3
COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
OLEH
YOHANES KRISOSTOMUS JANGKUT
CGP ANGKATAN 6
ASAL UPTD SD INPRES NGGAWANG
KECAMATAN RUTENG
KABUPATEN MANGGARAI
PROVINSI NTT
Pengajar Praktik
Adrianus Ndiri Lirik
CGP
Yohanes Krisostomus Jangkut
Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di
sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di
paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan
pembelajaran sosial dan emosi?
Peran saya sebagai seorang coach di sekolah
Setelah mempelajari modul 2.3 ini saya memahami dan menyadari bahwa sebagai
guru kelas di SD yang mengampuh kelas dan mengajar murid, peran lain yang harus saya
lakukan adalah sebagai coach bagi murid dan sesama PTK. Salah satu peran guru yang
saya pelajari modul 1.3 adalah menjadi coach bagi guru yang lain dan materi pada modul
2.3 ini memiliki kaitan erat di dalamnya. Peran coach ini tidak hanya untuk sesama guru,
Coaching
tetapi dapat dilakukan untuk adalah
menuntun sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
murid.
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup,
pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant,
1999). Coach adalah fasilitator, pembimbing atau rekan dialog bagi
murid atau rekan guru di sekolah yang membutuhkan tuntunan. Peran
coach dapat dilakukan kepala sekolah dalam supervisi dan oleh guru
terhadap murid dan rekan sejawat. Coachee adalah murid dan rekan
sejawat di sekolah yang membutuhkan tuntunan dari kepala sekolah
atau guru.
Lanjutan……
1 Paradigma berpikir coaching
Agar peran coach dapat
dilakukan dengan baik dalam Fokus pada coachee yang akan dikembangkan
kegiatan cocaching di sekolah,
maka keterampilan yang Bersikap terbuka dan ingin tahu
harus saya miliki adalah: Memiliki kesadaran diri yang kuat
Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Pendekatan couching adalah sebuah dialog antara murid dan guru yang
terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh
kasih dan persaudaraan. Ada 4 cara dapat melatih guru dengan semangat
tut wuri handayani melaksanakan proses couching :
1) Murid adalah mitra belajar,
2) Dialog yang emansipatif,
3) Terciptanya ruang perjumpaan antara guru dan murid.
4) Kasih dan persaudaraan.
Keempat hal ini merupakan kekuatan berpikir dalam dialog murid dan
guru. Keempat hal ini juga mengarah pada pengembangan kompetensi
sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
Lanjutan……