Anda di halaman 1dari 3

 Seperti yang telah disampaikan tadi, cara yang harus kita lakukan untuk memulai zero

waste, contohnya dengan cara membawa kantong belanja dan Tumbler sendiri,
mengurangi penggunaan, memakai kembali sampah yang masih bisa dipakai, tapi pada
kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak mengikuti hal tersebut, bagaimana
cara mengatasi hal tersebut Bu ? (Rohani Via Tamaria Nababan)

Yang paling utama adalah meningkatkan kesadaran masyarakat supaya tahu kalau plastik ini
benar-benar masalah dan harus digalakkan sedikit demi sedikit dan juga ada ketegasan dari
pemerintah terutama pemerintah daerah yang lebih dekat dengan masyarakat. Misalnya ritel-
ritel tidak diperbolehkan memberi atau menjual plastik, plastik untuk membawa barang
belanjaannya dengan menyediakan kantung dari kain yang bisa dibeli sebagai gantinya atau
dengan menggunakan tas pembeli itu sendiri, jadi lebih ketegasan pemerintah sebelum
kesadaran masyarakat. Tetapi, lambat laun nanti juga yang paling penting adalah kesadaran
masyarakat, karena nanti akan muncul protes-protes dari masyarakat kalau kesadaran ini
belum di bangun dan ritel-ritel juga mengajukan protes dan akhirnya kebijakan itu tidak
spesifik. Jadi yang paling penting adalah mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan
memberikan contoh cara hidup yang minim sampah, karena jika berharap dari pemerintah
efeknya hanya efek kejut saja, awalnya berjalan tapi lama kelamaan karena kebanyakan
permintaan dari masyarakat terkait kantung plastik akhirnya juga akan menjadi tidak efektif.
(Astarina Eka Dewi, S.Hut., M.Sc.)

 Berdasarkan beberapa sumber media sosial yang saya dapat, sudah banyak yang
melakukan inovasi terbaru dalam pembuatan kantong plastik organik yang lebih ramah
lingkungan dan membutuhkan waktu penguraian yang lebih singkat. Mengapa inovasi
tersebut belum diterapkan secara baik dan dipasarkan secara besar-besaran? (Jihan
Syafitri Salsabila)

Karena itu masih terhitung mahal dibanding plastik yang biasa digunakan, rata-rata plastik
dari bahan organik ini terhitung mahal, dan karena masih barang baru sehingga efektivitas
dan efisiensi dalam pembuatannya masih sangat minum, pengolahan yang lama, tidak bisa
produksi dalam jumlah besar dan alat-alatnya masih terhitung mahal, sehingga belum bisa
digunakan secara efektif. Makanya inovasi-inovasi tersebut walaupun bagus tapi kalau terkait
dengan harga yang lebih mahal, masyarakat lebih kecenderungannya memilih yang murah
walaupun yang mahal tadi lebih ramah lingkungan, apalagi yang lebih mahal ini kantungnya
mudah rusak. (Astarina Eka Dewi, S.Hut., M.Sc.)

 Mengenai strategi kecil-kecilan di rumah yang ibu lakukan di dalam keluarga setelah
yang dijelaskan tadi. Kegiatan apa yang biasa dilakukan untuk limbah rumah tangga,
apalagi limbah rumah tangga menyumbang sampah yang sangat besar, bagaimana dan
apa saja yang diperlukan, misalnya melakukan recycle barang-barang tadi, jadi kira-kira
apa saja yang bisa di jadikan contoh kecil. (Adhestiasih pangestu Jihanlillahi)

Saya awalnya semangat mengumpulkan bungkus kemasan-kemasan minuman, saya anyam


menjadi kerajinan seperti tas dan sebagainya. Tetapi lama-kelamaan keluarga juga mulai
meninggalkan minuman kemasan itu, selain karena sampah, itu juga tidak sehat bagi tubuh.
Kebiasaan yang lain adalah memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik
diolah menjadi pupuk kompos, kemudian sampah anorganik saya pisahkan lagi, misalnya
sampah kardus-kardus bekas dan plastik-plastik saya kumpulkan dan disumbangkan ke
pemulung, itu kalau sudah mentok kita sudah tidak bisa menghindari lagi, tapi kalau bisa
menghindari jika berbelanja bawa tas belanja sendiri ataupun plastik lama. Jika pun terpaksa,
pilihlah yang paling seminimal mungkin menghasilkan sampah. (Astarina Eka Dewi,
S.Hut., M.Sc.)

 Bagaimana tips dan triknya dalam menjaga lingkungan selama dirumah dan lingkungan
sekitar (Risma Dona)

Pertama jangan malas ribet, kita harus ingat-ingat terus kalau tidak mau ribet kita sudah
menyumbang sampah dan bagian dari masalah bukan bagian dari solusi, jadi berpikirlah
bahwa ribet sedikit tidak apa-apa, tapi yang penting tidak bagian dari masalah dan mudah-
mudahan bisa menjadi bagian dari solusi dengan memengaruhi orang-orang disekitar kita.
Jika harus membeli, memilih dan gunakanlah yang minim sampah anorganiknya dan di ingat-
ingat gambar-gambar makhluk lain yang tidak berdosa menjadi susah karena kita. Hal itu bisa
jadi motivasi untuk tidak melakukan hal-hal yang kedepannya akan kita sesali. (Astarina
Eka Dewi, S.Hut., M.Sc.)
 Untuk pemilik usaha kecil-kecilan yang masih menggunakan styrofoam dengan alasan
budget untuk kemasan yang lebih baik kurang dan dapat mengurangi keuntungan,
bagainana pandapat serta saran dari ibu ? karna berdasarkan penelitian yang pernah saya
lakukan di lingkungan masyarakat golongan bawah itu, penggunaan plastik itu alasannya
"murah" (Muhammad Alif Cikara)

Memang benar kalau hanya berharap dari penjualnya otomatis kalau dia memperbaiki
kemasan dengan meninggalkan styrofoam yang murah, dia akan berkurang keuntungannya
dan jika dia menaikan harga untuk menutupi biaya kemasannya, dia akan kehilangan
pembeli. Sehingga saya sarankan mulai dari kita sendiri, dengan membawa kotak makan dan
Tumbler sendiri, dan jika disuruh memilih kemasan, pilihlah yang terbaik dan bisa
meminimalisasi sampah. Kita harus menghindari styrofoam, plastik, kertas makan yang
dilapisi plastik dan juga kita harusmulai mengapresiasi penjual-penjual yang masih
menggunakan kemasan seperti dengan daun pisang. Semuanya berasal dari konsumen karena
kalau jika berharap dari penjual akan sulit bagi dia karena itu merupakan keuntungannya.
Jadi, hal ini harus diawali dari kita sendiri agar tidak ada pihak yang dirugikan. (Astarina
Eka Dewi, S.Hut., M.Sc.)

Anda mungkin juga menyukai