Anda di halaman 1dari 8

METODE MEMBINA PRAMUKA SIAGA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengganti

Kegiatan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD)

Oleh :

SUCININGSIH

Kwartir Ranting pekuncen-Kwarcab Banyumas Tahun 2019

Pekuncen, 18 s.d. 22 November 2019


Metode Membina Pramuka Siaga

A. Pendahuluan

Pendidikan Kepramukaan memerlukan metode untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Salah satu pengertian pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang

praktis, di luar sekolah dan di luar keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk

kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, dengan

menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan, yang

sasaran akhirnya adalah terbentuknya kepribadian, watak, akhlak mulia dan memiliki

kecakapan hidup.

Metode kepramukaan sebagai suatu sistem terdiri atas unsur- unsur


Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka; Belajar sambil melakukan (learning by doing); Sistem beregu

(patrol system); Kegiatan yang menarik dan menantang di alam terbuka yang mengandung

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda,

Kegiatan di alam terbuka; Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;

Sistem tanda kecakapan; Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri; Kiasan dasar;

yang merupakan sub sistem terpadu dan terkait, yang tiap - tiap unsurnya
mempunyai
unsur pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya
tujuan.

B. Pembahasan

1. Metode Kepramukaan

Metode ialah suatu cara/teknik untuk mempermudah tercapainya tujuan

kegiatan. Metode Kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta

didik melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan

kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik. Metode Kepramukaan pada hakekatnya
tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Dengan demikian, dalam

penerapan Metode Pendidikan Kepramukaan, selalu dijiwai oleh Prinsip Dasar

Kepramukaan.

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

b. Belajar sambil melakukan (learning by doing);

c. Sistem beregu (patrol system);

d. Kegiatan yang menarik dan menantang di alam terbuka yang mengandung

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda;

e. Kegiatan di alam terbuka;

f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;

g. Sistem tanda kecakapan;

h. Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri;

i. Kiasan dasar;

Berikut sedikit penjelasannya, Pertama, salah satu unsur yang terdapat

dalam metode kepramukaan adalah kode kehormatan pramuka yang terdiri atas suatu

janji yang disebut Satya dan ketentuan moral yang di sebut Dharma. Satya pramuka

diucapkan oleh calon anggota pramuka setelah memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai anggota. Satya pramuka merupakan simbol pengikatan diri pada organisasi

pramuka. satya pramuka menjadi titik tolak calon pramuka memasuki proses

pendidikan dan kegiatan kepramukaan. Dharma pramuka merupakan alat pendidikan

mandiri yang bersifat progresif dalam mengembangkan akhlak mulia, serta memberi

pengalaman praktis, sehingga dia bisa menjadi lebih peka dalam bermasyarakat dan

bisa menyatu dalam kehidupan masyarakat.


Kedua, Metode kepramukaan menekankan proses belajar sambil

melakukan. Peserta didik dihadapkan dalam proses belajar yang banyak diisi berbagai

kegiatan yang bersifat praktis, seperti berbagai keterampilan yang berguna dalam

kehidupan bermasyarakat. Penekanan belajar sambil melakukan diharapkan bisa selalu

ingat dengan dunia nyata, tangkas dalam menghadapi masalah, dan selalu memiliki

rasa ingin tahu.

Ketiga, Pembelajaran dilakukan dengan sistem beregu dengan tujuan untuk

melatih kerjasama satu dengan lainnya. Lebih dari itu, sistem beregu akan memberi

peserta kesempatan untuk belajar memimpin, dipimpin, mengatur, diatur, memikul

tanggung jawab, berorganisasi dan bekerja sama secara rukun. Setiap kegiatan

pramuka dilakukan dengan sistem beregu dalam menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan. Sistem beregu dapat meringankan tugas anggota dan dapat diselesaikan

dengan cepat.

Keempat, Kegiatan dilakukan di alam terbuka karena menyegarkan pikiran

dan badan serta akan menimbulkan pengalaman tersendiri yang menguatkan ikatan

seorang anggota pramuka dengan alam. Melakukan kegiatan di alam terbuka dapat

melatih anggota pramuka untuk bertahan hidup di alam terbuka secara sederhana,

namun menyenangkan. Metode ini diterapkan pada kegiatan perkemahan di alam

bebas dan kegiatan jelajah. Anggota dilatih untuk mencintai alam, hidup di alam serta

dapat melatih mereka untuk dapat hidup mandiri dan sederhana

Kelima, Anggota pramuka dewasa memiliki peran sebagai organisator,

perencana, pelaksana, pengendali, penanggung jawab, pengawas, dan penilai. Pada

setiap kegiatan, pihak dewasa akan memberikan bimbingan dan pendampingan,

sementara pihak muda akan melakukan konsultasi dengan pihak dewasa sekiranya ada
permasalahan terjadi. Kegiatan pramuka pada kedua Gudep tersebut dilakukan dengan

pengawasan dan kordinasi dengan pembina, sehingga jika ada suatu permasalahan

dapat diselesaikan dengan baik.

Keenam, tanda kecakapan diberikan kepada seorang anggota pramuka

sebagai simbol bahwa dia telah mengamalkan nilai-nilai kepramukaan dan telah

menguasai keterampilan-keterampilan tertentu. Tanda kecakapan digunakan untuk

memberi penyemangat dan semakin menggugah jiwa pramuka, serta semakin bisa

mengamalkan nilai-nilai kepramukaan. Diharapkan anggota pramuka yang telah

menerima tanda kecakapan akan semakin terpacu untuk bisa lebih jauh lagi

berprestasi di bidang kepramukaan. Tanda kecakapan diberikan kepada anggota

pramuka yang mempunyai minat yaitu anggota yang tergabung dalam regu inti/regu

khusus

Ketujuh, metode kepramukaan menekankan sistem satuan terpisah untuk

pramuka putra dan putri. Satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, sedangkan

satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri. Satuan pramuka tidak boleh dibina

oleh pembina putri, begitu pula sebaliknya

2. Metode Membina Pramuka Siaga

Dalam hal membina pramuka siaga, diperlukan motode yang tepat agar

tujuan pendidikan kepramukaan terhadap pramuka siaga tercapai. Perlu diingat bahwa

siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 7-10 tahun. Mereka

merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat unik siaga merupakan

kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum dapat diserahi tugas dan

tanggungjawab secara penuh. Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan


(curiosity) yang sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyayi, agak manja,

suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.

Kegiatan siaga haruslah berupa kegiatan yang menggembirakan, dinamis,

kekeluargaan dan berkarakter. Pembina adalah kunci pokok di dalam mengemas bahan

latihan dan kreativitas Pembina sangat diperlukan. Semakin akrab hubungan antara

Pembina dengan siaga maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan siaga untuk tetap

berlatih.

Materi latihan Pramuka Siaga sebagai sekumpulan standar kompetensi yang

harus dipenuhi oleh setiap anggota pramuka siaga, disajikan dalam latihan pramuka

dalam bentuk permainan yang mengandung pendidikan serta nyanyian yang menarik

dan menyenangkan. Dalam pelaksanaannya, materi latihan diharapkan bersifat modern,

bermanfaat dan taat azas. Modern mengandung arti menantang, kreatif, inovatif, dan

mandiri, serta sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kepentingan. Kegiatan dalam

latihan siaga bermanfaat, baik bagi pramuka siaga maupun bagi lingkungannya. Materi

yang diberikan pun taat azaz dalam artian dilaksanakan dengan berlandaskan Prinsip

dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Beberapa metode yang dapat diterapkan untuk membina pramuka siaga

antara lain :

a. Belajar Sambil Melakukan (Learning by


Doing)
Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan cara-cara berikut.

1) Kegiatan kepramukaan dilakukan melalui praktek secara praktis sebanyak

mungkin.
2) Mengarahkan perhatian peserta didik untuk melakukan hal – kegiatan yang

nyata, serta merangsang rasa keingintahuan terhadap hal – hal baru dan

keinginan untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan.

b. Sistem Beregu (Patrol


System)
1) Sistem beregu dilaksanakan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar

memimpin dan dipimpin berorganisasi, memikul tanggungjawab, mengatur diri,

menempatkan diri, bekerja sama dalam kerukunan (gotong royong).

2) Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh mereka

sendiri, dan merupakan wadah kerukunan diantara mereka.

c. Kegiatan di Alam Terbuka

1) Kegiatan di alam terbuka memberikan pengalaman adanya saling

ketergantungan antara unsur-unsur alam dengan kebutuhan untuk

melestarikannya, selain itu mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan

masa depan yang menghormati keseimbangan alam.

2) Kegiatan di alam terbuka memotivasi peserta didik untuk ikut menjaga

lingkungannya dan setiap kegiatan hendaknya selaras dengan alam.

3) Kegiatan di alam terbuka dapat :

a) Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi.

b) Membangun kesadaran bahwa tidak ada sesuatu yang berlebihan di

dalam dirinya.

c) Menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam

kesederhanaan.

d) Membina kerja sama dan rasa memiliki.


C. Penutup

Pelaksanaan metode kepramukaan dalam suatu kegiatan kepramukaan terpadu

dengan pelaksanaan prinsip dasar kepramukaan, sehingga dalam


penerapan/penggunaan
metode kepramukaan selalu dijiwai oleh prinsip dasar kepramukaan Dalam hal membina

pramuka siaga, diperlukan motode yang tepat agar tujuan pendidikan kepramukaan

terhadap pramuka siaga tercapai. Kegiatan siaga haruslah berupa kegiatan yang

menggembirakan, dinamis, kekeluargaan dan berkarakter.

Anda mungkin juga menyukai