Anda di halaman 1dari 3

Description

Saya mempelajari modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak. Pada modul 1.2 saya
memulai dengan membuat trapesium usia. Lewat media Trapesium Usia yang saya susun,
banyak hal baru yang saya peroleh di antaranya bahwa saya dituntun untuk mengurai kembali
segala peristiwa yang sudah saya alami di masa lalu. Ini sebuah pelajaran berharga yang terkait
dengan tugas sebagai guru atau pendidik yang aktivitasnya berkaitan dengan evaluasi diri dan
mengingat sekian banyak profil murid-murid di sekolah.

Berikutnya saya mengurai tentang adanya potensi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada
pada diri saya yang nilai-nilai tersebut berkemungkinan tinggi terlaksana baik dalam
pembelajaran maupun sekolah.

Selanjutnya, kegiatan diskusi kelompok secara virtual pada hari jumat Tanggal 10 November


untuk membuat karya tentang rancangan satu kegiatan sebagai upaya mengkolaborasikan
kekuatan nilai yang dimiliki setiap anggota kelompok. Hasil diskusi dari kelompok saya
(kelompok 2) memilih nilai kolaborasi, kenapa kolaborasi? Karena kami bertiga saat diminta
nilai yang muncul pada setiap orang kami semua memunculkan nilai kolaborasi. Sehingga kami
berdiskusi untuk membuuat rancangan kegiatan nilai kolaborasi. Kegiatan tersebut adalah
pertunjukan drama kolosal perobekan bendera Belanda di hotel Yamato dalam peringatan 10
November. Kegiatan tersebut mengkolaborasikan guru dengan guru, guru dengan siswa, dan
siswa dengan siswa. Kami dalam kelompok juga berkolaborasi dalam menyusun rancangan
kegiatan. Hasil kolaborasi kelompok kami dibuat dalam bentuk PPT dan dipresentasikan pada
pertemuan berikutnya secara virtual yaitu hari senin Tanggal 14 November. Saya bertugas
sebagai moderator dan bu Luluk dan pak Hari sebagai presenter. Pada saat presentasi Bu Luluk
terdapat kendala jaringan sehingga penjelasan materi saya lanjutkan. Setelah presentasi, kami
diminta untuk membuat refleksi mengapresiasi peran satu rekan dalam kelompok. Saya membuat
refleksi untuk rekan saya yaitu Bu Luluk dan Pak Hari.

Saya membuat gambaran diri sebagai guru penggerak di masa yang akan datang yaitu
setelah saya selesai pendampingan guru penggerak. Kegiatan dilaksanakan pada hari selasa
Tanggal 15 November Banyak hal yang saya lakukan sebagai implementasi Pendidikan menurut
KHD dan peran sebagai guru penggerak sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya.  Kemudian
kegiatan dialog virtual dengan instruktur pada hari kamis Tanggal 17 November pukul 13.00
– 14.30 WIB tentang nilai dan peran guru penggerak. Setelah dialog virtual saya membuat
tulisan narasi kaitan antara materi pada hari jumat Tanggal 18 November yang ada pada modul
1.1 filosofi Pendidikan KHD dan modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak. Semua kegiatan
sudah terselesaikan, akhirnya saya melanjutkan untuk menyusun aksi nyata. Kegiatan apa yang
saya lakukan untuk implementasi dari hasil belajar modul 1.2 ini.

Examination

Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar secara mandiri
maupun diskusi secara virtual, akhirnya saya memahami bagaimana nilai dan peran guru
penggerak. Guru penggerak harus memiliki nilai inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada
siswa dan mandiri. Peran guru penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran,
menggerakkan komunitas baik di sekolah maupun lingkungan sekolah, mampu berkolaborasi
dengan rekan dan membimbing rekan di sekolah, dan mampu mewujudkan kepemimpinan
murid. Semua peran tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada trilogy Pendidikan menurut
KHD yaitu, ing ngarso sang tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Nilai guru penggerak tersebut sebelumnya masih belum saya lakukan dengan optimal misalnya
pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya pembelajaran yang saya lakukan masih
berfokus pada bagaimana anak menyelesaikan soal-soal ujian. Tetapi dengan mempelajari modul
1.2 ini saya memahami bahwa pembelajaran harus berpihak pada siswa. Pembelajaran yang
dilakukan harus sesuai dengan kodrat anak.

Articulation of Learning

Point penting yang dipelajari pada modul 1.2 adalah tentang nilai-nilai dan peran guru
penggerak. Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru memiliki nilai-nilai guru penggerak
yaitu mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif dan berpihak pada siswa. Guru juga harus mampu
menjadi pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan serta mampu
menggerakkan rekan serta mewujudkan kepemimpinan murid. Selain itu saya juga mempelajari
tentang bagaimana cara kerja otak, yang pertama yaitu sitem berfikir cepat dan system berfikir
lambat, kedua kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari: kebutuhan bertahan hidup, kasih
sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan, kebebasan dan kesenangan. Ketiga, tahap
tumbuh kembang anak. Bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh
kembangnya. Kemudian di modul juga menjelaskan diagram identitas gunung es yang
menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat
menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di
dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter
yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Karakter yang terlihat didasari oleh
perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Untuk menumbuhka
karakter perlu ada pengkondisian dan pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
keteladanan dan system/ aturan yang konsisten. Karakter yang baik pada siswa bisa kita tuntun
dengan berpedoman pada trilogi Pendidikan menurut KHD yaitu dengan memberi tauladan,
memotivasi dan mendorong siswa untuk menumbuhkan karakter.

Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan nilai dan peran
guru penggerak. Saya harus mampu menjadi:

1. Pemimpin pembelajaran: menyusun desain pembelajaran, membuat asesmen dan


melakukan refleksi pembelajaran di setiap pembelajaran yang dilakukan. Menyusun
pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa, membuat refleksi atau
evaluasi sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya, dan dalam pembelajaran yang saya
lakukan harus berpihak pada siswa sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan
Pendidikan dalam memerdekakan anak bisa terwujud.
2. Menjadi coach bagi guru lain: memberikan bimbingan atau pendampingan ke rekan
guru serumpun untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Hal ini
dilakukan dengan adanya supervisi mata pelajaran serumpun, sehingga saya bisa
melakukan pendampingan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penyusunan asesmen, dan melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan optimal maka saya sendiri juga
harus mandiri, yaitu belajar untuk meningkatkan kompetensi diri.
3. Mendorong kolaborasi: bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang
ditemukan dalam pembelajaran. Kegiatan supervisi juga dilakukan untuk menemukan
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sehingga saya dan rekan guru
bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu saya
juga bekerjasama denga guru serumpun untuk melaksanakan kegiatan proyek
pembelajaran.
4. Mewujudan kepemimpinan murid: dalam pembelajaran saya mendesain sesuai dengan
kebutuhan dan minat siswa sehingga siswa bisa belajar dengan menyenangkan. Siswa
akan aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Saya
sebagai guru hanya menuntun siswa untuk pembelajaran di kelas.
5. Menggerakkan komunitas praktisi: dengan mengaktifkan komunitas belajar di sekolah,
dimana guru mendiseminasikan hal baru yang di dapat di setiap mengikuti pelatihan atau
workshop. Saya akan berkolaborasi denga rekan untuk membagikan praktik baik yang
sudah dilakukan dalam pembelajaran sehingga bisa dijadikan referensi rekan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai