NO:20
Kelas:X.1
Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan
klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat.
Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan
frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif,
subordinatif, dan korelatif penjelasan dibawah ini.
a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memilki kedudukan sederajat/ setara. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa tetapi memiliki sintaksis yang sama.
Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.
b. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk,
supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa,
dll.
c. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik
kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.
Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung
pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif
hanya terdiri dari satu kata saja.
Konjungsi ini bisa juga kita gunakan pada kalimat majemuk setara atau sintaksis, kalimat
konjungsi korelatif merupakan suatu kalimat yang tersusun atas dua kalimat/klausa atau lebih
yang dihubungkan dengan kata konjungsi korelasi.
Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif
biasanya berupa kalimat majemuk.
Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau
perbedaan makna.
Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun
di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Terlebih lagi.
Disamping.
Oleh karena itu.
Berdasarkan.
Jadi.
Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama
ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu
membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan.
Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.
Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang
bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu
meledak.
Macam Konjungsi juga dibedakan berdasarkan fungsi katanya. Ditinjau dari fungsinya,
konjungsi dikelompokan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
Macam konjungsi pertama adalah konjungsi aditif. Konjungsi aditif adalah konjungsi yang
berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya sederajat. Contoh; dan, lagi pula, serta.
Contoh kalimat:
Ibu dan Ayah sedang pergi ke luar kota untuk kebutuhan pekerjaan
Bani sedang belajar serta makan secara bersamaan
Kamu tidak perlu cemas, lagipula di sini sudah aman kok
Contoh kalimat:
3. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan berfungsi sebagai kata penghubung antar dua kalimat sederajat yang
saling bertentangan. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama.
Contoh; sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.
Contoh kalimat:
Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan.
Contoh; untuk, supaya, agar, guna.
Contoh kalimat:
5. Konjungsi Waktu
Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara
dua hal atau peristiwa. Contoh; apabila, bila, hingga, ketika, sebelum, sampai, selama,
sementara, sesudah, setelah, sejak, tatkala.
Contoh kalimat:
6. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berfungsi untuk membandingkan dua hal
tertentu. Contoh; sebagai, seakan-akan, umpama, sebagaimana, ibarat, bak, bagaikan.
Contoh kalimat:
– Sebagai anak laki-laki, dia memiliki jiwa tanggung jawab yang tinggi
– Bagaikan pinang di belah dua, wajah kakak dan adik itu mirip
7. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)
Konjungsi konsekutif berfungsi untuk menjelaskan akibat dari terjadinya suatu peristiwa atau
kejadian tertentu. Contoh; sehingga, sampai, akibatnya.
Contoh kalimat:
– Nia sering nonton televisi jarak dekat, sehingga matanya kini minus.
Konjungsi syarat berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan
syarat di dalamnya. Contoh; jika, apabila, jikalau, bilamana, asalkan.
Contoh kalimat:
– Kalau saja hari itu aku tidak sakit, aku pasti bisa mengikuti OSN
– Bila Ibu pulang detik ini juga, aku akan langsung berhambur memeluknya.
Konjungsi tak bersyarat berfungsi untuk menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak
membutuhkan syarat tertentu. Contoh; walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun.
Contoh kalimat:
Konjungsi penegas merupakan konjungsi yang fungsinya untuk menegaskan atau meringkas
suatu bagian kalimat yang sebelumnya telah disebut. Contoh; bahkan, yaitu, umpama, apalagi,
misalnya.
Contoh kalimat:
Konjungsi pembenaran berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan
suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada
anak kalimat. Contoh; walaupun, biar biarpun, sungguhpun, kendatipun, meskipun.
Contoh kalimat:
– Ibu tetap pergi ke pasar kendatipun badannya masih kurang sehat.
Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi penjelas. Konjungsi penjelas berfungsi untuk
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Kata yang termasuk
konjungsi penjelas adalah kata bahwa.
Contoh kalimat:
– Ara menjelaskan bahwa dia tidak bersalah karena saat itu dia ada di rumah.
Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat
yang berkaitan sehingga saling mempengaruhi. Contoh; semakin…semakin…, bertambah…
bertambah…, tidak hanya…tetapi juga…, sedemikian rupa…,kian…kian, sehingga, baik,
maupun.
Contoh kalimat:
Konjungsi kausalitas berfungsi untuk menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian
tertentu. Contoh; sebab, karena, sebab itu, karena itu.
Contoh kalimat:
Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi urutan. Konjungsi urutan berfungsi untuk
menyatakan urutan suatu hal dalam kalimat. Contoh; mula-mula, lalu, kemudian.
Contoh kalimat:
Konjungsi penanda merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menunjukkan penandaan pada
suatu hal. Contoh; misalnya, contoh, umpama, terutama, antara lain.
Contoh kalimat:
– Di kelas X sangat populer dengan para muridnya yang pandai, terutama Andi.
– Di kantin banyak makanan enak yang dibeli oleh murid, misalnya bakso bakar.
17. Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan berfungsi untuk menyatakan pembatasan terhadap suatu hal. Contoh;
kecuali, asal, selain.
Contoh kalimat:
Konjungsi situasi berfungsi untuk menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi dalam waktu
tertentu. Contoh; sedang, sedangkan, sambil, padahal.
Contoh kalimat: