Disusun oleh :
2021
SOAL
Bagaimana Perkembangan ejaan Bahasa Indonesia sejak lahir hingga saat ini?
Jelaskan berdasar kronologi tahun, latarbelakang, tokoh, ciri, berikut dengan contoh detailnya!
JAWAB:
Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen pada tahun1991. Ejaan
ini dengan menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan bahasa Belanda yang rancang oleh Charles A. van
Ophuijsen. Dalam pelaksanaannya, Ch. van Ophuijsen mendapat bantuan dari Engku Nawawi dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dengan adanya perubahan pada sisem ejaan, maka ejaan bahasa Melayu
yang pada awalnya menggunakan aksara Arab Melayu (abjad Jawi) berubah menjadi aksara Latin. Aksara
atau abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk menulis bahasa Melayu, dan
digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai zaman Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan juga
Kesultanan Aceh serta Kesultanan Patani pada abad ke-17. Bukti dari penggunaan ini ditemukan di Batu
Bersurat Terengganu, bertarikh 1303 Masehi (702 H). Penggunaan alfabet Romawi pertama kali ditemukan
pada akhir abad ke-19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi dari negeri-negeri Melayu tidak bersekutu pada
zaman kolonialisme Britania. Sebelum kemerdekaan, ejaan yang diberlakukan adalah Ejaan van Ophuijsen
yang diresmikan pada tahun 1991. Ejaan ini berlaku sampai dengan tahun 1947. Setelah kemerdekaan, bahasa
Indonesia mengalami enam kali perubahan ejaan, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan
Pembaharuan (1956−1961), Ejaan Melindo (1961−1967), Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan
(LBK) (1967−1972), Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (1972−2015), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Latar belakang Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang pernah
digunakan untuk bahasa Indonesia. Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata bahasa Melayu
menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang
mirip dengan tuturan Belanda. Ada tiga ciri penanda lingual dalam Ejaan van Ophuijsen, yaitu:
c) penggunaan tanda diakritik meliputi tanda koma (,), ain (‘), dan trema (¨).
Ciri dari ejaan ini adalah penggunaan huruf ‘J’ yang dibaca ‘Y,’ misalnya ‘Jang = yang,’ huruf
‘oe’ yang dibaca ‘u’ (boelan : bulan), huruf ‘tj’ yang dibaca ‘c’ (Tjinta : cinta), huruf ‘ch’ yang dibaca
‘kh’ (chidmat : khidmat), huruf ‘dj’ yang dibaca ‘j’ (djoedjoer : jujur). Selain itu, ejaan Van Ophuijsen
ini juga menggunakan banyak tanda diakritik seperti koma ain, koma wasla, dan tanda trema misalnya
pada kata so’al, ta’ pa’ dan sebagainya. Penggunaan tanda ini biasanya digunakan ketika
Huruf hidup yang diberi aksen trema atau dua titik diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai
bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda
sampai saat ini. Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab
yang dikenal sebagai tulisan Jawi. Ejaan ini akhirnya digantikan oleh ejaan Republik pada 19 Maret
1947.
Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen pada 1901.
Ejaan ini menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles A.
van Ophuijsen. Ejaan van Ophuijsen berlaku sampai dengan tahun 1947.
Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Prof.
Charles van Ophuijsen dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil
pembakuan mereka yang dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku berjudul
Kitab Logat Melajoe. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia.
Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Ia pernah jadi inspektur
sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatra Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu
di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian
menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil
dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.
Contoh kaliamat:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
Contoh kata:
1. Kata koe (akoe), kau, ke, se, dan di ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
2. Kata poen- dihubungkan dengan kata sebelumnya. Contoh: Sekalipoen akoe tiada sudi
4. Awalan ber-, ter-, per- yang dirangkai dengan kata dasar berawalan huruf r akan luluh.
5. Akhiran -i diberi tanda ~ jika bertemu dengan kata berakhiran huruf a. Contoh: mewarnaĩ
Ejaan Republik berlaku sejak tanggal 17 Maret 1947. Latar belakang Pemerintah berkeinginan
untuk menyempurnakan Ejaan van Ophuijsen. Adapun hal tersebut dibicarakan dalam Kongres Bahasa
Indonesia I, pada tahun 1938 di Solo. Kongres Bahasa Indonesia I menghasilkan ketentuan ejaan yang
Disebut ejaan Soewandi karena yang meresmikan ejaan ini sebagai pengganti ejaan Van
Ophuijsen adalah Raden Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan saat itu. Ejaan
ini diresmikan pada 19 Maret 1947. Pengubahan dari ejaan Van Ophuijsen ke ejaan Soewandi
dimaksudkan agar terdapat kemudahan dalam penyederhanaan bahasa yang digunakan. Beberapa
Bunyi sentak diganti dengan huruf ‘k’. Misalnya : ra’yat menjadi rakyat
Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, tetapi harus diperhatikan pada bagian mana
Huruf ‘e’ disamakan sehingga tidak perlu ada pemberian garis di bagian atas. Misalnya dalam kata
Kata – kata baru yang dalam bahasa asalnya tidak memakai pepet maka dalam Bahasa Indonesia
Ejaan ini muncul karena dilatarbelakangi adanya keinginan para cendekiawan dan budayawan
Indonesia yang hadir dalam Kongres Bahasa Indonesia I, untuk melepaskan pengaruh kolonial Belanda
terhadap bahasa Indonesia. Saat itu, Soewandi selaku Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan
Kebudayaan memutuskan untuk mengganti Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pengganti itu disebut Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik. Disebut Ejaan Republik karena ejaan tersebut lahir setelah
Ejaan ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan pada masa
menteri Mashuri Saleh. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23
Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia
yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan
mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dan mengubahnya
tidak dibedakan antara penulisan di sebagai awalan dan di sebagai kata depan.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak diganti huruf k. Contoh: tidak, rakjat
mentri. Namun untuk kata berimbuhan tidak dihilangkan. Contoh: perangkap tidak boleh menjadi
prangkap.
Contoh kata:
1. Berkoerban : berkorban.
2. Jatoeh : jatuh.
4. Soekarno : sukarno.
5. Indoenesia : indonesia.
6. Goeroe : guru.
7. Sempoerna : sempurna.
8. Rakjat : rakyat.
9. Ubur-ubur : ubur2.
Latar belakang: Pada tahun 1954 di adakan kongres Bahasa Indonesia II di Medan, kongres
membicarakan peerubahan sistem ejaan. Oleh karena itu, mentri pengajarana, pendidikan, dan
kebudayaan mengeluarkan surat keputusan pada 19 juli 1956 bernomor 44876/s tentang pembentukan
panitia baru.setelah bekerja selama 1 tahun berhasil menyusun patokan patokan baru, patokan tersebut
Ejaan Pembaharuan yaitu sistem ejaan bahasa Indonesia yang dirancang oleh sebuah panitia
yang diketuai oleh Prijono dan E. Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan, namun sistem ejaan ini tidak pernah diterapkan. Ejaan sebelum ini yaitu Ejaan
Repoeblik (Ejaan Suwandi), dan ejaan setelah ini yaitu Ejaan Melindo (1959, batal diresmikan), Ejaan
Baru atau Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, sekarang Pusat Bahasa, 1967), dan Ejaan
Kongres Bahasa Indonesia II digelar pada tahun 1954 di Medan. Kongres ini digagas oleh
Menteri Mohammad Yamin. Dalam Kongres Bahasa Indonesia II ini, peserta kongres membicarakan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K Nomor 48 tahun 1956. Ejaan ini membuat
standar satu fonem dengan satu huruf, mislanya kata menyanyi: menjanji menjadi meñañi. Selain
itu, untuk kata – kata yang berdiftong ‘ai,’ ‘au’ dan ‘oi’ dieja menjadi ‘ay,’ ‘aw’ dan ‘oy.’ Misalnya
kerbau menjadi kerbaw, sungai menjadi sungay dan koboi menjadi koboy. Sayangnya, ejaan ini
Penyusunan itu diterapkan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia. Pemikiran
Ejaan Pembaharuan yang telah sukses disusun itu dikenal sebuah Nama yang diambil dari dua Nama
tokoh yang pernah mengetuai panitian ejaan itu. Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo. Pada tahun
1957 panitia dilanjutkan itu sukses merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja
panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan.
Aib satu hal yang menarik dalam pemikiran Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-huruf
Ciri ciri:
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim dinamakan diftong ditulis berlandaskan
Santai Santay
Gulai Gulay
Harimau Harimaw
Kalau Kalaw
Amboi Amboy
Contoh kata:
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak diganti huruf k. Contoh: tidak, rakjat
4. Kata dasar huruf e (e pepet dalam Bahasa Jawa) boleh dihilangkan. Contoh: menteri menjadi
mentri. Namun untuk kata berimbuhan tidak dihilangkan. Contoh: perangkap tidak boleh
menjadi prangkap.
Latar belakang Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam Perjanjian Persahabatan
Indonesia dan Malaysia. Pembaruan ini dilakukan karena adanya beberapa kosakata yang
menyulitkan penulisannya. Akan tetapi, rencana peresmian ejaan bersama tersebut gagal
Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia.
Pembaruan ini dilakukan karena adanya beberapa kosakata yang menyulitkan penulisannya.
Ejaan ini didasarkan pada keinginan untuk menyatukan Bahasa Melayu dan Bahasa
Indonesia. Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara yang menggunakan bahasa Melayu pun
bersama – sama ingin menyeragamkan ejaan dalam penggunaan bahasa dua negara ini. sebagian
besar perubahan pada ejaan ini sama dengan apa yang ada pada ejaan pembaharuan, hanya saja
pada fonem ‘e’ pepet dalam sebuah kata harus diberikan garis di atasnya. Akan tetapi, rencana
peresmian ejaan bersama tersebut gagal karena adanya konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada
1962.
1) Muncul huruf baru yakni c menggantikan tj, dan nc menggantikan nj. Contoh: tjinta
menjadi cinta
3) Ejaan kata yang menggunakan tanda fonem lain dari yang sudah ditetapkan sebagai
Latar belakang Pada ejaan baru 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang
bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru. Pembaharuan Ejaan
ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang gagal diresmikan pada saat itu.
Ejaan ini disusun oleh Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen P dan K. Beberapa
Huruf ‘tj’ diganti ‘c’, j diganti ‘y,’ ‘nj’ diganti ‘ny,’ ‘sj ‘menjadi ‘sy,’ dan ‘ch’ menjadi ‘kh.’
Huruf asing: ‘z,’ ‘y,’ dan ‘f’ disahkan menjadi ejaan Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan
Huruf ‘e’ tidak dibedakan pepet atau bukan, alasannya tidak banyak kata yang berpasangan dengan
dianggap meniru ejaan Malaysia, serta keperluan untuk mengganti ejaan belum benar – benar
mendesak.
Ciri ciri:
Huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing
sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
Contoh kalimat:
Contoh kata:
Diftong tetap
Di- dan ke- dibedakan preposisi dan imbuhan. Contoh: Di masjid dilaksanakan acara akad
nikah.
Kata ulang ditulis secara lengkap menggunakan tanda hubung. Contoh: kupu-kupu, murid-
murid
Beberapa istilah asing diubah. Contoh: guerilla menjadi gerilya, extra menjadi ekstra, qalb
menjadi kalbu
Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun 1967
mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha
yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia
Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan
yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia Tun
Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama
tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari
kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972,
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa
Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di Malaysia, ejaan
baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Pada waktu pidato kenegaraan untuk
memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17
Agustus 1972 diresmikanlah pemakaian ejaan baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik
Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja
panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27
Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga 2015 pada
masa menteri Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan Ejaan Soewandi yang berlaku sebelumnya.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada 1987 dan
2009.Mulai tanggal 16 Agustus 1972, pemerintah Indonesia menetapkan ejaan baru yaitu Ejaan
LBK yang telah disempurnakan. Kemudian ejaan ini dikenal sebgaia Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Penetapan ini disertai dengan penerbitan buku saku ETD berwarna merah putih dan buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Beberapa perubahan penting pada
EYD adalah :
Perubahan cara baca abjad, dari a, ba, ca, da menjadi a, be, ce de, dan seterusnya.
Akronim yang memiliki lebih dari dua huruf awal tidak memakai tanda titik. Misalnya S.M.A
menjadi SMA.
Pemakaian huruf ‘x’ dan ‘q’ secara universal. Semula hanya digunakan dalam kata – kata yang
Penghilangan garis pembeda dalam pengucapan ‘e’ pepet dan ‘e’ biasa.
Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya
Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di
pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai
penanda perulangan
2. Penulisan kata.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi
EYD
Ciri ciri:
unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf
kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental
Contoh kalimat:
Contoh kata:
Diresmikan pemakaian huruf kapital dan huruf miring. Contoh: Kantor Urusan Agama (KUA)
Diresmikan penggunaan kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata majemuk, kata ganti (ku, mu, -
nya), kata depan (di-, ke-, dan, dari), kata si dan sang, partikel dan akronim, angka, dan lambang
bilangan.
Tjepat : cepat
Sjarat : syarat
Djadi : jadi
Njonja : nyonya
Chabar : khabar
7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) 2015-sekarang
Latar belakang perubahan nama dari Ejaan yang Disempurnakan menjadi Ejaan Bahasa
Indonesia dikarenakan penamaan tersebut menuai kritik dari masyarakat atas ketidakpuasan makna
dari kata sempurna itu sendiri. Kata sempurna dalam penamaan ejaan tersebut mengimplikan bahwa
ejaan tersebut sudah tidak ada kesalahan atau bisa dikatakan sempurna, padahal pada kenyataannya
Adapun perbedaan dari EYD ke EBI yaitu dalam EBI sudah detail mengenai kaidah kaidah
dalam penulisan, perubahan dari EYD ke EBI berupa 20 penambahan, 10 penghilangan, 4 pengubahan
dan 2 pemindahan.
Pemerintah terus mengupayakan pembenahan terhadap Ejaan Bahasa Indonesia melalui Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Pasalnya, pemerintah meyakini bahwa ejaan
merupakan salah satu aspek penting dalam pemakaian Bahasa Indonesia yang benar.
Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa pemerintahan Joko Widodo dan
Tidak banyak perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan Ejaan yang Disempurnakan. EBI
hanya menambahkan aturan untuk huruf vokal diftong dan penggunaan huruf tebal. Pada EYD, huruf
diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi, sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya
pada kata geiser dan survei). Untuk penggunaan huruf tebal, dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga,
yaitu menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta menulis lema atau
Ciri ciri:
Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena, militer
Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan bagian-
Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.
Contoh :
Contoh kata:
1. Advokat
2. Akhlak
3. Apotek
4. Atlet
5. Analisis
6. Balans
7. Cenderamata
8. Definisi
9. Kartotek
10. Komedi
Sekian hasil saya berselancar di mbah google bila ada kata-kata saya yang kurang berkenan mohon kiranya di maaf
kan. SEKIAN DAN TERIMAKASIH
1. https://www.suara.com/news/2020/12/02/202020/sejarah-ejaan-bahasa-indonesia-dan-
perkembangannya?page=all
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Van_Ophuijsen#:~:text=Pada%20tahun%201901%20diadakan%
20pembakuan,pemakai%20bahasa%20Melayu%20di%20Indonesia.
3. https://brainly.co.id/tugas/7833843#:~:text=Kami%20poetra%20dan%20poetri%20Indonesia%2C%
20mengakoe%20bertoempah%20darah%20jang%20satoe%2C%20tanah%20air%20Indonesia.
4. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/11/16/evolusi-ejaan-bahasa-indonesia-dari-masa-ke-
masa)#:~:text=Ciri%20dari%20ejaan,dalam%20bahasa%20Arab.
5. https://www.idntimes.com/life/education/aneu-rizky-yuliana/sejarah-ejaan-bahasa-indonesia-
c1c2/7#:~:text=Latar%20belakang%20perubahan,dan%202%20pemindahan.
6. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Gt8DE8R4xccJ:ocvita_ardhiani.staff.gunad
arma.ac.id/Downloads/files/71213/EYD%2BEBI.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id#:~:text=Kata%
20%E2%80%98Soap%E2%80%99%20dan,Sup%20Ayam%20Kampung%E2%80%99
7. https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-
ejaan/#:~:text=kata)%20ditulis%20serangkai,sini%20bukan%20disini
8. https://mamikos.com/info/contoh-kata-ejaan-tanda-baca-bahasa-indonesia-yang-
benar/#:~:text=Advokat,Komedi
9. https://bahasa.foresteract.com/kaidah-ejaan/3/#:~:text=(di-%2C%20ke-
%2C%20dan%2C%20dari)%2C%20kata%20si%20dan
10. http://p2k.unimus.ac.id/id1/3040-2937/Ejaan-Pembaharuan_255466_p2k-
unimus.html#:~:text=Ejaan%20Pembaharuan%20yaitu,Disempurnakan%20sejak%201972.
11. http://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/39829/#:~:text=Sejarah%20ejaan%20bahasa%20Indonesia%20diawali,Indonesia
%20(EBI)%20(2015%20sampai%20sekarang).
12.