Anda di halaman 1dari 4

ASAM BASA

ASAM

Istilah Asam (acid) berasal dari bahasa Latin Acetum yang berarti cuka, Asam
memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

 Rasa asam
 Bereaksi dengan beberapa ion logam menghasilkan gas H2
 Bereaksi dengan bikarbonat menghasilkan gas CO2
 Bersifat korosif
 pH kurang dari 7
 Mengubah kertas lakmus biru/merah menjadi merah

BASA

Istilah Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti Abu, Basa memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

 Rasa pahit dan licin


 pH lebih dari 7
 Mengubah kertas lakmus merah/biru menjadi biru

A. PERKEMBANGAN KONSEP ASAM BASA

Perkembangan konsep asam dan basa sudah dimulai sejak abad ke 18. Diawali
dengan teori asam basa Arrhenius yang sangat terkemuka dan melegenda.
Hingga akhirnya teori asam basa Arrhenius berkembang dan menghasilkan
beberapa konsep asam basa lainnya yang meliputi konsep asam dan basa
Bronsted-Lowry dan konsep asam dan basa Lewis.

1. Konsep Asam dan Basa Arrhenius


Untuk pertama kalinya, pada tahun 1884 seorang ilmuan Swiss, Svante August
Arrhenius, mengemukakan suatu teori tentang asam dan basa. Arrhenius
berpendapat bahwa

 Asam merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H ) +

 Basa merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidroksida
(OH )

Reaksi asam dan basa Arrhenius adalah sebagai berikut:

Asam = HA(aq) → H+(aq) + A-(aq)


Ion hydrogen

Contoh:

 HCl → H+ + Cl-
 H2SO4 → 2H+ + SO42-

Basa = B(aq) + H2O → BH+(aq) + OH-(aq)


Ion hidroksida

Contoh:

 NaOH → Na+ + OH-


 Ca(OH2) → Na2+ + 2OH-

2. Konsep Asam dan Basa Bronsted-Lowry


Perkembangan konsep asam dan basa berlanjut pada tahun 1923 ketika
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry menyatakan bahwa reaksi asam
basa tidak hanya terbatas pada senyawa asam basa dalam pelarut air. Menurut
Bronsteed-Lowry;

 Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H ) kepada basa


+

(donor proton).
 Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton (H ) dari asam (akseptor
+

proton).
 Sisa asam dinyatakan sebagai basa konjugasi.
 Jika suatu basa dapat menerima proton (H ), maka zat yang terbentuk
+

mempunyai kemampuan sebagai asam dan disebut sebagai asam konjugasi.


 Zat yang dapat bersifat sebagai asam dan basa disebut zat amfoter.
 Reaksi asam dan basa Bronsted-Lowry adalah sebagai berikut:

Catatan:
Penjelasan reaksi pertama
 HCOOH merupakan senyawa asam karena pada reaksi terlihat bahwa
HCOOH memberikan /donor proton (H+) kepada H2O sehingga pada akhir
reaksi HCOOH kehilangan satu atom Hnya sehingga menjadi HCOO-
 H2O merupakan senyawa basa karena pada reaksi terlihat bahwa H 2O
menerima/akseptor satu proton (H+) dari HCOOH sehingga pada akhir reaksi
atom H pada H2O bertambah menjadi H3O+

3. Konsep Asam dan Basa Lewis


Perkembangan konsep asam dan basa masih terus berlanjut, sampai akhirnya
pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis,
mengukakan konsep asam dan basa berdasarkan serah terima elektron. Lewis
berpendapat bahwa;

 Asam adalah partikel yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor)


 Basa adalah partikel yang memberi pasangan elektron (donor).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan reaksi asam dan basa lewis berikut ini:
Pada reaksi antara BF dan NH , BF  bertindak sebagai asam, sedangkan
3  3 3

NH  bertindak sebagai basa.


3

Pada reaksi di atas, H O bertindak sebagai basa sedangkan CO  bertindak


2 2

sebagai asam.
Konsep asam dan basa Lewis ini lebih luas daripada konsep asam dan basa
Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan karena,

 Konsep asam dan basa Lewis dapat menjelaskan reaksi asam dan basa
dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut.
 Konsep asam dan basa Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa
melibatkan transfer proton (H ) seperti pada reaksi antara NH  dengan BF .
+
3 3

SELAMAT BELAJAR…!!!

Anda mungkin juga menyukai