sisa tumbuhan yang telah mengalami penghumifikasian dalam
jangka waktu yang cukup lama ( jutaan tahun ). Proses ini dipengaruhin oleh faktor
fisika dan kimia yang ditandain oleh perubahan warna coklat sampai kehitaman yang
mengakibatkan pengkayaan kandungan Carbon.
b.Menurut Cook ( 1999 ) batubara merupakan proses sedimentasi yang berasal dari
sisa tumbuhan yang terakumulasikan menjadi gambut . hal ini dapat terjadi disebabkan
oleh tekanan dan suhu.
e.Menurut Achmad Prijono, dkk. (1992) Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon
padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan
terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung sangat lama.
Penggambutan adalah salah satu sedimen organik yang berasal dari sisa
tumbuhan yang telah mati atau hancur dipermukaan dan mengalami pembusukan
sehingga bentuk asal tumbuhan tersebut tidak terlihat lagi . Pembentukan gambut
merupakan tahap awal terbentuknya batu bara. Gambut terbentuk di lahan basah yang
disebut mire.. Proses pembusukan dan penghancuran disebabkan oleh aktivitas bakteri
dan oksidasi. Menurut pendapat bend ( 1992 ) dalam diessel ( 1992 ) faktor
penggambutan dipengruhin oleh berbagai faktor yaitu : Evolusi tumbuhan , iklim dan
geografi dan tektonik daerah .
2.2.3.1 Proses pembatubaraan pada batubara yaitu terdiri atas gambut menjadi
lignit, subbituminuous, bitominous, antracite hingga meta-antracite (Susilawati, 1992
dalam Sunarijanto, 2008: 5).Dapat diamatin pada( Gambar 4 ) dibawah ini
Gambar 4 : Proses Pembatubaraan ( Sumber : http://www.ptba.co.id)
Secara berurutan, proses yang dilalui oleh endapan sisa-sisa tumbuhan sampai
menjadi batubara yang tertinggi kualitasnya adalah sebagai berikut:
2.Gambut mengalami proses diagenesis berubah menjadi batubara muda (lignite) atau
disebut juga batubara coklat (brown coal);
3.Batubara muda (lignite atau brown coal) menerima tekanan dari tanah yang
menutupinya dan mengalami peningkatan suhu secara terus menerus dalam waktu
jutaan tahun, akan berubah menjadi batubara subbituminus (sub-bituminous coal);
4.Batubara subbituminus tetap mengalami peristiwa kimia dan fisika sebagai akibat dari
semakin tingginya tekanan dan temperatur dan dalam waktu yang semakin panjang,
berubah menjadi batubara bituminus (bitumninous coal);
5.Batubara bitumninus ini juga mengalami proses kimia dan fisika, sehingga batubara
itu semakin padat, kandungan karbon semakin tinggi, menyebabkan warna semakin
hitam mengkilat. Dalam fase ini terbentuk antrasit (anthracite);
6.Antrasit, juga mengalami peningkatan tekanan dan temperatur, berubah menjadi meta
antrasit (meta anthrasite);
7.Meta antrasit selanjutnya akan berubah menjadi grafit (graphite). Peristiwa perubahan
atrasit menjadi grafit disebut dengan penggrafitan (graphitization).
2.2.3.2 Faktor-Faktor dalam pembentukan batubara sangat berpengaruh
terhadap bentuk maupun kualitas dari lapisan batubara. Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan batubara adalah :
1.Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun yang
lalu, yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan
iklim clan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri amat sangat berpengaruh terhadap
tipe dari batubara yang terbentuk.
3.Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan berapa
lama material dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk material yang
diendapkan dalam skala waktu geologi yang panjang, maka proses dekomposisi yang
terjadi adalah fase lanjut clan menghasilkan batubara dengan kandungan karbon yang
tinggi.
a. Autochtonous
Pengendapan dari tumbuhan yang kemudian menjadi gambut ditempat yang sama
tanpa mengalami proses transportasi.
b. Allochtonous
Merupakan tingkatan dari tipe rawa gambut yang menjadi bahan batubara yaitu daerah
air terbuka dengan tumbuhan air, rawa terbuka yang berisi ilalang, rawa di hutan serta
rawa lumut.
a. Bog: merupakan rawa tempat dari jenis tumbuhan yang sangat sedikit mendapat
suplay makanan seperti lumut atau tanaman perambat.
b. Fen: merupakan rawa tempat transisi antara daerah yang melipah airnya dengan
daerah kering sehingga ditumbuhi oleh tanaman jenis perdu dan beberapa pohon lain.
c. Marsh: rawa yang terdapat di sekitar pinggir danau atau laut yang ditumbuhi oleh
tumbuhan perdu dan tanaman.
d. Swamp: rawa yang terbentuk daerah beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi
sehingga banyak ditumbuhi oleh tanaman berkayu.
b. Limnik : Lingkungan ini terendapkan di bawah air rawa danau. Batubara yang
terendapkan pada lingkungan telmatis dan limnis sulit dibedakan karena pada forest
Swamp biasanya ada bagian yang berada di bawah air (feed Swamp)
c. Marine: daerah yang menghasilkan batubara dengan kandungan kaya abu, S dan N
yang mengandung fosil laut. Sedangkan untuk daerah dengan iklim tropis, lingkungan
pengendapannya yaitu hutan mangrove (bakau) dengan kandungan S yang melimpah.
d. Ca-rich: lingkungan pengendapan ini terjadi pada daerah payau dengan kondisi
oksigen terbatas sehingga melimpah akan Ca. Pada lingkungan ini juga terendapkan
banyak fosil dan bitumen
2.5.3. Inertinit
Inertinit disusun dari materi yang sama dengang vitrinite dan liptinite tetapi dengan
proses dasar yang berbeda. Kelompok inertinite diduga berasal dari tumbuhan yang
sudah terbakar dan sebagian berasal dari hasil proses oksidasi maseral lainya atau
proses decarboxylation yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Kelompok ini
mengandung unsur hidrogen paling rendah dan karakteristik utamanya adalah
reflektansi yang tinggi diantara kelompok lainya. Pemanasan pada awal penggambutan
menyebabkan inertinit kaya akan karbon. Sifat khas inertinit adalah reflektinitas tinggi,
sedikit atau tanpa flouresnse, kandungan hidrogen, aromatis kuat karena beberapa
penyebab, seperti pembakaran (charring), mouldering dan pengancuran oleh jamur,
gelifikasi biokimia dan oksidasi serat tumbuhan. Sebagian besar inertinit sudah pada
bagian awal proses pembatubaraan. Inertinite mempunyai berat jenis 1,5 – 2,0 dan
kandungan karbon yang paling tinggi dibanding maseral lain serta kandungan volattile
matter sekitar 22,9 %.
Faktor – faktor penentuan kualitas batubara terbagi menjadi tiga faktor yaitu umur ,
tekanan dan temperatur yang mempengaruhin peringkat kualiatas batubara ( Cool Rank
) . Faktor umur yaitu seberapa lama pengendapan atau usia batubara tersebut mulai
terbentuk .Faktor temperatur adalah salah satu faktor yang berpengaruh sangat penting
karena efek panas yang berpengaruh pada endapan batubara yang berasal dari panas
bumi ,berasal dari vukanisme dan struktur geologi . Faktor tekanan dapat
diidentifikasikan kedalam pengamatan seam batubara , semakin dalam seam batubara
terkubur jauh didalam bumi maka efek yang dapat ditimbulkan semakin besar
a.Analisis Proximate Analisis ini dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat
terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon) dan kadar abu (ash) (Cahyo,
2010).
b. Analisis Ultimate Analisis ini dilakukan untuk menentukan komposisi unsur kimia
pada batubara yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan
juga unsur jarang (Cahyo, 2010).
c. Analisis Maseral Pada penggolongan Coal Maseral, unsur moisture dan mineral
matter tetap, akan tetapi unsur organiknya dibagi berdasarkan substansi pembentuk
batubara yang terdiri dari 3 golongan atau grup maseral yaitu vitrinite, exinite atau
liptinite, dan inertinite. Ketiga kelompok maseral tersebut dapat dibedakan dari
kenampakan di bawah mikroskop yang meliputi morfologi, bentuk, ukuran, relief,
struktur dalam, komposisi kimia, warna pantul, intensitas pantul dan tingkat
pembatubaraannya, asal kejadian dan sifat-sifat fisik dan kimia yang dipunyai (Stach
dkk, 1982 dan Bustin dkk, 1983; dalam Rudy dan Dian, 2010 powerpoint presentasi
Maseral vitrinite). Klasifikasi kelompok maseral, sub-maseral dan jenis maseral dalam
petrografi batubara, yang sering dipakai oleh peneliti di Indonesia adalah Australian
Standart (AS 28561986)( Tabel 1 )
2.10 Peran Petrografi Batubara Dalam Uji Kualitas Batubara
2.11 Metode Pengamatan Maseral Batubara
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
1.Batubara merupakan batuan sedimen yang terbentuk secara organik melalu proses
penggambutan hingga pembatubaraan
2.Berdasarkan tipe pengendapannya batubara dibagi dua yaitu Autochtonous dan
Allochtonous
3.Terdapat beberapa faktor yang menentukan kualitas batubara yaitu asal material yaitu
tumbuhan baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah, lalu proses dekomposisi
yang mempengaruh perubahan batubara secara fisika maupun kimia, setelah itu ada
umur geologi yang menandakan tinggi rendahnya kandungan karbon, proses
geotektonik yang mempengaruhi proses pembentukan suatu lapisan batubara, serta
lingkungan pengendapan yang mempengaruhi proses sedimentasi material.
4.Sementara itu untuk menentukan suatu batubara berkualitas atau tidak harus melihat
bebrapa parameter yaitu Heating Value (HV) (Calorific Value/ Nilai Kalor),Moisture
Content (Komposisi Lengas),Ash content (Komposisi Abu) , Sulfur content (Komposisi
Belerang), Volatile matter (Bahan mudah menguap), Fixed Carbon, Hardgrove
Grindability Index (HGI), Ash Fusion Character of Coal
3.2 Saran
Dalam membuat makalah ini tentunya penulis tidak luput dari salah sehingga bila
terdapat beberapa kesalahan harap dimaklumi dan juga bagi pembaca diharapkan
dapat menambah wawasan baru serta menjadi referensi yang berharga bagi para
pembaca
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cahangon.net/statistik/k orelasi-linier-sederhana.html.(Diakses
2016).
http://www.ptba.co.id/id/knowledge/index/5/terjadinya-batubara
http://www.slideshare.net/AndreiHadijaya/tambang-eksplorasi-t-p-b