Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 4

DASAR DASAR KOMUNIKASI


“KOMUNIKASI VERBAL”

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Mudjiran, M.Pd., Kons.

Oleh:
Rahmat Pambudi
23006032

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
MIND MAPPING
KOMUNIKASI VERBAL

A. Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi (verbalication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan


komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataan- nya, ide-ide, pemikiran
atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang nonverbal. Dengan
harapan, komunikan (baik pendengar maun pem- baca) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan, contoh: komunikasi verbal melalui lisan dapat
dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui
telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-
lain.
Menurut Anshary (2021), komunikasi verbal adalah tentang bahasa. masing-
masing tertulis dan lisan. Selanjutnya dikatakan, biasanya, komunikasi verbal mengacu
pada penggunaan frasa sedangkan komunikasi nonverbal mengacu pada komunikasi
yang terjadi melalui sarana selain frasa, seperti bahasa tubuh, gerak tubuh, dan
keheningan. Lebih lanjut, Anshary (2021) menguraikan bahwa komunikasi verbal dan
tertulis merupakan dua cara penting dari komunikasi yang tepat. Diyakini bahwa
mereka yang memiliki kemampuan komunikasi verbal dan tertulis yang baik, dapat
menjadi
profesional yang baik pula. Komunikasi verbal dan kemampuan interpersonal
yang baik, adalah penting untuk dapat berkolaborasi dengan orang lain, berbicara
dengan atasan dan berbicara dengan prospek atau pembeli, di mana keterampilan
komunikasi verbal dan tertulis memiliki nilai yang tinggi. Hal ini berarti berbicara
hendaknya dengan jelas, singkat, dan keras (namun tidak terlalu keras), sambil
membangun hubungan yang baik dengan lawan bicara untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi verbal dan tertulis.
1. Jenis Komunikasi Verbal
a. Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal-vokal. Sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal-nonvocal. Contoh komunikasi verbal-vocal adalah presentasi dalam
rapat dan contoh komunikasi verbal-nonvocal adalah surat-menyurat bisnis.
b. . Mendengarkan dan membaca
Mendengar dan mendengarkan itu kata yang mempunyai makna berbeda,
mendengar berarti semata-mata memungut getaran bunyi sedangkan mendengar- kan
adalah mengambil makna dari apa yang di dengar mendengarkan melibatkan 4 unsur,
yaitu mendengar, memperhatikan, memahami, dan mengingat. Membaca adalah suatu
cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.

B. Prinsip-prinsip pesan verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dari
bahasa baik lisan maupun tulisan. Prinsip-prinsip pesan verbal adalah sebagai berikut:
1. Pesan verbal adalah simbolik.
Kata-kata adalah simbol yang mewakili ide atau objek tertentu. Makna kata-
kata tidak melekat pada kata-kata itu sendiri, melainkan pada kesepakatan orang-
orang yang menggunakan bahasa tersebut.
2. Pesan verbal terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Makna pesan verbal dapat dipengaruhi oleh konteks ruang dan waktu di
mana pesan tersebut disampaikan.
3. Pesan verbal memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan.
Dimensi isi mengacu pada makna yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan.
Dimensi hubungan mengacu pada hubungan antara pengirim dan penerima pesan.

4. Pesan verbal adalah transaksional.


Komunikasi verbal adalah proses dua arah, di mana pengirim dan penerima
pesan saling mempengaruhi satu sama lain.
C. Ekspresi bahasa antara kenyataan dan kesimpulan
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa Bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau
suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
Ekspresi bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan informasi faktual, yaitu
informasi yang sesuai dengan kenyataan. Namun, ekspresi bahasa juga dapat digunakan
untuk menyampaikan kesimpulan, yaitu pendapat atau opini yang didasarkan pada
informasi faktual.Pada saat menyampaikan informasi faktual, penting untuk
membedakan antara fakta dan opini. Fakta adalah pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya, sedangkan opini adalah pernyataan yang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.

Berikut adalah beberapa contoh ekspresi bahasa yang digunakan untuk


menyampaikan informasi faktual:

1. Pernyataan deskriptif: "Langit berwarna biru."


2. Pernyataan naratif: "Raja Arthur adalah seorang raja legendaris di Inggris."
3. Pernyataan ekspositori: "Air mendidih pada suhu 100 derajat Celcius."

Berikut adalah beberapa contoh ekspresi bahasa yang digunakan untuk


menyampaikan kesimpulan:

1. Pernyataan evaluatif: "Film ini bagus."


2. Pernyataan persuasif: "Anda harus membeli produk ini."
3. Pernyataan prediktif: "Saya yakin dia akan berhasil."

D. Ekspresi bahasa antara tanda dan arti tambahan


Selain menyampaikan informasi, ekspresi bahasa juga dapat digunakan untuk
menyampaikan arti tambahan. Arti tambahan ini dapat berupa makna konotasi, makna
implisit, 7atau makna tersirat.

1. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang tidak terkandung secara langsung
dalam kata-kata, tetapi tersirat dari penggunaan kata-kata tersebut. Misalnya, kata
"tua" dapat memiliki makna konotasi negatif, yaitu "tidak produktif" atau "tidak
menarik".
2. Makna implisit
Makna implisit adalah makna yang tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi
dapat dipahami dari konteks kalimat. Misalnya, kalimat "Dia tidak datang ke pesta"
memiliki makna implisit bahwa dia tidak ingin datang ke pesta tersebut.
3. Makna tersirat
Makna tersirat adalah makna yang tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi
dapat dipahami dari latar belakang pengetahuan atau pengalaman pembicara dan
pendengar.Misalnya, kalimat "Dia adalah anak yang baik" dapat memiliki makna
tersirat bahwa dia adalah anak yang rajin dan patuh kepada orang tua.

Arti tambahan dalam ekspresi bahasa dapat memperkaya makna dan pesan yang
disampaikan. Namun, arti tambahan juga dapat menimbulkan ambiguitas atau
kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk memahami arti tambahan yang tersirat
dalam ekspresi bahasa.
Berikut adalah beberapa tips untuk memahami arti tambahan dalam ekspresi bahasa:
1. Perhatikan konteks penggunaan bahasa.
Makna tambahan sering kali tersirat dari konteks penggunaan bahasa.
Misalnya, kata "tua" memiliki makna konotasi negatif jika digunakan dalam
konteks tertentu, tetapi memiliki makna positif jika digunakan dalam konteks
yang lain.

2. Perhatikan latar belakang pengetahuan atau pengalaman pembicara dan


pendengar.
Makna tambahan sering kali didasarkan pada latar belakang
pengetahuan atau pengalaman pembicara dan pendengar. Misalnya, kalimat
"Dia adalah anak yang baik" dapat memiliki makna tersirat yang berbeda-beda
bagi pembicara dan pendengar yang memiliki latar belakang yang berbeda.

3. Tanyakan kepada pembicara jika Anda tidak yakin dengan makna yang tersirat.
Jika Anda tidak yakin dengan makna yang tersirat dalam ekspresi bahasa,
Anda dapat bertanya kepada pembicara untuk mendapatkan penjelasan.
E. Bahasa dapat memeperjelas dan mengkaburkan

Bahasa dapat digunakan untuk memperjelas dan mengkaburkan makna. Bahasa


dapat memperjelas makna dengan menggunakan kata-kata yang spesifik dan jelas.
Misalnya, kalimat "Dia adalah orang yang baik" dapat diperjelas menjadi "Dia adalah
orang yang rajin, jujur, dan peduli kepada orang lain".
Bahasa juga dapat mengkaburkan makna dengan menggunakan kata-kata yang
ambigu atau tidak jelas. Misalnya, kalimat "Dia adalah orang yang sukses" dapat
memiliki makna yang berbeda-beda, tergantung pada interpretasi pendengar.seperti
bisa kita lihat di kata homograf dan homofon,Kata homograf adalah kata yang memiliki
ejaan yang sama tetapi memiliki arti dan/atau pengucapan yang berbeda. Kata homofon
adalah kata yang memiliki pengucapan yang sama tetapi memiliki ejaan dan/atau arti
yang berbeda.
Berikut adalah beberapa contoh kata homograf dan homofon:
1. Homograf
a. Bank (lembaga keuangan) - bank (tepi sungai)
b. Bas (nada suara rendah) - bas (ikan)
c. Bat (hewan mamalia) - bat (alat pemukul dalam olahraga baseball)
d. Bow (alat musik) - bow (membungkuk)
e. Club (tongkat pemukul) - club (perkumpulan)
2. Homofon
a. Bear (hewan beruang) - bare (telanjang)
b. Bye (selamat tinggal) - buy (membeli)
c. Flower (bunga) - flour (tepung)
d. Hear (mendengar) - here (di sini)
e. Knight (kesatria) - night (malam)

Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan bahasa secara efektif:

1) Gunakan kata-kata yang spesifik dan jelas.


2) Hindari kata-kata yang ambigu atau tidak jelas.
3) Gunakan konteks untuk membantu pendengar memahami makna yang Anda
inginkan.
4) Perhatikan nada bicara dan bahasa tubuh Anda.
Kesimpulan
komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang memanfaatkan kata-
kata, baik secara lisan maupun tulisan. Pentingnya komunikasi verbal terletak pada
kemudahan dalam menyampaikan ide, pemikiran, dan keputusan. Penyampaian pesan
secara verbal bisa melalui berbicara atau menulis, dengan tujuan memudahkan
pemahaman penerima pesan.
Dalam komunikasi verbal, terdapat dua jenis utama: berbicara dan menulis,
serta mendengarkan dan membaca. Setiap jenis komunikasi ini memiliki karakteristik
dan peranannya dalam proses komunikasi. Prinsip-prinsip pesan verbal mencakup sifat
simbolik kata-kata, pengaruh konteks ruang dan waktu, dimensi isi dan hubungan pesan,
serta sifat transaksional dari komunikasi.
Ekspresi bahasa memegang peranan penting dalam menyampaikan informasi
faktual maupun kesimpulan. Bahasa memungkinkan untuk menyampaikan makna
tambahan seperti makna konotasi, implisit, dan tersirat, yang memperkaya pesan yang
disampaikan. Namun, bahasa juga memiliki potensi untuk membingungkan atau
mengkaburkan makna, terutama jika penggunaannya tidak jelas atau ambigu.
Menggunakan bahasa secara efektif melibatkan penggunaan kata-kata yang
spesifik, menghindari ambiguitas, memanfaatkan konteks, serta memperhatikan
intonasi dan bahasa tubuh. Dengan memahami prinsip-prinsip dan karakteristik
komunikasi verbal, seseorang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi verbal dan
memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penerima.
DAFTAR RUJUKAN
Agus, M. H. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi
Interpersonal,Yogyakarta:Kanisius
Ermanto & Emirat.(2021).Bahasa Indonesia:Pengembangan Kepribadian di
perguruan Tinggi.Depok: RajaGrafindo Persada
Daryanto.(1994). Kamus Bahasa Indonesia Moderen. Surabaya: Apolo.
Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhamat, J. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai