Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA TENTANG KONJUNGSI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bahasa Indonesia 5B 2019

DOSEN PEMBIMBING

Nur Suhana, S. Pd, M. Pd.

DISUSUN OLEH :

A. Wildani (201810370311004)
Khadaffi (201810370311015)
Dwi Widianto (201810370311032)
Aldino Ghozi (201810370311041)
Faiq Azmi Nurfaizi (201810370311047)
Dimas Afrizal (201810370311081)
Muhammad Fadhil A. M. (201810370311272)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


TEKNIK INFORMATIKA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, kata konjungsi sering diartikan sebagai kata hubung atau
penghubung. Konjungsi sering kita gunakan dalam keseharian kita, baik
dalam percakapan santai maupun serius. Meskipun terlihat sepele, kata
hubung memiliki peran dan fungsi yang sangat besar dalam tata bahasa
Indonesia.
1.2 Fokus Masalah
Kesalahan pengimplementasian konjungsi
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas, dan memberi
edukasi serta gambaran mengenai kesalahan dalam pengimplementasian
konjungsi dalam pembuatan sebuah kalimat dengan tujuan dapat
menggunakan konjungsi yang tepat dalam berkomunikasi dan berbahasa.

1.4 Definisi Istilah

Menurut Sumarlan (2003: 32) “Konjungsi merupakan salah satu jenis


kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan suatu unsur
satu dengan yang lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau sebuah
wacana”.
BAB II

PEMBAHASAN TEORI

2.1 Pengertian Konjungsi

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), konjungsi atau kata


hubung didefinisikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antar
kata, antar frasa, antar klausa, dan antar kalimat. Maka dapat kita
simpulkan bahwa konjungsi adalah penghubung antar kata sampai antar
kalimat.

2.2 Fungsi Konjungsi

Berikut ini beberapa fungsi dari konjungsi antara lain :


1. Sebagai penghubung suatu kalimat dengan kalimat.
2. Sebagai penghubung suatu paragraf dengan paragraf (transisi).
3. Sebagai penghubung suatu klausa dengan klausa.
4. Sebagai penghubung suatu frasa dengan frasa.
5. Sebagai penghubung suatu kata dengan kata.

2.3 Ciri – Ciri Konjungsi

 Koordinasi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang setara,


sedangkan koordinasi yang menghubungkan dua klausa yang salah satu
diantaranya merupakan sebuah bagian dari klausa yang lain.
 Bagian kalimat yang dihubungkan oleh suatu konjungsi, baik
koordinatif maupun subordinatif itu sendiri dapat berbentuk kalimat
majemuk.
 Pada umumnya posisi klausa yang didahului subordinatif (dan, atau, dan
tetapi,) tidak dapat diubah tanpa menghasilkan suatu kalimat yang tidak
berterima jika klausa ditempatkan di awal kalimat. Lain halnya dengan
suatu kalimat yang diawali dengan subordinator (selama, walaupun, dan
sebelum). Pemindahan klausa subordinatif pada awal kalimat yang
menghasilkan kalimat yang baik.
 Acuan kataforis (pronomina yang mendahului nomina yang diacunya)
diperbolehkan dalam suatu hubungan subordinatif tetapi tidak
diperbolehkan dalam hubungan koordinasi.
 Jika menghubungkan antar kata, maka letaknya akan sering ditengah
kalimat. Sedangkan jika menghubungkan antar kalimat, maka letaknya
akan sering diawal kalimat kedua.
 Memiliki suatu subjek yang sama baik ketika menghubungkan antar
kata atau antar kalimat.
 Sering diikuti dengan tanda koma ketika menghubungkan antar kalimat.

2.4 Jenis - jenis Konjungsi

Berdasarkan kedudukannya, konjungsi dapat dibedakan menjadi tiga :


(1) Konjungsi Koordinatif
(2) Konjungsi Korelatif
(3) Konjungsi Subordinatif
(4) Konjungsi Antarkalimat
(5) Konjungsi Antarparagraf

2.2.1 KONJUNGSI KOORDINATIF

Berdasarkan KBBI, konjungsi koordinatif adalah konjungsi


yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama,
misalnya dan, atau, tetapi. Dalam konjungsi koordinatif, hanya
menggunakan satu kata untuk menggabungkan dua kalimat yang
memiliki status sama atau derajat yang setara. Konjungsi ini
merupakan konjungsi yang paling sederhana dan tidak sekomplek
konjungsi lainnya.

Contoh : dan, atau, tetapi, sedangkan, kemudian, namun,


melainkan, dan masih banyak lagi.

Dalam ilmu tata bahasa, konjungsi koordinatif dapat dibagi


kedalam 3 kelompok berdasarkan sifat hubungannya.

A. KONJUNGSI KOORDINATIF PENAMBAHAN

Dalam konjungsi koordinatif penambahan, konjungsi yang


digunakan adalah serta, dan, beserta.
Contoh kalimat :

 Anne dan Aldric sedang belajar Matematika


bersama.
 Vina beserta teman sekelasnya akan mengunjungi
museum di akhir pecan.

B. KONJUNGSI KOORDINATIF PERLAWANAN

Sesuai dengan namanya, konjungsi koordinatif perlawanan


memiliki arti kata hubung yang menggabungkan dua buah kata,
klausa maupun kalimat yang sederajat namun
mempertentangkan suatu hal yang menjadi topik dalam klausa
atau kalimat tersebut. Kata hubung yang sering digunakan
adalah tetapi, sedangkan, melainkan.
Contoh penggunaan konjungsi koordinatif perlawanan:
Para koruptor seharusnya tidak hanya menjalani hukuman
penjara tetapi juga mengganti uang yang dikorupsinya sebanyak
5 kali lipat. Hilda sebenarnya anak yang cerdas tetapi ia malas
belajar.
C. KONJUNGSI KORELATIF PILIHAN
Konjungsi korelatif pilihan adalah konjungsi yang berfungsi
untuk menggabungkan dua atau lebih klausa atau kalimat yang
bertujuan untuk menghadirkan pilihan atau memilih. Kata
konjungsi yang sering digunakan diantaranya ; atau, maupun,
ataupun.
Contoh kalimat :
Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek
Biologi dengan baik.
Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.

2.2.2 KONJUNGSI SUBORDINATIF

Berdasarkan KBBI, definisi konjungsi subordinatif adalah


konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat
atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif. Berbeda
dengan konjungsi koordinatif, kedua klausa dalam konjungsi
subordinatif tidaklah setara.

Klausa yang memiliki derajat lebih tinggi disebut induk


kalimat sedangkan klausa lainnya yang derajatnya lebih rendah
disebut anak kalimat.

Konjungsi subordinatif dibagi menjadi beberapa kelompok ,


diantaranya:

A. KONJUNGSI SUBORDINATIF WAKTU


Konjungsi waktu berfungsi untuk menghubungkan dua klausa
untuk menjelaskan keterangan waktunya. Berdasarkan waktu
terjadinya, konjungsi waktu dapat diklasifikasi menjadi:
 Permulaan
Konjungsi waktu yang menjelaskan kapan
dimulainya suatu peristiwa yang terdapat dalam induk
kalimat. Kata hubung yang sering digunakan adalah
sedari, sejak. Contoh penerapannya adalah sebagai
berikut:
o Andy menyukai catur sejak ia berusia enam tahun.
o Ia sudah mulai menunjukkan bakatnya sedari dia
masih SD.

 Bersamaan
Peristiwa yang terjadi dalam kedua kalimatnya
berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kata hubung
yang digunakan adalah sambil, ketika, selama, seraya,
selagi, tatkala.

penerapannya dalam beberapa kalimat sederhana di


bawah ini:

o Kinanti menatap langit biru seraya kedua tangannya


menggenggam erat tas merahnya.
o Lisa sangat terpukul sewaktu ibunya meninggal tahun
lalu.
o Banyak orang yang berlomba – lomba mendapatkan
hadiah utama undian tersebut, sementara aku sama
sekali tidak tertarik.

 Berurutan
Konjungsi waktu yang digunakan untuk menggabungkan
dua klausa yang memiliki urutan waktu yang
berkesinambungan. Kata hubung yang biasanya
digunakan diantaranya; seusai, sesudah, sebelum, begitu,
selesai.
Perhatikan contoh beberapa kalimat di bawah ini:
o Kita harus berdoa sebelum tidur.
o Begitu ayah tiba di rumah, Dinda melompat kegirangan.
o Fina memutuskan untuk pindah sekolah setelah ayah dan
ibunya berdiskusi sepanjang malam.

 Batas Akhir
Kata hubung yang digunakan adalah hingga dan sampai.
Contoh kalimat:
o Anda harus tetap belajar dengan giat sampai
impianmu tercapai.
o Kim terus menangis di kamarnya hingga petang.
o Janganlah anda menyerah sampai tujuanmu
terlaksana.

B. KONJUNGSI SUBORDINATIF SYARAT


Jenis konjungsi yang menghubungkan induk kalimat dan
anak kalimat dimana anak kalimat menjelaskan syarat
terlaksananya suatu unsur dalam induk kalimat. Kata hubung
yang biasanya digunakan dalam konjungsi bersyarat adalah
jikalau, jika, manakala, bilamana, apabila, dan asalkan.

Contoh kalimat:
 Mulan tidak akan dibenci oleh masyarakat bila ia tidak
melakukan hal buruk pada Maia.
 Fiona akan menjadi penyanyi terkenal, asalkan ia banyak
belajar dan berlatih.
 Aku akan datang ke pesta ulang tahun Kiana kalau aku
telah menyelesaikan PR ku.
C. KONJUNGSI SUBORDINATIF PENGANDAIAN
Dalam konjungsi ini, anak kalimat berperan untuk
menjelaskan kemungkinan tercapainya atau terlaksananya suatu
kejadian atau unsur yang telah dijelaskan dalam induk kalimat.
Kata hubung yang biasanya digunakan adalah seandainya,
umpamanya, sekiranya, andaikata, andaikan.

Contoh kalimat:
 Seandainya Dinda menjadi presiden Indonesia, ia akan
menerapkan program pembangunan merata di seluruh
wilayah Indonesia.
 Andaikata polisi datang lebih awal, perampok itu
tentunya akan tertangkap saat menjalankan aksinya.
 Seumpamanya ia datang lebih awal, kami tidak akan
meninggalkannya.
D. KONJUNGSI SUBORDINATIF PEMBANDINGAN
Anak kalimat menjelaskan pembandingan dan juga
kemiripan yang sebelumnya telah dijelaskan dalam induk
kalimat.

Contoh kalimat:
 Gina hanya diam seolah – olah ia tidak mengetahui apa
yang terjadi saat ini.
 Daniel terus berlari seakan – akan ada orang jahat yang
akan membawanya ke tempat menakutkan.
E. KONJUNGSI SUBORDINATIF SEBAB
Anak kalimat menjelaskan sebab atau alasan yang telah
disebutkan dalam induk kalimat.
Contoh kalimat:
 Farell mendapatkan nilai jelek karena ia tidak belajar tadi
malam.
 Harga kebutuhan bahan pokok melonjak tinggi sebab
mendekati hari raya Idul Fitri.
F. KONJUNGSI SUBORDINATIF AKIBAT
Anak kalimat menjelaskan akibat atau hasil dari unsur yang
telah disebutkan dalam induk kalimat.

Contoh kalimat:
 Harga bawang merah dan cabai melonjak tinggi,
akibatnya banyak pedagang kaki lima yang gulung tikar.
 Biaya kuliah yang mahal sampai – sampai membuatnya
harus menjual rumah serta tanahnya di kampung.
 Masyarakat setempat masih membuang sungai ke sungai
sekitar, akibatnya rumah mereka terendam banjir saat
musim penghujan
G. KONJUNGSI SUBORDINATIF KOMPLEMENTASI
Anak kalimat berperan sebagai pelengkap unsur yang telah
dijelaskan dalam induk kalimat.

Contoh kalimat:
 Polisi sangat yakin bahwa ia bukan pelakunya.
 Dia telah berjanji pada ibunya bahwa ia tidak akan lupa
mengerjakan PR dan belajar sebelum bermain besama
Dion dan Jo.
 Ibunya sangat yakin bahwa Maria telah berkata jujur
pada ayahnya.
 Dinanti tahu betul sifat ayahnya itu seperti apa.
 Dokter sangat percaya diri ketika memvonis pasiennya.
2.2.3 KONJUNGSI KORELATIF

Konjungsi korelatif adalah bentuk konjungsi yang


menyatukan dua kata atau klause yang memiliki derajat yang sama.
Kedua kalimat atau klause tersebut saling mempengaruhi sama lain.
Contoh kata hubung yang biasanya digunakan adalah tidak hanya
tapi, entah-entah

Contoh kalimat:

 Di dunia ini tidak ada yang abadi, baik harta maupun tahta.
 Anda harus menanggung segala resikonya, baik itu buruk
ataupun tidak.
 Tidak hanya berdoa kepada Sang Pencipta, tapi anda juga harus
tetap berusaha keras untuk dapat mewujudkan impian anda.

2.2.4 KONJUNGSI ANTAR KALIMAT

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi atau kata hubung


yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Biasanya diawali dengan huruf capital di awal kalimat dan
menggunakan kalimat baru untuk menghubungkannya.

Berikut beberapa konjungsi antarkalimat yang biasa digunakan


dalam kalimat.

 Konjungsi antarkalimat ketersediaan dimana menjelaskan


kesediaan subyek atau pelaku utama untuk melakukan sesuatu.
Contohnya, Dewi selalu bersikap kasar pada temannya.
Walaupun demikian, ia tetap disayangi oleh semua temannya.
 Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan lanjutan dari sebuah
peristiwa yang telah ada di kalimat sebelumnya. Contohnya,
Leo membersihkan kamarnya di pagi hari. Kemudian ia
mencuci piring dan membantu ibunya memasak.
 Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan pertentangan dari hal
yang telah dijelaskan di kalimat sebelumnya. Contohnya,
Awalnya Hilda merasa sangat senang dapat melihat langsung
konser Afghan. Namun, suasana konser yang kurang kondusif
membuatnya meninggalkan konser lebih awal.
 Konjungsi antarkalimat menjelaskan unsur atau hal yang tidak
terdapat dalam kalimat sebelumnya.
 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan atau menjelaskan
situasi yang sebenarnya. Contohnya, Kita harus tetap
melakukan upacara bendera setiap hari Senin. Hanya ini
langkah kecil yang dapat kita lakukan untuk mengenang jasa
para pahlawan.
 Konjungsi antarkalimat untuk menjelaskan konsekuensi dari
kalimat sebelumnya. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:
 Dunia perfiilman Indonesia telah berkembang pesat saat ini.
Dengan demikian banyak film Indonesia yang menghiasi layar
kaca maupun box office.

2.2.5 KONJUNGSI ANTARPARAGRAF

Konjungsi antarparagraf akan mengawali suatu paragraph


yang memiliki korelasi dengan paragraph sebelumnya. Dengan kata
lain, konjungsi antarparagraf berperan sebagai penghubung antara
suatu paragraf dengan paragraph lainnya.

Konjungsi yang biasanya diletakkan pada awal paragraph


diantaranya akan hal, ada pun, mengenai, alkisah dan pada itu.

Berikut contoh konjungsi antarparagraf yang dapat anda amati dan


perhatikan.

 Paragraf 1
Meniti karir di ibu kota bukanlah perkara yang mudah. Anda
harus memiliki modal yang cukup dan tekad yang kuat untuk
memulainya. Pendidikan yang tinggi serta pengalaman yang
cukup di tempat kerja sebelumnya merupakan modal yang kuat
untuk meniti karir di ibu kota.
Namun, apakah itu saja cukup? Semuanya tidak akan berguna
bila Anda tidak memiliki daya juang serta mental yang baik.
Anda akan langsung tereliminasi sebelum Anda memulai
segalanya.
Oleh karena itu, langkah awal yang perlu Anda lakukan adalah
melatih mental Anda. Tujuannya adalah agar Anda tidak mudah
menyerah atau frustasi saat dihadapkan pada kegagalan. Anda
dapat memulai melatih kekuatan mental Anda dengan tetap
maju pantang mundur saat dihadapkan pada situasi sulit.
Selain itu, anda dapat memotivasi diri Anda sendiri saat Anda
berada dalam posisi seperti ini. Niscaya anda akan memiliki
jenjang karir yang baik bila Anda berhasil menerapkannya.

 Paragraf 2
Masih banyak para koruptor yang hidup enak dan mewah di
dalam sel penjara mereka. Mereka bahkan dapat menggunakan
ponsel mereka dan tetap menjalankan bisnis mereka dari balik
jeruji sel mereka.
Tak sedikit masyarakat yang mempertanyakan hukum
Indonesia, khususnya hukum terhadap para koruptor. Bila hal
ini tidak diselesaikan secepat mungkin, maka para koruptor
tidak akan jera untuk terus melakukannya.
Jadi, dapat kita simpulkan bila kurang tegasnya hukum di
Indonesia lah yang membuat para koruptor tidak jera juga dalam
melakukan aksinya. Pemerintah harus bersikap lebih tegas dan
memperkuat hukum di Indonesia jika ingin benar – benar
memberantas korupsi.
Indonesia akan tetap dipenuhi oleh para koruptor bila hukum di
Indonesia tetap bersifat tajam atau tegas terhadap kaum miskin
namun tumpul atau lunak terhadap penguasa atau pejabat
negara.
Demikian pembahasan konjungsi beserta contohnya. Perlu anda
ketahui juga bila konjungsi tetap menjadi sesuatu yang penting,
baik dalam menulis cerita fiksi maupun non fiksi. Hal ini
dikarenakan dunia bahasa tidak dapat terlepas atau dipisahkan
dari peran serta konjungsi. Diharapkan artikel dan
pembahasannya akan sangat berguna bagi anda dan pembaca
lainnya. Sukses selalu.

2.3 Studi Kasus

KONJUNGSI KOORDINATIF
Elisa tidak menghapal lagu Indonesia Raya, melainkan menghapal lagu Padamu
Negeri.
KONJUNGSI SUBORDINATIF
Pabrik mercon meledak secara tiba-tiba sehingga menyebabkan para pekerjanya
tidak sempat melarikan diri.
KONJUNGSI KORELATIF
Bukan hanya musisi lokal yang tampil di festival musik tahun
ini, melainkan sejumlah musisi mancanegara punjuga turut andil di festival
tersebut.
KONJUNGSI ANTAR KALIMAT
- Mengkonsumsi mi instan secara berlebihan bisa mengakibatkan gangguan
kesehatan. Dengan demikian, mengurangi konsumsi mi instan pun wajib
dilakukan.
- Orang tua itu selalu saja memarahi anak-anaknya. Akibatnya, anak-anaknya pun
menjadi takut dan tidak suka pada mereka.
KONJUNGSI ANTARPARAGRAF
Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main
bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia
selalu membantu pekerjaan ibu tanpa di minta. Akan tetapi sekarang semua
tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan
penyebab semua itu.
Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu
yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum
mobil itu meledak.
Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang
melihat segera menolong. Akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit
menjadi susah untuk dievakuasi.

Anda mungkin juga menyukai