Pada modul 2.4 ini kami CGP mendapatkan materi tentang coaching untuk
supervisi akademik. Sebelum peruntukan coaching untuk supervisi akademik kita
harus mengetahui apa itu coaching secara umum. Secara umum coaching
merupakan suatu proses kolaborasi yang fokus pada solusi atau langkah
pemecahan suatu masalah. Orientasi dari coaching sendiri adalah pada hasil
dengan proses sistematis untuk menemukan pemecahan masalah, dalam
coaching sendiri terdiri dari dua peran yaitu coach dan coachee. Coach disini
berperan memfasilitasi coaachee dalam menemukan solusi – solusi yang tepat.
Dalam konteks pendidikan coaching sendiri menurut saya sangant efektif dalam
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan teknik coaching ini
pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan kemampuan
berkomunikasi, kolaborasi, dan kreatif. Dalam coaching di dalam dunia
pendidikan ada proses menuntun yang dilakukan oleh guru sebagai coach dan
murid sebagai coachee dalam hal menemukan, menentukan kekuatasn kodrat
serta potensinya sesuai minat dan bakat untuk nantinya dapat hidup sesuai
dengan tuntutan zaman. Tentu hal ini sesuai dengan pernyataan KHD dimana
pendidikan adalah proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah
perilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu
maupun bagian dari masyarakat.
Emosi yang saya rasakan saat menjalani proses coaching adalah kesabaran
sabar dan sabar. Dimana jika kita berperan sebagai coach kita harus menjadi
pendengar yang baik serta sabar menunggu coachee bercerita tentang masalah
nya. Dalam proses coaching sendiri kita juga tidak boleh menjudge/mencap
coachee karena hal ini tidak baik dan dapat mengganggu proses coaching.
Dalam proses coaching sendiri memberikan semangat positif untuk berlatih
menerapkan coaching untuk memecahkan masalah, menggali potensi dll dan ini
dapat di lakukan dengan rekan sejawat, murid dan juga kepala sekolah.
3. apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses
belajar
Dalam proses coaching ada rumusan langkah pasti yaitu menggunakan alur
TIRTA. Alur tirta sendiri mempunya akronim T (Tujuan), I ( Identifikasi), R
(Rencana Aksi), TA (Tanggung Jawab). Yang sudah baik setelah praktik
coaching dilakukan menurut saya dari tujuan, rencana aksi, tanggung jawab.
Karena dalam coaching sejatinya kita menuntun, mengarahkan coachee hingga
menemukan solusi yang keluar dari pemikiran diri coachee itu sendiri.
4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses
belajar
Yang perlu saya perbaiki dalam praktik coaching adalah bagian Identifikasi, disini
kita harus sabar mendengarkan coachee setelah itu kita memberi pertanyaan –
pertanyaan bermakna, berbobot yang dimana arah dari pertanyaan tersebut
adalah pemecahan masalah/ solusi.
Jika dikaitkan dengan paradigma berpikir coaching sebagai coach kita harus
fokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri,
dan mampu melihat peluang baru.
Yang saya rasakan setelah belajar coaching di modul 2.3 sekarang saya lebih
optimal dalam menggali potensi diri saya sendiri kususnya dalam peran menjadi
pemimpin pembelajaran. Saya juga merasa terasah, terarah lebih baik ketika
mendaptkan pengalaman mengenai metode coaching.
Setelah saya baca dari berbagai suber yang ada, melalui supervisi akademik
sebagai CGP dapat belajar dan mempraktikan latihan percakapan berbasis
coaching yang dapat diterapkan bersama murid, teman sejawat atau kepala
sekolah sehingga dapat menguatkan kita sebagai pemimpin pembelajaran.
3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat
sekolah maupun daerah)
C. Membuat keterhubungan
Indikator:
Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan
poin-poin berikut:
1. pengalaman masa lalu
Pada modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dalam beberapa tujuan dari
PSE dpat dilakukan dengan proses coaching. PSE berbasis kesadaran penuh
atau mindfulness untuk mewujudkan wellbeing. Dalam kompetensinya kesadaran
diri(pengenalan emosi), pengelolaan diri(Fokus dan pengelolaan emosi),
kesadaran diri(empati), keterampilan sosial (resilensi)dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab.
3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
Dari GP lain tentu coaching ini banyak manfaatnya tidak hanya di lingkup
penddikan saja.