Anda di halaman 1dari 5

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 1.1 DAN MODUL 1.2

1. PERISTIWA

Momen pertama yang mencerahkan adalah ketika saya belajar modul 1.1 Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara melalui ekplorasi diri. Pada momen
tersebut saya mulai mempelajari setiap bagian modul yang terdapat pada LMS.
Banyak hal baru yang saya temukan di sana berkaitan dengan pemikiran Bapak Ki
Hadjar Dewantara, mulai dari dasardasar pendidikan yang menuntun, asas pendidikan
(kodrat alam dan zaman), pentingnya kultur sosial dan budi pekerti, konsep
convergentietheorie, konsep taman siswa, trilogi pendidikan, hingga pendidikan yang
menghamba kepada siswa. Hal tersebut benar-benar baru bagi saya.

Saya pun tertantang untuk mempelajarinya dan tanpa terasa membaca seluruh isi
modul hingga larut malam. Selanjutnya, saya merasa tercerahkan ketika berada di
Ruang Kolaborasi bersama fasilitator. Di sana, kami saling berbagi wawasan mengenai
pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara. Kami pun saling berbagi dengan dipandu Ibu
Ridha yang sangat asik dalam memposisikan diri sebagai fasilitator kami.

Momen kedua yang mencerahkan adalah ketika saya belajar modul 1.2 Nilai-nilai dan
Peran Guru Penggerak melalui eksplorasi diri. Sama halnya ketika belajar modul 1.1,
ketika belajar modul 1.2 ini, saya menemukan banyak wawasan baru yang sangat
menarik.

Wawasan baru tersebut, antara lain sistem berpikir cepat dan lambat, tahap
perkembangan manusia, nilai-nilai Guru Penggerak, dan peran Guru Penggerak.
Namun, pada saat belajar mandiri modul 1.2 ini, wawasan saya masih belum mantap
ketika memahami nilai-nilai dan peran guru penggerak. Barulah ketika di Ruang
Kolaborasi bersama Fasilitator dan rekan-rekan CGP yang lain, saya mulai memahami
nilai dan peran guru penggerak. Melalui ruang kolaborasi tersebut, saya mendapatkan
simpulan bahwa nilai CGP terdiri atas 5 nilai, antara lain berpihak kepada murid,
mandiri, Reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Sementara itu, peran guru penggerak
terdiri atas 5 peran, antara lain pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain,
pendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas
praktisi.

Kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 yang saya pahami adalah modul 1.2 merupakan upaya
yang dapat kita lakukan untuk mencapai tujuan yang tertera pada modul 1.1. Artinya,
pada modul 1.1 dijelaskan bahwa pendidikan harus berorientasi kepada murid.
Pendidikan harus dapat memenuhi kebutuhan murid. Pendidikan harus berpihak
kepada murid. Pendidikan itu menuntun kodrat siswa untuk mencapai kebahagiaan
dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang CGP harus memiliki nilai-nilai
Guru Penggerak dalam diri, meliputi berpihak kepada murid, mandiri, reflektif,
kolaborasi, dan inovatif. Jika nilai-nilai tersebut ada dalam diri, CGP harus segera
menjalankan perannya sebagai guru penggerak, yakni pemimpin pembelajaran, coach
bagi guru lain, pendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan
penggerak komunitas praktisi. Jika nilai tersebut telah dimiliki CGP dan peran
tersebut telah dijalankan CGP, tujuan Pendidikan yang ada pada modu 1.1, Insya Allah
dapat tercapai.

2 . PERASAAN

Saya sangat bangga dan senang . Saya merasa seperti setetes air di tengah lautan.
Ketika pertama kali membaca modul di eksplorasi diri, saya merasa begitu kecil.
Banyak hal yang belum saya ketahui di sana. Banyak wawasan baru yang begitu
menarik. Saya pun sangat senang dengan momen tersebut.

Saya merasa sangat bahagia ketika memperoleh wawasan baru tersebut. Saya tak
henti-hentinya membaca modul tersebut hingga larut malam. Hal tersebut disebabkan
setiap kali membuka lembar modul, saya menemukan wawasan baru yang menarik.
Sesuatu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Sama halnya seperti anak
kecil ketika pertama kali datang ke kebun binatang. Mereka akan tertarik dengan
beragam binatang yang ada di sana dan mengunjunginya satu persatu.

Pada saat belajar modul 1.1 dan 1.2, saya pun semakin kagum dengan Bapak Ki Hadjar
Dewantara . Pemikiran Beliau begitu luas dan mendalam. Beliau tidak hanya
menguasai wawasan pendidikan barat, melainkan juga meletakkan nilai-nilai
Pendidikan Islam dalam pemikiran Beliau, misalnya pada kodrat zaman dan
keselamatan anak sebagai manusia. Sebelumnya, pemikiran Beliau yang saya pahami
hanya ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Ternyata, pemikiran tersebut hanya sebagian kecil dari pemikiran Bapak Ki Hadjar
Dewantara. Oleh karena itu, tadi di awal tulisan saya menyebutkan bahwa saya
merasa seperti setetes air di tengah lautan.Pada saat belajar di Ruang Kolaborasi saya
merasa sangat nyaman. Di situ seolah-olah saya tidak "sedang belajar" dalam arti
formal. Di sana, kami hanya berdiskusi atau bahkan seolah hanya ngobrol santai
bersama teman. Momen di Ruang Kolaborasi begitu penuh keakraban seolah-olah kita
telah lama saling mengenal. Meskipun demikian, banyak hal yang dapat ditemukan,
mulai dari pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara hingga nilai dan peran Guru
Penggerak yang tidak dapat saya pahami ketika hanya belajar mandiri.

3 . PEMBELAJARAN
Sebelumnya saya berpikir bahwa saya adalah pusat informasi bagi murid. Peran saya
sebagai guru adalah sebagai sumber materi bagi murid. Murid di kelas hanya sebagai
pendengar dan sesekali bertanya. Pusat pembelajaran ada di guru. Metode ceramah
merupakan metode pembelajaran terbaik.

Setelah mempelajari modul 1.1, saya tersadar bahwa setiap murid memiliki kodratnya
masing-masing. Setiap murid memiliki potensinya masing-masing. Tugas guru hanya
sebagai fasilitator atau pembimbing. Guru hanya berusaha menebalkan tulisan baik
yang ada dalam diri murid dan menyamarkan tulisan yang kurang baik dalam diri
murid.

Oleh karena itu, pembelajaran seharusnya berpusat atau berorientasi kepada murid.
Sebagai guru, saya harus dapat membantu murid menemukan minat atau potensi
yang dimiliki agar dikembangkan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setingi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Selain itu, pada pembelajaran modul 1.2, saya menjadi tahu nilai-nilai apa saja yang
harus dimiliki dan dikuatkan oleh Guru Penggerak. Sebagai seorang Guru Penggerak
harus memiliki nilai berpihak kepada murid. Nilai tersebut dapat mendasari perilaku
dan tindakan Guru Penggerak agar lebih mengutamakan kepentingan murid dari pada
yang lainnya.

Nilai yang kedua adalah mandiri. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus mandiri
dalam melakukan segala sesuatu. Saya harus mempunyai inisiatif untuk menghadapi
sebuah tantangan yang positif. Saya harus dapat menyelesaikan beberapa hal dengan
kemampuan sendiri, tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Yang ketiga
adalah reflektif. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus dapat merefleksikan
segala peristiwa yang telah terjadi. Peristiwa yang telah terjadi harus dapat saya
ambil hikmahnya untuk kebaikan di masa yang akan datang. Yang keempat adalah
kolaboratif. Kolaboratif berarti mampu bekerja sama dengan pihak lain. Sebagai Calon
Guru Penggerak, saya harus dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai
tujuan bersama. Yang terakhir adalah inovatif. Inovatif berarti melakukan perubahan-
perubahan baru. Perubahan tersebut tentunya ditujukan untuk hal yang lebih baik.
Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus memiliki nilai tersebut agar senantiasa
terbuka dan dapat menjawab segala tantangan zaman. Selain nilai Guru Penggerak,
pada modul 12, saya juga mendapatkan pembelajaran mengenai peran Guru
Penggerak. Ada 5 peran Guru Penggerak yang harus dijalankan. Selain nilai Guru
Penggerak, pada modiul 1.2, saya juga mendapatkan pembelajaran mengenai peran
Guru Penggerak. Ada 5 peran Guru Penggerak yang harus dijalankan.

Pertama, sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus
dapat menjalankan prinsip among Ki Hadjar Dewantara dan pola pikir inkuiri-
apresiatif.Selain itu, sebagai pemimpin pembelajaran, saya harus menaruh perhatian
penuh pada komponen pembelajaran, seperti kurikulum, proses belajar menggjar,
refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, pemberdayaan
dan pelibatan komunitas untuk terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan di
sekolah.Yang kedua adalah berperan menjadi coach bagi guru lain. Sebagai Calon Guru
Penggerak, saya dituntut untuk berdaya dalam menemani dan menuntun rekan
sejawat untuk menelaah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.Yang ketiga
adalah pendorong kolaborasi. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus dapat
mendorong pihak lain untuk melakukan kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.
Suatu tujuan bersama yang besar hanya akan dicapai melalui kolaborasi yang baik.
Oleh karena itu, saya harus dapat berperan untuk mendorong kolaborasi tersebut.

Yang keempat adalah mewujudkan kepemimpinan murid. Sebagai Calon Guru


Penggerak, saya juga harus andil dalam pembentukan karakter murid di masa depan.
Sepuluh hingga dua puluh tahun yang akan datang, bangs aini akan dipimpin oleh
mereka yang saat ini menjadi murid. Oleh karena itu, sebagai Calon Guru Penggerak,
saya harus ikut berperan dalam mewujudkan kepemimpinan murid.

4 . PENERAPAN KE DEPAN

Pengembangan diri untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai
Guru Penggerak adalah sebagai berikut.

A.MEMPERBANYAK LITERASI

Hal pertama yang saya lakukan untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran
saya sebagai Guru Penggerak adalah memperbanyak literasi. Saya mulai membaca
modul-modul yang tersedia di LMS agar saya memahami dan memaknai peran dan
nilai Guru Penggerak. Selanjutnya, saya akan menyempatkan diri untuk membaca
artikel-artikel yang berkaitan dengan pendidikan, mulai dari pendekatan
pembelajaran, model, metode, hingga hal-hal menarik lainnya tentang pendidikan
baik melalui buku cetak maupun digital. Selain membaca buku cetak atau digital, saya
akan menyimak informasi-informasi berkaitan pembelajaran di Youtube. Di Youtube,
biasanya, saya menemukan beragam contoh pemanfaatan teknologi untuk
pembelajaran, misalnya penggunaan quizizz, google form, spreadsheet, canva, dan
lain-lain. Oleh karena itu, untuk membantu menguatkan nilai dan peran saya sebagai
Guru Penggerak, saya akan memperbanyak literasi.

B. MENGIKUTI DIKLAT FUNGSIONAL/ BIMTEK/SEMINAR

Saya akan mengikuti diklat fungsional, bimbingan teknis dan seminar yang berkaitan
dengan pembelajaran dan pendidikan. Saya akan mengikuti diklat fungsional,
bimbingan teknis dan seminar sesuai dengan penugasan dari sekolah maupun
mandiri. Dengan mengikuti diklat fungsional, bimbingan teknis, dan seminar,
wawasan saya akan terbuka terhadap hal baru. Selain membuka wawasan, mengikuti
diklat fungsional dan bimbingan teknis juga dapat meningkatkan keterampilan saya
berkaitan dengan tugas sebagai guru. Oleh karena itu, untuk membantu menguatkan
nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak, saya akan mengikuti diklat fungsional,
bimbingan teknis, dan seminar yang berkaitan dengan pembelajaran dan pendidikan.

C. BERDISKUSI DENGAN REKAN SEJAWAT

Diskusi dengan rekan sejawat dapat membantu saya untuk merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang telah saya lakukan.

Selain itu, melalui diskusi dengan rekan sejawat, kami akan saling berbagi wawasan
baru mengenai pembelajaran. Dengan berdiskusi, kami juga dapat membangun
chemistry agar dapat berkolaborasi dengan baik. Hal tersebut tentunya akan
membantu kami untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
membantu menguatkan nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak, saya akan
berdiskusi dengan rekan sejawat berkaitan dengan pembelajaran dan Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai