Disusun oleh :
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa karena yang
mengrahmatkan dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada teman – teman, kerabat, dan semua pihak yang
telah memberikan bimbingan arahan dan bantuannya sehingga tugas makalah ini
dapat terselsaikan. Apapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Empati dan Motivasi. Saya menyadari
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................... 20
Daftar Pustaka
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Empati merupakan respon afektif yang berasal dari pemahaman
kondisi emosional orang lain, perasaan yang sama dengan apa yang
dirasakan orang lain.
Pelayanan kesehatan pada saat ini telah menapaki perubahan
sebagai konsekuensi dari perkembangan media informasi. Berkenaan
dengan hal tersebut pengetahuan dan kesadaran masyarakat sebagai
konsumen akan hak untuk mendapat pelayanan yang profesional semakin
meningkat, oleh karena itu mereka menuntut adanya peningkatan mutu
pelayanan (Priharjo, 2006).Kualitas suatu pelayanan kesehatan di suatu
instansi (rumah sakit/puskesmas) dipengaruhi oleh sistem pelayanan atau
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sebagai komponen
terbesar yang memberikan kontribusinya. Keperawatan merupakan suatu
bentuk pelayanan profesional yang komprehensif dan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang dilandasi oleh pendidikan
profesionaal dan dikendalikan oleh etika dan standar profesi dalam sikap
dan tindakan yang dilakukan kepada pasien sebagai penerima pelayanan.
Kualitas pelayanan rumah sakit saat ini merupakan isu terpenting dalam
meningkatkan kepuasan pasien. Perawat sebagai pemberi pelayanan
kesehatan yang dalam menjalankan tugas secara terus menerus
mengadakan kontak baik dengan pasien, kolega, atasan atau dengan
anggota tim kesehatan lain. Agar terbina hubungan yang efektif, seorang
perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sikap
atau etika yang professional.Sering kita mendengar kritik dan keluhan dari
berbagai lapisan masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan yang
kurang bermutu dan tidak profesional atau kurang empati dalam
melakukan program pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit.
1
B. Rumusan masalah :
1. Apa pengertian empati?
2. Apa sajakah jenis-jenis empati?
3. Apa perbedaan empati dan simpati?
4. Bagaimana cara meningkatkan empati?
5. Bagaimana empati dalam pelayanan kesehatan?
6. Apa manfaat empati dalam pelayanan kesehatan?
C. Tujuan penulisan :
1. Untuk mengetahui pengertian empati.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis empati.
3. Untuk mengetahui perbedaan empati dan simpati.
4. Untuk mengetahui cara meningkatkan empati.
5. Untuk mengetahui empati dalam pelayanan kesehatan.
6. Untuk mengetahui manfaat empati dalam pelayanan kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian empati
3
bahasa Jerman Einfuhlung yaitu yang secara harfiah artinya adalah
„memasuki perasaan orang lain‟.
Kemampuan berempati seharusnya dimiliki oleh semua orang,
karena biasanya kemampuan ini muncul pada usia sekolah dasar atau
sekitar usia enam tahun. Yang membedakan perasaan empati seorang
individu dengan lainnya adalah tingkat kedalaman perasaan dan cara
menunjukkan perasaan empati tersebut. Pentingnya empati dapat dilihat
pada kesehatan hubungan antar personal seseorang, yang dapat merasakan
perasaan orang lain namun tetap dapat menjaga keutuhan pikirannya
sendiri. Sehingga orang tersebut tetap memiliki integritas dan identitasnya
sendiri.
Sayang, meski pendidikan tentang pentingnya empati telah lama
dikenal, kita belum bisa menjalankan sepenuhnya. Buktinya, masih
banyak di sekitar kita orang yang menderita kelaparan, balita kekurangan
gizi, busung lapar, dan berbagai penderitaan lain yang biasa menyelimuti
orang-orang miskin. Lebih menyedihkan lagi, sampai saat ini masih
banyak kebijakan penguasa yang kurang memihak rakyat kecil. Padahal,
sikap demikian inilah yang mendatangkan bencana bagi kita semua. Jika
kita tajam dalam berempati, hal seperti itu tidak semestinya terjadi.
Rasulullah SAW bersabda, ''Jika orang-orang tidak lagi mempedulikan
orang miskin, memamerkan kekayaannya, bertingkah seperti anjing
(menjilat atasan, menendang bawahan), dan hanya mengeruk keuntungan,
maka Allah mendatangkan empat perkara: paceklik, kezaliman penguasa,
pengkhianatan penegak hukum, dan tekanan dari pihak musuh.'' (HR Ad-
Dailami). Untuk itu, belajarlah berempati. Sehingga, bukan hanya kasih
sayang sesama yang dirasakan, tapi juga kasih sayang Allah. Rasulullah
SAW memastikannya lewat sabda beliau, ''Orang-orang yang menyayangi
sesamanya akan disayangi Allah.'' (HR Ahmad). Betapa nikmatnya jika
kita termasuk golongan manusia yang disayangi Allah SWT.
Empati adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang sesuai
dengan apa yang dirasakan oleh orang lain secara psikologis. Empati
4
memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu seseorang dalam
bersosial, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap di lingkungan
masyarakat.
5
C. Perbedaan Empati dan Simpati
Empati adalah konsep luas yang merujuk kepada reaksi kognitif dan
emosional dari individual yang mengobservasi pengalaman individual
lainnya. Memiliki empati dapat meningkatkan keinginan menolong orang
lain dan mengembangkan rasa belas kasih. Empati merupakan kunci dari
keberhasilan suatu hubungan karena dapat membantu saling pengertian
antara perspektif kebutuhan dan niat satu sama lain.
6
Mendengarkan orang lain adalah salah satu cara untuk melatih
empati Anda, namun tidak hanya sekedar mendengarkan apa yang
disampaikan melainkan mendengar bagaimana cara
penyampaiannya, misalnya dengan juga memperhatikan bahasa
tubuh seseorang ketika sedang menyampaikan ceritanya.
7
pelayanan keperawatan meliputi rasa empati, kepedulian, menghargai
orang lain dan tenggang rasa. Pemahaman perawat tentang nilai, klien, dan
profesional akan sangat membantu dalam proses pelayanan kesehatan atau
yang lainnya. Persepsi perawat dan klien pada nilai keperawatan akan
membantu untuk mengetahui apakah nilai profesional sesuai dengan nilai
masyarakat.
Empathy
8
melakukan aksi komunikasi secara sadar kepada pasien sehingga dapat
memahami dan merasakan suasana hati pasien tersebut. Perilaku yang
muncul dari tiap perawat terhadap pasien berbeda-beda, hal ini terkait
dengan kemampuan empati perawat itu sendiri.
9
4. Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah
guru yang terbaik dan melalui pengalaman kita dapat
menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan
sesama rekan sekerja maka diharapkan perawat akan lebih
tangguh dan hebat.
10
rumah sakit ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan sumber daya tenaga
kesehatan terutama perawat sebagai ujung tombak rumah sakit. Semoga
dengan meningkatnya kualitas tenaga kesehatan terutama perawat di
Indonesia ini maka diharapkan akan meningkatkan pula kesehatan dan
kesejahteraan seluruh warga.
Contoh:
Caring/care
11
teoritis, pengertian caring adalah tindakan yang menunjukan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien
(Florence Nightingale, 1860). Caring atau care tidak mempunyai
pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat
dipisahkan yaitu memberi perhatian, bertanggung jawab dan ikhlas
(Delores Gaut, 1984). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti
yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Rubenfeld (1999),
mendefinisikan “Caring” : memberikan asuhan , dukungan emosional pada
klien, keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non verbal. Jean
Watson (1985), “Caring” merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia.
12
kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan
perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari
berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan
asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut,
sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan
bersikap caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet,
Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para perawat dapat diminta
untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan
dengan menggunakan spirit caring.
Kehadiran, berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti
kehadiran perawat tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga
komunikasi dan pengertian. Komunikasi yang digunakan dalam
keperawatan adalah komunikasi terapeutik yang berarti komunikasi
yang bersifat terapi, misalnya penggunaan komunikasi dengan
nada suara sopan dan lembut, serta senantiasa memberikan
motivasi kepada pasien. Sedangkan “ada dengan” berarti perawat
selalu bersedia dan ada untuk pasien. Bersedia mendengar keluh
13
kesah pasien dan memberikan solusi, itulah makna kehadiran
perawat bagi pasien.
Sentuhan, merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan
dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk
memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan,
yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan
sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Melalui kontak mata
seorang perawat dapat menunjukan tingkat kepeduliannya pada
pasien.
Mendengarkan, untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan
pasien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti
maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk
mendapatkan kedamaian.
Altruisme
14
sementara yang lainnya tidak. Altruisme murni memberi tanpa
memperhatikan ganjaran atau keuntungan.
Konsep ini telah ada sejak lama dalam sejarah pemikiran filsafat
dan etika, dan akhir-akhir ini menjadi topik dalam psikologi (terutama
psikologi evolusioner), sosiologi, biologi, dan etologi. Gagasan altruisme
dari satu bidang dapat memberikan dampak bagi bidang lain, tapi metoda
dan pusat perhatian dari bidang-bidang ini menghasilkan perspektif-
perspektif berbeda terhadap altruisme.
Gagasan altruisme
15
F. Manfaat empati dalam pelayanan kesehatan
16
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas).
17
Jika hanya sampai dengan pelaksanaan kegiatan saja, tanpa
membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan, maka bisa
dikatakan pelayanan yang EGP (Emang Gue Pikirin).
Jika hanya sampai di pencatatan dan pelaporan saja, maka
dikatakan pelayanan yang sampai tahap TUKANG FOTO.
Jika hanya sampai dengan pembuatan Rencana Tindak
Lanjut, maka dapat dikatakan sebagai Pelayanan dengan
SIMPATI.
Jika sampai dengan pembahasan masalah di forum
minilokakarya dan melakukan follow up terhadap langkah-
langkah yang sudah direkomendasikan sehingga ada
penanganan masalah, itulah yang disebut dengan pelayanan
dengan EMPATI. Inilah tahapan pelayanan kesehatan yang
diinginkan.
18
keperawatan pada paseien yakni caring, empati dan altruisme. Ketiga nilai
ini sangat penting untuk diaplikasikan perawat, sebab akan berkaitan
dengan perkembangan kesehatan pasien. Karena pasien yang sakit fisik
sudah pasti mengalami gangguan emosional, sehingga pendekatan yang
diberikan kepada pasien tidak cukup dengan skin to skin tetapi juga heart
to heart. Nah pendekatan heart to heart ini dapat dilaksanakan apabila
perawat memahami secara mendalam konsep caring, empati dan altruisme.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empati adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang
sesuai dengan apa yang dirasakan oleh orang lain secara
psikologis. Empati memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu
seseorang dalam bersosial, berinteraksi, berkomunikasi, dan
bersikap di lingkungan masyarakat.
B. Saran
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan yang
berhadapan langsung dengan pasien dan keluarga agar dapat
memberikan pengawasan serius terhadap semua tenaga kerja
20
khususnya perawat untuk tetap memberikan pelayanan melalui
komunikasi yang baik dalam upaya menumbuhkan saling percaya
antara tenaga kesehatan dan keluarga terutama pasien yang
mendapat perawatan di ruang intensif.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpsikologi.com/pengertian-empati-menurut-para-ahli
https://blog.uad.ac.id/fatimatuz1300001275/2015/01/09/makalah-bimbingan-
dan-konseling-sosial-empati/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-tamioksani-8014-4-
babv.pdf
http://eprints.ums.ac.id/29699/2/BAB_I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16618/2/BAB_I.pdf
http://yulhanrinto.blogspot.com/2012/01/empati.html
22