Anda di halaman 1dari 18

Tugas

Bahasa Indonesia

Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Konjungsi
Konjungsi
&
&
jenis-jenis
jenis-jenis
kalimat
kalimat

-Farah Salma Nisrina


XI MIPA 1-
KONJUNGSI

Pengertian Konjungsi
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Konjungsi adalah sebuah kata maupun ungkapan penghubung antarfrasa,
antarkata, antarkalimat, dan antarklausa.
 Menurut Sumarlan (2003 : 32)
Konjungsi merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara
menghubungkan suatu unsur satu dengan yang lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau sebuah
wacana.
Jenis-Jenis Konjungsi
1. Konjungsi Koordinatif
berdasarkan KBBI, konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan kata
atau klausa yang berstatus sama. Dalam konjungsi koordinatif, hanya menggunakan satu
kata untuk menggabungkan dua kalimat yang memiliki status atau derajat yang sama.
Konjungsi ini merupakan konjungsi yang paling sederhana.
 Konjungsi penambahan :
Konjungsi penambahan adalah kata hubung yang berfungsi menambahkan suatu
unsur selain unsur yang lainnya. Contoh konjungsinya, yaitu dan, serta, dan beserta
Contoh : (1) Farah dan Farhan sedang bermain catur bersama.
(2) Nanda beserta keluarga bertamasya ke pantai
 Konjungsi perlawanan
Konjungsi perlawanan adalah konjungsi koordinatif yang menyatakan bahwa
dua unsur gramatikal yang dihubungkan oleh konjungsi ini saling
berlawanan satu sama lain. Contoh konjungsinya, yaitu tetapi,
namun, sedangkan, walaupun, melainkan, dan padahal.
Contoh : (1) Dia menangis, tetapi istrinya hanya diam saja
(2) Ibu mencuci piring, sedangkan Adik nonton Televisi.
 Konjungsi pemilihan
Konjungsi pemilihan adalah konjungsi koordinatif yang menyatakan
bahwa dua unsur gramatikal yang dihubungkan dengan
konjungsi ini bersifat opsional yang bisa dipilih salah satu
diantaranya. Contoh konjungsinya, yaitu atau.
Contoh : Saya atau kamu yang akan menjemput Ibu?

2. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau kalimat
yang kedudukannya tidak sama atau tidak sederajat. Jenis-jenis konjungsi subordinatif :
 Waktu
Konjungsi waktu berfungsi untuk menghubungkan dua klausa untuk menjelaskan
keterangan waktunya. Berdasarkan waktu terjadinya, konjungsi waktu dapat
diklasifikasi menjadi:
i. Permulaan
Konjungsi waktu yang menjelaskan kapan dimulainya suatu peristiwa yang terdapat
dalam induk kalimat. Kata hubung yang sering digunakan adalah sedari, dan sejak.
Contoh : (1) Andy menyukai catur sejak ia berusia enam tahun.
(2) Ia sudah mulai menunjukkan bakatnya sedari SD.
ii. Bersamaan
Peristiwa yang terjadi dalam kedua kalimatnya berlangsung dalam waktu yang
bersamaan. Kata hubung yang digunakan adalah sewaktu, ketika, selama,
seraya, selagi, tatkala, dan sambil.
Contoh : (1) Kinanti menatap langit biru seraya kedua tangannya menggenggam
erat tas merahnya.
(2) Ayah sedang membaca koran sambil menyantap sarapannya.
iii. Berurutan
Konjungsi waktu yang digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang
memiliki urutan waktu yang berkesinambungan. Kata hubung yang biasanya
digunakan diantaranya; seusai, sesudah, sebelum, begitu, dan selesai.
Contoh : (1) Kita harus berdoa sebelum tidur.
(2) Begitu ayah tiba di rumah, Dinda melompat kegirangan.

iv. batas akhir

Kata hubung yang digunakan adalah hingga dan sampai.

Contoh : Kim terus menangis di kamarnya hingga petang.

 Syarat
Jenis konjungsi yang menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat dimana anak
kalimat menjelaskan syarat terlaksananya suatu unsur dalam induk kalimat. Kata
hubung yang biasanya digunakan dalam konjungsi bersyarat adalah jikalau, jika,
manakala, bilamana, apabila, dan asalkan.
Contoh : (1) jikalau telah datang waktu yang dinanti, kupasti bahagiakan dirimu
seorang.
(2) Mulan tidak akan dibenci oleh masyarakat bila ia tidak melakukan hal
buruk pada Maia.
 Pengandaian
Konjungsi pengandaian adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
kalimat yang menerangkan adanya hubungan pengandaian. Kata hubung yang
biasanya digunakan adalah seandainya, umpamanya, sekiranya, andaikata, dan
andaikan.
Contoh : (1) Seandainya Dinda menjadi presiden Indonesia, ia akan menerapkan
program pembangunan merata di seluruh wilayah Indonesia.
(2) Andaikata polisi datang lebih awal, perampok itu tentunya akan
tertangkap saat menjalankan aksinya.
 Pembandingan
Konjungsi pembandingan merupakan konjungsi yang menyatakan adanya kesamaan
diantara dua klausa atau kalimat. Contoh konjungsinya, yaitu seakan-akan, seolah-
olah, sebagaimana, seperti, dan sebagai.
Contoh : (1) Gina hanya diam seolah – olah ia tidak mengetahui apa yang terjadi saat
ini.
(2) Daniel terus berlari seakan – akan ada orang jahat yang akan
membawanya ke tempat menakutkan.

 Perbandingan
Konjungsi perbanadingan merupakan konjungsi yang menyatakan adanya hubungan
kesamaan atau perbedaan diantara dua klausa atau kalimat. Contoh konjungsinya, yaitu
sama...dengan dan lebih....dari(pada).
Contoh : Saya berharap semoga semester ini lebih baik daripada semester sebelumnya.
 Sebab
merupakan konjungsi yang menyatakan adanya hubungan sebab diantara dua klausa
atau kalimat. Contoh konjungsinya, yaitu sebab, karena, dan oleh karena.
Contoh : Wulan telat saat upacara bendera karena tidur larut malam.
 Hasil
Konjungsi hasil merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu unsur klausa
atau kalimat adalah hasil dari klausa atau kalimat sebelumnya. Contoh konjungsinya,
yaitu sehingga, sampai(-sampai), akibatnya, dan maka(nya).
Contoh : (1) Kaki Andi terkilir, sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan futsal.
(2) Masyarakat setempat masih membuang sungai ke sungai sekitar, akibatnya
rumah mereka terendam banjir saat musim penghujan.
 Tujuan
Konjungsi tujuan merupakan konjungsi yang menerangkan adanya hubungan tujuan
diantara dua klausa atau kalimat. Contoh konjungsinya, yaitu agar, supaya, dan biar.
Contoh : (1)Kartika sengaja berdomisili di pulau papua agar dapat berwirausaha di sana.
(2)Fathur bekerja siang malam biar keluarganya hidup berkecukupan.
 Atributif
Konjungsi atributif merupakan konjungsi yang menghubungkan kata atau klausa utama
dengan klausa penjelas. Contoh konjungsinya, yaitu yang.
Contoh : Dia yang harus bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi.
 Konsesif
Konjungsi konsesif ini terdapat pada kalimat majemuk ketika klausa subordinatifnya
menyatakan hal yang tidak akan dapat mengubah apapun yang dinyatakan oleh klausa
primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan adalah meskipun, biarpun,
kandatipun, sekalipun, dan walaupun.
Contoh : (1) Walaupun berasal dari keluarga kaya, Fitria tidak pernah sombong.
(2) Kendatipun anak seorang pembantu, Habib tetap bersungguh-sungguh
belajar.
 Alat
Konjungsi alat merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu klausa atau
kalimat merupakan alat dari kegiatan atau aktivitas yang dijelaskan dalam klausa atau
kalimat sebelumnya. Contoh konjungsinya, yaitu dengan (menggunakan) dan tanpa
(menggunakan).
Contoh : (1) Nana mengupas mangga dengan menggunakan pisau.
(2)Andre mengendarai motor tanpa menggunakan helm, sehingga polisi
menegurnya.
 Komplementasi
Konjungsi komplementasi merupakan konjungsi yang menerangkan bahwa suatu
klausa atau kalimat merupakan pelengkap dari klausa atau kalimat sebelumnya.
Contoh konjungsinya, yaitu bahwa.
Contoh : Gubernur baru itu mengatakan bahwa dirinya akan bersungguh-sungguh
bekerja untuk rakyat.

3. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menyatukan dua kata, frase atau klausa dan
hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Hubungan ini biasanya dapat
dinyatakan dengan memakai konjungsi :
 baik…maupun…
contoh : Tak ada yang sempurna, baik aku maupun dia
 tidak hanya…tetapi…
contoh : Rumah itu tidak hanya tinggi, tetapi juga megah.
 demikian(rupa)…sehingga
contoh : Toko itu dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik untuk dikunjungi
pembeli.
 apakah…atau…
contoh : aku tidak perduli apakah pulang atau pergi, aku tetap menyayanginya.
 entah……entah…
contoh : dia akan menerima kadoku entah suka entah tidak.

4. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antar kalimat ialah jenis konjungsi yang menyambungkan satu kalimat dengan
kalimat lainnya. Maka dari itu penggunaan konjungsi ini ialah mengawali satu kalimat
baru serta penulisan kalimat pertamanya menggunakan huruf kapital karena berada diawal
kalimat. Kata hubung antar kalimat dapat diletakkan di awal kalimat, atau setelah tanda
titik, tanda seru dan tanda tanya. Contoh konjungsi antar kalimat :
 Kesediaan untuk melakukan suatu hal
Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu demikian, biarpun, sungguhpun, begitu,
sekalipun, demikian, dan walaupun demikian.
Contoh : Puji memang selalu berbeda pendapat dengan adiknya. Walaupun demikian,
Ia tetap menyanyanginya.
 Lanjutan dari sebuah peristiwa maupun keadaan.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lalu, sesudah itu, kemudian, dan setelah itu.
Contoh : Putri melakukan perjalanan dari Semarang ke Salatiga dengan sepeda bus.
Kemudian, dari Salatiga ia menaiki mobil menuju Yogyakarta.
 Hal, keadaan atau peristiwa lain di luar hal yang telah disebutkan sebelumnya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lagi pula, tambahan pula, dan selain itu.
Contoh : Campurkan gula dan kopi ke dalam gelas. Selain itu, masukkan pula susu
kedalamnya.
 Kebalikan dari hal yang diterangkan sebelumnya.
Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu sebaliknya.
contoh : Kukira wisata Goa Kreo Semarang akan menyenangkan untuk kami.
Sebaliknya. kondisi yang tidak terawat membuat kami sesegera pergi dari tempat
wisata tersebut.
 Keadaan sebenarnya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sesungguhnya, dan bahwasannya.
Contoh : Kita tidak akan pernah melupakan pahlawan.
Bahwasanya, para pejuang kemerdekaan itu menyerahkan
jiwa raganya kepada bangsa.
 Menguatkan situasi/keadaan yang disebutkan sebelumya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu malahan, dan bahkan.
Contoh : Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula.
Bahkan, seringkali balasannya melebihi apa yang kita bayangkan sebelumnya.
 Pertentangan kondisi/keadaan yang disebutkan sebelumnya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu akan tetapi, dan namun.
Contoh : Jalan raya Purwodadi hampir di perbaiki setiap tahun sekali. Akan tetapi,
kondisi tanah yang mudah retak menjadikannya mudah rusak.
 Menerangkan konsekuensi.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan demikian.
Contoh : Korea Selatan berkembang dengan sangat cepat. Dengan demikian, produk
teknologi impor yang berasal dari sana dijumpai di berbagai tempat.
 Menerangkan akibat.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu oleh sebab itu, oleh karena itu.
Contoh : Kita tidak akan pernah tau masa depan kehidupan seseorang. Oleh karena, itu
jangan pernah meremehkan orang bodoh sekalipun.
 Menerangkan peristiwa yang mendahului suatu hal yang disebutkan sebelumnya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sebelum itu.
Contoh : Jokowi menjadi Presiden Indonesia sejak tahun 2014. Sebelum itu, Susilo
Bambang Yudhoyono telah memimpin Indonesia selama 2 periode.
 Menerangkan keeklusifan dari suatu hal yang disebutkan sebelumnya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu kecuali itu.
Contoh : Mayoritas orang bangga memiliki rumah mewah. Kecuali itu, Andi memilih
untuk memiliki rumah yang sederhana.
5. Kounjungsi Antarparagraf
Konjungsi antar paragraf adalah kata-kata penghubung yang menghubungkan antar
paragraf. Konjungsi yang digunakan untuk menjadikan paragraf menjadi satu kesatuan,
koheren dan sistematis. Macam-macam konjungsi antar paragraf, yaitu:
 Berdasarkan....
Sejak kecil ani adalah anak yang periang. Dia sangat senang bermain-main
dengan ibu dan ayahnya. Meskipun anak tunggal, Ani tidak pernah manja. Dia selalu
membantu pekerjaan ibunya tanapa di suruh. Namun kini semua hanya tinggal
kenangan. Semua kebahagiaan tersebut telah terenggut darinya.Semua itu disebabkan
karena kecelakaan.
Berdasarkan cerita dari warga, tiba-tiba mobil oleng kemudian jatuh ke jurang
yang dalam. Warga yang ada di sekitar kejadian tersebut segera menolongnya. Namun
posisi Ibu dan Ayah Ani yang terjepit membuatnya susah untuk dievakuasi.
 Adapun....
Menentukan bidang yang hendak digeluti ketika berkarier nanti merupakan hal
yang patut dilakukan. Dengan melakukan hal tersebut, kita bisa lebih fokus dalam
membangun karier dan kesuksesan kita di masa depan.
Adapun bidang yang hendak digeluti bisa apa saja, tergantung dari minat dan
kemampuan kita sendiri. Misalnya, jika kita mempunyai minat di bidang kreatif–baik
itu film, seni rupa, dan sebagainya, maka kita harus memasuki bidang industri kreatif
untuk menggeluti minat kita tersebut.
 Disamping....
Esai merupakan salah satu jenis-jenis karangan semi ilmiah, selain artikel, resensi,
maupun karangan khas atau feature. Definisi dari esai sendiri adalah suatu karya tulis
yang berisi pandangan pribadi penulis terhadap suatu isu atau tema yang ada disekitar.
Disamping sebagai salah satu karangan semi ilmiah, esai juga termasuk ke dalam
salah satu jenis-jenis prosa baru, selain jenis-jenis novel, macam-macam cerpen, jenis-
jenis drama, dan juga jenis-jenis roman.
 Oleh karena itu....
Jika Anda mempunyai obat-obatan yang sudah kedaluwarsa, sebaiknya jangan
Anda buang ke tempat sampah. Jika dilakukan, maka obat-obatan tersebut
dikhawatirkan akan mencemari tanah dan air, jika sewaktu-waktu obat-obatan tersebut
mengenai air ataupun tanah. Sebagai solusinya, obat yang sudah kedaluwarsa tersebut
bisa Anda kembalikan ke apotek atau rumah sakit supaya obat-
obatan yang kedaluwarsa tersebut bisa dimusnahkan.
Oleh karena itu, jika Anda mempunyai obat-
obatan yang kedaluwarsa, sebaiknya jangan dibuang
ke tempat sampah dan sebaiknya langsung
diberikan ke pihak apotek atau rumah sakit.
KALIMAT

Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan yang
disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya
memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu mengandung unsur-unsur seperti S (Subjek), P (Predikat), O
(Objek), dan K (Keterangan), atau disingkat menjadi pola S-P-O-K.
Jenis-Jenis Kalimat
Berdasarkan Pengucapannya
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Kalimat ini ditandai dengan
penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.
Contoh :
 “Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar
 Andriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri
kabar lagi.”
 “Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak,” Ibu mulai bercerita, “tidak mungkin
kamu bisa sampai sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita pasti ikut hangus
bersama desa kita.”
2. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali
isi atau pokok ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu
mengutip keseluruhan kalimatnya.
Contoh :
 Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang
dengan kabar perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.
 Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas karena suatu urusan.
Namun, beliau memberikan tugas untuk mengerjakan LKS halaman 75.
 Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa mendapat bully-an
dari teman sekelasnya.
Berdasarkan Jumlah Frasanya
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu
subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan. Kalimat tunggal
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Nomina
Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda (kata
bilangan atau kata sifat) sebagai predikat, contohnya:
 Adik saya ada dua orang.
 Aku bahagia melihat kakakku berhasil.
b. Kalimat Verbal
Kalimat verbal merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikat, contohnya:
 Andi mengayuh sepedanya dengan pelan.
 Siska makan di kamarnya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan. Berdasarkan kedudukannya, kalimat majemuk dibagi menjadi :
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal,
di mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk setara
dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut
1. Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan penggunaan
kata hubung (konjungsi) “dan” atau “serta”.
Contoh : Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke penginapan
dan Andi akan mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan peserta
sesampainya di sana.
2 . Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung
(konjungsi) “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”, dan sebagainya.
Contoh : Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia
memilih untuk tidak ikut.
3. Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata hubung
“atau”.
Contoh : Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah
di Jerman atau tetap tinggal di sini bersama ayahnya.
4. Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandain dengan kata hubung
“bahkan”.
Contoh : Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia
sudah mendapatkan gelar sarjana pertamanya.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang menggabungkan dua kalimat
tunggal atau lebih di mana satu sama lain memiliki kedudukan yang berbeda, yakni
sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi
menjadi 10 jenis berdasarkan penggunaan kata hubung atau konjungsinya, yakni:
1. Waktu : “ketika”, “sejak”, “saat ini”, dsb.
Contoh : Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya meninggal
ketika dia masih bayi.
2. Sebab: “karena”, “oleh karena itu”, “sebab”, “oleh sebab itu”, dsb.
Contoh : Tia memutuskan pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat
kelakuan ayahnya.
3. Akibat: “hingga”, “sehingga”, “maka”, dsb.
Contoh : Kebakaran hutan itu meluas hingga asap kabut yang ditimbulkan
berdampak hingga Singapura dan Malaysia.
4. Syarat: “ jika”, “asalkan”, “apabila”, dsb.
Contoh : Ani bersedia menerima lamaran Ali, apabila kedua orang tuanya
merestui hubungan mereka.
5. Perlawanan: “meskipun”, “walaupun”, dsb.
Contoh : Meskipun diiming – imingi uang ganti rugi yang besar, warga
Kampung Barang tetap menolak dipindahkan.
6. Pengandaian: “andaikata”, “seandainya”, dsb.
Contoh : Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa
dengan Dewi di kafe itu.
7. Tujuan: “agar”, “supaya”, “untuk”, dsb.
Contoh: Triana menutuskan pindah ke apartemen ini agar lebih dekat dengan
kantornya.
8. Perbandingan: “bagai”, “laksana”, “ibarat”, “seperti”, dsb.
Contoh : Budak itu jatuh cinta pada putri kerajaan bagaikan punguk yang
merindukan bulan.
9. Pembatasan: “kecuali”, “selain”, dsb.
Contoh : Dia sangat jago di semua mata pelajaran kecuali pelajaran olahraga.
10. Alat: “dengan + kata benda”
Contoh: Orang itu pergi ke kantor dengan menggunakan mobil.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang menggabungkan
kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk setingkat. Kalimat majemuk
campuran terdiri dari sekurang – kurangnya tiga kalimat tunggal.
Contoh : Patria sedang memasak dan Toni menonton TV di ruang keluarga, ketika
aku tiba di rumah mereka.
(kata hubung “dan” menyatakan kaimat majemuk setara, kata hubung “ketika”
menyatakan kalimat majemuk bertingkat.)
Berdasarkan Isi/Fungsinya
1. Kalimat berita (kalimat deklaratif)
Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat ini dalam
penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam pembacaannya, pada akhir
kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.
Contoh :
 Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)
 Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran)
 Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan. (memberitahu kesangsian)
 Kalimat perintah (kalimat imperatif)
2. Kalimat perintah
adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah atau melarang kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan!
3. Kalimat tanya
adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban)
yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya.
Contoh :
 Bagaimana cara membuat e-ktp?
 Apa saja syarat sah menikah?
4. Kalimat seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Menggunakan tanda seru (!)
atau tanda titik (.) dalam penulisannya,
contohnya:
 Bukan main, eloknya.
 Wah, indah sekali pantai!
5. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis
atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam
penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Contoh:
 Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
 Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah
terpencil dan memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.
Berdasarkan Unsur Kalimat
1. Kalimat lengkap
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas sebuah subjek
dan sebuah predikat. Contoh : Anak-anak bermain di lapangan.
2. Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan
hanya terdiri atas objek dan keterangan, contohnya:
a) Hei, Diana!
b) Rajin pangkal pandai.
c) Wah, indah sekali!
d) Terima kasih.
e) Selamat sore!
Berdasarkan Pola Subjek – Predikat
1. Kalimat versi
Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada
bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K ) dan lain sebagainya.
Contoh : Diah membeli sepatu di Pasar Anyer.
2. Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
Contoh : Ambilkan koran di atas kursi itu!
Berdasarkan Subjeknya
1. Kalimat aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu
tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan “me-”
dan “ber-” serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat diberikan awalan “me-”,
seperti mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya. Contoh:
– Mereka akan berangkat besok pagi.
– Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
 Kalimat aktif transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita.
Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan me- dan selalu dapat diubah menjadi
kalimat pasif. Contoh: Adrina membantu ibunya memasak.
 Kalimat aktif intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek di
dalamnya. Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan ber-. Kalimat ini tidak
dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh :
 Satpam berjaga di pintu masuk perumahan.
 Mereka berangkat minggu depan.
 Kalimat semi transitif
Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif
karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek. Contoh:
 Dian kehilangan pensil.
 Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
2. Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter-. Contoh:
– Lantai dibersihkan oleh Rina.
– Tono tertimpa tangga.

Berdasarkan Gaya Penyajiannya


Berdasarkan gaya penyajiannya kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
– Kalimat yang melepas
Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat (kalimat
utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya penyajian melepas.
Contoh:
 Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan pekerjaan
rumah.
Keterangan:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman. (induk kalimat/kalimat utama)
Jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah. (anak kalimat)
– Kalimat klimaks
Kalimat klimaks adalah kalimat yang menggunakan majas klimaks dalam penyusunannya.
Majas klimaks diartikan sebagai salah satu gaya bahasa yang menggunakan kata berurutan
dari tingkatan bawah ke tingkatan yang lebih tinggi. Dalam kalimat klimaks, biasanya terdapat
kata hubung “ke”, “hingga”, atau “sampai”.
Contoh:
 Banyak orang menyukai berbelanja di Pasar Beringharjo karena ada variasi harga mulai
dari harga murah sampai harga mahal.
 Pertama kali melihat Reno, Pak Thomas melihatnya dari atas ke bawah.
 Salah satu persyaratan CPNS tahun ini adalah calon pendaftar harus berusia antara 18
sampai 35 tahun.
– Kalimat yang berimbang
Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara
atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian seperti
ini ialah untuk memperlihatkan kesejajaran bentuk dan
informasinya.
Contoh:
 Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan
konsumen mempermasalahkan harga yang semakin naik.
 Jika harga BBM naik, biaya operasional dan biaya
transportasi akan ikut naik.
 Satu anggota keluar namanya tercemar, seluruh keluarga akan
ikut malu.

Anda mungkin juga menyukai