Anda di halaman 1dari 13

Konjungsi Antarkalimat dan Intrakalimat

1. Konjungsi antarkalimat menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain.


Konjungsi ini selalu memulai kalimat baru.

 Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat


sebelumnya, seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun
demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.
“Contoh: Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu kami tetap
menghargainya”
 Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat
sebelumnya, seperti: sesudah itu, setelah itu,dan selanjutnya.
“Contoh: Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan kaki, Sesudah itu, kami
akan beristirahat di rumah penduduk”.
 Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari
yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, lagi pula,dan selain itu.
juga ramai berkicau.
“Contoh: Kami menyambut pagi ini clengan sukacita. Tambahan pula, burung-
burung”
 Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, seperti
sebaliknya.
“Contoh: Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita
harus menanam pohon baru”
 Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, seperti sesungguhnya dan
bahwasanya.
“Contoh: Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita
ramalkan tahun kemarin”
 Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, seperti
malahan dan bahkan.
“Contoh: Rumah-rumah di Kalimatan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan,
ada kampung di tengah laut yang dangkal”
 Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, seperti
namun, akan tetapi.
“Contoh: Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada”
 Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, seperti dengan demikian.
“Contoh: Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun
harus menanggung semua risikonya”
 Konjungsi yang menyatakan akibat, seperti oleh karena itu dan oleh sebab itu.
“Contoh: Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat.
Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya”
 Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya, seperti sebelum itu.
“Contoh: Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka
menangkap lima orang pemburu liar”

2. Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan-satuan kata
dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa. Berikut ini contoh-contoh
konjungsi intrakalimat.
 Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu, seperti: sesudah, setelah, sejak,
sementara, selama, dan ketika. Contoh: Arman datang ke rumahku ketika aku
sedang pergi.

 Konjungsi yang menyatakan syarat, seperti: jika, kalau, bila, manakala, dan jikalau.
Contoh: Adik mau makan kalau ibu yang menyuapi.

 Konjungsi yang menyatakan penggandaian, seperti: andaikata, seandainya,


seumpama, sekiranya, dan andaikan. Contoh: Kita tidak dapat bertemu lagi
seandainya aku ditugaskan di kota lain.

 Konjungsi yang menyatakan tujuan, seperti: agar, supaya, dan biar. Contoh:
Bersihkan sisa tumpahan air ini supaya lantainya tidak licin.

 Konjungsi yang menyatakan penyebaran,seperti sebab dank arena. Contoh: ia


nyaris tertabrak mobil karena kurang hati-hati

 Konjungsi yang menyatakan pengakibatan, seperti maka dan sehingga. Contoh: ia


bekerja terus-menerus hingga lupa makan dan minum

 Konjungsi yang menyatakan cara,seperti dengan. Contoh:ardi mengerjakan


tugasnya dengan teliti
Contoh Konjungsi Antarkalimat
1. Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : bahkan dan malahan. Contoh
kalimat : Dia adalah anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, bahkan kecerdasannya setara dengan orang dewasa.
2. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : sebaliknya. Contoh Kalimat
: Tim Thomas indonesia berhasil lolos ke final piala thomas 2016, sebaliknya tim uber indonesia harus terhenti di perempat
final.
3. Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya,
contohnya seperti : lagi pula, tambahan pula dan selain itu. Contoh Kalimat : Kita tak perlu kecewa tim thomas indonesia
kalah di final piala thomas 2016, lagi pula masih ada gelaran indonesia open di tahun ini.
4. Konjungsi yang menyatakan akibat, contohnya seperti : Oleh sebab itu dan oleh karena itu. Contoh Kalimat : Laki - laki itu
terlibat perkelahian di tempat umum, oleh sebab itu iya diamankan pihak kepolisian.
5. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada kalimat sebelumnya, contohnya seperti selanjutnya,
sesudah itu dan setelah itu. Contoh Kalimat : Pengumuman penerimaan siswa baru telah dikeluarkan pihak sekolah,
selanjutnya siswa yang dinyatakan lolos agar segera melakukan pendaftaran ulang.
6. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, contohnya seperti : dengan demikian. Contoh Kalimat : Anda telah melanggar
peraturan kerja yang ada di kantor ini, dengan demikian anda harus membayar denda yang sudah disepakati.
7. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan pada kalimat sebelumnya, contohnya seperti: meskipun
demikian / begitu, walaupun demikian / begitu, sekalipun demikian / begitu, biarpun demikian / begitu. Contoh kalimat :
Dia adalah pemimpin yang amanah, jujur dan tegas, meskipun demikian masih saja ada orang yang ingin menjatuhkannya.
8. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, contohnya seperti : akan tetapi dan namun. Contoh
kalimat : Mayoritas masyarakat puas dengan kepemimpinannya akan tetapi masih ada masyarakat yang kecewa dengan
kinerjanya.
9. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, contohnya seperti : sesungguhnya dan bahwasanya. Contoh kalimat
: Ayah memang selalu keras kepada anak - anaknya , tetapi sesungguhnya iya sayang anak - anaknya.
10. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : sebelum itu.
Contoh kalimat : Pihak Kepolisian berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 6 kilo gram di dekat pintu masuk
pelabuhan. Sebelum itu di hari yang sama, polisi juga berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 50 kilo gram
yang diselundupkan lewat sebuah kapal kecil.

Konjungsi Intrakalimat
Seperti yang telah dibahas di atas bahwa konjungsi di bagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi
intrakalimat. Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata
dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan
dijelaskan dibawah ini. (Baca Juga : Kumpulan Contoh Pantun Terbaik dan Terbaru ).

Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa tetapi memiliki sintaksis
yang sama. Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh Konjungsi Intrakalimat


1. Padahal : Dia masih malu untuk bernyanyi, padahal dia memiliki suara yang bagus
2. Lalu : Ibu bangun lebih pagi untuk memasak, lalu bersiap - siap untuk mengantarkan pergi anaknya ke sekolah
3. Kemudian : Kakak baru saja pulang dari sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain
4. Sedangkan : Adikku buru - buru pergi ke sekolah, sedangkan aku masih ada di tempat tidur
5. Melainkan : Siswa itu bukannya belajar di kelas, melainkan bermain game di warnet pada saat jam pelajaran
6. Atau : Adik bingung memakai kaos kaki berwarna merah atau biru
7. Dan : Hobiku adalah bermain catur dan berenang
8. Tetapi : Dia sangat suka makan ikan, tetapi dia alergi dengan ikan laut

Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif adalah (kebalikan dari konjungsi koordinatif), yaitu konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa
atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama. Diantaranya yaitu : bahwa, sampai - sampai, sebab, seolah -
olah, walaupun, agar, seandainya, jika, ketika.

Contoh Konjungsi Subordinatif


1.
2. Bahwa : Kepala sekolah menyatakan bahwa tahun ini sekolah kami tingkat kelulusannya mencapai seratus persen
3. Sampai - sampai : Dia selalu diejek oleh temannya sampai - sampai ia tidak mau pergi ke sekolah
4. Sebab : Dia mengalami cidera, sebab ia kurang pemanasan
5. Seolah - olah : Anak itu bermain seolah - olah menjadi tentara sungguhan
6. Walaupun : Ayah tetap bermain bersamaku walaupun masih lelah sepulang dari bekerja
7. Agar : Kita harus berusaha dan berdoa agar dapat mencapai kesuksesan
8. Seandainya : Dia bisa naik kelas seandainya dia tidak malas belajar
9. Jika : Sungai ini akan bersih jika masyarakat membuang sampah pada tempatnya
10. Ketika : Kakek sangat berprestasi ketika masih muda
Jenis Jenis Konjungsi dan Contohnya
Dalam Bahasa Indonesia
Jenis jenis konjungsi dan contohnya dalam bahasa Indonesia – Penjelasan mengenai apa itu
konjungsi, apa saja jenis-jenis konjungsi, dan penerapan/contoh konjungsi dalam kalimat akan diuraikan
di sini. Selamat belajar.
Pengertian Konjungsi
Konjungsi disebut juga dengan kata penghubung atau kata sambung. Kata penghubung termasuk kata
tugas yang berfungsi menghubungkan antar klausa, antar akalimat, atau antar paragraf. Konjungsi
antarklausa diletakkan di di tengah-tengah kalimat, antara induk kalimat dan anak kalimat. Konjungsi
antar kalimat diletakkan di awal kalimat. Sedangkan konjungsi antar paragraf diletakkan di awal paragraf.

Jenis Jenis Konjungsi


Terdapat beberapa macam konjungsi. Pada bagian ini akan dijelaskan jenis jenis konjungsi yang
digunakan dalam bahasa Indonesia.

Konjungsi Antar Klausa


Konjungsi antar klausa merupakan kata penghubung antara dua buah klausa atau lebih. Terdapat tiga
macam konjungsi antar klausa, yaitu konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi koordinatif.

1. Korelatif
Konjungsi korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang memiliki status
konjungsi setara. Konjungsi yang termasuk dalam konjungsi korelatif sebagai berikut:

 Baik … maupun …
 Jangankan … pun …
 Bukan hanya … melainkan …
 Entah … entah …
 Sedemikian rupa … sehingga …
 Tidak hanya … tetapi (juga) …

2. Subordinatif
Berbeda dengan konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang
memiliki status konjungsi bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi:

Hubungan Konjungsi

Pengandaian andaikan, sekiranya, seandainya

Syarat jika, kalau, asalkan, bila

Waktu sesudah, sebelum, setelah, sejak, ketika, sementara, selama, sehingga, sambil

Tujuan agar, supaya


Cara dengan

Penjelasan bahwa

Pemiripan seolah-olah, seakan-akan, seperti, sebagaimana

Sebab sebab, karena, oleh karena

Konsesif meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun

3. Koordinatif
Konjungsi koordinatif hampir sama dengan konjungsi korelatif, perbedaannya adalah konjungsi ini terjadi
pada klausa-klausa sederhana. Kata penghubung yang termasuk di dalam konjungsi koordinatif meliputi
… dan … , … tetapi … , … atau … .

Konjungsi Antar Kalimat


Suatu kalimat dapat dihubungkan dengan kalimat yang lain dengan menggunakan konjungsi antar
kalimat. Konjungsi antar kalimat meliputi:

No. Konjungsi Makna

1. dengan demikian, akibatnya konsekuensi atau akibat

2. sebaliknya, berbeda dengan kebalikan

3. kemudian, selanjutnya, setelah itu keadaan setelahnya

4. sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya keadaan sebenarnya

5. malahan, bahkan, tak hanya itu keadaan sebelumnya

6. akan tetapi, sayangnya, namun mempertentangkan keadaan sebelumnya

7. biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian kesediaan

Konjungsi Antar Paragraf


Analog dengan dua jenis konjungsi di atas, konjungsi antar paragraf berfungsi menghubungkan dua
paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering
digunakan adalah terlebih lagi … , disamping … , oleh karena itu … , berdasarkan … , jadi … .

Contoh:

Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya.
Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa di minta.
Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya.
Kecelakaan penyebab semua itu.

Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan.
Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera
menolong. Akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit menjadi susah untuk dievakuasi.

Konjungsi Berdasarkan Fungsi


Jika dilihat dari fungsi konjungsi, maka konjungsi dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Berikut adalah
jenis jenis konjungsi berdasarkan fungsi:

No. Konjungsi Contoh

1. aditif dan, serta, lagipula

2. pertentangan tetapi, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, namun

3. disjungtif maupun, baik … baik … , entah … entah … , atau … atau …

setara : sebelumnya, setelahnya; bertingkat :ketika, bila, sampai, demi, sementara,


4. waktu
semenjak, tatkala, seraya

5. final supaya, agar, untuk

6. sebab karena, sebab, karena itu, sebab itu

7. akibat sehingga, akibatnya, sampai

8. syarat asalkan, jika, apabila, kalau, jikalau

9. tak bersyarat walaupun, biarpun, meskipun


10. perbandingan seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, seakan-akan, sebagaimana

tidak hanya…tetapi juga, sedemikian rupa sehingga, semakin…semakin,


11. korelatif
baik…maupun

12. penegas yakni, apalagi, misalnya, yaitu, akhirnya

13. penjelas bahwa

14. pembenaran walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun

15. urutan lalu, kemudian, mula-mula, pertama

16. pembatasan kecuali, asalkan, selain

17. penanda terutama, umpama, paling utama

18. situasi padahal, sedangkan, sambil

Contoh Kalimat yang Memuat Konjungsi

1. Baik anak kandung maupun anak tiri, ayah selalu memperlakukan secara adil.
2. Jangankan menunggu hingga larut, tidak tidur pun ibu pasti akan melakukannya.
3. Bukan hanya ibu yang selalu berusaha sekuat tenaga mendidikmu, melainkan ayah juga selalu berada
di belakangmu.
4. Entah digoreng entah direbus, ubi tetap menjadi makanan favoritku.
5. Ayah selalu berusaha sedemikian rupa sehingga kita tidak pernah kelaparan.
6. Jika aku bisa memutar waktu, maka semua kesalahanku di masa lampau akan kuperbaiki.
7. Meskipun aku sering membantah, ayah dan ibu tidak pernah marah kepadaku.
8. Rani memukul Toni karena menghinanya di depan teman-temannya.
9. Saya rajin belajar supaya kedua orang tuaku merasa senang.
10. Rizki membanting semua barang seolah-olah sedang kerasukan setan.
11. Ayah mencuci motor dan menyiram tanaman.
12. Ibu ingin marah tetapi selalu ditahan.
13. Kau boleh tinggal di sini atau pergi semaumu.
14. Pak Budi orang yang sangat rendah hati. Sebaliknya Bu Budi orangnya sangat sombong.
15. Laura anak yang sangat popular di sekolahnya. Sayangnya ia sangat sombong dengan segala
kemewahannya.
16. Ibu merelakan semua perhiasan untuk biaya kuliah adik. Tak hanya itu, sertifikat rumah pun rela ibu jual.
17. Ibu tidak pernah mengadukanmu ke Ayah. Malahan ibu yang selalu membelamu mati-matian.
18. Aku tidak akan pernah datang seumpama kau melarangku.
19. Ibu selalu membawakan Rina bekal sekalipun ayah selalu memberi uang saku lebih.
20. Kakak mengatakan bahwa ia akan melanjutkan sekolah di Australia.
21. Ayah memang lebih sering memarahimu. Sebenarnya beliau sangat menyayangimu.
22. Raffi sangat menjauhi buah rambutan. Bahkan ia memilih lari ketika ada yang membawa buah itu
mendekatinya.
23. Pak Rahmat selalu saja memarahi orang. Akibatnya orang-orang tidak suka berada di dekatnya.
24. Ibu selalu menuruti kemauan Aldi. Meskipun begitu Aldi tidak pernah berkata lembut terhadap ibu.
25. Rani mempersiapkan bahan membuat kue pancong. Setelah itu ia mulai membuat adonan.
26. Rani belajar dengan giat agar diterima di fakultas kedokteran UGM.
27. Ayah bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
28. Ibu memarahiku karena aku tidak pernah mendengarkan kata ayah.
29. Ayah menyuruhku pergi dari rumah supaya aku belajar mandiri.
30. Sekolah itu ditutup sebab ada permasalahan sengketa lahan.
31. Sampah dibiarkan menumpuk di air sungai sehingga menyebabkan biota sungai musnah.
32. Lintah akan menghisap darah mangsanya sampai ia merasa puas.
33. Ikan remoran selalu mengikuti hiu supaya dirinya merasa aman.
34. Perkataan Anton terhadap ibunya seperti petir di siang bolong.
35. Doni bertingkah seolah-olah dirinya yang paling benar.
36. Perkataannya laksana seorang pujangga yang haus akan cinta.
37. Menasehati Angel ibarat mengukir di atas air.
38. Ayah menggeluti dunia boga sejak masih remaja.
39. Aku sedang bersantai di kamar ketika terdengar ada suara ledakan.
40. Para petani merasa senang setelah hasil panennya laku keras di pasaran.
41. Aku akan pulang jika memang mereka menginginkanku.
42. Semakin tua semakin menjadi kegilaannya terhadap perempuan.
43. Baik laki-laki maupun perempuan tidak ada perbedaan dalam mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
44. Walaupun hujan lebat, ayah tetap rela menjemputku dari sekolah.
45. Unta bertahan di gurun pasir dengan kantong air di tubuhnya.

Artikel bahasa lainnya

Itulah penjelasan mengenai jenis jenis konjungsi dan contohnya dalam bahasa Indonesia. Semoga uraian
materi jenis jenis konjungsi ini mudah dipahami dan bermanfaat untuk referensi belajar bahasa Indonesia.
Terima kasih.

FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn

contoh, jenis, kalimat, konjungsi

RELATED POSTS

Teks Debat – Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah, dan Contohnya


 Cara Membuat Puisi yang Benar beserta Contohnya

 Ciri-Ciri dan Unsur Sastra Melayu Klasik dan Contohnya

 Unsur-Unsur Pembangun dalam Puisi

 Sistematika Karya Ilmiah

 Teks Tantangan – Pengertian, Ciri, Struktur, Kaidah, dan Contoh

 Teks Laporan Percobaan – Pengertian, Kaidah, Struktur, dan Langkah Pembuatan

 Contoh Teks Laporan Percobaan


 Unsur-Unsur Iklan Baris dalam Bahasa Indonesia

 Cara Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Iklan

 Previous
 Next

Post Date: Wednesday 18th, January 2017 / 09:51 Oleh : Ratna Sumarni S.Pd

Kategori : konjungsi-bahasa-indonesia

← PreviousNext →

RECENT POSTS
RECENT

 Teks Debat – Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah, dan Contohnya

16 July, 2019

 Cara Membuat Puisi yang Benar beserta Contohnya

16 July, 2019

 Teks Inspirasi – Pengertian, Ciri, dan Unsur

16 July, 2019

 Ciri-Ciri dan Unsur Sastra Melayu Klasik dan Contohnya

16 July, 2019

 Unsur-Unsur Pembangun dalam Puisi

16 July, 2019

 Sistematika Karya Ilmiah

16 July, 2019

 Teks Tantangan – Pengertian, Ciri, Struktur, Kaidah, dan Contoh

16 July, 2019
 Teks Laporan Percobaan – Pengertian, Kaidah, Struktur, dan Langkah Pembuatan

16 July, 2019

 Contoh Teks Laporan Percobaan

16 July, 2019

 Unsur-Unsur Iklan Baris dalam Bahasa Indonesia

16 July, 2019

DUNIA DOSEN
Video M4stur84s1 Artis, Cek kenapa bisa tersebar..

Tentang Kami | Hubungi Kami


© Copyright. Powered by Dosen Bahasa

Ketentuan Layanan | Kebijakan Privasi | Disclaimer | Cookies Term Of Use | Adchoices

TO TOP ↑
Konjungsi Antar Klausa
Yang dimaksud konjungsi antar klausa atau konjungsi intra kalimat adalah kata yang
menghubungkan klausa induk dan klausa anak dalam satu kalimat. Biasanya konjungsi
antar klausa ada di tengah-tengah kalimat. Secara umum ada 2 jenis konjungsi antar
klausa yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

Konjungsi Koordinatif

Pengertian konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur


kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara.
Yang termasuk konjungsi koordinatif :

 penghubung penambahan = dan, serta


 penghubung pemilihan = atau
 penghubung perlawanan = tetapi, melainkan
 penghubung pertetangkan = padahal, sedangkan, meski
Konjungsi Subordinatif

Pengertian konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur


kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat.

Yang termasuk konjungsi subordinatif :

 penghubung atributif = yang


 penghubung tujuan = agar, supaya, biar
 penghubung syarat = jika, bila, kalau, asalkan, bilamana, manakala
 penghubung waktu = sejak, sewaktu, selama, begitu, sambil, sehabis, setelah,
sebelum, sedari, tatkala
 penghubung permisalan = andaikan, umpamanya, seandainya
 penghubung konsesif = biarpun, walaupun, sekalipun
 penghubung penyebab = karena, sebab
 penghubung akibat = sehingga, makanya
 penghubung cara = dengan, tanpa
 penghubung perbandingan = sebagaimana, laksana, ibarat, seolah-olah
 penghubung penjelasan = bahwa
2. Konjungsi Antar Kalimat
Yang dimaksud konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat
yang satu dengan kalimat yang lainnya. Ada banyak fungsi konjungsi antar kalimat,
antara lain sebagai pernyataan kelanjutan, keadaan, pertentangan, konsekuensi dan
sebagainya.

Yang termasuk konjungsi antar kalimat antara lain :

 menyatakan konsekuensi = dengan demikian, akibatnya


 menyatakan kebalikan = sebaliknya
 menyatakan kelanjutan = sesudah itu, kemudian, selanjutnya
 menyatakan pendahulu = sebelum itu, sebelumnya
 menyatakan penguatan = malahan, tak hanya itu, bahkan
 menyatakan keadaan = sesungguhnya, bahwasanya
 menyatakan pertentangan = akan tetapi, sayangnya, namun
 menyatakan penambahan = selain itu, lagi pula
 menyatakan kesediaan = biarpun begitu, meskipun demikian, walau begitu
Jenis-Jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

1. Konjungsi aditif, yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa atau
kalimat dalam kedudukan yang sederajat. Misalnya : dan, lagi, lagi pula, serta.
2. Konjungsi pertentangan, yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat
yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Misalnya :
tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, namun.
3. Konjungsi disjungtif, yang berfungsi menghubungkan dua unsur yang sederajat
dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Misalnya : atau, maupun,
entah.
4. Konjungsi waktu, yang berfungsi menjelaskan hubungan waktu antara dua hal
atau peristiwa baik yang sederajat atau tidak sederajat. Misalnya : apabila, bila,
hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, setelah,
sesudah.
5. Konjungsi final, yang berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa
atau tindakan. Misalnya : supaya, guna, untuk, agar.
6. Konjungsi kausal, yang berfungsi menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau
kejadian tertentu. Misalnya : sebab, sebab itu, karena, karena itu.
7. Konjungsi konsekutif, yang berfungsi menjelaskan akibat suatu peristiwa atau
kejadian tertentu. Misalnya : sehingga, sampai, akibatnya.
8. Konjungsi kondisional, yang berfungsi menjelaskan syarat-syarat pada suatu hal
yang dapat terjadi. Misalnya : jika, bila, jikalau, apabila, asalkan, kalau,
bilamana.
9. Konjungsi tak bersyarat, berfungsi menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi
tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Misalnya : walaupun, meskipun,
biarpun.
10. Konjungsi perbandingan, yang berfungsi membandingkan dua hal tertentu.
Misalnya : sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada.
11. Konjungsi korelatif, yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang
mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga saling mempengaruhi.
Misalnya : semakin, kian, bertambah, sedemikian rupa, sehingga.
12. Konjungsi penegas, yang berfungsi menegaskan atau meringkas suatu bagian
kalimat yang telah disebut sebelumnya. Misalnya : bahkan, apalagi, yaitu,
umpama, misalnya.
13. Konjungsi penjelas, yang berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu
dengan perinciannya. Misalnya : bahwa.
14. Konjungsi konsesif, yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara
membenarkan suatu hal serta menolak hal yang lain. Misalnya : meskipun,
walaupun, biarpun, sekalipun.
15. Konjungsi urutan, yang berfungsi untuk menyatakan urutan sesuatu hal dalam
kalimat. Misalnya : mula-mula, lalu, kemudian.
16. Konjungsi pembatasan, yang berfungsi menyatakan pembatasan terhadap
sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan. Misalnya
: kecuali, selain, asal.
17. Konjungsi penanda, yang berfungsi untuk menyatakan penandaan terhadap
sesuatu hal. Misalnya : umpama, contoh, terutama, misalnya, antara lain.
18. Konjungsi situasi, yang berfungsi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau
berlangsung dalam keadaan tertentu. Misalnya : sedang, sedangkan, padahal,
sambil.

Anda mungkin juga menyukai