Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

TUGAS TOPIK 1 & 2 : KUIS HARIAN

DISUSUN OLEH :

ARYA DEWANTARA
NIM. 03021282025042
KELAS B INDRALAYA (T. PERTAMBANGAN)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
INDRALAYA
2020
SOAL :
1. Jelaskan mengapa bahasa Melayu dipilih dan diangkat sebagai Bahasa
Indonesia?

2. Sebutkan isi sumpah pemuda Indonesia!

3. Sebutkan ejaan resmi yang pernah ada di Indonesia serta berikan contoh
pembedanya!

JAWABAN :
1. Secara historis, yang membuat bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia bukanlah karena bahasa Melayu banyak dipakai. Namun bahasa
Melayu dianggap sebagai bahasa pengantar, yang diresmikan pada 18
Agustus 1945 pada saat peresmian konstitusi Indonesia.
Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu
dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena
penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah.

Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah sarjana Belanda
mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di
sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa
Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah “embrio” bahasa Indonesia yang secara
perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.

Pada perjanjian antar kerajaan pada masa lalu juga, penguasaan bahasa Melayu
telah menyebar hingga ke pelosok Indonesia. Perkembangan ini menjadi model
interaksi antar daerah sehingga tidak mudah dilepaskan dari hakikat bahasa
Indonesia.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia yaitu :

1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa


perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas. Bahasa Melayu memiliki struktur yang
mudah dipahami. Struktur kalimat dalam bahasa Melayu ini yang nantinya
mengangkat pola kalimat SPOK dalam bahasa Indonesia.
5. Tidak ada tingkatan-tingkatan bahasa, tidak seperti bahasa Jawa dan
Bahasa daerah lainnya.

2. Isi Sumpah Pemuda adalah :

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

3. Ejaan resmi yang pernah ada di Indonesia yaitu :

 Ejaan van Ophuisjen

Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun
1901. Bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak
dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van
Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim.
 Ejaan Soewandi

Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Disebut Ejaan Soewandi karena
penyusunnya adalah Mr. Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan
Republik.

Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan


dua huruf vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda
apostrof. Nah, tanda apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama
sekali. Contohnya:

 Jum’at → Jumat
 ra’yat → rakyat
 ma’af → maaf

Iklan zaman dulu yang menggunakan Ejaan Soewandi (sumber:


fotokita.grid.id)

 Ejaan Pembaharuan

Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin


menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan
panitia yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem
satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda
hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna tunggal
seperti kupukupu dan alunalun.
Tapi, ejaan ini nggak jadi diresmikan dalam undang-undang. Untung saja tidak
disahkan, karena pasti akan ada kejanggalan dan keanehan apabila “koboi junior naik
kerbau” ditulis menjadi “koboy junior naik kerbaw”.

 Ejaan Melindo

Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Penyusunan ejaan ini disusun pada tahun
1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini
adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini tidak jauh berbeda dari
Ejaan Pembaharuan.

Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua
negara. Tapi sayang, ejaan ini pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara
Indonesia dan Malaysia waktu itu.

 Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)

Ejaan ini adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang tidak jadi itu. Panitianya masih
campuran antara Indonesia dan Malaysia yang dibentuk pada tahun 1967. Isinya juga
tidak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan (yang akan dijelaskan
selanjutnya), hanya ada perbedaan di beberapa kaidahnya saja.

Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a.

Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing sudah mulai diserap seperti: extra →
ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.

 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Di antara deretan “mantan” ejaan di
atas, EYD ini yang paling tahan lama dan awet. Juga, ejaan ini mengatur secara
lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur
bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf
kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang
kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia.
 Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun
resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Latar belakang diresmikan ejaan
baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga
pemakaian bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD,
terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal.

 Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi


 Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena,
militer
 Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring, dan bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
 Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.s

Tentukan benar atau Salah Penulisan Huruf Kapital, tanda baca, dan kata depan
berikut!

a. Alfan mendapat oleh-oleh pisang Ambon. (SALAH)


Perbaikan : Alfan mendapat oleh-oleh pisang ambon.

b. Sasmita orang Bandung. (BENAR)

c. Hei, kamu siapa! Mau mencuri ya! (SALAH)


Perbaikan : Hei, kamu siapa? Mau mencuri ya!

d. Zelyka bingung mengapa jadi begini? (SALAH)


Perbaikan : Zelyka bingung, mengapa jadi begini.

e. Enggi digigit semut. (BENAR)

f. Krisnawaty sedang di kelas. (BENAR)


Perbaikilah penulisan Huruf kapital, tanda baca, dan kata depan dalam paragraf
berikut.

hari ini ada kuis, jadi aku bangun pagi sekali. Ku rapikan tempat tidurku, lalu aku
mandi. Ibuku sudah memasak nasi goreng pete kesukaanku. Beliaupun sudah
menyiapkan kue pisang Ambon kukus untuk bekalku di kampus nanti. Aku berangkat
kekampus naik bis mahasiswa. Sesampainya dikelas, aku duduk dibarisan paling
belakang. Saat kuis berlangsung, ada seorang mahasiswa yang ketahuan mencontek.
Dia di panggil oleh dosenku guna mempertanggung jawabkan perbuatannya itu.

Perbaikan :
Hari ini ada kuis, jadi aku bangun pagi sekali. Kurapikan tempat tidurku, lalu aku
mandi. Ibuku sudah memasak nasi goreng pete kesukaanku. Beliaupun sudah
menyiapkan kue pisang ambon kukus untuk bekalku di kampus nanti. Aku berangkat
ke kampus naik bis mahasiswa. Sesampainya di kelas, aku duduk dibarisan paling
belakang. Saat kuis berlangsung, ada seorang mahasiswa yang ketahuan menyontek.
Dia dipanggil oleh dosenku guna mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.

Anda mungkin juga menyukai