Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

TENTANG PENGERTIAN KLAUSA (SUBJEK, PREDIKAT, OBJEK KETERANGAN, DAN


KATA PELENGKAP)

Disusun oleh:

SUHAIMI (E1S 018 083)

YULIANA KOMALA DEWI(

RIZIAN ASRI (

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
Pengertian klausa

Klausa adalah sebuah satuan grammatikal yang terdapat dalam tata bahasa, Klausa
memiliki susunan kata melebihi frasa namun kurang lengkap untuk menjadi sebuah kalimat.
Klausa memiliki bentuk berupa kelompok kata yang setidaknya terdiri dari sebuah subjek dan
sebuah predikat (S &P), Dan memiliki potensi untuk menjadi suatu kalimat. Mengapa klausa
memiliki potensi untuk menjadi sebuah kalimat? karena sebenarnya klausa tidak jauh berbeda
dengan sebuah kalimat, Hanya saja klausa tidak memiliki intonasi akhir yang menjadi ciri khusus
sebuah kalimat.

Dalam konstruksinya yang terdiri atas S dan P klausa dapat disertai dengan O, Pel, dan
Ket, ataupun tidak. Dalam hal ini, unsur inti klausa adalah S dan P. tetapi, dalam praktiknya
unsur S sering dihilangkan. Misalnya dalam kalimat majemuk (atau lebih tepatnya kalimat
plural) dan dalam kalimat yang merupakan jawaban. (Ramlan 1987:89).

 Subjek klausa

merupakan klausa yang fungsinya adalah sebagai subjek dalam suatu pola kalimat dasar.
Salah satu diantara jenis-jenis klausa berdasarkan fungsinya tersebut akan ditampilkan
beberapa contohnya. Adapun contoh-contoh klausa subjek dalam kalimat bahasa Indonesia
tersebut adalah sebagai berikut!

a. bu di dapur sedang memasak gulai daging kambing.

b. Pak Joko dari Salatiga kini menetap di Jakarta.

c. Andi sangat kesal mengetahui bahwa dompet miliknya telah dicopet.

d. Kami masih menunggu kedatangan Budi dari tanah perauntauannya.

e. Ayah di bagasi sedang memperbaiki mobilnya yang rusak.

f. Petani di sawah sedang memanen padi-padi yang mereka tanam sejak lama.

g. Aku di bangku taman sedang menikmati suasana taman bersama dengan temanku.

h. Kami menunggu kedatangan pesawat terbang yang akan berangkat ke Australia.


i. Ayam goreng tiga potong telah dihabiskannya sendirian.

j. Kucingku tercinta telah meninggal dunia karena keracunan makanan.

 Predikat klausa

a. Ada tiga jenis predikat yaitu (1) Predikat Ekuasional atau penyama (2) Predikat
dengan verba bervalensi satu (3) predikat dengan verba bervalensi dua atau tiga.

b. Setiap bahasa memiliki konstruksi klausa ekuasional atau klausa penyama, seperti
dalam contoh “Dia [adalah] guru” atau “She [is] a teacher”.

c. Predikat penyama menyamakan salah satu sifat atau suatu proses (tapi bukan
tindakan) yang disebut pada tempat predikat.

d. Ada bahasa yang menuntut adanya satu kata penghubung (kopula), di antara subjek
dan sisanya klausa penyama itu, ada juga bahasa yang tidak memakai kopula di
antaranya, dan ada juga bahasa yang memiliki dua kemungkinan yaitu adanya atau
tiadanya kata kopulatif tersebut.

e. Selain dari klausa penyama yang predikatnya sebagian atau seluruhnya adalah
nominal, ada tipe klausa lain yang seluruh predikatnya verbal dan bervalensi satu.
Klausa seperti inilah yan disebut klausa berverbal intransitif.

f. Verba intransitif dapat dibedakan menurut sifat semantisnya yaitu ada verba yang
mengandung makna “pengalaman” atau verba “pengalam” atau ada verba yang
bemakna “tindakan” atau verba “tindakan.” Verba “tidur” dan “jatuh” adalah ontoh
verba pengalam, sedang “berlari” dan “bekerja” adalah contoh verba tindakan.

g. Dalam banyak bahasa, sebagian besar verba transtif bervalensi dua dan sebagian yang
relatif kecil bervalensi tiga.

h. Dalam verba transitif, Argumen pertama adalah Subjek, Argumen kedua adalah
Objek, dan bila ada tiga argumen, kedua argumen yang bukan Subjek ini masih-
masing berupa Objek. Seperti contoh “Dia membangun rumah”. “Dia” adalah Subjek
dan “Rumah” adalah Objek. Demikian juga pada contoh: “Dia memasakkan adik
nasi.” “Dia” adalah Subjek dan “Adik” serta “Nasi” adalah Objek. Baik kata “Adik”
dan “Nasi” adalah Objek (objek rangkap). Penamaan Objek rangkap dalam tatabahasa
tradisional kurang dikenal, yang dikenal adalah Objek langsung dan Objek tidak
langsung. Kata Objek langsung dan objek tidak langsng dalam istilah “fungsi”
sintaksis kurang tepat karena “langsung” dan “tak langsung” mengandung makna
peran, dan bukan fungsi.

i. Fungsi tidak sama dengan peran. Baik Fungsi maupun Peran bergantung pada valensi
verba, Valensi verba begantung pada semantik verba. Di antara predikat verbal ada
yang tunggal ada yang serial. Predikat verbal yang tunggal adalah predikat utama
yang hanya satu seperti contoh ”I gave the book to her” atau “Guru menerangkan
teori ini” Struktur verba serial adalah struktir predikatif dengan verba utama yang
lebih daripada satu sedemikian rupa sehingga tak ada verba yang tergantung pada
verba lainnya. Contoh:kendaraan keluar masuk.

Struktur predikat serial perlu dibedakan dengan struktur predikat yang terdiri dari
verba induk dan verba bawahan. Seperti Contoh: “He made me work very hard“ atau
“Camat mengharapkan semua ketua RT dan RW datang untuk rapat.

 Klausa objek keterangan

Adalah kklausa yang menjadi bagian luar inti, yang berfungsi meluaskan atau
membatasi makna subjek atau makna predikat. Contohya :

a. Keterangan akibat : koruptor itu dihukum mati


b. Keterangan sebab : karena hujan, ia tidak jadi berangkat

c. Keterangan jumlah : bagai pinang dibelah dua

d. Keterangan alat : diganti dengan mesin sablon

e. Keterangan cara : disepakati dengan mufakat, dibeerhentikan dengan hormat

f. Keterangan kualitas : menulis dengan cepat, berbicara dengan fasih, berlari bagai
kilat.
g. Keterangan modalitas : tidak mungkin dia bersalah, mustahil itu teerulang

h. Keterangan pewatas : dijelaskan lebih detail, penjelasan lebih lanjut

i. Keterangan subjek ; anak yang sopan, rumah yang bersih, siswa yang rajin

j. Keterangan tujuan : belajar untuk lulus, maka untuk hidup, ibadah untuk
ketenangan hati

k. Keterangan tempat: pulang dari sekolah, pergi ke Jakarta, berangkat ke Surabaya

 Klausa pelengkap

Klausa pelengkap merupakan salah satu diantara jenis-jenis klausa berdasarkan


fungsinya, selain klausa subjek, keterangan, dan objek. Klausa ini sendiri mempunyai
fungsi sebagai pelengkap dalam suatu pola kalimat dasar. Klausa ini biasanya diletakkan
setelah objek ataupun predikat. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui seperti apa
jenis-jenis klausa ini dalam format kalimat. Adapun contoh-cntoh tersebut adalah:

a. Pak Mulyadi menjadi kepala desa termuda di kecamatan ini.


b. Egi menjadi pencetak gol terbanyak di turnamen futsal tersebut.

c. Fadil menjadi peserta terbaik pada ajang pelatihan dasar jurnalistik tersebut.

d. Ibu membelikan adik sepatu keluaran terbaru.

e. Bibi menghadiahkan kami parcel yang dia buat sendiri.

f. Warga desa memberikan kami cindera mata hasil karya mereka.

g. Dia menjadi pelari tercepat di ajang lomba lari tersebut.

h. Pak Guru menunjuk Andi sebagai ketua kelas yang baru.

i. Ibu memberikan adik mantel hasil rajutannya.

j. Pak Mansyur menghadiahi anaknya sepasang sepatu baru.


k. Fandi berjalan sendiri mengitari taman.

l. Aska menjadi pilot paling muda di maskapai penerbangan tersebut.

m. Botol itu berisi air satu liter.

n. Keranjang itu berisi buah mangga satu kilo.

o. Kakek memberikan kami rambutan satu ikat.

p. Dia menawarkan kami pakaian satu setel.

q. Komunitas ini berasaskan asas kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai