Anda di halaman 1dari 19

KAIDAH

KEBAHASAAN
TEKS BERITA
SMP Negeri 4 Sleman
 Bahasa yang digunakan pada teks berita pada umumnya adalah
bahasa baku.
 Bahasa baku dapat kita baca dalam kamus umum bahasa Indonesia,
Bahasa baku bukanlah baha percakapan tetapi ragam bahasa tulis.
Meskipun berita tidak selalu kita baca, ada kalanya berita kita simak
melalui radio atau televisi.
 Namun, bahasa yang digunakan haruslah bahasa baku Bahasa baku
bermakna denotasi sedangkan bahasa yang tidak baku bermakna
konotas atau bermakna kias Misalnya penggunaan kata seorang laki-
laki adalah bahasa baku sedangkan seorang cowok adalah bahasa
yang tidak baku.
MEMBEDAKAN BAHASA
BUKU DAN TIDAK BAKU
Bahasa tidak Baku Bahasa Baku
Gue Saya
Dibikin Dibuat
Merubah Mengubah
Nolong Menolong
Enggak Tidak
Disesuaiin Disesuaikan
Ambrol Roboh
Kocar-kacir Tunggang langgang
Udah Sudah
Keroyokan Beramai-ramai
kepergok tertangkap
KALIMAT LANGSUNG
 Berdasarkan pengertiannya secara umum, kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan apa yang disampaikan secara
cermat.
 Sementara kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan orang lain.

Ciri-ciri Kalimat Langsung


1. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.

2. Berkemungkinan susunan:
1. pengiring/kutipan
2. kutipan/pengiring
3. kutipan/pengiring/kutipan

3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.

4. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.

5. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).

6. Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf
pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
7. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
 Contoh
1.Robi berkata, “Panas sekali cuaca hari ini.”
2.“Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.
3.“Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar
rumah selama beberapa hari,” kata dokter kepadaku.
4.Bu Guru bertanya, “Di antara kalian, siapa yang bercita-cita
ingin menjadi astronot?”
5.Rencananya kami akan membuka area permainan anak serta
Taman Buah seperti konsep Taman Buah Mekarsari," ujar
Shulhan.
6."Konsepnya, usai berkeliling taman, pengunjung bisa
beristirahat sambil menikmatibuah-buahan yang dipetik
sendiri," kata Shulhan pula.
PENGGUNAAN KONJUNGSI TEMPORAL, DAN KONJUNGSI KRONOLOGIS
 Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan
antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata
penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata
penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
 Konjungsi temporal adalah sesuatu yang menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Konjungsi
temporal merupakan salah satu jenis kata hubung.
Contoh Konjungsi Temporal
 Apabila sampai tatkala.
 bila sedari
 Bilamana sejak
 demi selama
 hingga semenjak
 Ketika sementara
 sambil seraya
 sebelum waktu
 Setelah sesudah
 Tim kebanggaan warga Kota Jayapura dan Papua, Persipura Jaya
Papua, naik ke papan tengah klasemen sementara Liga 1 Indonesia
2018, setelah mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-1. 
 Bermain di hadapan pendukungnya di stadion Mandala , Kota
Jayapura, Sabtu (24/11) sore WIB tim berjuluk Mutiara Hitam itu
mampu membungkam perjuangan tim anak asuh Peter Butler itu .
 Sebelum laga ini dimainkan, persipura Jayapura berada di posisi ke-
12 dengan 41 poin.
 Sementara, Persipura telah 32 kali menjalani laga 5 sehingga beberapa
waktu ke depan bisa saja tim yang sudah empat kali meraih juara liga
itu akan melorot kembali ke posisi 12, bahkan ke 13.
KONJUNGSI KRONOLOGIS

 Konjungsi kronologis merupakan kata yang menghubungkan dua buah


klausa atau lebih yang menggambarkan urutan waktu kejadian.
 Konjungsi kronologis sangat diperlukan untuk menyusun berita, narasi,
cerpen, dan teks eksplanasi lain yang menjabarkan kronologi.
 Biasanya, konjungsi kronologis berfungsi untuk menyatukan sebuah kata
agar tercipta kalimat yang jelas dan utuh.
 Selain itu, konjungsi tersebut juga bertujuan untuk menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat.
 Kata hubung kronologis umumnya mengandung kata yang menjelaskan
urutan peristiwa. Mulai dari keterangan waktu, tempat, sebab, hingga
akibat. Lalu, konjungsi tersebut juga dapat disisipkan dengan tanda baca
koma bila diperlukan.
C ONTOH KATA KONJUNGSI KRONOLOGIS

 Sejak itu
 Lalu
 Sebelum
 Setelah
 Pada akhrinya
 Mula-mula
 Kemudian
 Sementara itu
 Pertama
 Kedua
 Ketiga
 Setelah sedikit bermain-main dalam lagu 'Pogo', grup Ungu mencoba
kembali serius di lagu terbarunya. Lagu tersebut tak lain adalah 'Aku
Tahu’.
 Gunung Sinabung, Kata Indyo, ratusan tahun tidak meletus, lalu tiba-
tiba meletus.
 Menurut Widjo, sejak gempa dan tsunami Aceh 2004, riset
kebencanaan sebenarnya mulai banyak dilakukan.
 Solusi kedua, menurut Raja Keraton Yogyakarta ini, adalah
dengan memindahkan warga yang menjalani isolasi mandiri
(isoman) untuk pindah ke shelter isolasi terpusat.
KALIMAT MAJEMUK SETARA
 Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat
setara atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk dibedakan
menjadi:
a.Kalimat majemuk setara penggabungan,ditandai dengan konjungsi dan, serta.
Contoh:
Salsa membeli buku. (kalimat tunggal 1)
Salsa membeli pensil. (kalimat tunggal 2)
Jika digabung maka akan menjadi kalimat majemuk setara, yaitu:
Salsa membeli buku dan pensil.
b.Kalimat majemuk setara penguatan, ditandai dengan konjungsi bahwa, bahkan.
Contoh:
Viko tidak hanya pandai bermain musik. (kalimat tunggal 1)
Viko bahkan pandai bernyanyi. (kalimat tunggal 2)
Jika digabung maka akan menjadi kalimat majemuk setara, yaitu:
Viko tidak hanya pandai bermain musik bahkan dia pandai bernyanyi.
c.Kalimat majemuk setara pemilihan, ditandai dengan konjungsi
atau.
Contoh:Dia bingung memilih buah apel atau anggur.
d.Kalimat majemuk setara berlawanan, ditandai dengan konjungsi
tetapi, sedangkan, melainkan, namun.
Contoh: Nia tidak membuat makanan itu namun hanya
menyiapkannya untuk tamu.
e.Kalimat majemuk urutan waktu, ditandai dengan konjungsi
kemudian, lalu, lantas, setelah ini.
Contoh:Ayah berangkat ke Jakarta kemudian ke Bandung.
KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
 Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di
dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat
majemuk bertingkat.
a.Kalimat majemuk bertingkat hubungan pengandaian atau syarat, ditandai dengan konjungsi jika,
seandainya, andaikan, asalkan, apabila.
Contoh:
1)Jika saya lulus nanti, ayahku akan memberikan saya hadiah.
anak kalimat induk kalimat
2)Kami akan segera berangkat, seandainya hujan tidak turun deras.
induk kalimat anak kalimat
3)Hatiku bertambah ciut, apabila teringat bahwa aku yang tertua.
induk kalimat anak kalimat
b.Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu, ditandai dengan konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah,
sampai, manakala.
Contoh:
1)Sejak saya masih SD, ibu saya sudah mengajar di SD Anak Terang.
anak kalimat induk kalimat
2)Sewaktu kakek datang ke rumah, ayah masih berada di kantor.
anak kalimat induk kalimat
3)Saya sedang bermain, manakala ibu pulang.
induk kalimat anak kalimat
c.Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai dengan konjungsi agar, supaya, biar.
Contoh:
1)Saya harus belajar sungguh-sungguh, agar bisa naik kelas.
induk kalimat anak kalimat
2)Kakak bercerita tentang harapannya, supaya aku memiliki pekerjaan yang lebih layak.
induk kalimat anak kalimat
d.Kalimat majemuk bertingkat hubungan konsepsio, ditandai dengan konjungsi walaupun, meskipun,
biarpun, kendatipun, sungguhpun.
Contoh:
1)Walaupun hatinya sangat sedih, ia tak pernah menampakannya.
anak kalimat induk kalimat
2)Hidup harus terus berjalan,meskipun banyak cobaan menghadang.
induk kalimat anak kalimat
3)Perjuangan berjalan terus, kendatipun musuh terus bergerak menyerang.
induk kalimat anak kalimat
e.Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan, ditandai dengan konjungsi daripada, ibarat,
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, alih-alih.
Contoh:
1)Daripada hanya berdiam diri, lebih baik membantu ibu di rumah.
anak kalimat induk kalimat
2)Perbedaan Yani dan kakaknya, bagaikan langit dan bumi.
induk kalimat anak kalimat
f.Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebab, ditandai dengan konjungsi sebab, karena, oleh karena.
Contoh:
1)Karena dua hari tidak masuk tanpa keterangan, Roni mendapat teguran.
anak kalimat induk kalimat
2)Lulu mengundurkan diri dari perusahaan, sebab ingin melanjutkan kuliah.
induk kalimat anak kalimat
g.Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat, ditandai dengan konjungsi sehingga, sampai-sampai,
maka.
Contoh:
1)Andi menarik tali terlalu keras, sehingga talinya putus.
induk kalimat anak kalimat
2)Kakak berjalan terburu-buru, sampai-sampai tidak menghiraukan ada motor di depannya.
induk kalimat anak kalimat
h.Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara, ditandai dengan konjungsi dengan.
Contoh:
1)Dengan cara menggendongnya,ibu itu menenangkan anaknya.
anak kalimat induk kalimat
2)Ayah berusaha membuka koper, dengan alat seadanya.
induk kalimat anak kalimat
i.Kalimat majemuk bertingkat hubungan sangkalan, ditandai dengan konjungsi seolah-olah, seakan-
akan.
Contoh:
1)Suasana di dalam rumah sangat gaduh, seolah-olah ada seratus orang.
induk kalimat anak kalimat
2)Via hanya diam, seakan-akan tidak tahu apa yang sedang terjadi.
induk kalimat anak kalimat
j.Kalimat majemuk bertingkat hubungan kenyataan, ditandai dengan konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh:
1)Adik menangis sangat keras, padahal hanya digigit semut.
induk kalimat anak kalimat
2)Peserta didik sudah datang, sedangkan belum satu gurupun yang datang.
induk kalimat anak kalimat
k.Kalimat majemuk bertingkat hubungan hasil, ditandai dengan konjungsi makanya.
Contoh:
1)Hujannya sangat deras, makanya sungai di seberang rumah meluap.
induk kalimat anak kalimat
2)Lantainya sangat licin, makanya Rendi terpeleset.
induk kalimat anak kalimat
l.Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelasan, ditandai dengan konjungsi bahwa, yaitu.
Contoh:
1)Roni menjelaskan kepada ibubahwa hari ini akan pulang terlambat.
induk kalimat anak kalimat
2)Pak Hasan telah memanen hasil kebunnya,yaitu pisang dan mangga.
induk kalimat anak kalimat
m.Kalimat majemuk bertingkat hubungan atributif, ditandai dengan konjungsi yang.
Contoh:
1)Orang yang duduk di sebelah Bu Beti adalah guru baru di sekolahku.
induk kalimat anak kalimat
2)Mbok Inem, yang bekerja di rumah sedang menderita gejala DB.
induk kalimat anak kalimat

Anda mungkin juga menyukai