Anda di halaman 1dari 7

NAMA:Keisya Zahfarina Dermawan

NO:20
Kelas:X.1

1.Tuliskan jenis-jenis konjungsi,beserta contoh-contohnya!


JAWAB

1. 1. Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)

Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan
klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat.  

Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan
frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif,
subordinatif, dan korelatif penjelasan dibawah ini.

a. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memilki kedudukan sederajat/ setara. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa tetapi memiliki sintaksis yang sama.
Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh konjungsi koordinatif:

 Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.


 Sarah adalah orang yang periang, sedangkan Adit orangnya pendiam.
 Kakak memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
 Ibu sudah tidur, padahal ia belum makan malam.
 Kakak baru saja pulang dari sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain.

b. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk,
supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa,
dll.

Contoh konjungsi subordinatif:

 Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.


 Dito bermain layangan setelah pulang sekolah.
 Sarah tidak mau makan, sehingga ia menjadi kurus.
 Abdi tidak mau belajar, sehingga ia tidak bisa mengerjakan ujian. 
 Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras. 
 Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek Biologi dengan baik.
 Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.

c. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik
kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.

Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung
pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif
hanya terdiri dari satu kata saja.

Konjungsi ini bisa juga kita gunakan pada kalimat majemuk setara atau sintaksis, kalimat
konjungsi korelatif merupakan suatu kalimat yang tersusun atas dua kalimat/klausa atau lebih
yang dihubungkan dengan kata konjungsi korelasi.

Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif
biasanya berupa kalimat majemuk.

Contoh konjungsi korelatif:

 Jangankan bukit, gunung pun sanggup aku daki.


 Bukan hanya Zahra yang bisa bernyanyi, melainkan Dodit juga bisa!
 Entah benar entah tidak, aku masih meragukan kata-katanya
 Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut harus aktif mengemukakan
pendapat.
 Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di
pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.

2. Konjungsi Antar Kalimat

Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau
perbedaan makna.

Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun
di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.

Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Diantaranya adalah


sebagai berikut.

 Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.


 Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.
 Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu
 Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
 Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya:
sebaliknya
 Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya,
bahwasanya.
 Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.
 Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan
 Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya:
namun, akan tetapi.

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat: 

 Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental


memberi.
 Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia bekerja keras
semenjak muda.
 Mereka makan hanya dengan sepotong ikan asin. Bahkan, mereka seringkali makan
tanpa lauk.

3. Konjungsi Antar Paragraf

Konjungsi antarparagraf merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf


sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Kata hubung yang kerap
digunakan di antaranya:

 Terlebih lagi.
 Disamping.
 Oleh karena itu.
 Berdasarkan.
 Jadi.

Contoh konjungsi antarparagraf:

 Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama
ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu
membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan.
Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.
 Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang
bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu
meledak.

Macam-macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya 

Macam Konjungsi juga dibedakan berdasarkan fungsi katanya. Ditinjau dari fungsinya,
konjungsi dikelompokan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)

Macam konjungsi pertama adalah konjungsi aditif. Konjungsi aditif adalah konjungsi yang
berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya sederajat. Contoh; dan, lagi pula, serta.

Contoh kalimat:

 Ibu dan Ayah sedang pergi ke luar kota untuk kebutuhan pekerjaan 
 Bani sedang belajar serta makan secara bersamaan
 Kamu tidak perlu cemas, lagipula di sini sudah aman kok

2. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)

Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi disjungtif. Konjungsi disjungtif adalah


konjungsi yang menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari
dua hal atau lebih. Contoh, maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau…atau.

Contoh kalimat: 

– Jamu ini bermanfaat baik untuk pria maupun wanita.

– Baik Lisa maupun Jenny, keduanya sama-sama cantik.


– Nasi atau jagung keduanya sama-sama sumber karbohidrat.

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan berfungsi sebagai kata penghubung antar dua kalimat sederajat yang
saling bertentangan. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama.
Contoh; sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.

Contoh kalimat: 

– Andika anak yang pandai, namun kakaknya bodoh.

– Ibu sedang memasak, sedangkan ayah sedang membaca koran.

4. Konjungsi Final (Tujuan)

Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan.
Contoh; untuk, supaya, agar, guna.

Contoh kalimat: 

– Amara membeli tas baru untuk menghadiri pernikahan sepepunya.

– Ibu minum vitamin agar tubuhnya lebih sehat. 

– Adik minum susu supaya bisa cepat tidur. 

5. Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara
dua hal atau peristiwa. Contoh; apabila, bila, hingga, ketika, sebelum, sampai, selama,
sementara, sesudah, setelah, sejak, tatkala.

Contoh kalimat: 

– Apabila hari sudah malam, Ani bergegas harus pulang.

– Putri harus pulang sebelum waktu magrib.

– Adi sudah sampai rumah, setelah seharian sekolah.

6. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berfungsi untuk membandingkan dua hal
tertentu. Contoh; sebagai, seakan-akan, umpama, sebagaimana, ibarat, bak, bagaikan.

Contoh kalimat: 

– Sebagai anak laki-laki, dia memiliki jiwa tanggung jawab yang tinggi

– Umpama ibunya masih ada, dia pasti lebih Bahagia

– Bagaikan pinang di belah dua, wajah kakak dan adik itu mirip
7. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)

Konjungsi konsekutif berfungsi untuk menjelaskan akibat dari terjadinya suatu peristiwa atau
kejadian tertentu. Contoh; sehingga, sampai, akibatnya.

Contoh kalimat: 

– Tika jarang gosok gigi, akibatnya giginya sakit. 

– Nia sering nonton televisi jarak dekat, sehingga matanya kini minus. 

8. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)

Konjungsi syarat berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan
syarat di dalamnya. Contoh; jika, apabila, jikalau, bilamana, asalkan.

Contoh kalimat: 

– Kalau saja hari itu aku tidak sakit, aku pasti bisa mengikuti OSN

– Bila Ibu pulang detik ini juga, aku akan langsung berhambur memeluknya.

9. Konjungsi Tak Bersyarat

Konjungsi tak bersyarat berfungsi untuk menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak
membutuhkan syarat tertentu. Contoh; walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat: 

– Kakak membersihkan rumah meskipun ibu tidak menyuruhnya.

– Lia tetap pergi sekolah sekalipun cuaca sedang hujan deras.

10. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)

Konjungsi penegas merupakan konjungsi yang fungsinya untuk menegaskan atau meringkas
suatu bagian kalimat yang sebelumnya telah disebut. Contoh; bahkan, yaitu, umpama, apalagi,
misalnya.

Contoh kalimat: 

– Ibu sangat menyukai tanaman hias, misalnya anturium. 

– Ayah senang minuman manis, apalagi secangkir teh. 

11. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)

Konjungsi pembenaran berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan
suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada
anak kalimat. Contoh; walaupun, biar biarpun, sungguhpun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat:
– Ibu tetap pergi ke pasar kendatipun badannya masih kurang sehat.

12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)

Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi penjelas. Konjungsi penjelas berfungsi untuk
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Kata yang termasuk
konjungsi penjelas adalah kata bahwa.

Contoh kalimat:

– Ara menjelaskan bahwa dia tidak bersalah karena saat itu dia ada di rumah. 

13. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat
yang berkaitan sehingga saling mempengaruhi. Contoh; semakin…semakin…, bertambah…
bertambah…, tidak hanya…tetapi juga…, sedemikian rupa…,kian…kian, sehingga, baik,
maupun.

Contoh kalimat: 

– Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.

– Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.

14. Konjungsi Kausal

Konjungsi kausalitas berfungsi untuk menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian
tertentu. Contoh; sebab, karena, sebab itu, karena itu.

Contoh kalimat: 

– Ina tidak masuk sekolah karena sakit.

15. Konjungsi Urutan

Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi urutan. Konjungsi urutan berfungsi untuk
menyatakan urutan suatu hal dalam kalimat. Contoh; mula-mula, lalu, kemudian.

Contoh kalimat: 

 Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan bumbu-bumbunya.

16. Konjungsi Penanda

Konjungsi penanda merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menunjukkan penandaan pada
suatu hal. Contoh; misalnya, contoh, umpama, terutama, antara lain.

Contoh kalimat: 

– Di kelas X sangat populer dengan para muridnya yang pandai, terutama Andi.

– Di kantin banyak makanan enak yang dibeli oleh murid, misalnya bakso bakar. 
17. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan berfungsi untuk menyatakan pembatasan terhadap suatu hal. Contoh;
kecuali, asal, selain.

Contoh kalimat: 

– Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.

– Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.

18. Konjungsi Situasi

Konjungsi situasi berfungsi untuk menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi dalam waktu
tertentu. Contoh; sedang, sedangkan, sambil, padahal.

Contoh kalimat: 

– Cilla tetap ke rumah nenek padahal kakinya masih sakit. 

Anda mungkin juga menyukai