Anda di halaman 1dari 25

KETERAMPILAN

BERBICARA &
PENERAPAN
KAIDAH BAHASA
TULIS

FIERDA LUSTY AFSYAH


NIM D1061191032
I. KETERAMPILAN BERBICARA

Definisi Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah keterampilan menyampaikan


pesan melalui bahasa lisan. Berbicara adalah kemampuan
seseorang menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan
menggunakan bahasa lisan.
Bentuk keterampilan berbicara terdiri dari
2 macam, yaitu:

1. Monologikas
Monologika merupakan seni berbicara dengan monolog, hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk
dari monologika yang sangat penting adalah proses dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang
lain di depan umum.
Contoh : pidato
2. Dialogika
Dialogika merupakan berbicara dengan cara dialog, dua orang atau lebih, mengambil atau bebicara
dalam suatu proses pembicaraan.
Contoh : diskusi, berunding, tanya jawab, debat dan percakapan.
Landasan Berbicara

1. Situasi

Kegiatan berbicara bisa terjadi dalam situasi, suasana, kondisi serta lingkungan
tertentu. Situasi yang dimaksud ialah berbicara formal (resmi) atau informal (tidak resmi).
2. Tujuan

Tujuan dari meyampaikan suatu ide atau gagasan dalam keterampilan berbicara ialah
untuk mendapatkan tanggapan atau respon dari lawan bicara. Tujuan dari penyampian ide
adalam menghibur, melaporkan dan meyakinkan seseorang.
Landasan Berbicara

3. Metode Penyampaian

Ada empat metode atau cara penyampain yang bisa dilakukan seseorang saat waktu berbicara, yakni
penyampaian berdasarkan naskah atau skrip penyampaian dengan berdasarkan catatan kecil, penyampaian
gagasan dengan berdasarkan hafalan memoriter, penyampaian gagasan secara mendadak serta merta
impromtu.

4. Penyimak

Pembicara yang baik pasti akan besifat komunikatif terhadap lawan bicara. Dalam penyampaian ide atau
gagasan pembicara perlu memperhatikan siapa penyimak dari pembicara tersebut, agar materi yang sudah
disampaikan bisa diterima dengan berimbang.
 Faktor Berbicara Didepan Umum

1.Percaya diri
Jika seorang pembicara tidak percaya diri maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan
gagasan yang ada didalam pikirannya
2.Kejelasan Suara
Membantu para audien memahami apa yang kita sampaikan.
3.Ekspresi/Gerak Mimik
Maudien menjadi lebih semangat untuk mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari
kantuk akibat kebosanan melihat cara berbicara kita
4.Kelancaran Komunikasi
Agar audien dapat menangkap maksud penyampaian pembicara maka cara menyampaikan haruslah
lancar dan terunut dengan baik.
 Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan
Bebicara
1. Ketepatan ucapan :
Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar
2. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri
dalam berbicara.
3. Pilihan kata (Diksi)
Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang
digunakan sudah kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar.
 Ciri-ciri Pembaca Ideal

1. Memilih topik yang tepat.

Memilih materi atau topik pembicaraan yang menarik, aktual dan bermanfaat bagi para pendengarnya,
juga selalu mempertimbangkan minat, kemampuan, dan kebutuhan pendengarnya.

2. Menguasai materi.

Berusaha mempelajari, memahami, menghayati, dan menguasai materi yang akan disampaikannya.

3. Memahami latar belakang pendengar.

Sebelum pembicaraan berlangsung, pembicara yang baik berusaha mengumpulkan informasi tentang
pendengarnya.
 Ciri-ciri Pembaca Ideal
4. Mempunyai Tujuan Jelas

Pembicara yang baik dapat merumuskan tujuan pembicaranya yang tegas dan jelas.

5. Kontak Dengan Pendengar

Pembicara berusaha memahami reaksi emosi, dan perasaan mereka,

6. Kemampuan Linguistiknya Tinggi

Pembicara dapat memilih dan menggunakan kata, ungkapan, dan kalimat yang tepat

7. Menguasai Pendengar

Harus pandai menarik perhatian pendengarnya, dapat mengarahkan dan menggerakkan


pendengarnya ke arah pembicaraannya.
II. PENERAPAN KAIDAH BAHASA TULIS

Tata Ejaan

Tata ejaan merupakan kaidah bahasa yang mengatur


penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda
baca.
 Penulisan Huruf

1. Huruf Miring
Huruf ‘miring’ italic dalam cetakan termasuk pengetikan dengan komputer dipakai untuk :
A. Untuk menuliskan judul buku, nama majalah, dan nama surat kabar yang dikutip di dalam teks
B. Untuk menuliskan huruf, kata, atau istilah yang dikhususkan/ditegaskan
C. Untuk menuliskan kata atau istilah asing, termasuk istilah ilmiah, dan kata atau istilah dari bahasa daerah.
Huruf miring dalam tulisan tangan atau ketikan biasa kata-kata yang harus ditulis dengan huruf miring
ditandai oleh garis bawah. Contoh :
A. Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa telah menerbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
B. Buku Bahasa dan Kekuasaan disusun oleh Yudi Latif dan Idi Isbandy.
C. Berita itu sudah saya baca dalam surat kabar Angkatan Bersenjata
 Penulisan Huruf
2. Huruf Kapital
• Huruf Kapital Seluruhnya
Huruf kapital seluruhnya digunakan untuk menuliskan:
a. judul utama
b. judul bab
c. judul kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka
• Huruf kapital pada setiap awal kata
Huruf kapital pada setiap awal kata digunakan untuk menuliskan:
a. judul-judul subbab
b. nama Tuhan, nabi, agama, dan kitab suci
c. nama diri
d. nama tahun, bulan, dan hari
e. nama gelar, jabatan, dan pangkat
f. nama-nama geografi dan sapaan
 Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata Depan di
• Ciri-cirinya:
a. menyatakan makna 'tempat‘
b. berpasangan dengan ke dan dari
c. menjadi jawaban pertanyaan di mana
• Misalnya:
di samping ke samping dari samping
di kantor ke kantor dari kantor
 Penulisan Huruf
4. Penulisan Awalan di-

Sebagai awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang mengikutinya.


• Ciri- cirinya: merupakan kata kerja, berpasangan dengan awalan me-

• Misalnya:
ditulis menulis
dilaksanakan melaksanakan
diantisipasi mengantisipasi
 Penulisan Huruf
5. Penulisan Bentuk per
• Bentuk per ditulis terpisah dari unsur yang mengikutinya jika berarti: 'mulai‘, 'demi', 'tiap', dan
'melalui‘
Misalnya:
1) Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
2) Semua orang yang diduga terlibat peristiwa itu dipanggil satu per satu.
3) Harga buku itu Rp5.000,00 per eksemplar.
4) Pesan itu saya terima per telepon.
• Bentuk per ditulis serangkai dengan unsur yang mengikutinya jika menyatakanbilangan pecahan
atau sebagai imbuhan.
Misalnya:
dua pertiga pertanian
tiga perempat perkebunan
satu persepuluh pertapa
 Penulisan Huruf

6. Penulisan Bentuk pun


• Bentuk pun ditulis terpisah jika berarti 'juga' atau 'saja‘
Misalnya:
1) Indonesia pun dapat bersaing di dalam pasar bebas.
2) Produk dalam negeri pun tidak kalah kualitasnya.
3) Siapa pun tidak perlu meragukan hal itu.
4) Jangankan bersaing, bertahan pun agak susah.
• Bentuk pun ditulis serangkai jika sudah terpadu benar dengan unsur yang
diikutinya.
Misalnya:
walaupun, meskipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, ataupun, maupun, dan
adapun.
 Penulisan Huruf

7. Penulisan Bentuk Ulang


Bentuk ulang dalam bahasa Indonesia ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung (-),
bukan angka dua (2).
◦ Baku : terus-menerus, prinsip-prinsip, tiap-tiap dan masing-masing
◦ Tidak Baku : terus menerus, prinsip prinsip dantiap tiap masing masing

8.Penulisan Singkatan
Kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dilafalkan huruf demi huruf
maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya.
Misalnya: sdr. [saudara] , bpk. [bapak] , dsb. [dan sebagainya] , a.n. [atas nama] dan lain-
lain.
 Penulisan Huruf
9. Penulisan Akronim
Akronim ialah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, atau
huruf awal dan suku kata yang ditulis dan dilafalkan seperti kata biasa.
10. Penulisan Angka
Angka berfungsi sebagai pengganti bilangan.
11. Penulisan Lambang Bilangan
Lambang bilangan ialah tanda atau lambang yang dipakai untuk menyatakan
satuan bilangan atau jumlah. Angka atau lambang bilangan yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika
digunakan secara berturut-turut.
 Penulisan Huruf

12. Penggunaan Tanda Titik (.)


: mengakhiri kalimat, memisahkan angka jam, menit, dan detik memisahkan nama penulis, tahun penerbitan, dan
judul buku dalam penulisan daftar pustaka.

13. Penggunaan Tanda Koma (,)


: memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian, memisahkan kalimat setara, yang ditandai dengan kata
penghubung tetapi, melainkan, menandai penghubung antar kalimat, memisahkan bagian-bagian alamat yang
ditulis ke samping

14. Penggunaan Tanda Hubung


: menghubungkan ke dengan angka biasa, merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf

kapital, angka dengan -an, dan singkatan dengan imbuhan, Singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan. Imbuhan
bahasa Indonesia dan kata asing.
 Tata Pembentukan Kata
Bahasa Indonesia memiliki banyak ragam pembentukan kata. Sebagian besar
kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda.
Secara ortografis ada empat macam kata yang harus diperhatikan penulisannya,
yaitu kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata gabung atau gabungan
kata.
Terdiri dari 4 jenis, yaitu :
A.Kata Dasar
B. Kata Berimbuhan
C.Kata Gabung
D.Kata Ulang
 Tata Kalimat
Tata kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang
baik dan benar serta mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran.
Terdiri dari 4 jenis, yaitu :
A. Kalimat Berita
B. Kalimat Tanya
C. Kalimat Perintah
D. Kalimat Seru.
 Tata Paragraf
Tata Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru).

Macam paragraf menurut fungsinya :


1.Paragraf Pembuka
2.Paragraf Pengembang atau Paragraf Penghubung
3.Paragraf penutup
Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Terdiri dari 4 jenis yaitu:
 Deskripsi
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan
bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang
dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.
 Eksposisi
Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja.
Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis/keruangan.
Atau singkatnya paragraf ini merupakan paragraf yang memaparkan suatu fakta atau
kejadian tertentu.
 Persuasi
Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu.
 Argumentasi
Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasan untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Sekian, Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai