Anda di halaman 1dari 13

KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA

KEILMUAN
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indoesia Keilmuan
Dosen Pembina:
Drs.M.Isnaeni Rodi,M.Pd
Mata Kuliah :
BAHASA INDONESIA
Oleh
Kelompok II
Andri Purwadi
NIM. 16103310006
Muhammad Iqbal F
NIM. 16103313338

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR


FAKULTAS PETERNAKAN PROGAM STUDI BAHASA
INDONESIA NOVEMBER 2016

2.1

Karakteristik Khusus Bahasa Indonesia Keilmuan

Seperti halnya bahasa lain pada umumnya, bahasa Indonesia dalam penulisan karya
tulis ilmiah juga mempunyai karakteristik. Karakteristik bahasa Indonesia dalam
konsep ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: karakteristik umum dan karakteristik
khusus. Karakteristik khusus bahasa Indonesia keilmuan meliputi :
1.

Bentukan Kata

a) Afiksasi atau imbuhan;


b) Reduplikasi atau pengulangan;
c)

Pemajemukan atau penggabungan kata.

Bentukan Kata
Dalam Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK), bentukan kata yang digunakan adalah kata
standar yang tunduk pada kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku dan sesuai
dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Bentukan kata standar dapat memilih tiga
bentuk, yakni bentukan dengan cara :
a) Afiksasi atau imbuhan;
b) Reduplikasi atau pengulangan;
c) Pemajemukan atau penggabungan kata.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi.
Perbedaan EYD dengan ejaan sebelumnya :
'tj' menjadi 'c' : tjutji cuci

'dj' menjadi 'j' : djarak jarak


'j' menjadi 'y' : sajang sayang
'nj' menjadi 'ny' : njamuk nyamuk
'sj' menjadi 'sy' : sjarat syarat
'ch' menjadi 'kh' : achir akhir
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya.
contoh : dibeli, dimakan berbeda dengan "di rumah", "di sawah"
1.a Afiksasi (imbuhan)
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan mengimbuhkan
afiks (imbuhan) pada kata dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks.
Macam-macam afiksasi (imbuhan) :
1. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata dasar atau kata
kompleks.
contoh :
Ber-

: berjalan; berlari; bermain

Ter-

: terjatuh; terpancing; terdiam

Me-

: memancing; menulis; membaca

Di-

: dibeli; dipukul; diterima

2. Sufiks (akhiran) adalah imbuhan yang digunakan di belakang kata dasar atau
dilekatkan di akhir kata dasar.
contoh :
-an

: makanan; minuman; masakan

-kan

: katakan; lemparkan; belikan

-man/-wan
3.

: seniman; karyawan; wisatawan

Infiks (sisipan) adalah kata yang diletakkan/disisipkan di tengah kata dasar.

contoh :
-em-

: gemetar

-el-

: gelembung

-er-

: gerigi

-in-

: kinerja

4. Konfiks (awalan+akhiran) adalah gabungan antara prefiks dan sufiks yang


diletakkan sekaligus di awal dan akhir kata.
contoh :
Ber-an

: berpakaian; bersalaman; berduaan

Ke-an

: kegiatan; kerukunan; kekuasaan

Per-an

: perjuangan; perguruan; persamaan

Se-nya

: seandainya; seharusnya; seutuhnya

5.

Gabungan Afiks

6.

Simulfiks

7.

Superfiks atau suprafiks

8.

Interfiks

1.b

Reduplikasi atau pengulangan

Reduplikasi atau pengulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun
sebagian. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :

1.

Kata ulang penuh, yaitu kata yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk

dasar :
a.

Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga : ibu-ibu, buku-

buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan : ujian-ujian, kunjungan-kunjungan,
persoalan-persoalan
2.

Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk

dasarnya : reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. Di antara dwipurwa


ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan
tetanaman.
3.

Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi.

Contoh : Sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk,


compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, sertamerta, dan lain-lain.
4.

Kata ulang berimbuhan : Berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-

merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, merabaraba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.


5.

Kata ulang semu : Bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil

pengulangan atau redupikasi : laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan


empek-empek. Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
a.

Jamak : Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat

buku-buku pelajaran.
b.

Intensitas kualitatif : Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual

di toko itu bagus-bagus.


c.

Intensitas kuantitatif : Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang

berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.


d.

Intensitas frekuentatif : Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini

ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.

e.

Melemahkan : Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-

maluan melihat calon mertuanya datang.


f.

Bermacam-macam : Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-

buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.


g.

Menyerupai : Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan

dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.


h.

Resiproks (saling) : Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu

berpukul-pukulan setelah cekcok mulut.


i.

Dalam keadaan : Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman

jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.


j.

Walaupun-meskipun : Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok

itu.
k.

Perihal : Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-

memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani suratmenyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
l.

Seenaknya, semaunya atau tidak serius : Saya melihat tiga orang remaja duduk-

duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca


majalah di kamar.
m.

Tindakan untuk bersenang-senang : Mereka makan-makan di restoran tadi

malam.
1.3

Pemajemukan atau penggabungan kata

Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat sekali dan
menunjuk atau menimbulkan satu pengetian baru.
Contoh :
1.

Mata sapi

arti baru

: telor ceplok (bahasa Jawa)

2.

Matahari

arti baru

: bola gas raksasa yang terbit di sebelah

timur dan tenggelam di sebelah barat.


3.

Sapu tangan

arti baru

: selembar kain untuk lap muka.

DIKSIII
Definisi dan Pengertian Diksi
Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras
(dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti apa yang diharapkan).

Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa
yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.

Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).

Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun
pembacanya.

Macam macam Diksi


1. Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya
dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang
ingin diungkapkan. Contohnya : mati (ekspresi pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi
pengungkapan yang lebih halus)
2. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda. Contoh kata antonim
adalah besar dan kecil.
3. Polisemi
Poisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang dapat bermakna
bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang terletak di sebelah atas atau
pun depan.
4. Homograf
Homograf merupakan kata kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang
berbeda.
5. Homofon
Homofon merupakan kata kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
6. Homonim
Homonim merupakan kata kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan bnyinya berbeda.
Contoh Asep (nama orang) dan asep (asap).
7. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya kata Salmon
yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.
8. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada kata sempurna yang
telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

POLA KALIMAT

Pola Kalimat
Unsur unsur kalimat di atas tersusun sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing masing dan membentuk
suatu pola kalimat. Dalam bahasa Indonesia, ada 8 pola dasar kalimat yang bisa dikembangkan menjadi
beberapa pola kalimat lainnya. Namun, kali ini kita hanya akan membahas kedelapan pola dasar ini terlebih
dahulu. Berikut ini adalah pola pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia.
1. S P
Pola ini adalah pola yang sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari subjek dan predikat. Meskipun begitu,
pola ini sudah membentuk suatu kesatuan makna.
Adik menangis
S
P
Contoh :
Dia bernyanyi
Ayah sedang tidur.
Budi berlari
2. S P O
Ibu menyiram tanaman.
S
P
O
Contoh :
Aku bertemu dengannya.
Adik memakan buah apel.
Budi menaiki sepeda.
3. S P Pel.
Aku tiba yang paling terakhir.
S P
Pel.
Contoh :
Adik makan yang enak enak.
Buaya memangsa yang lemah.
4. S P Pel. K

Saya meminum yang hangat - hangat dengan sangat cepat.


S
P
Pel.
K
Contoh :
Budi menyuruh tanpa pandang bulu di sekolah.
Harimau memangsa yang lemah di hutan.
5. S P O Pel.
Budi menyukai gadis yang berbaju merah itu.
S
P
O
Pel.
Contoh :
Harimau menerkam mangsa yang sedang melintas.
Aku menemukan sebuah dompet tanpa identitas.
Ayah menanam bunga mawar yang paling bagus.
6. S P K
Aku berlari dengan sangat cepat.
S
P
K
Contoh :
Adik menangis dengan sangat keras.
Ibu tertidur pulas di kamar tidur.
Aku pergi besok pagi.
7. S P O K
Ani bertemu Budi di Stasiun Kereta Api.
S
P
O
K
Contoh :
Kakak memberi aku hadiah di hari ulang tahunku.
Nenek mencabut giginya di rumah sakit.
Guntur itu menyambar pohon kemarin malam.
8. S P O Pel. K
Aku memberi wanita yang mengemis itu uang untuk digunakannya membeli makanan.
S
P
O
Pel.
K
Contoh :
Ibu membuat makanan yang sangat aku sukai di dapur.
Ayah membelikan aku hadiah yang aku dambakan nanti malam.
Ibu guru meminta tugas yang ia berikan kemarin untuk dikumpulkan.

Demikianlah artikel kali ini mengenai unsur - unsur pembentuk kalimat dan pola kalimat (SPOK). Semoga
artikel ini bisa bermanfaat buat Anda. Temukan juga artikel - artikel menarik dan bermanfaat lainnya di blog
ini Pr Bahasa Indonesia. Terimakasih!

Paragraf

Pengertian Paragraf dan Jenisnya Secara Lengkap


Inilah pengertian paragraf dan jenisnya. Apa itu paragraf? sering sekali kita mendengar istilah tersebut
saat sedang belajar di sekolah. Mungkin diantara kalian masih ada yang kurang memahaminya, jika begitu
mari baca penjelasannya di tulisan ini.
Paragraf adalah merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas dari pada
kalimat. Atau definisi paragraf yaitu bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah
kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai
pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, Akan tetapi kalimat yang berhubungan antara
yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan dapat disebut juga
dengan penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan yang lainnya, yang
berkaitan dan juga hanya memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.
A. Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai berikut ini

Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi
untuk jenis karangan yang biasa.

Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.

Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan kalimat
pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkan pikiran
utama yang terdapat dalam kalimat topik.

Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan kalimat
topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat
penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

Apakah itu paragraf?


B. Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini

Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan
juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.

Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan
pemahaman bagi yang mbacanya.

Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih
kecil.

Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.

C. Jenis-jenis paragraf dapat di cermati dan di baca di bawah ini

Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian ataupun suatu peristiwa,
sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari
urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu.

Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menyampaikan
informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik kepada yang membacanya
dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan si pembaca. Untuk
memahami paragraph ini si pembaca harus melakukan proses berpikir dan juga melibatkan
pengetahuan.

Paragraf Agumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, ataupun
pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta (yang benar terjadi). Tujuannya yaitu supaya si
pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah benar adanya dan terbukti.

Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan membujuk
pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Supaya tujuannya bisa
tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan menggunakan data dan juga
fakta.

D. Dan paragraf berdasarkan letak dari pikiran utamanya


Paragraf berdasarkan letak pikiran utama atau kalimat utamanya, adalah sebagai berikut:

Paragraf deduktif adalah paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di awal
paragraph. Baca juga secara lebih lengkap: pengertian paragraf deduktif.

Paragraf induktif adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di akhir paragraph. Baca
juga artikel: pengertian paragraf induktif.

Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di
awal dan akhir paragraf.

http://plb2013offb.blogspot.co.id/2014/05/karakteristik-khusus-bahasa-indonesia.html
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/05/pengertian-contoh-unsur-unsur-pembentuk-danpola-kalimat-SPOK.html
http://www.pengertianku.net/2014/12/pengertian-paragraf-dan-jenisnya-secara-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai