Teks eksplanasi adalah teks yang menceritakan proses terjadinya fenomena dengan memaparkan fakta-
fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas).
1. Menentukan topik atau suatu kejadian yang menarik, dikuasai, dan aktual.
2. Menyusun kerangka teks yaitu dengan mengembangkan topik utama ke dalam rincian-rincian topik
yang lebih spesifk, yang disusun dengan urutan kronologis atau kausalitas.
3. Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait dengan kejadian yang dituliskan
dari berbagai sumber, misalnya melalui observasi lapangan ataupun dengan studi literatur.
4. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh dengan
memperhatikan struktur bakunya:
-identifkasi fenomena/kejadian
-proses kejadian
-ulasan.
-Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti penceritanya
-Menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahasnya
nalar
nalar
1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan, biasanya digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan
tanggapan dalam diskusi.
Contohnya dalam kalimat “Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu kami tetap
menghargainya”.
2. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.
Contohnya dalam kalimat, “Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan ini dengan berjalan kaki,
sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk”.
Contohnya dalam kalimat, “Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita
harus menanam pohon baru”.
Contohnya dalam kalimat “Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita
ramalkan tahun kemarin”.
Contohnya : “Rumah-rumah di Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan, ada kampung di
tengah laut yang dangkal”.
Contoh kalimatnya, “Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada”.
Contoh dalam kalimat “Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun harus
menanggung semua risikonya”.
Contoh dalam kalimat “Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh
karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya”.
9. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh dalam kalimat, “Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menangkap
lima orang pemburu liar.
6. teks prosedur
Teks Prosedur adalah teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat atau melakukan sesuatu hal dengan
langkah demi langkah yang tepat secara berurutan sehingga menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan.
Teks prosedur bertujuan untuk memudahkan pembaca maupun pendengar agar dapat mengikuti
langkah atau perintah dari isi teks yang tujuan akhirnya bisa sesuai keinginan pembaca maupun
pendengar.
7. kalimat kompleks
kalimat kompleks merupakan kalimat yang mempunyai lebih dari satu verba utama atau predikat karena
mempunyai dua aksi, peristiwa, atau kejadian.
Contoh :
1.Arya membeli mobil baru karena dia mempunyai banyak uang (S-P-O-C-S-P-O)
2.Shafira menyanyi di taman, burung pun bersiul dengan sangat merdu (S-P-K-S-P-K)
-Kedua struktur pada kalimat kompleks dipisahkan dengan tanda koma atau konjungsi (kata
penghubung).
verba material adalah kata kerja yang berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik yang dapat dilihat
secara nyata oleh partisipan yang melakukan sesuatu yg bisa disebut aktor.
Contohnya menari, membaca, dan menulis. Struktur kalimat dari verba material adalah
2. Memukul: Petinju itu memukul lawannya dengan pukulan yang sangat keras.
3. Menulis: Arif menulis buku karangan nya selama kurang lebih 1 tahun.
4. Mengendarai: Usman mengendarai mobil barunya dengan sangat lihai dan terlatih.
5. Menebang: Para penjahat itu menebang hutan secara liar tanpa memperdulikan efeknya bagi
ekosistem.
9. kalimat verba tingkah laku
Verba tingkah laku adalah kata kerja yang mengacu pada tindakan yang dilakukan
dengan ungkapan (bukan sikap mental yang tidak tampak).
contoh:
Menolak: Arul menolak ajakan Wirda untuk berpacaran karena tidak ingin terjerumus dosa.
Konjungsi Temporal Sederajat adalah Kata hubung waktu sederajat, jenis kata sambung yang memiliki
sifat yang sama atau sederajat.
Kata hubung ini biasanya juga dapat digunakan pada kalimat majemuk yang bersifat setara.
Konjungsi ini tidak boleh ditempatkan pada bagian awal maupun akhir kalimatnya, namun
harus berada pada tengah tengah kalimat.
contoh kalimat:
-Anak anak sedng bermain petak umpet sesudahnya mereka akan bermain sepak bola.
Konjungsi syarat adalah konjungsi yang menjelaskan bahwa suatu hal terjadi ketika syarat-syarat yang
disebutkan itu dipenuhi. Kata-kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, kalau,
asalkan, bilamana
Contoh kalimat:
1.Nia akan mendapatkan medali emas jika ia berhasil menjadi juara pertama.
2.Sayuti dapat bertemu dengan artis kesayangannya kalau ia datang tepat waktu ke konser itu.
Konjungsi pilihan atau disebut juga disjungtif adalah bentuk konjungsi koordinatif yang berfungsi
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih dengan maksud untuk memilih. Kata hubung yang biasa
digunakan adalah : atau, ataupun, maupun. Agar lebih mudah memahaminya, perhatikan contoh berikut
:
-Gaun berwarna merah atau biru yang akan kau kenakan diacara perpisahan besok?
kalimat yang bersifat memerintah atau memberi komando, mempunyai hak memberi komando, dan
bersifat mengharuskan. Dengan kata lain, kalimat imperatif adalah kalimat yang di dalamnya
mengandung perintah.
Contoh:
dengan benar!
Kalimat simpleks adalah tipe kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Dengan kata lain, kalimat simpleks merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa. Karena
hanya terdiri dari satu predikat, sudah barang tentu kalimat simpleks hanya memberikan satu informasi.
Oleh karena itu, kalimat simpleks juga bisa disebut dengan kalimat tunggal. Perhatikan contoh kalimat
simpleks di bawah ini:
-Diam! [P]
-ideologi negara
-kondisi politik
-kondisi sosial
-kondisi ekonomi
-kondisi psikologis
-nilai agama
-nilai sosial
-nilai moral
-nilai budaya
Ceramah merupakan kegiatan penyampaian pesan yang mempunyai tujuan untuk memberikan nasehat,
petunjuk maupun petuah kepada pendengar secara lisan. Pendengar bisa berarti siapa saja, masyarakat
luas atau khalayak.
Struktur Teks Ceramah:
1. Pendahuluan
Pembuka: bagian ini berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan syukur.
Pengantar: bagian ini adalah paragraf pengantar yang mengarah pada topik. Biasanya pengantar berasal
dari informasi atau berita yang faktual yang masih terkait dengan topik ceramah.
2. Isi Ceramah
Inti: berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari materi yang disampaikan.
Gagasan: berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ceramah yang baik berisi satu
gagasan besar yang kemudian dikembangkan dalam subtopik.
3. Penutup
Simpulan
Salam penutup
Metode ceramah adalah cara-cara yang digunakan seorang penceramah untuk menyampaikan materi.
Metode ceramah terbagi menjadi:
-Impromptu, yakni metode ceramah tanpa persiapan. Biasanya penceramah yang melakukan metode ini
sudah memiliki jam terbang berceramah yang cukup tinggi.
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan perbedaan makna kalimat
itu. Kemungkinanannya berbentuk kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah. Walaupun
bentuk susunan katanya sama, karena intonasinya berbeda makna kalimat-kalimat itu menjadi berbeda
pula. Oleh karena itu, kita harus cermat dalam menggunakan intonasi agar pesan-pesan yang
disampaikan dapat sampai secara tepat.
Ceramah Umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada
audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja,
khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk
memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas. Di dalam ceramah umum ini
keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua
muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.
20 & 21
1. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, sudut pandang ini umumnya menggunakan kata
ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita. Dalam sudut pandang ini penulis atau pembuat
cerita seolah-olah terlibat dalam ceritanya dan dia sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita.
Contohnya: Pagi hari aku bangun dari tidur panjang yang telah melelapakanku, aku bergegas pergi ke
kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu aku membereskan tempat tidur
dan sarapan pagi terlebih dahulu, lalu setelah selesai sarapan barulah aku berangkat ke sekolah dan
berpamaitan kepada orang tua…
2. orang pertama sebagai pelaku sampingan, maksudnya dalam sudut pandang ini seolah-olah si tokoh
utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam cerita bukanlah sebagai tokoh utama.
Contohnya: Aku bangga melihat Agus teman baik ku, dia sangat cerdas dalam berbagai mata pelajaran di
sekolah. Terkadang aku merasa iri padanya, karena
dia lebih pintar dari pada aku, akan tetapi dia selalu membantuku jika aku dalam kesulitan dan dia selalu
menemaniku saat bermain…
Contohnya: sudah satu bulan ini aku sering melihat dia menunggu bus di bangku pinggir jalan itu, tapi
belum satu kalipun dia terlihat menunggu bus bersama temannya. Apa mungkin dia tidak memiliki
teman baik? Ataukah dia seorang penyendiri?…
Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan apa
yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita, akan tetapi hal
tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang ada dalam cerita mungkin cukup
banyak tetapi mereka tidak diberikan kesempatan yang lebih untuk menunjukan sosok yang sebenarnya,
jadi hanya tokoh utama saja yang menunjukan sosok yang sebenarnya.
Contohnya: Datang seorang siswa baru berpakaian keren kedalam kelas. Wajahnya yang tampan
membuat semua siswi di kelas tersebut terdiam. Tiba-tiba siswa baru tersebut tersenyum dan membuat
semua siswi di kelas menjerit histeris, karena tidak menyangka senyum siswa baru itu sangat
mempesona…
1. Nilai Agama/Religius yaitu nilai-nilai yang didasarkan atas hukum-hukum dalam ajaran agama dan
kitab suci. Dalam hal ini, ukuran benar/salah atau halal/haram disandarkan pada aturan atau kaidah
agama. Misalnya, wanita wajib berjilbab, tidak boleh pacaran sebelum menikah, dsb
2. Nilai Moral Yaitu nilai-nilai didasarkan pada pendidikan moral atau budi pekerti masyarakat. Sebuah
cerpen yang baik akan mengandung nilai-nilai moral yang bermanfaat untuk kehidupan pembacanya.
Misalnya, mencium tangan ketika berjabat tangan dengan orang yang lebih tua, dsb.
3. Nilai Sosial Yaitu nilai-nilai yang didasarkan pada adat istiadat yang dianut pada masyarakat sosial
setempat, yakni tentang ukuran baik/buruk atau pantas/tidak pantasnya sesuatu dilakukan. Misalnya,
tidak lazimnya wanita keluar malam, atau berdua-duaan dengan lawan jenis bukan mahram
4. Nilai Politik Yaitu berkaitan dengan permasalahan politik atau pemerintahan. Nilai-nilai politik
umumnya muncul sebagai kritik membangun atau koreksi terhadap jalannya pemerintahan dan upaya
penyampaian aspirasi rakyat. Misalnya, unjuk rasa atau aksi damai, dialog, dan berembuk dengan
pemerintah
5. Nilai Budaya Yaitu berkaitan dengan kebiasaan masyarakat dalam suatu lingkungan yang telah
mengakar dan turun temurun. Misalnya gotong royong, ronda, musyawarah, pesta panen, dsb.
6. Nilai Estetika Yaitu berkaitan dengan ukuran keindahan tentang sesuatu dalam cerpen. Jadi, setiap
unsur dinilai dari indah atau tidaknya. Misalnya, penggunaan diksi (pilihan kata) dalam menggambarkan
objek tertentu.
nalar
Bahasa yang bening adalah bahasa yang digunakan secara efektif. Bahasa yang mampu mewakilkan
realitas fiksi yang dibangun. Bahasa yang tidak bertele-tele dan mubazir. Bahasa yang pas, tak masalah
pendek atau panjang, dibaca tetap enak dan bermakna.
Judul yang unik berkaitan dengan pemilihan kata. Judul bisa terdiri dari satu kata, bisa juga terdiri lebih
dari empat kata. Tanda bahwa sebuah judul menarik adalah pembaca sudah suka padahal baru
membaca judulnya saja.
Paragraf pembuka mengawali sebuah cerpen setelah judul. Paragraf pembuka terdiri dari beberapa
kalimat yang hendaknya ditulis dengan cermat. Cermat dalam memilih kata-kata yang membawa
pembaca ingin melanjutkan lebih jauh lagi cerpen yang sedang dibacanya. Pembaca merasa penasaran.
Isi sebuah cerpen pada dasarnya merupakan sebuah konflik. Bisa konflik secara fisik maupun psikis.
Perkelahian, pertengkaran merupakan beberapa contoh konflik fisik. Pertentangan batin, perbedaan
pemikiran dan pandangan merupakan beberapa contoh konflik psikis atau batin.
5.Ending yang mencengangkan
Ending merupakan bagian akhir cerpen yang penting, bahkan sangat penting. Terkadang pembaca
terkenang-kenang pada ending yang mencengangkan. Ending semacam itu bisa berupa open ending,
ending yang mengagetkan, dan ending yang ambigu.
nalar
Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang klimaksnya berada di akhir cerita.
Rangkaian peristiwa dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan
waktu yang teratur dan beruntut.
27. Ringkasan atau inti dlm cerpen, yg akan dikembangkan menjd sbh rangkaian peristiwa, atau busa
juga sbg gambaran awal dlm cerita disebut.... Abstraksi