Anda di halaman 1dari 4

TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

note : mind map

A. Pengertian teks laporan hasil observasi

Teks laporan hasil observasi adalah suatu teks yang berfungsi untuk menjelaskan informasi tentang
suatu objek yang telah diamati. Teks laporan hasil observasi juga disebut dengan teks klasifikasi karena
berisi tentang klasifikasi mengenai jenis-jenis objek berdasarkan kriteria tertentu.

B. Struktur teks laporan hasil observasi


1. Pernyataan umum, merupakan pendahuluan atau penggantar hal umum mengenai objek yang akan
disampaikan atau menjelaskan secara garis besar.

Contoh : “Indonesia menjadi Negara dengan hutan bakau paling luas di dunia. Menurut data Kementrian
Negara Lingkungan Hidup, luas hutan bakau Indonesia mencapai 4,3 juta ha...”

2. Deskripsi bagian, berisi uraian detail mengenai objek yang disampaikan.

Contoh : “Hutan bakau memiliki ciri-ciri yang khas. Hutan ini terlindung dari arus pasang surut air laut
yang kuat. Hutan bakau terletak di perbatasan laut dan muara sungai memiliki kadar garam payau.”

3. Deskripsi manfaat berisi manfaat atau kegunaan objek dalam kehidupan.

Contoh : “Hutan bakau memiliki manfaat untuk melindungi lingkungan laut, manfaat ekonomi, dan
menyediakan sumber makanan/obat-obatan.”

C. Ciri atau Unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi


1. Penggunaan nomina (kata benda), kata benda menurutnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a) Kata benda konkrit ( nama benda yang dapat ditangkap dengan panca indera.

Contoh : laptop, panci, piring, sapu, dll.

b) Kata benda abstrak (nama benda yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera)

Contoh : kepribadian, kepintaran, ilmu, dll.

2. Penggunaan verba (kata kerja), kata kerja dibagi menjadi 2, yaitu :


a) Kata kerja aktif, yaitu kata kerja yang dibentuk dengan imbuhan me- dan ber-

Contoh : mengeja dan bertelur. Kata kerja aktif meliputi :

 Kata kerja aktif transitif (SPOK/SPO)


 Kata kerja aktif intransitive (SPK/SP)

b) Kata kerja pasif ,yaitu kata kerja yang mempergunakan imbuhan di- atau ter-, kata kerja pasif
memberi penjelasan bahwa suatu pekerjaan sudah berlangsung/telah selesai dikerjakan.

Contoh : “mangga pak sultan dimakan tupai”

3. Frasa adalah gabungan dari dua kata


a) Frasa nomina, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda yang memiliki unsur pembentukannya
serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda.

Contoh : rumah, kayu, lemari besi, sepatu,dll.

b) Frasa verba, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja yang memiliki unsur pembentukkannya
serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata kerja dalam kalimat.

Contoh : sedang tidur, tidak makan, tidak mandi, dll.

4. Pembentukan nomina dan verba turunan dengan afiksasi

Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata, di awal, di akhir, ditengah atau
gabungan dari ketiganya. Proses afiksasi :

a) Prefiks, imbuhan awal.

Contoh : budi sekelas dengan imam.

b) Infiks, imbuhan ditengah.

Contoh : telunjuk ayah tergores gergaji.

c) Sufiks, imbuhan diakhir.

Contoh : budi sangat menyukai asinan itu.

d) Konfiks, imbuhan diawal dan diakhir.

Contoh : kekayaan haji soleh tidak terhitung jumlahnya.

e) Kombinasi afiks, imbuhan di awal, di tengah, dan di akhir.

Contoh : keberhasilan adalah puncak dari kerja keras.


5. Penggunaa kalimat definisi dan kalimat deskripsi
a) Kalimat definisi (penjelasan umum)

Contoh : mamalia adalah hewan menyusui

b) Kalimat deskripsi, merupakan kalimat yang menjelaskan ciri-ciri khusus, kalimat deskripsi dapat,
membuat pembaca dapat menggambarkan objek.

Contoh : jerapah memiliki leher yang sangat panjang

6. Penggunaan kalimat simpleks (tunggal) kalimat kompleks (majemuk)

Contoh kalimat tunggal (SPOK) : adik bermain sepak bola di lapangan setiap sore.

Contoh kalimat majemuk (terdiri dari beberapa kalimat tunggal) : ayah makan di depan tv sedangkan
adik sedang mandi di kamar mandi.

 Kalimat majemuk setara, “ayah terjebak macet dijalan oleh karena itu aku menunggu di gerbang
sekolah”
 Kalimat setara merapatkan : “toko itu menjual barang branded”
 Kalimat majemuk bertingkat
 Dengan anak kalimat memperluas : “rumah yang ditempati nenek itu sudah
roboh”
 Dengan anak kalimat menggantikan : “anak itu membenci saya”
 Dengan anak kalimat menambahkan : “tamu itu dating saat saya sedang di
kamar mandi”

7. Penggunaan konjungsi (kata hubung)


a) Konjungsi koordinatif (menghubungan 2 unsur atau lebih yang sama pentingnya)

Contoh : “kamu yang disakiti dia atau kamu yang menyakiti dia?”

b) Konjungsi korelatif (menghubungkan dua kata yang memiliki status sintaksis yang sama)

Contoh : “kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh”

c) Konjungsi Subornatif (menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak
memiliki status sintaksis yang sama)

Contoh : "Dia berangkat sebelum saya datang dan dia berangkat sebelum pukul lima."

d) Konjungsi antar kalimat (menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya)

Contoh : "Dika selalu memuji masakan kakaknya meskipun terkadang masakannya terasa asin"
e) Konjungsi antar paragraf (konjungsi yang menghubungkan dua paragraf)

Contoh : "Andika seperti manusia tidak memiliki nyawa setelah kematian adiknya, terlebih lagi dia yang
menyebabkan kematian adiknya itu"

Anda mungkin juga menyukai