Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fariza Nursyamsi

NPM : 170110018

RESUME EJAAN DAN KALIMAT EFEKTIF

 Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis


yang distandardisasikan.
 Ejaan ada dua macam, yakni ejaan fenetis dan ejaan fomenis. Ejaan
fenotis merupakan ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa
dengan huruf, serta mengukur dan mencatatnya dengan alat pengukur
bunyi bahasa (diagram). Ejaan fonemas adalah ejaan yang berusaha
menyatakan setiap fonem dengan satu lambing atau satu huruf, sehingga
jumlah lambing yang diperlukan tidak terlalu banyak jika dibandingkan
dengan jumlah lambing dalam ejaan fonetis (Barus Sanggup, 2013)

 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia


 Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu ejaan bahasa
Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang
dibantu oleh Engku NawawiGelar Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim.

 Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, ejaan Van Ophuijsen


mengalami beberapa perubahan.Keinginan untuk menyempurnakan ejaan
Van Ophuijsen terdengar dalam Kongres Bahasa Indonesia I, tahun 1938
di Solo. Kemudian Pada tanggal 19 Maret 1947, Mr. Soewandi yang pada
saat itu menjabat sebagai Menteri Pengadjaran, Pendidikan, dan
Kebudajaan Republik Indonesia melalui sebuahPutusan Menteri
Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan, 15 April 1947, tentang

1
perubahan ejaan baru.meresmikan ejaan baru yang dikenal dengan
nama Ejaan Republik, yang menggantikan ejaan sebelumnya.

 Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Usaha penyempurnaan ejaan terus dilakukan, termasuk bekerja


sama dengan Malaysia dengan rumpun bahasa Melayunya pada
Desember 1959. Dari kerjasama ini, terbentuklah Ejaan Melindo yang
diharapkan pemakaiannya berlaku di kedua negara paling lambat bulan
Januari 1962. Namun, perkembangan hubungan politik yang kurang
baik antar dua negara pada saat itu, ejaan ini kembali gagal
diberlakukan.

 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia


meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru
itu berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai
patokanpemakaian ejaan itu. Karena penuntutan itu perlu dilengkapi,
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972,
menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedomaan Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurkan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah.

 Ruang Lingkup EYD

2
Pada dasarnya ruang lingkup dalam EYD terbagi menjadi tiga (3) bagian
yaitu: pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
1. PEMAKAIAN HURUF
a. Huruf Abjad
b. Huruf Vokal
c. Huruf Konsonan
d. Huruf Diftong
e. Gabungan Huruf Konsonan
f. Pemenggalan Kata
 Pemengalan kata pada kata dasar
 Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
biasanya barupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan,
disertai dengan intonasi final. Kalimat berperan sangat penting dalam
sebuah komunikasi karena kalimat harus mampu menyampaikan
informasi, menanyakan sesuatu, atau bahkan mengekspresikan emosi
manusia.
 Unsur-Unsur Kalimat

1. Subjek (S)
2. Predikat (P)
3. Objek (O)
4. Keterangan (K)

Keterangan didalam kalimat dapat berupa:

Keterangan tempat = di rumah, di sekolah, di pasar, dan lain-lain.


Keterangan cara = dengan cepat, dengan serius, dengan
bersemangat, dan lain-lain.
Keterangan tujuan = agar lulus ujian, untuk bertemu ibunya,
supaya bersih, dan lain-lain.
Keterangan alat = menggunakan pisau, mengendara motor,
menggunakan sekop, dan lain-lain.

3
Keterangan waktu = pada hari minggu, Jam 9 malam, pada musim
kemarau dan lain-lain.
Keterangan penyerta = bersama ayahnya, dengan ibunya, ditemani
kakaknya, dan lain-lain.

5. Pelengkap (Pel)
Pelengkap biasanya terletak setelah predikat atau objek.
Contoh: Ia memakai baju yang bagus, Ember itu berisi minyak tanah.
a. Jenis-Jenis KalimatKalimat Dilihat dari Segi Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya), maka kalimat
terbagi menjadi lima kelompok, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat perintah,
(3) kalimat tanya, (4) kalimat seru, dan (5) kalimat emfatik.
1. Kalimat Berita .
2. Kalimat Perintah
a. Kalimat Perintah Taktransitif
Kalimat perintah traktransitif dibentuk dengan mengikuti kaidah
berikut.
Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina persona kedua.
Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya. Tambahlah partikel –lah bila
dikehendaki untuk sedikit memperhalus isisnya.

Dari contoh berikut :

Anda naik bus kota sekali-kali!


b. Kalimat Perintah Transitif Aktif
Kaidah untuk membuat kalimat perintah yang verbanya transitif
mirip dengan kaidah yang untuk taktransitif kecuali mengenai bentuk
verbanya. Pada kalimat transitif, verbanya harus diubah menjadi bentuk
perintah terlebih dahulu dengan menanggalkan prefiks meng- dari
verbanya.

Contoh :

4
Carilah pekerjaan apa saja.

c. Kalimat Perintah Bentuk Pasif


Kalimat perintah dapat pula dinyatakan dalam bentuk pasif. Bentuk
verbanya masih tetap dalam bentuk pasif, dan urutan katanya juga tidak
berubah. Dalam bentuk tulis, bentuk itu ditandai lagi dengan tanda baca
seru (!). Sedangkan dalam bentuk lisan dengan nada yang agak naik.
Kontrak ini dikirim sekarang!
d. Penghalus Kalimat Perintah
Kata seperti tolong, coba, dan silahkan sering dipakai untuk maksud itu.
Bentuk Ingkar pada Kalimat Perintah
Contoh:
1. Jangan dibuang dokumen itu.
3. Kalimat Tanya
4. Kalimat seru
a. Berdasarkan diathesis kalimat
Kalimat Aktif
Contohnya : Ani menggunakan kaleng untuk menciptakan bunyi.
Kalimat Pasif
Contohnya : Bangunan itu dikerjakan dengan baik oleh para teknisi
ternama.
b. Berdasarkan Urutan kata
Kalimat Normal
Kalimat yang subjeknya mendahului predikatnya. Kalimat berpola
dasar
Kalimat Inverse
Kalimat ini jenis ini adalah kebalikan dari kalimat normal. Dimana
predikatnya mendahului objek.
Kalimat Minor

5
Kalimat yang mempunyai satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk
kalimat minor seperti kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat
salam, panggilan maupun judul.
Kalimat Mayor
Kalimat mayor hanya mempunyai subjek dan predikat. Objek,
pelengkap dan keterangan boleh ditambahkan sesuka hati. Sama
seperti pola dasar pertama.
c. Berdasarkan Struktur gramatikal
Kalimat Tunggal
Contoh kalimat tunggal :
Bapak-bapak bersalaman
Kalimat Majemuk
 Kalimat Majemuk Setara
Contoh kalimat majemuk setara : 
Indonesia tergolong negara berkembang tetapi Jepang telah
digolongkan negara maju.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Campuran
d. Berdasarkan unsur kalimat
Kalimat Lengkap
Kalimat tidak Lengkap
e. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat Langsung
Kalimat Tak Langsung
Kalimat efektif
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris.

 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menungkapkan gagasan penutur


atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau
pembaca secara tepat pula.

Anda mungkin juga menyukai