Anda di halaman 1dari 20

PELANGGARAN MAKSIM KERJASAMA DALAM WACANA DEBAT

FORUM KASKUS DENGAN TOPIK WHICH IS BETTER CR7 (CRISTIANO


RONALDO) VS LA PULGA (LIONEL MESSI)
BLASIUS M.A RESA
barnoresa@gmail.com
Abstrak
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia yang menampakkan wujudnya sebagai tingkah laku personal dan
antar personal. Agar sebuah pesan atau informasi dapat diterima oleh lawan bicara
dan tidak menimbulkan pemahaman berbeda, maka diperlukan kemampuan dan
kecakapan dalam bertutur. Untuk itu agar sebuah percakapan atau pembicaraan dapat
berlangsung dengan baik, maka diperlukan sebuah kerjasama antara penutur dan
petutur. Menurut Grice (Wijana, 1996:46), maksim atau kajian teori kerja sama
adalah seperangkat asumsi-asumsi yang melengkapi dan mengatur percakapan
sebagai suatu tindakan bahasa. Asumsi-asumsi tersebut juga disebut dengan empat
aturan/maksim kerja sama dalam suatu percakapan yaitu, 1) maksim kuantitas, 2)
maksim kualitas, 3) maksim hubungan, dan 4) maksim cara. Dalam penelitian ini,
penulis mencoba untuk mendeskripsikan penggunaan dan pelanggaran terhadap
maksim-maksim tersebut dalam sebuah wacana debat Forum Kaskus dengan topik
Pelanggaran Maksim Kerjasama dalam Wacana Diskusi Forum Kaskus dengan
Topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) Vs La Pulga (Lionel Messi). Hasil
dari penelitian tersebut adalah penulis menemukan adanya ditemukan penggunaan
dan pelanggaran terhadap prinsip kerjasama, yakni maksim kuantitas, maksim
kualitas, maksim relevansi dan maksim cara.
Kata kunci: Kerjasama, kuantitas, kualitas, hubungan, cara.
1

PELANGGARAN MAKSIM KERJASAMA DALAM WACANA DEBAT


FORUM KASKUS DENGAN TOPIK WHICH IS BETTER CR7 (CRISTIANO
RONALDO) VS LA PULGA (LIONEL MESSI)

A. Pendahuluan
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia yang menampakkan wujudnya sebagai tingkah laku personal dan
antar personal. Sebagai tingkah laku personal, bahasa tampak pada penampilan
seseorang. Misalnya, latarbelakang seseorang, pendidikan, pekerjaan, status sosial
dan lain-lain. Sebagai tingkah laku antarpersonal, bahasa dapat dilihat melalui
komunikasi pada situasi tertentu. Misalnya, ketika penutur menyampaikan pada
pentutur dan petutur menjawab pertanyaan tersebut. Sebagai tingkah laku
antarpersonal bahasa digunakan untuk berkomunikasi atau menyampaikan pesan
kepada orang lain. Untuk itu, agar sebuah pesan atau informasi dapat diterima oleh
lawan bicara dan tidak menimbulkan pemahaman berbeda, maka diperlukan
kemampuan dan kecakapan dalam bertutur (Pateda, 1990:23)
Dalam bertutur, pembicara (penutur) harus memperhatikan maksud suatu ucapan
yang disampaikan oleh lawan bicaranya sesuai dengan konteks pembicaraannya.
Sedangkan pendengar (petutur) hendaknya bisa memahami makna pembicaraan, baik
makna yang tersurat maupun tersirat (implisit) yang diucapkan pembicara. Untuk itu
agar sebuah percakapan atau pembicaraan dapat berlangsung dengan baik, maka
diperlukan sebuah kerjasama antara penutur dan petutur. Menurut Grice (Wijana,
1996:46), maksim atau kajian teori kerja sama adalah seperangkat asumsi-asumsi
yang melengkapi dan mengatur percakapan sebagai suatu tindakan bahasa. Asumsiasumsi tersebut, akan menjadi indikasi tindakan seseorang dalam percakapan bisa
dikatakan berhasil atau tidak. Ada empat aturan/maksim kerja sama dalam suatu
percakapan yaitu, 1) maksim kuantitas, 2) maksim kualitas, 3) maksim hubungan, dan
4) maksim cara. Di samping maksim-maksim kerja sama tersebut, ada maksim lain
yang harus juga diperhatikan, maksim tersebut adalah maksim-maksim kesantunan.
2

Menurut Leech (1993:27) ia membagi kesantunan kedalam beberapa maksim yaitu,


1) maksim kebijaksanaan, 2) maksim kebijaksanaan, 3) makasim hubungan, 4)
maksim kesederhanaan, 5) maksim kesepakatan, dan 6) maksim kesimpatian.
Diskusi adalah salah satu model komunikasi yang biasa dilakukan oleh manusia.
Dalam diskusi biasanya terjadi perbedaan pendapat yang disebabkan oleh
pemahaman yang berbeda dan pola pikir atau sudut pandang yang digunakan oleh
penutur. Sebuah diskusi dinyatakan berhasil apabila mencapai sebuah kesepakatan.
Oleh karena itu, sebuah kerjasama dalam proses bertutur mutlak diperlukan. Namun,
dalam kenyataan, sebuah diskusi dapat terjadi perbedaan pendapat, perbedaan ini
menjadi wajar apabila penutur dan petutur masih saling memberikan kontribusi yang
baik dalam pertuturan. Dalam setiap perbedaan dalam pertuturan khususnya dalam
sebuah diskusi, pelanggaran-pelangaran acap kali terjadi yang mengakibatkan sebuah
proses diskusi menjadi tidak berhasil.
Kaskus adalah sebuah forum diskusi online terbesar di Indonesia saat ini. Dalam
forum ini setiap hari, selalu saja ada topik baru yang dibahas. Karena sifatnya yang
terbuka inilah yang membuat forum ini menjadi retan tidak berhasil dalam mencapai
kesepakatan. Hal inilah yang mengindikasikan, bahwa mungkin saja terdapat
pelanggaran-pelanggaran dalam proses berdiskusi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji
Pelanggaran Maksim Kerjasama dalam Wacana Diskusi Forum Kaskus dengan
Topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi)
B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Pragmatik sebagai cabang Linguistik, tidak hanya sekadar menjelaskan, tentang
struktur bahasa yang digunakan, tetapi juga bagaimana bahasa tersebut digunakan
oleh penutur. Menurut David R. Dan Downty (1981) dalam Rahardi (2003:13)
mengatakan bahwa pragmatik adalah telaah terhadap tuturan langsung dan tidak
langsung, preposisi, implikatur, entailment, dan percakapan atau kegiatan
konvensional antara penutur dan mitra tutur. Implikatur adalah salah satu aspek
kajian pragmatik yang memiliki fokus perhatian pada maksud suatu ucapan sesuai
dengan koteksnya, atau dengan kata lain dipakai untuk menerangkan makna implisit
3

dibalik apa yang diucapkan dan dituliskan. Implikatur percakapan didasari oleh teori
implikatur Grice. Menurut Grice (1967), ada seperangkat asumsi yang melingkupi
dan mengatur kegiatan percakapan sebagai suatu tindakan bahasa, yang memandu
tindakan orang dalam mencapai hasil yang baik dalam sebuah percakapan. Asumsiasumsi tersebut, oleh Grice disebut aturan percakapan (maxim of conversation) yang
terdiri dari 1) maksim kuantitas, 2) maksim kualitas, 3) maksim hubungan, dan 4)
maksim cara.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, ruang lingkup dan batasan masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagamanakah penggunaan maksim kerjasama dalam Wacana Forum Kaskus
dengan Topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Messi)
2. Bagaimanakah pelanggaran maksim kerjasama dalam

Wacana

Forum

Kaskus dengan Topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga


(Lionel Messi)
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemaparan penerapan
prinsip/maksim kerjasama dalam Wacana Forum Kaskus dengan Topik Which Is
Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi).
Secara khusus, penelitian ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan penggunaan maksim kerjasama dalam Wacana Forum Kaskus
dengan Topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Messi)
2. Mendeskripsikan pelanggaran maksim kerjasama dalam Wacana Forum Kaskus
dengan Topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Messi)
E. Data dan Sumber Data Penelitian
Data penelitian ini berupa sebuah wacana yang diambil dari sebuah forum diskusi
online, yaitu forum Kaskus. Sumber datanya adalah tuturan antar anggota dalam

web forum Kaskus dengan topik diskusi (thread) Which Is Better Cr7 (Cristiano
Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi) yang dipostingkan pada tanggal 22 November
2014, pukul 23:52 dan berakhir pada tanggal 26 November 2014, pukul 18:57.
Wacana yang dipilih adalah wacana berupa klausa, kalimat dan paragraf dari masingmasing personal dalam forum diskusi Kaskus tersebut.
F. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengutip dari
catatan-catatan

yang

berhubungan

objek

penelitian.

Suharsami

Arikunto

(2002:206)mengatakaan bahwa, metode dokumentasi adalah mencari data berupa


catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda
dan sebagainya. Hadari Nawawi (2005:133) mengatakan bahwa studi dokumentasi
adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsiparsip termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan
masalah penyelidikan.133)
Teknik catat dilakukan dengan mengambil wacana forum kaskus dengan topik
Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi) yang
diindikasikan ada pelanggaran terhadap prinsip percakapan, maksud tuturan yang
melanggar prinsip kesopanan.
Tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data antara lain: (1) menentukan
wacana yang akan dianalisis, yakni wacana pada forum Kaskus dengan topik diskusi
Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi), (2)membaca
teks wacana forum kaskus dengan topik forum Which Is Better Cr7 (Cristiano
Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi), (3) memilah-milah data yang sesuai dengan
kriteria penelitian, yaitu data berupa tuturan yang terindikasi melanggar maksim
kooperatif, (4) menganalisis data sesuai dengan klasifikasi data yang berhubungan
dengan pelanggaran terhadap maksim kooperatif.
G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data terdiri dari beberapa tahap yaitu penafsiran data, penyajian
data, dan penyimpulan hasil penelitian. dalam tahap penafsiran data, data disortir
untuk memudahkan analisis mengingat sumber data cukup banyak, tidak tertutup
kemungkinan data yang sama muncul berulang kali dalam konteks yang sama pula.
Dengan demikian, penyortiran dilakukan untuk menghindari supaya data yang sama
tidak dianalisis dua kali (Sudaryanto, 1993:145)
Tahap penyajian data merupakan pemaparan hasil penelitian yang telah melalui
serangkaian uji teori sehingga menghasilkan data matang yang siap untuk
disimpulkan. Penyajian data difokuskan pada mendeskripsikan bentuk pelanggaran
prinsip/maksim kooperatif yang terdapat pada wacana Forum Kaskus dengan topik
Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi)
H. Kajian Teori
1. Maksim kerja sama
Bertutur adalah kegiatan yang berdimensi sosial, seperti lazimnya
kegiatan-kegiatan sosial yang lain. Kegiatan bertutur melibatkan manusia
yang satu dengan manusia yang lain, yang dalam istilah kebahasaaan dikenal
dengan sebutan penutur dan petutur. Kegiatan bertutur akan berlangsung
dengan baik, apabila para peserta tuturnya terlibat dalam proses bertutur.
Apabila salah satu elemen dalam proses bertutur tidak aktif, maka dipastikan
komunikasi tersebut tidak akan berlangsung dengan baik. Hubungan antara
petutur dan penutur tersebut dinamakan dengan hubungan kerjasama.
Prinsip kerja sama berbunyi:
Make your conversational contribution such as is required, at
the stage which it occurs, by the accepted purpose or direction
of the talk exchange in which you are engaged (Jaszczolt,
2001).
Maksudnya adalah :
Buatlah sumbangan

percakapan

Anda

seperti

yang

diinginkan pada saat berbicara, berdasarkan tujuan yang


disepakati atau arah percakapan yang sedang anda ikuti.

Menurut Grice (1967) dalam Asher (1994:754), ada seperangkat asumsi


yang melingkupi dan mengatur kegiatan percakapan sebagai satu tindakan
kebahasaan. Oleh Grice, asumsi-asumsi ini oleh Grice disebut aturan
percakapan (maxim of Conversation atau Cooperative Principles), yaitu: 1)
maksim kuantitas, 2) maksim kualitas, 3) maksim hubungan, dan 4) maksim
cara.
a. Maksim Kuantitas
Quantity :

Make your contribution as is requiered (for the current


purpose of the exchange).Do not make your contribution
more informative than is required.

Di dalam maksim kuantitas seorang penutur diharapkan dapat


memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif
mungkin. Informasi yang diberikan tidak boleh melebihi informasi yang
sebenarnya dibutuhkan oleh mitra tutur. Tuturan yang tidak mengandung
informasi yang sungguh-sungguh diperlukan mitra tutur dapat dikatakan
melanggar maksim kuantitas.
b. Maksim Kualitas
Quality :

Do not say what you believe to be fals, Do not say that for
which you lack adequate evidence.

Dengan maksim kualitas, seorang penutur diharapkan dapat


menyampaikan sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta sebenarnya di
dalam bertutur. Fakta ini harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti
yang jelas. Apabila dalam bertutur, penutur menyampaikan sesuat yang
mengada-ada atau tidakmemiliki fakta yang jelas, maka penutur dapat
dikatakan sedang melanggar maksim kualitas.
c. Maksim Hubungan
Relation : Be relevant.
Maksim relefansi/hubungan mengharuskan

setiap

peserta

percakapan memberikan kontribusi dengan masalah yang dibicarakan.


Bertutur dengan tidak memberikan kontribusi yang demikian, dianggap

tidak mematuhi maksim hubungan. Dalam pelaksanaanya, relevansi


kontribusi peserta tidak selalu terletak pada makna ujarannya, namun
juga pada apa yang diiimplikasikan dalam ujaran tersebut.
d. Maksim Cara
Maksim ini mengharuskan peserta pertuturan, bertutur secara langsung,
tidak kabur, tidak taksa, dan tidak dilebih-lebihkan, serta runtut.
Untuk lebih memahami Grice (1975: 47-48) membuat analogi bagi
kategori-kategori maksim percakapannya sebagai berikut:
a. Maksim kuantitas.Jika anda membantu saya memperbaiki mobil, saya
mengharapkan kontribusi anda tidak lebih atau tidak kurang dari apa
yang saya butuhkan. Misalnya, jika pada tahap tertentu saya
membutuhkan empat obeng, saya mengharapkan anda mengambilkan
empat bukannya dua atau enam.
b. Maksim kualitas.Saya mengharapkan kontribusi anda sungguh-sungguh,
bukan sebaliknya. Jika saya membutuhkan gula sebagai bahan adonan
kue, saya tidak mengharapkan anda memberi saya garam. Jika saya
membutuhkan sendok, saya tidak mengharapkan anda mengambilkan
sendok-sendokan atau sendok karet.
c. Maksim relevansi.Saya mengharapkan kontribusi teman kerja saya sesuai
dengan apa yang saya butuhkan pada setiap tahapan transaksi. Jika saya
mencampur bahan-bahan adonan kue, saya tidak mengharapkan
diberikan buku yang bagus, atau bahkan kain oven meskipun benda yang
terakhir ini saya butuhkan pada tahapan berikutnya.
d. Maksim pelaksanaan. Saya mengharapkan teman kerja saya memahami
kontribusi yang harus dilakukannya dan melaksanakannya secara
rasional.
2. Implikatur Percakapan
Implikatur percakapan sebagai salah satu aspek kajian pragmatik yang
memiliki fokus perhatian, mempelajari maksud suatu ucapan sesuai dengan

konteksnya. Implikatur percakapan dipakai untuk menerangkan makna


implisit dibalik apa yang diucapkan/dituliskan.
Implikatur merupakan salah satu bagian dalam pragmatik. Berkaitan
dengan pengertian, berikut pengertian tentang implikatur yang dikemukakan
oleh ahli-ahli bahasa. Menurut Brown dan Yule (1983 : 31) istilah implikatur
dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau
dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya
dikatakan oleh penutur. Pendapat itu bertumpu pada suatu makna yang
berbeda dengan makna tuturan secara harfiah.
Senada dengan pendapat itu, Grice, H.P., menunjukkan bahwa sebuah
implikatur merupakan sebuah proposisi yang diimplikasikan melalui ujaran
dari sebuah kalimat dalam suatu konteks, sekalipun proposisi itu sendiri
bukan suatu bagian dari hal yang dinyatakan sebelumnya.
HampIr sama dengan pendapat Brown dan Yule, tetapi Grice mencoba
mengaitkan suatu konteks yang melingkupi suatu tuturan yang turut memberi
makna, dimana implikatur percakapan sebagai salah satu aspek kajian
pragmatik yang perhatian utamanya adalah mempelajari maksud suatu
ucapan sesuai dengan konteksnya. Implikatur cakapan dipakai untuk
menerangkan makna implisit dibalik apa yang diucapkan atau dituliskan
sebagai sesuatu yang dimplikasikan.
Menurut Grice (1967) ada seperangkat asumsi yang melingkupi dan
mengatur kegiatan percakapan sebagai satu tindakan berbahasa yang
memandu tindakan orang dalam percakapan untuk mencapai hasil baik. Pada
dasarnya , konsep imlikatur yang dikemukakan oleg Grice berkaitan dengan
prinsip-prinsip umum dalam wacana. Prisnip umum tersebut adalah adanya
kerjasama antara penutur dan petutur yang mengharapkan sumbangan
terhadap percakapan dalam jumlah yang diperlukan, dan pada tingkat yang
sesuai dengan tujuan yang dapat diterima atau disepakati bersama dalam
percakapan.
3. Wacana
9

Linguistik memiliki tataran bahasa yang lebih luas yang disebut wacana.
Istilah wacana merupakan istilah yang muncul sekitar tahun 1970-an di
Indonesia. Istilah wacana diterjemahkan dari istilah bahasa Inggris discourse.
Wacana memuat rentetan kalimat yang berhubungan antara satu preposisi
dengan preposisi lain, yang membentuk satu kesatuan informasi.
Menurut Kridalaksana (1984), wacana merupakan satuan bahasa yang
paling besar. Dalam hierarki ketatabahasaan wacana itu merupakan satuan
bahasa

yang

paling

tinggi.

Sedangkan

menurut

Samsuri

(1987)

mendefenisikan bahwa wacana adalah rekaman kebahasaan yang utuh


tentang peristiwa komunikasi. Keutuhan wacana ditentukan oleh selesai
tidaknya wacana tersebut. Sedangkan menurut Hawtorn (1992), wacana
adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai suatu pertukaran
diantara pembicara dan pendengar sebagai satu aktivitas personal di mana
bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
Dari beberapa pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan utuh.
4. Forum Kaskus
Kaskus adalah situs forum komunitas diskusi maya terbesar di Indonesia
yang penggunanya disebut dengan Kaskuser. Kaskus diperkenalkan pada
tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yaitu Andrew
Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan, yang sedang melanjutkan
studi di Seattle, Amerika Serikat. Kaskus memiliki lebih dari 6 juta pengguna
terdaftar. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga
orang dewasa yang berdomisili di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Menurut Alexa.com, pada bulan Juli 2014 rating Kaskus berada di peringkat
285 dunia dan menduduki peringkat 7 situs yang paling banyak dikunjungi di
Indonesia.
I. Temuan dan Pembahasan
Dalam temuan dan pebahasan penulis akan mengkaji dua topik, yang
pertama, penulis akan mendeskripsikan temuan yang merujuk pada bentuk-

10

bentuk penggunaan dan pelanggaran terhadap prinsip Kooperatif. Untuk


menyamakan presepsi, maka sebelum penulis memaparkan hasil temuan, akan
penulis jelaskan lebih dahulu tentang teks dan koteks pada data ini.
Teks, adalah bahasa yang sedang menjalankan fungsi komunikasi, bisa
berupa informasi, pemberitahuan, yang sifatnya mengendalikan pertuturan.
Dalam data pada wacana Diskusi Forum Kaskus ini dapat dilihat bahwa, kegiatan
pertuturan terjadi satu arah saja, dimana petututur (T) atau kaskuser hanya
memberikan respon pada teks yang disampaikan oleh penutur (N). Jadi teks
dalam Forum diskusi ini adalah tuturan yang di sampaikan oleh N, yaitu: ane
mau perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2 siapa yang lebih baik
versi kaskus.
Sedangkan Koteks pada wacana ini terdapat pada tuturan-tuturan yang yang
dituturkan oleh petutur (T), dalam hal ini petutur yang dimaksud adalah para
kaskuser yang memberikan tanggapan terhadap teks yang disampaikan oleh
penutur (N)
Bentuk-bentuk Penggunaan dan Pelanggaran terhadap Prinsip Kooperatif
dalam wacana Forum Kaskus dengan thread topik Which Is Better Cr7
(Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi) adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan dan Pelanggaran Maksim Kuantitas
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa maksim kuantitas menuntut
sebuah tindakan dalam pertuturan yang memberikan informasi yang
proporsional, atau sebuah tindakan yang memberikan informasi sesuai
dengan yang diminta oleh mitra tutur, tidak lebih ataupun kurang. Dalam data
yang diteliti ditemukan juga gejala penggunaan ataupun pelanggaran
terhadap maksim ini:
a. Data 1
Topik : Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Messi)
22-11-2014
23:52
(N=Penutur)

Keterangan

= Oke ,, sebelumnya siapa yang ngak kenal 2


11

thread

Starter(TS)/ pemain paling ternama di jaman sepak bola

Sellergallak

modern ini ,, yapp bener banget siapa yang ngak

22 -11-1014

kenal Lionel Andrs Messi (Lionel Messi) dan

23:52

juga Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


(Cristiano Ronaldo) di thread ini ane mau
perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2

T5 (mitra tutur 5)
Fallenia

siapa yang lebih baik versi kaskus


klo ane pilih messi gan

Menggunakan
maksim

24 -11-1014

kuantitas

13:39
Konteks : penutur (N) meminta kepada lawan tuturnya, kaskuser (T)
untuk memberikan pendapat tentang siapa yang lebih baik
antara dua orang bintang sepak bola yakni Christiano Ronaldo
dan Leonel Messi dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh
kedua bintang lapangan hijau tersebut.
Dari data di atas, dapat kita temukan sebuah gejala penggunaan
maksim kuantitas, dimana T (T5) memberikan kontribusi yang apa
adanya dan tidak berlebih-lebihan seperti yang diinginkan oleh N..
Kontribusi T5 dalam pertuturan di atas dianggap apa adanya, tidak
berlebih-lebihan dan memberikan informasi sesuai yang diinginkan oleh
penutur (N).
b. Data 2
Topik : Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Messi)
22-11-2014
23:52
(N=Penutur)
thread

Keterangan

= Oke ,, sebelumnya siapa yang ngak kenal 2

Starter(TS)/ pemain paling ternama di jaman sepak bola

Sellergallak

modern ini ,, yapp bener banget siapa yang ngak

12

22 -11-1014

kenal Lionel Andrs Messi (Lionel Messi) dan

23:52

juga Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


(Cristiano Ronaldo) di thread ini ane mau
perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2

T7 (petutur 7)
Maulanafaris
24 -11-1014

siapa yang lebih baik versi kaskus


Gimana selera gan

Melanggar

kalo ane lebih milih CR7 gan soalnya di luar

maksim

lapangan dia terkenal humanis & dermawan

kuantitas

13:55
Konteks : penutur (N) meminta kepada lawan tuturnya, kaskuser (T)
untuk memberikan pendapat tentang siapa yang lebih baik
antara dua orang bintang sepak bola yakni Christiano Ronaldo
dan Leonel Messi dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh
kedua bintang lapangan hijau tersebut.
Dari data 2, ditemukan kenyataan yang berbeda dengan data 1, dimana
T (T7) memberikan informasi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh penutur (N). dalam tuturan T yang mengatakan
bahwa Gimana selera gan, kalo ane lebih milih CR7 gan soalnya di
luar lapangan dia terkenal humanis & dermawan dianggap telah
memberikan informasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh N dengan
menambahkan pernyataan soalnya di luar lapangan dia terkenal
humanis & dermawan. Kalimat tersebut akan dikatakan mengikuti
maksim kuantitas apabila hanya berbunyi Gimana selera gan, kalo ane
lebih milih CR7 gan, yang merupakan jawaban apa adanya seperti yang
diinginkan oleh N.
2. Penggunaan dan Pelanggaran Maksim Kualitas
Apabila petutur dalam tuturan memberikan informasi yang mengada-ada
dan tidak berdasarkan fakta yang jelas, maka ia akan dikatakan telah
melanggar maksim kualitas. Maksim kualitas menginginkan petuturnya

13

memberikan informasi yang diyakini kebenarannya, dan memiliki rujukan


yang jelas. Dalam wacana diskusi dalam forum Kaskus dengan topik Which
Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi) ditemukan
indikasi penggunaan dan pelanggaran maksim tersebut, hal ini bisa dilihat
dari data berikut ini:
a. Data 3
Topik : Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Keterangan

Messi)
22-11-2014
23:52
(N=Penutur)
thread

= Oke ,, sebelumnya siapa yang ngak kenal 2

Starter(TS)/ pemain paling ternama di jaman sepak bola

Sellergallak

modern ini ,, yapp bener banget siapa yang ngak

22 -11-1014

kenal Lionel Andrs Messi (Lionel Messi) dan

23:52

juga Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


(Cristiano Ronaldo) di thread ini ane mau
perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2

T11 (Petutur 11)

siapa yang lebih baik versi kaskus


kalo individu ane pilih messi gan,,

Varial

24 -11-1014

messilah yang terbaik

baloon

d'ourudah

menunjukkan

Menggunakan
bahwa maksim
kualitas

13:55
Konteks : penutur (N) meminta kepada lawan tuturnya, kaskuser (T)
untuk memberikan pendapat tentang siapa yang lebih baik
antara dua orang bintang sepak bola yakni Christiano Ronaldo
dan Leonel Messi dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh
kedua bintang lapangan hijau tersebut.
Pada data 3, penutur (T11) dapat dikatakan telah memberikan
informasi sesuai dengan yang diinginkan oleh N. N meminta kepada
mitra tuturnya untuk memberikan penilaian kepada T (kaskuser) tentang

14

siapa yang lebih baik antara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, dan T11
memberikan informasi bahwa munurut pendapatnya Lionel Messilah
yang terbaik, dan pendapatnya ini didasarkan pada fakta bahwa Lionel
Messi telah mendapat penghargaan Balon deOr sebanyak empat kali.
Penggunaan fakta inilah yang membuat penutur (T11) telah mengikuti
atau menggunakan maksim kualitas)
b. Data 4
Topik : Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Keterangan

Messi)
22-11-2014
23:52
(N=Penutur)
thread

= Oke ,, sebelumnya siapa yang ngak kenal 2

Starter(TS)/ pemain paling ternama di jaman sepak bola

Sellergallak

modern ini ,, yapp bener banget siapa yang ngak

22 -11-1014

kenal Lionel Andrs Messi (Lionel Messi) dan

23:52

juga Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


(Cristiano Ronaldo) di thread ini ane mau
perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2

Petutur 14 (T14)

siapa yang lebih baik versi kaskus


cr7 lah gan...

Jambanerssssss
24 -11-1014
13:55

Melanggar
maksim

ane ga suka messi,dia itu autis, susah bergaul

kualitas

kl diluar lapangan
Konteks : Penutur (N) meminta kepada lawan tuturnya, kaskuser (T)
untuk memberikan pendapat tentang siapa yang lebih baik
antara dua orang bintang sepak bola yakni Christiano Ronaldo
dan Leonel Messi dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh
kedua bintang lapangan hijau tersebut.

15

Berbeda halnya dengan data 3, pada data 4 ditemukan bahwa terjadi


pelanggaran maksim kualitas, pernyataan T14 sangat subjektif dan tidak
didasari oleh fakta dan bukti yang kuat tentang keautisan Messi, serta
kemampuan Messi bergaul di luar lapangan. Hal inilah yang yang
membuat pernyataan T14, telah melanggar maksim kualitas.
3. Penggunaan dan Pelanggaran Maksim Relevansi
Maksim relefansi/ hubungan mengharuskan setiap peserta percakapan
memberikan kontribusi dengan masalah yang dibicarakan. Bertutur dengan
tidak memberikan kontribusi yang demikian, dianggap tidak mematuhi
maksim hubungan. Dalam pelaksanaanya, relevansi kontribusi peserta tidak
selalu terletak pada makna ujarannya, namun juga pada apa yang
diiimplikasikan dalam ujaran tersebut. Gejala tersebut pun dijumpai dalam
forum Kaskus yang mengangkat topik Which Is Better Cr7 (Cristiano
Ronaldo) vs La Pulga (Lionel Messi).
a. Data 5
Topik : Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Keterangan

Messi)
22-11-2014
23:52
(N=Penutur)
thread

= Oke ,, sebelumnya siapa yang ngak kenal 2

Starter(TS)/ pemain paling ternama di jaman sepak bola

Sellergallak

modern ini ,, yapp bener banget siapa yang ngak

22 -11-1014

kenal Lionel Andrs Messi (Lionel Messi) dan

23:52

juga Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


(Cristiano Ronaldo) di thread ini ane mau
perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2

Petutur 1(T1)

siapa yang lebih baik versi kaskus


Robin Van Persie saya gan,

Melanggar

Sarevinayemima

ganteng,keren hehe,

maksim

16

23 -11-1014

Messi ga suka saya,

Hubungan

00:01
Petutur 6 (T6)

CR7 bagus cuma ga suka jg


Paul Scholes lah gan sapa lagi

Melanggar

Boku.no.kira

doi cmf tapi sering ngegolin, terus umpan2 nya maksim

24 -11-1014

mantep,jegal2 body charge oke,sundulan juga, Hubungan

13:50
Petutur 10(T10)

pala nya merah lagi,anaknya cakep


Lebih baik Suarez diantara kedua pemain

Niexter

tersebut gan.. Suarez udah bawa negaranya juara

24 -11-1014 / 20:38
Copa America
Konteks : penutur (N) meminta kepada lawan tuturnya, kaskuser (T)
untuk memberikan pendapat tentang siapa yang lebih baik
antara dua orang bintang sepak bola yakni Christiano Ronaldo
dan Leonel Messi dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh
kedua bintang lapangan hijau tersebut.
Dari data 5, dapat ditemukan bahwa baik T1, T6, dan T10, sama-sama
melanggar maksim hubungan. N dalam teks tersebut telah mengajak
mitra tuturnya T (kaskuser) untuk memberikan peniaian siapakah yang
terbaik, antara Cristiano Ronaldo maupun Lionel Messi, namun
T1,T6,T10, malah memberikan penilaian terhadap pesepak bola yang
lain, yakni T1 bertutur tentang Robin Van Persie, T6 bertutur tentang Paul
Scholes, dan T10 bertutur tentang Suarez. Hal ini jelas melanggar prinsip
kerjasama, dimana tuturan (koteks) yang disampaikan oleh T1, T6 dan
T10 tidak relevan dengan Teks yang disampaikan oleh N yakni meminta
petutur untuk memberikan penilaian kepada Sristiano Ronaldo dan Lionel
Messi..
4. Penggunaan dan Pelanggaran Maksim Pelaksanaan/Cara
Maksim ini mengharuskan peserta pertuturan, bertutur secara langsung,
tidak kabur, tidak taksa, dan tidak dilebih-lebihkan, serta runtut. Yang
dikatakan oleh penutur maupun mitra tutur haruslah bermakna sebenarnya
dan terhindar dari makna yang kabur atau ambigu. Walaupun tidak banyak
17

data dalam wacana ini yang memiliki gejala pelanggaran terhadap maksim
ini, namun terdapat sebuah tuturan dalam teks yang disampaikan oleh petutur
(T) ketika memberikan jawaban pada pertanyaan yang disampaikan oleh
penutur (N), seperti yang dibahas berikut ini:
a. Data 6
Topik : Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs La Pulga (Lionel
Keterangan

Messi)
22-11-2014
23:52
(N=Penutur) = thread Oke ,, sebelumnya siapa yang ngak kenal 2
Starter(TS)/

pemain paling ternama di jaman sepak bola

Sellergallak

modern ini ,, yapp bener banget siapa yang ngak

22 -11-1014

kenal Lionel Andrs Messi (Lionel Messi) dan

23:52

juga Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


(Cristiano Ronaldo) di thread ini ane mau
perbandingin ke 2nya dan minta pendapat agan2
siapa yang lebih baik versi kaskus
ane lebih suka messi gan...lebih enak diliat

Petutur 3 (T3)

Melanggar

Aleksandersagala

maksim

23 -11-2014 / 02:21
Penutur N

Pelaksanaan
Diliat apanya dl nih gan.

Sellergalak
24-11-2014
13:33
Konteks : penutur (N) meminta kepada lawan tuturnya, kaskuser (T)
untuk memberikan pendapat tentang siapa yang lebih baik
antara dua orang bintang sepak bola yakni Christiano Ronaldo
dan Leonel Messi dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh
kedua bintang lapangan hijau tersebut.

18

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tuturan T3, yang menyatakan
bahwa ia lebih menyukai Messi karena lebih enak diliat, mengandung
makna ambigu atau tidak jelas. Ketidak jelasannya terletak pada rujukan
pada makna ujaran lebih enak diliat itu apanya, apakah permainannya,
kostumnya, sepatunya, atau yang lainnya. Hal ini diperjelas lagi oleh
pernyataan dari N, pada tuturan selanjutnya yang mengindikasikan bahwa
penutur bingung dengan maksud tuturan yang disampaikan oleh T3,
Diliat apanya dulu gan.. Ketaksaan dari tuturan yang disampaikan
oleh petutur (T3) inilah yang membuat tuturan T3 dinyakan telah
melanggar maksim pelaksanaan/ maksim cara.
J. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam wacana diskusi
Forum Kaskus dengan thread topik Which Is Better Cr7 (Cristiano Ronaldo) vs
La Pulga (Lionel Messi) ditemukan penggunaan dan pelanggaran terhadap
prinsip kerjasama, yakni maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi
dan maksim cara. Dimana dapat dideskripsikan bahwa petutur (T) dalam forum
ini yaitu Kaskuser, ada yang mentaati maksim-maksim kerja sama, namun masih
ada tidak memberikan kontribusi dalam pertuturan seperti yang diinginkan oleh
N, masih ada petutur T, yang memberikan informasi secara berlebih-lebihan
(melanggar maksim kuantitas), T yang memberikan kontrtribusi dengan
belebihan dan tidak berdasarkan fakta atau kenyataan yang ada (melanggar
maksim kualitas), T yang bertutur diluar konteks pembicaraan (melanggar
maksim Relevansi), dan T yang memberikan informasi yang tidak jelas/kabur,
dan membingungkan N ( melanggar maksim pelaksanaan).

19

Daftar Pustaka

Brown, Yule and George Yule. 1983. Analisis Wacana (Terjemahan oleh Soetikno).
Jakarta: PT. Geramesia Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta:
Geramedia Pustaka Utama
Leech, Geoffrey. Terjemahan Oka, M.D.D. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Cetakan
Pertama. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Rahardi, Kunjana. 2003. Sosiolinguistik, Kode dan Alihkode. Yogyakarta : Penerbit
Pustaka Pelajar Offset
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Anaisis Bahasa. Yogyakarta: Gadjah
Mada Universiy Press
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset
Yule, George. 2006. Pragmatik (terjemahan). Yogyyakarta: Pustaka Pelajar

20

Anda mungkin juga menyukai