4. Kreasi
Pemakaian serapan dengan mengambil konsep dasar
dalam bahasa asing dan diterjemahkan. Namun,
penggunaannya menjadi kata yang berbeda dalam
bahasa Indonesia.
Contoh: all you can eat menjadi
“makan sepuasnya”
Al-quran
Jumat, ramadan
Idulfitri
Halalbihalal
mancanegara
kacamata
Rp10.000,00 10$
selawat, salat, saleh
Zuhur, zikir, Magrib, Asar
Kecuali “sy” syarat, syariat, Isya
Kata ganti -ku, -mu, -nya ditulis tergabung,
kecuali kata ganti Tuhan.
Bukuku kukirim kemarin
Atas rahmat karunia-Nya.
Para siswa SMA belum ber-KTP.
Keterangan yang ada di awal kalimat harus
diikuti tanda koma.
Kemarin, kami mengadakan bakti sosial.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat
disimpulkan
Konjungsi karena dan sehingga tidak diikuti
tanda baca apapun.
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul
“PUNGTUASI”.
Konjungsi antarkalimat diikuti tanda koma.
(Oleh karena itu, Oleh sebab itu,
Dengan demikian, Jadi, Meskipun demikian,
Akan tetapi, Namun, Selain itu,)
Konjungsi tetapi, sedangkan, melainkan, lalu
didahului tanda koma.
Banyak mahasiswa berpotensi, tetapi tak mau
menunjukkan potensinya.
Banyak mahasiswa berpotensi. Namun, mereka tak mau
menunjukkan potensinya.
Semua orang Indonesia berasal dari bangsa Indonesia.
Akan tetapi, tak semua warga negara mencintai
Indonesia.
Mahasiswa Jurusan HTN mengadakan penelitian
tentang ketatanegaraan, sedangkan mahasiswa Jurusan
HES mengadakan penelitian tentang hukum ekonomi.
Mahasiswa Jurusan HTN mengadakan penelitian
tentang ketatanegaraan. Adapun mahasiswa Jurusan
HES mengadakan penelitian tentang hukum ekonomi.
Penggunaan tanda baca pada konjungsi
walaupun dan meskipun
Walaupun......., ......... walaupun ..........
Meskipun........, ......... meskipun ............
Meskipun memiliki potensi alam yang besar,
Indonesia belum bisa memanfaatkan potensi
alam dengan maksimal.
Indonesia belum bisa memanfaatkan potensi
alam dengan maksimal meskipun memiliki
potensi alam yang besar.
PENULISAN di
di sebagai Kata Depan
Penulisan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata
setelahnya.
Cara mengidentifikasi di sebagai kata depan adalah apabila
setelah kata di berupa kata yang menunjukkan tempat atau
arah.
Contoh: di rumah, di belakang, di hadapan, di tempat
di- sebagai Imbuhan
Penulisan di- sebagai imbuhan ditulis tergabung dengan kata
setelahnya.
Cara mengidentifikasi di- sebagai imbuhan kata kerja pasif
adalah apabila setelah di- berupa kata kerja.
Contoh: disimpan, dipertemukan, ditempatkan
Penulisan Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama
majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan,
termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel
Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat
kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
Misalnya:
"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam
pidatonya.
"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya.
"Besok akan dibahas dalam rapat."
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, "Setiap warga negara
berhak memperoleh pendidikan."
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak,
lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku
itu.
Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
Film "Ainun dan Habibie" merupakan kisah nyata yang
diangkat dari sebuah novel.
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya
Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa
Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif"
menarik perhatian peserta seminar.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Misalnya:
"Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!