Anda di halaman 1dari 7

Simulation Games dalam Bimbingan Kelompok

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Kelompok
Dian Ari Widyastuti, M.Pd.

Disusun oleh :
Parhan Fauzan 2000001185
Agustina Sihotang 2000001154
Anindita Hapsari Widyawati 2000001180
Arizma Sari Tri Adi Tama 2000001179
Khairul Dwi Pangestu 2000001172
Laili Ghina
Nuri Cholidah Hanum 2015001076

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020/2021
Abstrak

Simulation games digunakan untuk mediasi dalam memberikan materi atau


penjelasan mengenai topik pembahasan melalui sebuah games Pengaruh bimbingan
kelompok dengan metode simulation games sangat besar untuk perkembangan
peserta didik. Perkembangan yang dimaksud diantaranya adalah perkembangan
moral, kognitif, intelektual, dan perilaku dari siswa. Dengan adanya interaksi antar
teman dalam permainan siswa akan mengexplore pengetahuan – pengetahuan baru
yang akan menambah wawasaanya. Metode ini sangat perlu dikembangkan untuk
mengajak siswa mempelajari hal baru melalui sebuah permainan. anak juga akan
lebih aktif karena aktivitas yang dilakukan dapat membantu anak untuk mencapai
perkembangan fisik, intelektual, sosial, dan emosional.

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu unsur yang akan mewujudkan generasi masa
depan yang mandiri, berkualitas, bermoral, dan berkepribadian baik. Untuk
mewujudkan suatu generasi yang memiliki kepribadian sehat dan moral yang kuat
dalam hal ini diperlukan suatu peran dari tenaga pendidik, guru, maupun konselor
melalui sebuah layanan bimbingan dan konseling di jenjang pendidikan yang
ditempuh.
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen yang sangat
mendukung dalam perkembangan sikap dan perilaku peserta didik. Karena dalam
belajar siswa akan memahami apa kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Karena itulah sebuah bimbingan perlu diberikan kepada siswa agar ia mampu
menyesuaikan diri, berkembang, dan menjadi individu yang lebih mandiri dan siap
dalam menghadapi lingkungan sosialnya.
Salah satu teknik layanan bimbingan konseling yang bisa diterapkan kepada
peserta didik adalah layanan bimbingan kelompok. Pelayanan ini sangat diperlukan
karena mengingat bahwasannya anak perlu mengenal kepribadiannya agar bisa
menyesuaikan diri dengan teman – temannya. Bimbingan kelompok merupakan
sebuah proses untuk pemberian bantuan yang kepada individu atau peserta didik
dalam situasi kelompok, layanan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya suatu
masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa serta pengelolaannya
(Romlah dalam Sari 2013:81).
Dalam pelaksanaannya sendiri bimbingan kelompok memiliki berbagai
teknik dan metode, salah satunya adalah simulation games (perminan simulasi).
Teknik ini digunakan untuk mediasi dalam memberikan materi atau penjelasan
mengenai topik pembahasan melalui sebuah games. Penggunaan teknik ini bertujuan
agar siswa daat membangun suasana dalam bimbingan kelompok yang lebih hidup,
tidak membosankan, dan susasana yang menyenangkan saat siswa mengikuti
bimbingan ini.

B. Pengertian dan Simulation Games


Sri Anitah, W. dkk. (2007: 5.22) simulasi merupakan salah satu metode
pembelajan yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses
pembelajaran dengan penggunaan metode ini cenderung objeknya bukan benda atau
kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura – pura.
Pusat Bahasa Depdiknas (2005) menyatakan bahwa simulasi merupakan salah satu
metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan, yang mirip
dengan keadaan sesungguhnya. Sedangkan pengertian games (permainan) adalah
suatu aktivitas yang dapat membantu anak untuk mencapai perkembangan fisik,
intelektual, sosial, dan emosional. Games atau permainan juga berfungsi untuk
mengekspresikan dorongan implusif sebagai cara untuk mengurangi kecemasan yang
belebihan pada diri anak – anak (Freud dalam Mutiah, 2010: 105). Santrock (2007:
216 – 217) permainan merupakan aktivitas menyenangkan yang dilakukan untuk
bersenang – senang (demi kesenangan) serta memiliki suatu peraturan.
Dari pemaparan para ahli diatas, dapat dimaknai bahwasannya simulation
game atau permainan simulasi ialah situasi tiruan yang ditujukan untuk merefleksi
situasi – situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Dalam permainan
simulasi, para pemainnya atau pelaku peran berlomba – lomba mencapai tujuan
dengan menaati aturan permainan. Dengan adanya permainan simulasi, dapat
membentuk ikatan kerukunan, kesenangan serta secara tidak langsung dapat
membentuk kepribadian dan perkembangan fisik anak (intelektual, sosial, moral, dan
emosional).
C. Fungsi Simulation Games
Permainan simulasi merupakan sebuah games yang melibatkan energi dan
kemampuan baim tenaga maupun pikiran. Menurut teori Freud proses fundamental
dari sebuah perkembangan kepribadian adalah represi dan rintangan dorongan dasar
yang dikeluargan dengan cberbagai cara yang dapat diterima secara sosial.
Vygotsky (kerri lee,2006) yang dikenal sebagai tokoh kognitif, menyebutkan bahwa
fungsi dari permainan adalah: (1) menciptakan zone of proximal development (ZPD),
dimana anak yakin akan wilayah yang menghubungkan antara kemampuan aktual
dengan potensial anak; (2) bermain memfasilitasi separasi (pemisahan) pikiran dari
objek dan aksi; (3) bermain mengembangkan penguasaan diri.

D. Tujuan dan Manfaat Simulation Games


Simulation games adalah sebuah permainan untuk merefleksikan situasi –
situasi yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. Simulation games ini
bertujuan untuk dapat membantu peserta didik dalam mempelajari pengalaman yang
berkaitan dengan aturan sosial yang ada dan juga memberikan sebuah informasi atau
pengetahuan baru melalui sebuah permainan, selain itu simulation games juga dapat
membantu siswa dalam menyusun sebuah rencana untuk membuat suatu keputusan
secara tepat dan berani mengemukakan pendapatnya (Luthfiyanti, dkk., 2020:29).
Menurut Geldard & Geldard (2001: 158) tujuan metode simulation games dalam
bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
- Membantu anak untu kdapat mengeksplorasi daya tanggapannya terhadap
keterbatasan, pembatasan, dan harapan
- Memberikan sebuah kesempatan bagi seorang siswa agar ia menemuan kekuatan
dan kelemahannya didalam dirinya yang berkaitan dengan keterampilan motorik
halus dan kasar, dan keterampilan persepsi visual
- Memberikan anak kesempatan agar mampu berkonsentrasi dan
mempertahankannya dengan sebuah tugas
- Membantu anak dalam memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dan juga
cara terbaik untuk pengambilan keputusan.
E. Jenis simulation games
Menurut Gordan & Browne (Moeslichatun,1999) yang menjelaskan bahwa
kegiatan bermain ditinjau dari dimensi perkembangan sosialnya, digolongkan
menjadi 4 bentuk, yaitu: 1) Bermain Soliter, yaitu bermain sendiri atau tanpa bantuan
orang lain. Para peneliti menganggap bahwa jenis permainan ini sangat penting
karena menyangkut kegiatan edukatif dan melatih otot; 2) Bermain Paralel, yaitu
bermain sendiri namun berdampingan, anak sering menirukan apa yang dilakukan
temannya dengan meniru ini anak belajat tema bermain yang dilakukan oleh
temannya;
3) Bermain Asosiatif, yaitu bermain bersama dengan kelompoknya, seperti bermain
kasti dan sepakbola; 4) Bermain Kooperatif, yaitu anak mulai melakukan diskusi
dengan temannya, membicarakan, merencanakan, dan melaksanakan sebuah
permainan.

F. Langkah dan Pelaksanaan


Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam memainkan permainan simulasi
adalah menentukan peserta permainan yang terdiri dari fasilitator, penulis, pemain,
pemegang peran, dan penonton. Tugas fasilitator adalah menjelaskan tujuan
permainan, mendorong pemain dan penonton untuk aktif ikut berdiskusi,
mengarahkan diskusi, dan memberi tugas penulis untuk mencatat hasil diskusi dan
melaporkan hasilnya. Penulis bertugas mencacat segala sesuatu yang terjadi selama
permainan berlangsung. Pemegang peran yaitu individu-individu yang berperan
sebagai orang-orang atau tokoh yang ada dalam skenario peraminan, misalnya guru,
kepala sekolah, orang tua, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Penonton yaitu mereka
yang ikut menyaksikan permainan siulasi dan berhak mengemukakan pendapat,
menjawab pertanyaan dan ikut berdiskusi.
Setelah peserta permainan ditentukan, permainan dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyediakan alat permainan
beserta kelengkapannya; 2) Fasilitator menjelaskan tujuan permainan. Dalam
kegiatan bimbingan kelompok yang menjadi fasilitator adalah konselor, guru atau
wali kelas; 3) Menentukan pemain, pemegang peran, dan penulis; 4) Menjelaskan
aturan permainan; 5) Bermain dan berdiskusi; 6) Menyimpulkan hasil diskusi setelah
seluruh permainan selesai, dan mengemukakan masalah-masalah yang belum sempat
diselesaikan pada saat itu. 7) Menutup permainan dan menentukan waktu dan tempat
bermain berikutnya.

G. Kelebihan dan Kekurangan metode Simulation Games


Kelebihan
- Menjadi bekal bagi siswa untuk menghadapi situasi yang sesungguhnya dalam
kehidupan
- Mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa
- Melatih kepercayaan dan memupuk rasa berani pada diri siswa
- Memperluas pengetahuan, sikap, dan keterampilan

Kelemahan
- Pengalaman yang diperoleh dari simulation games ini tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan
- Pengelolaan permainan yang kurang baik dapat mengakibatkan tujuan utama
simulation games ini terabaikan
- Faktor psikologis seperti rasa takut dan malu dapat mempengaruhi siswa saat
permainan

H. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Luthfiyanti, Ulfa, Supardi Supardi, and Agus Setiawan. 2020. “Pengaruh Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Simulation Games Untuk Meningkatkan
Manajemen Waktu Belajar Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Semarang.”
Pedagogik: Jurnal Pendidikan 15(2):27–35. doi: 10.33084/pedagogik.v15i2.1694.

Raya, Universitas Palangka, and Simulation Game. 2020. “BIMBINGAN KELOMPOK


DENGAN TEHNIK SIMULATION GAME PALANGKA RAYA TECHNIQUES
TO IMPROVE STUDENT COOPERATION AT.” 3:46–54.

Riyan Rosal, and Yosma Oktapyanto. 2016. “Penerapan Model PEmbelajaran Simulasi
Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Sekolah Dasar.” Jpsd 2(1):96–
108.

Sari Hayyu Damayanti, 125020060 (2016) PENGARUH METODE SIMULASI


TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
KELAS XI SMKN 14 BANDUNG. Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.

Sari, Erlina Permata. 2013. “Pengembangan Model Layanan Bimbingan Kelompok


Dengan Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Sikap Prososial.” Jurnal
Bimbingan Konseling 2(2). doi: 10.15294/jubk.v2i2.2719.

YO, R. R. (2016). Penerapan model pembelajaran simulasi untuk meningkatkan


keterampilan sosial anak sekolah dasar. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar), 2(1), 96-108.

Anda mungkin juga menyukai