Anda di halaman 1dari 3

PRAGMATIK

1. APA PRAGMATIK ITU?

Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa dan konteksnya.

Pragmatik juga mempelajari bagaimana pembicara dan pendengar saling berinteraksi dalam konteks
bahasa, dan bagaimana penggunaan bahasa dapat memengaruhi tindakan dan perilaku. Dengan kata lain,
pragmatik membahas tentang bagaimana bahasa digunakan dalam situasi nyata dan bagaimana makna
dibangun melalui konteks.
Singkatnya, pragmatik itu mengkaji makna yang dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa.
2. INTERAKSI DAN SOPAN SANTUN

Untuk memahami apa yg terjadi di dalam percakapan tertentu, pertama kita perlu mengetahui siapa saja
berpartisipasi dalam percakapan itu. Kita harus memperhatikan hubungan antara peserta, status sosialnya,
dll. Bergantung pada elemen-elemen ini, kita dapat menggunakan bentuk-bentuk sopan santun dalam
percakapan itu. Bagaimana?
-Pengungkapan suatu hal dengan cara tdk langsung (ketidaklangsungan)
-Pengunaan bentuk pronominal tertentu (Anda, kamu, beliau dll)

3. IMPLIKATUR PERCAKAPAN
Implikatur merupakan maksud yang terkandung di dalam ujaran tertentu. (Dgn kata lain: di dalam
percakapn seorang pembicara mempunyai maksud tertentu ketika mengujarkan sesuatuini implikatur!!)

4. PRINSIP KERJA SAMA GRICE


Prinsip kerja sama Grice bertujuan untuk menjelaskan bagaimana manusia berkomunikasi secara efektif
dalam bahasa. Prinsip kerja sama Grice menekankan bahwa komunikasi yang efektif bergantung pada kerja
sama antara pembicara dan pendengar.
Prinsip-prinsip kerja sama Grice terdiri dari empat prinsip utama:

Prinsip kuantitas: Pembicara diharapkan memberikan informasi yang cukup dalam komunikasi, tidak terlalu
banyak atau terlalu sedikit, agar pendengar dapat memahami maksud pembicara.

Prinsip kualitas: Pembicara diharapkan memberikan informasi yang benar dan jujur dalam komunikasi,
sehingga pendengar dapat mempercayai informasi yang diberikan.

Prinsip relevansi: Pembicara diharapkan memberikan informasi yang relevan dengan topik yang sedang
dibicarakan, sehingga pendengar dapat memahami maksud pembicara.

Prinsip cara bicara: Pembicara diharapkan menggunakan bahasa yang jelas, tidak samar atau ambigu, dan
tidak kasar atau tidak sopan dalam komunikasi.

Prinsip-prinsip kerja sama Grice membantu untuk menjelaskan bagaimana komunikasi berhasil dilakukan
antara pembicara dan pendengar dengan efektif. Dengan memahami dan mematuhi prinsip-prinsip ini,
pembicara dan pendengar dapat mencapai tujuan komunikasi dengan lebih efektif dan saling memahami
satu sama lain.
5. PERTUTURAN
Pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh,
yang menyangkut peserta di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat
itu.
Mengucapkan janji, menyatakan sesuatu, memperingatkan orang lain, atau mengancam merupakan
bagian dari pertuturan (speech act).
Pertuturan dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tujuan dan hasil yang diharapkan dari sebuah
pertuturan, yaitu pertuturan lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner. Berikut adalah penjelasan singkat
untuk ketiga jenis pertuturan tersebut:

1. Pertuturan Lokusioner
Pertuturan lokusioner adalah aspek dari pertuturan yang berkaitan dengan makna literal atau pesan yang
disampaikan oleh pembicara. Dalam pertuturan lokusioner, pembicara menggunakan bahasa untuk
mengungkapkan gagasan, informasi, atau pernyataan tertentu yang dapat dipahami secara langsung oleh
pendengar.

Contoh pertuturan lokusioner adalah "Saya ingin membeli sebuah mobil" atau "Cuaca hari ini sangat
panas". Pesan yang disampaikan dalam kedua kalimat tersebut jelas dan dapat dipahami secara langsung
oleh pendengar.

2. Pertuturan Ilokusioner
Pertuturan ilokusioner adalah aspek dari pertuturan yang berkaitan dengan maksud atau tujuan yang ingin
dicapai oleh pembicara melalui pertuturan tersebut. Dalam pertuturan ilokusioner, pembicara
menggunakan bahasa untuk mempengaruhi pendengar atau memperoleh respon tertentu dari pendengar.

Contoh pertuturan ilokusioner adalah "Bisakah kamu membantuku dengan tugas ini?" atau "Saya berharap
kamu bisa datang ke pesta ulang tahunku". Pesan yang disampaikan dalam kedua kalimat tersebut memiliki
tujuan tertentu, yaitu untuk meminta bantuan atau undangan, dan mengharapkan respons yang sesuai dari
pendengar.

3. Pertuturan Perlokusioner
Pertuturan perlokusioner adalah aspek dari pertuturan yang berkaitan dengan dampak atau hasil yang
dihasilkan oleh pertuturan tersebut pada pendengar. Dalam pertuturan perlokusioner, pembicara
menggunakan bahasa untuk mempengaruhi pendengar dan mencapai hasil tertentu, seperti mengubah
pemikiran atau perasaan pendengar.

Contoh pertuturan perlokusioner adalah "Saya berharap kamu bisa menemani saya ke dokter besok" atau
"Saya minta maaf atas kesalahan yang saya buat". Pesan yang disampaikan dalam kedua kalimat tersebut
diharapkan dapat menghasilkan perubahan perilaku atau perasaan pada pendengar, yaitu menemani atau
memaafkan pembicara.

6. REFERENSI DAN INFERENSI

Referensi, di dalam kajian pragmatik, merupakan cara merujuk sesuatu melalui bentuk bahasa yang dipakai
oleh seorang penutur atau penulis untuk menyampaikan sesuatu kepada mitra tutur atau pembaca.

Berkaitan dengan referensi adalah inferensi (inference). Inferensi adalah 'pengetahuan tambahan yang
dipakai oleh mitra tutur atau pembaca untuk memahami apa yang tidak diungkapkan secara eksplisit di
dalam ujaran.
Contoh: orang suka mendengarkan musik (referensi generik)

VS orang itu suka mendergarkan music (inferensiorang dekat pembicara)

DEIKSIS

Deiksis adalah istilah dalam pragmatik yang mengacu pada penggunaan kata atau ungkapan yang
bergantung pada konteks situasional penutur untuk menentukan makna. ( SINGKATNYA = KATA YG
BERKAITAN ERAT DGN KONTEKS PENUTUR).

Misalnya, ada rujukan yang ‘berasal dari penutur’, ‘jauh dari penutur’, ‘ dekat dengan penutur’…
Ada 3 jenis deiksis
-deiksis ruang
-deiksis waktu
-deiksis persona

-DEIKSIS RUANG= Deiksis ruang adalah jenis deiksis yang mengacu pada kata-kata atau ungkapan yang
digunakan untuk merujuk pada objek atau tempat tertentu dalam situasi tertentu. Contoh kata deiksis
ruang antara lain "ini", "itu", "sini", "sana", "di sini", dan "di sana". Penggunaan deiksis ruang juga dapat
bergantung pada perspektif pembicara atau pendengar.
-DEIKSIS WAKTU= Deiksis waktu adalah jenis deiksis yang digunakan untuk merujuk pada waktu tertentu
dalam situasi tertentu. Contoh kata deiksis waktu antara lain "sekarang", "kemarin", "besok", "hari ini", dan
"minggu depan". Deiksis waktu juga dapat bergantung pada perspektif pembicara atau pendengar.
-DEIKSIS PERSONA= Deiksis persona adalah jenis deiksis yang digunakan untuk merujuk pada orang
tertentu dalam situasi tertentu. Deiksis ini dapat dilihat pada bentuk-bentuk pronomina. Contoh kata
deiksis persona antara lain "saya", "kamu", "mereka", "dia", dan "kita".

Anda mungkin juga menyukai