Anda di halaman 1dari 31

EJAAN

Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat
akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka
turunan dari bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah
bahsa lisan terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang,
di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis bahasa melayu. Pada
1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini
dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Ejaan merupakan seperangkat
aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja
FUNGSI EJAAN

Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut


pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan
mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain
sebagai berikut :
Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta alat
penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam Bahasa
Indonesia.
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya
juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk
membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang
disampaikan secara tertulis.
AN
NG
BA
EM
R K
PE
AH Kedudukan bahasa Indonesia yaitu
A R
J AN sebagai bahasa Nasional seperti dalam
E
S JA ikrar sumpah pemuda sebagai alat
E
pemersatu bangsa dalam suku yang
berbeda-beda, dan bahasa negara
yang tercantum dalam UUD ’45
terutama sebagai bahasa pengantar di
dunia pendidikan.
 
EJAAN EJAAN YANG DIRESMIKAN
 Ejaan Van Ophuijsen  Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi)
Ejaan Republik berlaku sejak 17
Ejaan Van Ophuysen
Maret 1947 menggantikan ejaan
merupakan ejaan pertama pertama yang dimiliki bahasa
yang dimiliki oleh bahasa Indonesia saat itu. Ejaan ini
Indonesia. Ejaan ini ditetapkan merupakan upaya pemerintah untuk
tahun 1901. Perancang ejaan mengganti ejaan Van Ophuysen yang
Van Ophuysen adalah orang disusun oleh orang Belanda dan
Belanda yakni Charles Van merupakan ejaan resmi pertama yang
Ophusyen disusun oleh orang Indonesia.”
 EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

 Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak


Soeharto) meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang lazim disingkat dengan EYD. Peresmian ejaan
tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972.
Dengan dasar itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan
pemakaian ejaan yang baru. Buku yang beredar yang memuat kaidah-
kaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan yang
berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
diketuai oleh Prof. Dr. Amran Halim dengan dasar surat keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor
156/P/1972
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA
INDONESIA

EYD Ejaan republik Ejaan Ophuysen


(mulai 16 Agustus 1972) (Ejaan Soewandi) (1901-1947)
1947-1972
Khusus chusus Choesoes
Jumat Djum’at Djoem’at
yakin Jakni Ja’ni
EJAAN BAHASA INDONESIA ( EBI )

 EBI ditetapkan pada tanggal 26 November 2015 oleh mentri pendidikan dan
kebudayaan RI Anies Baswedan yang menjabat pada saat itu dan resmi
diundakan pada 30 November 2015 oleh Direktur Jendral peraturan Perundang –
Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Penambahan huruf vokal diftong

Huruf diftong adalah bunyi vokal rangkap yang tergolong dalam satu suku
kata. Huruf ini biasanya dilambangkan melalui dua huruf vokal yaitu seperti
pada pedoman EYD hanya ada 3 (ai, au, oi), sementara di PU EBI terdapat 1
tambahan diftong (ei) sehingga total menjadi 4 diftong.
Penggunaan huruf capital
Pada pedoman EYD aturan mengenai penggunaan penulisan nama orang
selalu diawali dengan huruf kapital, tetapi tidak dengan nama julukan yang tetap
menggunakan huru kecil. Sedangkan dalam aturan pedoman yang baru, PU EBI,
nama julukan juga harus diawali dengan huruf kapital.
EJAAN YANG TIDAK DIRESMIKAN

Ejaan Melindo
Ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slamet Mulyana-Syeh
Nasir bin Ismail) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan
Melindo (Melayu-Indonesia).”
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang terdapat pada Ejaan
Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan
karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para
pakar bahasa menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi.
Sebagai contoh :
 sejajar sebagai pengganti sedjadjar
 mencuci sebagai pengganti mentjutji

 meηaηa  sebagai pengganti dari menganga

 berήaήi sebagai pengganti berjanji


o HURUF KECIL
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf
besar (huruf kapital). Penulisan kata dalam posisi ini bukan pada awal
kalimat, bukan nama orang, atau penggunaan lain yang tidak
dipersyaratkan pada penggunaan huruf kapital. Akan tetapi, perlu
diperhatikan adanya penggunaan huruf kecil yang perlu ditekankan,
misalnya penulisan nama jenis, bukan nama produk dan bukan nama
tempat dalam geografi.
Contoh:
kunci inggris (bukan kunci Inggris)
pisang ambon (bukan pisang Ambon)
harimau sumatera (bukan harimau Sumatera).
HURUF MIRING

 Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang
dicetak miring, diberi garis bawah tunggal.
Huruf miring digunakan untuk:
 Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar dan yang dikutip
dalam karangan
• Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
• Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan
ejaannya.
HURUF TEBAL
Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang
akan dicetak tebal diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk
menandai kata-kata yang dianggap penting, kata perlu mendapat perhatian,
seperti : judul dan subjudul dalam karangan, nama (judul) tebal, atau kata yang
menuntut perhatian khusus
Contoh :
BAB I PENDAHAHULUAN
 Latar Belakang
 Masalah
 Tujuan Penulisan
 Pembatasan masalah
. Pelafan huruf • Pelafalan Singkatan Asing
 Pelafalan bahasa indonesia  Contoh :
Kata atau singkatan bahasa indonesia dilafalkan Singkatan Asing Unesco
menurut pengucapan dan pendengaran orang
indonesia. Lafal Baku yu nes ko
contoh : Lafal Tidak Baku unesko
Singkatan Lafal Baku Lafal Tidak Baku
DPR de pe er di pi ar
 PENULISAN KATA DAN PARTIKEL
Penulisan Kata Mencakup: Kata Dasar, Kata Turunan, Kata Ulang, Gabungan Kata, Bentuk
Singkatan Dan Akronim, Kata Dasar Dan Kata Berimbuhan.
 

1.PENULISAN KATA 2 . P E N U L I S A N K ATA


DASAR ULANG

 Penulisan kata dasar sering  Penulisan Kata Ulang


dihadapkan pada penulisan baku Kata ulang ditulis secara lengkap
dan tidak baku. Penulisan karangan dengan menggunakn tanda (-).
ilmiah, karangan yang di Bahasan kata ulang mencakup:
dokumentasi, dan surat menyurat
 Pengulangan kata dasar
resmi harus menggunakan kata
baku, Pengulangan kata dasar tidak
menggunakan angka dua pada akhir
kata, tetapi menggunakan tanda
 Contohnya : penghubung.
BenarSalah Contoh:
1. Aerobikerobik Benar: cakap-cakap, kota-kota, orang-
2. Akuarium aquarium orang, rumah-rumah.
3. Alquran alkuran Salah: cakap2, kota2, orang2, rumah2.
 PENULISAN GABUNGAN KATA

Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebagai berikut:


Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh:
Benar: jasa marga, kereta api cepat, kerja sama, tanggung jawab, tata surya, uji
coba, dan wesel pos.
Salah: jasamarga, keretaapi cepat, kerjasama, tanggungjawab, tatasurya, ujicoba,
dan weselpos.
Gabungan kata serangkai
Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan
kebentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh:
Benar: barangkali, bumiputra, daripada, hulubalang, padahal, sekaligus,
tunawicara.
Salah: barang kali, bumi putra, dari pada, hulu balang, pada hal, sekali gus, tuna
wicara.
 PENULISAN KATA DEPAN

 Penulisan kata depan

Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya,


sedangkan awalan di- dan ke- di tuliskan serangkai dengan kata yang
mengiringinya.

 Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat,
sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Awalan di- dapat diikuti kata benda,
misalnya: dicangkul (dapat disertai akhiran –kan, misalnya: dicangkulkan,
dirumahkan). Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke,
sedangakan awalan di- tidak dapat. Ketiga, kata depan di tidak dapat diganti
dengan awalan me-, sedangkan awalan di- dapat.
CONTOH

Di (kata depan) di- (awalan)

Di kampus (kata benda) – dapat ditulis (kata kerja)- dapat di ubah


diubah menjadi dari kampus atau menjadi menulis – bukan dari tulis –
ke kampus – tidak dapat diubah tidak dapat dibentuk ke tulis.
menjadi mengampus
Dirumahsakitkan – merumahsakitkan
Di rumahsakit – dari rumah sakit
Dikesampingkan - mengesampingkan
Di samping – dari samping
Kata depan di dan kata depan ke selalu diikuti kata yang menyatakan
arah atau tempat; kata depan ke dapat di ganti dari. (Misalnya: di pantai,
ke pantai/dari pantai).
Sedangkan awalan ke – membentuk kata benda (misalnya: kekasih).
Awalan ke- berkombinasi akhiran – kan membentuk kata kerja perintah
(misalnya: kerjakan!). Awalan ke- tidak dapat di ganti dari.

Contoh perbandingan penulis-an:


ke (kata depan)
ke mana saja kamu pergi, selama ini?
Tolong pindahkan meja ini ke ruang.
Geser tempat tidur ini agak ke samping kiri.
PENULISAN KATA GANTI

Penulisan kata ganti


Kata ganti dalam bahasa indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia,
dan mereka yang di gunakan secara lengkap seperti itu harus di tulis terpisah.
Akan tetapi, kata ganti yang di pendekkan: aku menjadi –ku, kamu menjadi –
mu, engkau menjadi –kau atau dia menjadi –nya harus di tulis serangkai. Kata
ganti ku-dan kau-dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sedangkan –ku, -mu, dan –nya dituliskan serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Benar: kauamati, kuperjuangkan, bukumu, bukunya.
Salah: kau amati, ku perjuangkan , buku mu, buku nya
PENULISAN KATA SERAPAN
 Kata serapan adalah kata yag berasal dari bahsa asing atau bahasa daerah.
Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan.
Yaitu:
 Kata asing yang sudah di serap sepenuhnya ke dalam bahasa indonesia, misalnya:
kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
 Kata asing yang di pertahankan karena sifat keinternasionalan-nya, penulisan dan
pengucapan masih mengikuti cara asing shuttle cock, knock out, time out, cheek
in, built up, complete knock down, fitnes chip, server, web, linux, microsoft word,
gigabyte dan lain-lain.
 Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis dengan EYD.
Misalnya komputer (computer), kalulasi (calculation), matematika (mathematic)
dan sebagainya.
 PENYESUAIAN EJAAN KATA SERAPAN

 Penyesuaian Ejaan kata serapan


Penyesuaiaan ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang
sudah baku. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing
yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan sudah diterima
pemakaiannya secara umum.
 PENULISAN ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN

 Angka dan Bilangan Satuan


Dalam penulisan Lambang Bilangan terdapat tiga cara yaitu diantaranya;
 Angka arab
 Angka romawi
 Huruf
Kesalahan terjadi karena mempertukar-kan kedua cara ini. Lambang bilangan
yang seharusnya ditulis dengan angka dituliskan dengan huruf, atau sebaliknya.
CONTOH

 Lambang bilangan Benar Salah


dituliskan dengan 5 sentimeter Lima sentimeter
angka jika berfungsi 10 meter persegi Sepuluh meter persegi

sebagai: 30 kilogram Tiga puluh kilogram


Rp. 5.000,00 Lima ribu rupiah
 ukuran (panjang, luas, 1 jam 15 menit Satu jam lima belas
isi, berat), satuan Jalan Wijayakusuma menit

waktu, nilai uang, III Jalan Wijayakusuma


tiga
nomor (nama) jalan,
rumah dan alamat yang
bukan resmi.
PENULISAN KATA

   Penulisan Unsur Serapan


 Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu  Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang
kesatuan diserap ke dalam bahasa Indonesia dan
relatif konsisten. Untuk  menyerap bahasa
Penulisan kata turunan: arab, kita harus memperhatikan:
-imbuhan ditulis serangkai dengan kata -unsur mad (panjang) ditiadakan.
dasar  -konsonan yang tidak ada dalam bahasa
-kalau gabungan kata, awalan atau indonesia sebaiknya diadaptasi dengan
akhiran ditulis serangkai dengan kata fonem yang berdekatan dengan fonem
yang langsung mengikutinya. bahasa indonesia baik lafal maupun
ejaannya, seperti: rizq(rezeki).
-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran

ditulis serangkai dengan kata tersebut
Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal
sebenarnya dengan huruf miring.
 . PEMAKAIAN TANDA BACA

Tanda titik (.)


 Tanda titik digunakan pada angka yang yang menyatakan jumlah
untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
 Tanda titik digunakan pada sngkatan yang terdiri atas huruf-huruf
awal kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim).
 Tanda titik digunakan di belakang singkatan lamabang kimia,
satuan ukuran , takara, timbangan, dan mata uang.
 Tanda titik digunakan di belakang judul yang merupakan kepala
karangan, kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya.
 Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan
tanggal surat serta di belakang nama dan alamat penerima surat.
TANDA KOMA (,)
 Digunakan di antara unsur –unsur dalam suatu pemerician atau pembilangan.
 Digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan.
 Digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mendahului induk kalimat.
 Digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat.
 Digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
 Digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
 Digunakan diantara nama dan alamat, bagian- bagian alamat, tempat dan tanggal,dan nama tempat
dan wilayah atau negri yang ditulis, berurutan.
 Digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka
 Digunakan di antara nama orang atau gelar akademik yang mengikuti.
 Digunakan untuk mengapit keterangan tamabahan dan keterangan aposisi.
TANDA TITIK KOMA ( ; )

 Dipakai untuk memisahkan kalimat setara di dalam suatu kalimat


majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
 Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
 Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Tanda Hubung ( - )
 Dipakai untuk menjelaskan hubungan bagian-bagian ungkapan.
 Dipakai untuk merangkaikan se dengan kata berikutnya yang
dimulai sengan huruf kapital, ke dengan angka, angka dengan –an
dan singkatan huruf capital dengan imbuhan atau kata.
• TANDA PISAH ( -- )
Digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Dipakai di antara dua bilangan atau tunggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota yang berarti ke atau sampai.

 Tanda Petik ( “ … “ )
Digunakan untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang
mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.

• Tanda Petik Tunggal (‘ … ‘)


Digunakan untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
 TANDA APOSTROF ( ` )
•Digunakan untuk menyingkat kata, tanda ini biasanya digunakan dalam ragam
sastra.
Misalnya: `kan kucari dari akan kucari.

Tanda Garis Miring ( / )


•Dipakai untuk menyatakan dan atau atau
•Menyatakan per yang artinya ‘tiap’
•Menyatakan tahun akademik / tahun ajaran
•Menyatakan nomor rumah setelah nomor jalan, dan nomer surat
TANDA TANYA ?
• Dipakai pada setiap akhir kaliamat Tanya
• Dipakai atau diletakan di dalam tanda kurung menyatakan bahwa kaliamat
yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenaranya.

TANDA SERU !
• Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, rasa emosi yang kuat
KESIMPULAN
Ejaan adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan dari penulisan huruf,
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta
penggunaan tanda baca. Ejaan yang berlaku saat ini adalah EBI
( Ejaan bahasa Indonesia) tata Bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan tulisan,dari pemakaian dan penulisan huruf
capital dan huruf miring,serta penulisan unsur serapan ,dalam
penulisan karya ilmiah pdiperlukan adanya aturan tata Bahasa yang
menyempurnakan karya tulis Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan aturan penulisan yang detail dan
sempurna sesuai dengan ejaan yang diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai