Jurnal refleksi dwi mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah
mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua
mingguan. Dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para CGP (Calon
Guru Penggerak) untuk membuatnya.
Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai
kegiatan pembelajaran daring yang sudah saya lalui, khususnya pada modul 1.2 Tentang
Nilai Dan Peran Guru Penggerak. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya berpedoman pada
model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup: 1) Fact
(Peristiwa); 2) Feeling (Perasaan); 3) Findings (Pembelajaran); dan 4) Future
(Penerapan).
Fact Secara bahasa fact bermakna fakta. Jadi pada sub bagian ini penulis
(Peristiwa) akan menceritakan secara objektif tentang rangkaian peristiwa yang
telah dialami selama kurang lebih dua minggu ini. Adapun beberapa
rangkaian peristiwa yang menulis alami selama rentang waktu 2
minggu ini adalah:
1. Setelah melewati modul 1.1 tentang filosofis pemikiran Ki
Hajar Dewantara, saya mengikuti pembelajatan modul 1.2
tentang nilai dan peran guru penggerak dari tanggal 01
September 2023 s.d. 14 September 2023 melalui LMS.
2. Pada tanggal 06 september 2023 mengikuti kegiatan ruang
kolaborasi pada kegiatan ini kami dibagi kelompok yang
terdiri dari 3 orang, untuk mendiskusikan tentang nilai dan
peran guru penggerak, dimana setiap kelompok memilih
satu kegiatan yang mencerminkan nilai guru penggerak dan
setiap CGP harus mewakili masing-masing satu nilai guru
penggerak. Saat itu, saya satu kelompok dengan Ibu Reni,
Ibu Diah dan Bapak Riyandi . Dari tugas diskusi ruang
kolaborasi tersebut, kelompok kami memilih satu nilai
terdominan guru penggerak yaitu berpihak pada murid,
dengan nilai guru penggerak diantaranya berpihak pada
murid sebagai cerminan diri saya sendiri dan bu Reni, dan
kolaboratif serta inovatif sebagai cerminan dari bu Diah dan
bapak Riyandi, kami sepakat mengangkat peran dan nilai
bersama yaitu mendorong kolaborasi sebagai sebagai bahan
diskusi kelompok kami.
3. Pada tanggal 08 September 2023, setiap kelompok,
termasuk kelompok kami diberi kesempatan oleh Ibu
Yulianti selaku fasilitator untuk mempresentasikan hasil
diskusi ruang kolaborasi. Selain mempresentasikan hasil
kerja kelompok, kami juga diminta untuk membuat
pertanyaan dan diberi kesempatan untuk memberikan
masukan kepada kelompok lain, tentunya saran dan
masukkan dari rekan-rekan CGP juga membantu kami
menyempurnakan tugas ruang kolaborasi.
4. Selanjutnya pada tanggal 13 September 2023, saya
mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman/koneksi antar
materi melalui google meet yang dipandu oleh Ibu
Anastasia.
5.
Feeling Selama dua minggu mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran
(Perasaan) guru penggerak ini, berbagai macam perasaan yang saya rasakan,
diantaranya perasaan termotivasi, tertantang, dan juga khawatir
tidak dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik dan
maksimal, bahkan merasa minder karena melihat teman-teman
calon guru penggerak yang hebat-hebat. Di sisi lain, ada sederet
tugas pokok sebagai pendidik yang harus diselesaikan bersamaan.
Tentu semua terasa bercampur aduk serta tetap berusaha
memanajemen waktu dengan baik dan tekad yang kuat untuk dapat
menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Dari pembelajaran
modul 1.2 ini, saya merasa ada kaitan antara modul 1.1 dan 1.2
yakni untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara
guna mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila,
maka guru penggerak harus memiliki nilai-nilai guru penggerak,
diantaranya berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan
inovatif. Dari perwujudan nilai-nilai tersebut, maka guru penggerak
dapat menjadi agen perubahan pembelajaran.
Semakin saya mendalami materi pada modul 1.2 ini, terutama pada
saat kegiatan elaborasi pemahaman/koneksi antar materi, saat
momen itu terjadi saya merasa seperti bagaikan menemukan jalan
baru yang bisa saya gunakan untuk mencari ilmu seluas-luasnya,
saya merasa tidak ada apa-apanya sebelumnya, dulu saya berfikir
bahwa ilmu yang saya punya sudah baik, namun ternyata setelah
mempelajari filosofi KHD ini saya perlu banyak belajar lagi karena
selama ini pembelajaran yang saya lakukan belum sepenuhnya
menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.