Anda di halaman 1dari 9

1. a.

Jelaskan pengertian bahasa dan fungsinya


b. Jelaskan dengan contoh tata cara penulisan kata depan, kata ulang, kata
majemuk dan gabungan kata yang mendapat satu imbuhan dan dua imbuhan
c. Jelaskan dengan contoh tata cara penulisan partikel pun dan per

2 a. Bagaimanakah seharusnya pembicara yang baik dan santun? Jelaskan dengan


memperhatikan kesantunan dan ke efektifan komunikasi
b. Bagaimanakah tehnik tehnik menyimak yang efektif dan santun
c. Bagaimanakah peranan prilaku nonverbal dalam mewujudkan kesantunan berbahasa

3. a. Bagaimanakah menggunakan paragraf dengan baik dan benar, jelaskan dengan


contoh
b. Jelaskan secara singkat arti paragraf/Alinea hingga tata letaknya
c. Jelaskan pembagian paragraf berdasarkan kalimat utamanya dan berikan contoh

======= SELAMAT MENGERJAKAN ======


JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2022-2023
Program S1 Manajemen STIMA IMMI
Matakuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia
Nama Mahasiswa : Pipit Widya Fitri
NIM : 331221340190
Kelas : CB-1
Kode MK : MPK21
Telp / email : 081933280587 / pipitwidya85@gmail.com
Dosen Penguji : Ibu Widya Nengsih, ST., M. SI.

Jawaban :
1.A. Bahasa (Menurut Ahli)
 (Depdiknas, 2005: 3) ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
 Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) : struktur dan makna yang bebas dari
penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
 Plato : pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang
dalam arus udara lewat mulut

Bahasa adalah :
 Suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal yang dapat diperkuat
dengan gerak gerik badan yang nyata.
 Simbol atau lambang yang dihasilkan oleh alatindera manusiauntuk melakukan fungsi bahasa

Fungsi Bahasa Baku :


 Sebagai pemersatu dalam hubungan social antar manusia
 Sebagai penanda kepribadian ; mengungkapkan perasaaan dan jati diri
 Sebagai penambah wibawa, menjaga komunikasi yang santun
 Sebagai kerangka acuan, dengan tindak tutur yang terkontrol

Fungsi Bahasa Secara Umum :


 Sebagai fungsi informasi ; mengungkapkan perasaan
 Sebagai alat ekspresi diri ; Perlakuan terhadap antar anggota masyarakat
 Sebagai fungsi adaptasi dan integrase social ; berhubungan dengan social
 Sebagai control social ; mengatur tingkah laku
B. Huruf kapital merupakan huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf
biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama,nama
diri dan sebagainya.
 Digunakan sebagai huruf awal pada kalimat
Contohnya:
• Apa maksudnya?
• Tolong ambilkan buku itu!
• Kita harus bekerja keras.

 Digunakan untuk menuliskan awal nama orang


Contohnya:
• Pipit Widya Fitri
• Zainal Arifin

Kata Ulang Reduplikasi adalah pengulangan bentuk atas suatu bentuk dasar. Contohnya adalah “anjing-
anjing”, “lelaki”, “sayur-mayur” dan sebagainya.

Gabungan kata dapat membentuk kata, kata majemuk, dan frasa. Gabungan kata yang membentuk kata
adalah gabungan antara bentuk terikat dan kata dasar, misalnya: ekstra– + kurikuler, pra- + sejarah,
swa- + layan. Gabungan kata yang membentuk kata majemuk adalah gabungan antara kata dasar dengan
kata dasar yang membentuk makna baru, misalnya: rumah sakit, meja makan, tanda tangan, anak tiri,
buku halus, dan tumpang tindih. Gabungan kata yang berupa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih
yang tidak bersifat predikatif,
misalnya : gadis cantik, gunung tinggi, rambut pendek, bubur ayam, dan rumah besar. Penulisan
gabungan kata tersebut memiliki ketentuan masing-masing.

Berikut ini ketentuan penulisan gabungan kata.


1. Penulisan gabungan kata disambung jika gabungan kata tersebut berupa gabungan bentuk terikat dan
kata dasar. Bentuk terikat dapat berupa partikel, klitik, dan imbuhan.
Contoh:
Tuna + wisma ? tunawisma
Antar- + benua ? antarbenua
Multi- + dimensi ?multidimensi
di- + jual ? dijual
men- + cari ?mencari
2. Penulisan gabungan kata dipisah jika gabungan kata membentuk kata majemuk dan frasa tidak
berimbuhan.
Contoh:
Kampung batik, kerja sama, gotong royong, rumah sehat, budi daya, padu padan, tanggung jawab,
kembang biak, aneka ragam, kambing hitam, rumah kaca, dan ambil alih. Adapun penulisan bentuk
terikat maha dan peri ditulis serangkai dengan kata berikutnya jika kata tersebut berupa kata dasar.

Contoh:
Mahatahu, Mahakuasa, Mahabesar, Mahabijaksana. Penulisannya dipisah jika bentuk maha dan peri
bertemu dengan kata berimbuhan.
Contoh:
Maha Pemurah, Maha Pengasih, peri kemanusiaan, dan peri keadilan. Namun, ada satu perkecualian
jika maha bertemu dengan kata esa, penulisannya tetap dipisah menjadi Maha Esa.

3. Penulisan gabungan kata dipisah jika mendapat awalan atau akhiran saja.
Contoh:
tanda tangani, bekerja sama, kerja samakan, bergotong royong, berterima kasih, pemotong rumput,
menganak sungai, dan memadu padan.

4. Penulisan gabungan kata disambung jika mendapat awalan dan akhiran.


Contoh:
keanekaragaman, mengambinghitamkan, menandatangani, memejahijaukan,
mempertanggungjawabkan, menganaktirikan, mengembangbiakkan,
kewarganegaraan, dibebastugaskan, dan mendayagunakan.

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
• Bacalah buku itu baik-baik!
• Bertepuk tanganlah mengikuti irama!
• Apakah yang tersirat dalam surat itu?
• Siapakah gerangan dia?
• Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.


Misalnya:
• Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
• Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
• Jangankan dua kali, sekali kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.

3. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis
serangkai.
• Adapun
• Andaipun
• Ataupun
• Bagaimanapun
• Biarpun
• Jikapun
• Kalaupun
• Kendatipun
• Maupun
• Meskipun
• Sekalipun
• Sementangpun
• Sungguhpun
• Walaupun
Misalnya:
• Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
• Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
• Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
• Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
• Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke rumahku.
• Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga aku melihat penderitaanmu itu.

4. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, ‘mulai’, atau ‘melalui’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
• Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
• Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.

2. A. Setiap orang wajib menjaga etika dalam berkomunikasi agar tujuan komunikasi dapat tercapai
baik tanpa mengalami konflik. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan saat menggunakan
bahasa itu juga harus memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa baik kaidah linguistic maupun kaidah
kesantunan agar tujuan berkomunikasi dapat tercapai. Kaidah berbahasa secara linguistik yang
dimaksud antara lain digunakannya kaidah bunyi, bentuk kata, struktur kalimat, tata makna secara benar
agar komunikasi berjalan lancar. Setidaknya jika komunikasi secara tertib menggunakan kaidah
linguistik, mitra tutur akan menjadi begitu mudah dalam memahami informasi yang disampaikan oleh
penutur. Makna utama dari kesantunan berbahasa adalah memperlancar komunikasi. Oleh karena itu,
dengan adanya pemakaian bahasa yang sengaja dibelit-belitkan, yang tidak tepat sasaran, atau yang
tidak menyatakan yang sebenarnya karena enggan kepada orang yang lebih tua juga merupakan
ketidaksantunan berbahasa. Kenyataan ini sering dijumpai di masyarakat karena terbawa oleh budaya
“tidak terus terang” dan menonjolkan perasaan.

B. Teknik Menyimak Efektif

Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut
ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah materi simaka, (3) menyimak dengan kritis,
dan (4) membuat catatan.
a. Menyimak dengan Berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian
terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap
bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan
menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar.

Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah sebagai berikut. 1) Orang yang datang
terlambat. Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu
penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan. 2) Keanehan-keanehan yang terjadi di
antara pembicara dan penyimak. Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan
terjadi gangguan pada diri penyimak. 3) Metode pembicara yang tidak tepat. Dalam situasi komunikasi
metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicaradan penyimak. 4) Pakaian
pembicara, Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi
penyimak. 5) Pembicara yang tidak menarik.

b. Menelaah Materi Simakan


Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) mencari arah
dan tujuan pembicaraan, 2) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai
akhir, 3) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan. 4) mengamati dan memahami alat peraga
(media) sebagai penegas materi simakan. 5) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat
rangkuman) yang disampaikan pembicara.
c. Menyimak dengan Kritis
Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak
dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi
pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: 1) dapat menghubungkan yang dikaitakan
pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, 2) dapat menyusun bahan yang telah disimak
dengan baik (reproduksi), 3) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan
pembicara. dan 4) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.

d. Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang
perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan
itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui
penyimak dalam mencatat ialah: 1) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. 2)
bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. 3) catatan yang baik ialah catatan yang benar
artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, 4) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan
mempermudah penyimak membaca ulang, 5) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam
pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka garis besar,
metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan

Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang
perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan
itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui
penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b)
bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar
artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan
mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam
pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir,
metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.

C. Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, contohnya


menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan
kecepatan berbicara. Kesantunan berbahasa non verbal ini merujuk kepada semua perlakuan yang tidak
menggunakan bahasa lisan untuk menyampaikan pesan yang dapat difahami,komunikasi non verbal ini
untuk cara penyampaian maksud dan tujuan dengan lebih berhati hati dalam melakukan komunikasi
non verbal agar tidak mengganggu atau menyinggung perasaan lawan bicara, jangan sampai lawan
bicara maenjadi salah paham apa yang kita sampaikan.
3. A Paragraf yang baik hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan, kelengkapan, dan
urutan. Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraf hendaknya memiliki
unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa fakta-fakta atau contoh-
contoh.
Contoh : Nasi adalah makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh kebanyakan penduduk di wilayah
benua Asia tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sebagian besar penduduknya mengonsumsi nasi
sebagai panganan utama mereka. Meskipun sebagian kecil lainnya di wilayah Indonesia ada yang
mengonsumsi jagung, singkong, dan sagu, sebagai makanan pokok mereka. Pada zaman kolonial, hanya
dari kalangan priyayi dan orang kaya saja yang bisa mengonsumsi nasi. Meskipun sebagian besar
penduduk berprofesi sebagai petani, namun hal tersebut tak lantas membuat rakyat miskin bisa dengan
mudah mengonsumsi nasi sebagai panganan utama mereka. Hal tersebut disebabkan karena berbagai
sistem pemerintah kolonial yang merugikan petani. Kini nasi dapat dinikmati oleh semua kalangan tak
terkecuali warga masyarakat biasa.
Paragraf di atas terdapat beberapa kelengkapan unsur paragraf seperti gagasan utama, kalimat utama,
kalimat penjelas. Gagasan utama pada paragraf tersebut membahas tentang nasi sebagai panganan
pokok bangsa Indonesia. Kalimat utama terletak di awal paragraf yang memuat gagasan utama.
Selanjutnya diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas sampai akhir paragraf. Paragraf tersebut juga telah
memenuhi aspek kesatuan dan kepaduan dengan adanya keterkaitan hubungan antar kalimat yang
menyampaikan gagasan utama dengan sistemik dan berurutan.

B. Pengertian Paragraf
Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan beberapa gagasan
pendukung. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini, pada dasarnya paragraf merupakan seperangkat
kalimat yang saling berhubungan yang secara bersama dipakai untuk menyatakan atau mengembangkan
sebuah gagasan. Berikut pengertian paragraf menurut ahli :
1. Pengertian paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, Paragraf merupakan bagian dari
sebuah karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema tertentu
dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
2. Gorys Keraf, Paragraf merupakan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat.
Alinea juga merupakan himpunan dari kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah
gagasan, dan
3. Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya mengandung satu
ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

C.
 Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak di awal
paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung gagasan utama. Gagasan
utama berupa pernyataan umum yang dikemas dalam kalimat topik lalu diikuti informasi
pengembangan.
Contoh : Cecak mempunyai perlindungan diri yang unik. Ia mampu mengelabuhi musuhnya
dengan memutuskan ekornya. Kemampuan ini disebut autotomi. Pemangsa akan dikelabuhi,
sehingga cecak leluasa melarikan diri.

 Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian akhir. Ciri-ciri
paragraf induktif diawali dengan peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas untuk
mendukung gagasan utama atau simpulan yang terletak pada akhir paragraf.
Contoh : Ini adalah danau terbesar di Indonesia. Letak danau ini adalah di Sumatera. Danau ini
merupakan hasil letusan gunung berapi purba. Danai ini dikenal dengan sebutan Danau Toba.

 Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian awal
dan akhir paragraf. Paragraf Deduktif-Induktif biasanya diawali dengan pernyataan umum lalu
diikuti kalimat khusus sebagai penjelas. Kemudian di akhir paragraf terdapat pernyataan umum
lagi sebagai pengulangan dari gagasan utama.
Contoh : "Buku adalah gudang ilmu. Dengan membaca buku, kita dapat menguasai ilmu
pengetahuan. Kita bisa tahu banyak informasi di bidang apa pun dari buku. Jadi, memang tak
salah jika buku dijuluki sebagai jendela dunia."

 Paragraf inretaif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah paragraf.
Paragaf jenis ini diawali dengan kalimat penjelas sebagai pengantar, diikuti gagasan utama lalu
ditambah penjelas lagi untuk menguatkan atau mempertegas informasi.
Contoh : Udara di tempat ini sangatlah segar. Pemandangan hijau terhampar luas. Kebun Teh
Kemuning memang sangat menarik hati. Di sana sangat pas jika dijadikan latar untuk berfoto.
Banyak juga objek wisata di sekitar tempat itu.

 Paragraf menyebar dengan ide pokok menyebar tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh bagian atau tersirat pada tiap kalimatnya.
Contoh : Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi
sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari
bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

Anda mungkin juga menyukai