Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak

MODUL 1.2 NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Description

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Pendidikan menurut Ki Hajar


dewantara, dilanjutkan ke modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak.
Pada modul 1.2 dimulai dengan setiap CGP membuat trapesium usia. Dari
trapesium usia yang sudah saya buat, saya banyak mendapatkan pembelajaran
baru, yaitu bahwa kejadian negative atau positif meskipun sudah lama berlalu tetapi
kejadian tersebut masih bisa saya ingat. Hal tersebut menjadi pembelajaran bahwa
sebagai guru saya harus bisa menjadi momen positif untuk siswa-siswa saya dan
mengusahakan jangan sampai ada momen atau kejadian negative yang dirasakan
oleh siswa saya. Selanjutnya saya mengidentifikasi nila-nilai guru
penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru
penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran maupun
dalam kepemimpinan di sekolah tempat saya mengajar.

CGP belajar mandiri untuk memahami konsep materi. Materi yang harus dipahami,
yaitu bagaimana manusia tergerak, bagaimana manusia bergerak, tahap ini dan
bagaimana menggerakkan manusia. Dalam mempelajari konsep materi tersebut
saya juga menjawab pertanyaan yang ada di modul untuk merefleksi dari belajar
mandiri tersebut. Pada tahap ini saya akhirnya paham bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran saya harus benar-benar memahami bagaimana kondisi siswa. Setiap
siswa memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda dan permasalaham yang
berbeda pula.

Examination

Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar
secara mandiri maupun diskusi secara virtual, akhirnya saya memahami bagaimana
nilai dan peran guru penggerak. Guru penggerak harus memiliki nilai inovatif,
kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa dan mandiri. Peran guru penggerak yaitu
mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas baik di sekolah
maupun lingkungan sekolah, mampu berkolaborasi dengan rekan dan membimbing
rekan di sekolah, dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid. Semua peran
tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada trilogy Pendidikan menurut KHD yaitu,
ing ngarso sang tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Nilai guru penggerak tersebut sebelumnya masih belum saya lakukan dengan
optimal misalnya pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya
pembelajaran yang saya lakukan masih berfokus pada bagaimana anak
menyelesaikan soal-soal ujian. Tetapi dengan mempelajari modul 1.2 ini saya
memahami bahwa pembelajaran harus berpihak pada siswa. Pembelajaran yang
dilakukan harus sesuai dengan kodrat anak.
Articulation of Learning

Point penting yang dipelajari pada modul 1.2 adalah tentang nilai-nilai dan peran
guru penggerak. Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru memiliki nilai-nilai
guru penggerak yaitu mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif dan berpihak pada siswa.
Guru juga harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi
dengan rekan serta mampu menggerakkan rekan serta mewujudkan kepemimpinan
murid. Selain itu saya juga mempelajari tentang bagaimana cara kerja otak, yang
pertama yaitu sitem berfikir cepat dan system berfikir lambat, kedua kebutuhan
dasar manusia yang terdiri dari: kebutuhan bertahan hidup, kasih sayang dan rasa
diterima, kekuasaan dan penguasaan, kebebasan dan kesenangan. Ketiga, tahap
tumbuh kembang anak. Bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan
tahap tumbuh kembangnya. Kemudian di modul juga menjelaskan diagram identitas
gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es
di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat
menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk
membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88%
tidak terlihat. Karakter yang terlihat didasari oleh perilaku yang dilakukan berulang-
ulang sehingga menjadi kebiasaan. Untuk menumbuhka karakter perlu ada
pengkondisian dan pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan keteladanan
dan system/ aturan yang konsisten. Karakter yang baik pada siswa bisa kita tuntun
dengan berpedoman pada trilogi Pendidikan menurut KHD yaitu dengan memberi
tauladan, memotivasi dan mendorong siswa untuk menumbuhkan karakter.

Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan nilai
dan peran guru penggerak. Saya harus mampu menjadi:

1. Pemimpin pembelajaran: menyusun desain pembelajaran, membuat


asesmen dan melakukan refleksi pembelajaran di setiap pembelajaran yang
dilakukan. Menyusun pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan
siswa, membuat refleksi atau evaluasi sebagai perbaikan pembelajaran
berikutnya, dan dalam pembelajaran yang saya lakukan harus berpihak pada
siswa sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan Pendidikan dalam
memerdekakan anak bisa terwujud.
2. Menjadi coach bagi guru lain: memberikan bimbingan atau pendampingan
ke rekan guru serumpun untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada
siswa. Hal ini dilakukan dengan adanya supervisi mata pelajaran serumpun,
sehingga saya bisa melakukan pendampingan pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, dan melakukan refleksi
untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Agar kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan optimal maka saya sendiri juga harus mandiri, yaitu
belajar untuk meningkatkan kompetensi diri.
3. Mendorong kolaborasi: bekerjasama untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran. Kegiatan supervisi juga
dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
sehingga saya dan rekan guru bekerjasama untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ditemukan. Selain itu saya juga bekerjasama denga guru
serumpun untuk melaksanakan kegiatan proyek pembelajaran.
4. Mewujudan kepemimpinan murid: dalam pembelajaran saya mendesain
sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa sehingga siswa bisa belajar
dengan menyenangkan. Siswa akan aktif dalam pembelajaran sesuai dengan
potensi mereka masing-masing. Saya sebagai guru hanya menuntun siswa
untuk pembelajaran di kelas.
5. Menggerakkan komunitas praktisi: dengan mengaktifkan komunitas belajar
di sekolah, dimana guru mendiseminasikan hal baru yang di dapat di setiap
mengikuti pelatihan atau workshop. Saya akan berkolaborasi denga rekan
untuk membagikan praktik baik yang sudah dilakukan dalam pembelajaran
sehingga bisa dijadikan referensi rekan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai