Aliran-Aliran Linguistik
Nama Kelompok:
Zaman Romawi
Tokoh-tokohnya : Varro dan Priscia
Tokoh-tokohnya
Zaman Pertengahan
Kaum Modistae
Peter Hellas
Petrus Hispanus
Zaman Renaisans
Tokoh-tokohnya
Aliran-aliran Roger Bacon
Reuchlin
Linguistik
N. Clenard
Strukturalis Eropa Sibawaihi
Struktural
dipelopori oleh
Ferdinand de Aliran Praha yang diprakarsai oleh Vilem Mathesius
Saussure Tokoh lainnya : Nikolai S. Trubetskoy, Roman
Jakobson, dan Morris Halle
Strukturalis
Amerika Aliran Tagmemik, tokohnya :
dipelopori oleh Kenneth L. Pike
Leonard
Bloomfield
Tokohnya:
Noam Chomsky
Transformasi
Transformasional (Tata Bahasa Transformasi)
Transformasi Tokoh-tokohnya
Generatif Postal
(Semantik Lakoff
Generatif) Mc Cowley
Kiparsky
Tata Bahasa
Relasional Tokoh-tokohnya:
David M. Perlmutter dan Paul
M. Postal
Menurut Chaer (2012:332) studi linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan,
yaitu tahap pertama yang disebut spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan
klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori. Pada tahap spekulasi,
pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada
dongeng atau rekaan belaka. Pada tahap observasi dan klasifkasi, para ahli bahasa
tahap perumusan teori, bahasa yang diselediki bukan hanya diamati dan diklasifikasi tetapi
Sebagai suatu disiplin ilmu dalam linguistik terdapat beberapa teori dan aliran-aliran
yang mewarnai sejarah perkembangan linguistik. Teori dan aliran-aliran tersebut tidak berdiri
sendiri dalam arti pemunculan suatu teori karena teori sebelumnya. Teori yang baru adalah
lanjutan dari teori sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa aliran-aliran linguitik.
1. Aliran Tradisional
Aliran tradisional (teori tradisional) atau yang sering disebut tata bahasa tradisional
bermula sejak zaman Yunani di mana para linguis pada zaman tersebut mempertentangkan
antara fisis dan nomos, antara analogi dan anomali. Fisis memandang bahasa itu bersifat
alami, sedangkan nomos memandang bahasa bersifat konvensi. Pertentangan analogi dan
anomali menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur (Chaer,
2013:334).
Plato membagi jenis kata dalam bahasa Yunani Kuno menjadi dua golongan yaitu
onoma dan rhema. Onoma merupakan jenis kata yang menjadi pangkal pernyataan atau
disejajarkan dengan kata sifat atau kata kerja. Pernyataan yang dibentuk onoma dan rhema
dikenal dengan istilah proposisi. Penggolongan kata tersebut kemudian disusul dengan
kemunculan tata bahasa Latin karya Dyonisisus Thrax dalam bukunya ”Techne Gramaticale”
(130 M).
Dengan demikian pelopor aliran tradisional adalah Plato dan Aristoteles. Tokoh-tokoh
yang menganut aliran ini antara lain; Dyonisisus Thrax, Zandvoort, C.A. Mees, van
Ophuysen, RO Winstedt, Raja Ali Haji, St. Moh. Zain, St. Takdir Alisyahbana, Madong
dan semantik. Menurut Pateda (2011:111) menjelaskan bahwa teori tradisional didasarkan
terutama pada analisis makna. Hal ini jelas dari definisi, misalnya, kata benda ialah nama
orang, benda, dan yang dibendakan. Kata kerja ialah kata yang menunjukkan kegiatan. Selain
analisisnya berdasarkan makna, tata bahasa tradisional tidak memperhatikan hierarki dalam
bahasa sehingga batas antara satuan-satuan gramatik yang satu dengan yang lain tidak jelas.
Menurut Chaer (2012:345) aliran tradisional tidak mengenal adanya perbedaan antara
bahasa ujaran dengan bahasa tulisan, bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan
dengan mengambil patokan-patokan dari bahasa lain terutama bahasa Latin, kaidah-kaidah
bahasa dibuat secara prespektif yakni benar atau salah, persoalan kebahasaan seringkali
Dari penjelasan di atas, maka aliran tradisional memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Teori ini mencampuradukkan pengertian bahasa dan tulisan sehingga secara otomatis
Hal ini karena pengaruh berpikir secara deduktif yaitu semua istilah didefinisikan baru
Bahasa yang mereka pakai adalah tata bahasa yang cenderung menghakimi benar-salah
pemakaian bahasa, tata bahasa ini disebut juga tata bahasa normatif.
f) Level-level gramatikal belum rapi, tataran yang dipakai hanya pada level huruf, kata, dan
Aliran ini merupakan aliran tertua namun karena ketaatannya pada kaidah
2. Aliran Struktural
Aliran struktural muncul pada awal abad ke XX atau tepatnya tahun 1916. Tahun
tersebut menjadi tahun monumental lahirnya aliran struktural, sebab pada tahun itu terbit
sebuah buku berjudul ”Course de Linguistique Generale” karya Saussure yang berisi pokok-
pokok teori struktural yang juga sebagai pokok- pokok pikiran linguistik modern.
sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Dalam bukunya yang berjudul ”Course de Linguistique
Pertama, sinkronik dan diakronik yaitu, suatu bidang ilmu yang tidak hanya dapat
Kedua, langue dan parole . Langue adalah penelitian bahasa yang mengandung kaidah-kaidah
dan telah menjadi konvensi. Sementara parole adalah penelitian terhadap ujaran yang
dihasilkan secara individual. Ketiga, signifiant dan signifié. Saussure menampilkan tiga
istilah dalam teori ini, yaitu tanda bahasa (sign), penanda (signifier), dan petanda (signified).
Menurutnya, setiap tanda bahasa mempunyai dua sisi yang tak terpisahkan, karena masing-
adalah hubungan antara unsur yang hadir dan yang tidak hadir, dan dapat saling
Saussure lebih menekankan pada aspek linguistik yang berupa bahasa, sistem tanda, simbol,
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu,
Dalam bidang fonologi aliran praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan
tegas akan fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan
terjadi akibat hubugan morfem dengan morfem. Misalnya, pada kata “jawab” dengan
fungsional. Kalimat dapat dilihat dari struktur formal dan struktur informasinya, struktur
informasi menyangkut unsur tema dan rema. Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan
Aliran Glosematik lahir di Denmark. Tokohnya antara lain, Louis Hjemslev (1899-
1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Analisis bahasa dimulai dari wacana;
paradigmatis dalam rangka forma (hubungan gramatikal intern), substansi (kategori ekstern
dari objek material), ungkapan (medium verbal atau grafis), dan isi (makna). Hjemslev
menganggap bahasa mengandung segi ekspresi (Signifiant) dan segi isi (signifie). Masing-
masing segi mengandung forma dan substansi, sehingga diperoleh forma ekspresi, substansi
Aliran Firthian di pelopori oleh John R. Firth (London, 1890-1960). Dikenal dengan
teori fonologi prosodi, yaitu cara menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam
pokok prosodi, yaitu; (1) prosodi yang menyangkut gabungan fonem: struktur kata, struktur
suku kata, gabungan konsonan, dan gabungan vokal; (2) prosodi yang terbentuk oleh sendi
atau jeda; (3) prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada
fonem-fonem suprasegmental.
linguistics (SL) adalah; Pertama, SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan
sebenarnya, sedangkan langue adalah jajaran pikiran yang dapat dipilih oleh seorang penutur
bahasa. Ketiga, SL lebih mengutamakan pemerian cirri-ciri bahasa tertentu beserta variasi-
variasinya, tidak atau kurang tertarik pada semestaan bahasa. Keempat, SL mengenal adanya
langsung
situasi luas
yang berjudul Language. Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini,
antara lain; (1) Mereka memerikan bahasa indian dengan cara sinkronik. (2) Bloomfield
kenyataanyang diamati. (3) Hubungan baik antar linguis. Sehingga menerbitkan majalah
Language, sebagai wadah melaporkan hasil karya mereka. Aliran ini sering juga disebut
aliran taksonomi, karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur bahasa
Dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri pada fakta-
fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat
fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas
dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan
bagi penelitian linguistik di masa setelah itu. Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi
Aliran Tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, seorang tokoh dari Summer
juga bersifat strukturalis, tetaoi juga antropologis. Yang dimaksud dengan tagmem adalah
korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat
saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut. Misalnya, dalam kalimat pena itu berada di
atas meja; bentuk pena itu mengisi fungsi subjek, dan tagmem subjeknya dinyatakan dengan
2011:114)
Struktural Eropa
(c) Kata adalah fonis ang kesatuan semantic dan sintagmatisna menjadi pusat perhatian
(d) Oleh karena aspek semantis turut menentukan, maka di negeri Belanda misalnya, ada
Struktural Amerika
(a) Jungtur sebagai fonem penuh yang pararel dengan fonem segmental
(e) Meneliti dan mengadakan klasifikasi menurut satuan yang lebih kecil berupa fonem dan
morfem
sebagai berikut:
b) Bahasa berupa ujaran. Ciri ini menunjukkan bahwa hanya ujaran saja yang termasuk
dalam bahasa. Dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung
c) Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan
konvensional. Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan paduan
dua unsur yaitu signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada dibalik
tanda yang berupa konsep dibalik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan
signifiant adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.
diterapkan metode drill and practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan
f) Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi. Level gramatikal mulai ditegakkan dari
level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran
gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran di atas kalimat
k) Unsur langsung adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut.
3. Aliran Transformasional
kekuranganna. Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa teori dan aliran-aliran yang
hadir tidak berdiri sendiri dalam arti pemunculan suatu teori karena teori sebelumnya. Teori
yang baru adalah lanjutan dari teori sebelumnya. Berikut akan dijelaskan teori-teori yang ada
Dapat dikatakan tata bahasa transformasi lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky
yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957. Menurut Chomsky salah satu tujuan dari
penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Tata bahasa harus
memenuhi dua syarat; pertama, kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat
diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
Kedua, tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah
yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus
Aliran ini dipelopori oleh Lakoff, Postal, Mc Cawly, dan Kiprasky. Mereka
memisahkan diri dari Chomsky karena ketidakpuasan terhadap teori guru mereka, bahwa
semantik mempunyai eksistensi yang laindari sintaksis, dan bahwa struktur batin tidak sama
dengan struktur semantis. Menurut teori generative semantik, struktur semantik dan struktur
sintaksis bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya
Tata bahasa kasus pertama kali diperkenalkan oleh Charles J. Fillmore dalam
karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968 yang dimuat dalam buku Bach, E. dan
R. Harms Universal in Lingustic Theory, terbitan Holt Rinehart and Winston. Dalam
karangannya yang terbit tahun 1968 itu Filmore membagi kalimat atas (1) modalitas, yang
bias berupa unsure negasi, kala, aspek, adverbial; dan (2) proposisi, yang terdiri dari sebuah
Tata bahasa relasional muncul pada tahun 1970-an sebagai tantangan langsung
terhadap beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang dicanangkan oleh
aliran tata bahasa transformasi. Tokoh-tokoh aliran ini adalah David M. Perlmutter dan Paul
M. Postal. Menurut teori tata bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan
relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam maujud (entity), yaitu;
(a) Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu struktur,
(b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi gramatikal
yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya dengan elemen lain.
(c) Seperangkat “coordinates” yang dipakai untuk menunjukkan pada tataran yang manakah
elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap elemen yang lain.
(Chaer, 2012:373)
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul. Linguistik Umum Edisi Revisi. 2012. Jakarta: Rineka Cipta.