PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Di Indonesia, bahasa yang wajib digunakan dan bahasa yang merupakan bahasa
persatuan adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki aturan
dan kaidah-kaidah yang perlu dipahami oleh kita sebagai warga negara Indonesia.
Namun, melihat fakta zaman sekarang banyak orang yang menggunakan bahasa
Indonesia dengan tidak benar. Sehingga setiap kata yang diucapkan rancu ketika didengar. Untuk
itu, kita perlu memahami aturan dalam bahasa Indonesia yang disebut Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). EYD ini harus menjadi pedoman bagi kita untuk berbahasa Indonesia
yang baik dan benar. Supaya tidak terjadi banyak kekeliruan dan sesuai dengan aturan yang
PEMBAHASAN
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan tersebut menunjukan pengertian kata
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Ibarat sedang mengemudi kendaraan,
ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para
danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia
Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan
bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh
para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16
Latin bagi bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia.
Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah
itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah".
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menyempurnakan EYD
edisi 1975.
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di
rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli,
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan
Untuk penjelasan lanjutan tentang penulisan tanda baca, dapat dilihat pada Penulisan tanda
(Inggris) Malay Spelling Reform Sejarah Ejaan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia
- Saya sudah menyerahkan uang itu kepada Anda setahun yang lalu untuk dibelikan
PS3.
- Ayam kampus itu sudah ditertibkan oleh aparat pada malam jumat kliwon kemarin.
- Sinetron picisan itu sangat laku dan ditonton oleh jutaan pemirsanya sedunia.
- Bunderan Senayan
- Sungai Ciliwung
- Si panjul menjawab, "Aku tidak Mencuri jambu klutuk, tetapi yang kucuri adalah
jambu monyet".
f. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau instansi.
- Camat Pesanggrahan
g. Huruf Pertama pada nama Negara, Pemerintahan, Lembaga Negara, juga Dokumen
2. Penulisan Kata
a. Kata dasar
Contoh : mempertanggungjawabkan
Melipatgandakan
b. Kata turunan
Contoh : dipukul
Dilebarkan
Salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Swadaya tunanetra
c. Kata Ulang
Gerak-gerik
d. Gabungan Kata
- Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk istilah khusus,
Orang tua
- Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat
diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Adik kakak
e. Kata depan
- Kata depan di,ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah di anggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh : Apa yang kumiliki bisa kau pinjam sekarang juga. Bukuku, bukumu, dan
Contoh : Apa pun yang kau minta tidak akan saya berikan.
3. Tanda Baca
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
Misalnya:
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
Misalnya:
Misalnya:
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
Misalnya:
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
Misalnya:
• O, begitu?
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
• Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
• B. Ratulangi, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
• 12,5 m
• Rp12,50 m.
2. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. Misalnya
• Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
n. Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baca—di belakang keterangan yang
• Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Bandingkan dengan:
bahasa.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru. Misalnya:
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
b. 1. Patokan Umum
1.2 Ilustrasi
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka
atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
waktu. Misalnya:
e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Misalnya:
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
• Salah Asuhan
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82
Atau:
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
• Merdeka!
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
beranjak ....
atau
bukan
u beranjak ....
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
Misalnya:
ukur panas.
ngukur kelapa.
an yang canggih.
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Misalnya:
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai
d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
• ber-evolusi
Bandingkan dengan:
• be-revolusi
• dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
Misalnya
• se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara
asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. Misalnya:
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
• Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-
nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
• Kapan ia berangkat?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
• Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
• Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan
dalam Tempo.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus. Misalnya:
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat. Misalnya:
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian. Misalnya:
• Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
• Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang
• Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
Misalnya:
a. Ketua
Sekretaris
Bendahara :
: Ahmad Wijaya
S. Handayani
B. Hartawan
b. Tempat Sidang
Pengantar Acara
Hari
Waktu :
: Ruang 104
Bambang S.
Senin
09.30
c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Misalnya:
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan Kita?, Djakarta: Eresco,
1968.
Misalnya:
• Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Misalnya:
• Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun
• Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam
negeri.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
• Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal
Misalnya:
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga
buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Misalnya:
PENUTUP
A.Simpulan
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987
b. Penulisan Kata
c. Tanda Baca
1. Hendaknya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus menggunakan
pedoman EYD ini dalam kehidupan sehari-hari agar tidak terjadi kekeliruan yang
2. Seharusnya, pedoman dalam tat cara bahasa ini dijadikan dasar dalam pembelajaran sejak
SD. Supaya anak terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.