PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan
tertentu dan dalam konteks tertentu. Keterampilan berbahasa mencangkup empat
komponen dasar, yaitu menyimak, berbicara dan menulis. Berdasarkan SK. Dikti No.
43/DIKTI/Kep/2006, pasal 3, ayat (2) c seharusnya materi kuliah Bahasa Indonesia dapat
menjadikan mahasiswa memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional, dan mampu menggunakan secara
baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
dan untuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, serta penyesuaian apabila
diperlukan.
Materi kuliah bahasa Indonesia berisi tentang dasar-dasar yang menunjang
kompetensi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Hasil yang diharapkan dari
mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia adalah kecakapan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai pendukung utama kecakapan mahasiswa
dalam melaksanakan tugas keilmuannya. Keahlian, kecakapan, kesanggupan dan
semacamnya tersebut merujuk pada kemampuan menggunakan bahasa Indonesia ragam
baku-ilmiah dalam penulisan karya ilmiah. Jadi, titik fokusnya bukan hanya pada
penulisan karya ilmiah, melainkan pemakaian bahasa ragam baku-ilmiah untuk menulis
karyailmiah. Selain hal-hal tentang tata cara penulisan, perlu juga dilakukan praktek atau
presentasi atau diskusi sebagai bentuk pelaksanaan dan penggunaan tata bahasa Indonesia
yang baik secara ilmiah.
Dari latar belakang tersebut, makalah ini disusun untuk memberikan kemudahan
kepada pembaca dalam mempelajari materi bahasa Indonesia melalui ringkasan materi
yang dipaparkan di dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia?
2. Apa sajakah yang menjadi bagian dari ejaan bahasa Indonesia?
3. Apa yang dimaksud bahasa Indonesia ragam ilmiah?
4. Bagaimanakah tata cara pemilihan dan penggunaan kata?
5. Bagaimanakah tata cara pembentukan dan perluasan kalimat?
6. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
7. Bagaimanakah tata cara pembentukan paragraf?
8. Bagaimanakah tata cara pengembangan paragraf?
9. Bagaimanakah tata cara penyajian lisan?
10. Apa perbedaan karangan ilmiah, ilmiah populer, dan nonilmiah?
16
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
2.1.1 Sejarah Bahasa Indonesia
A. Sebelum Kemerdekaan
Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa melayu yang sudah dipakai berabad-abad
sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di seluruh wilayah Asia Tenggara. Berbagai fakta
16
sejarah menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah digunakan secara meluas sejak dahulu,
diantaranya ditemukannya prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf
Pallawa berasal dari abad ke-7. Pada zaman Kerajaan Sriwijayadi Sumatera dan Kerajaan
Majapahit di jawa, bahasa Melayu sudah berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, bahasa
prhubungan antar suku di Indonesia, bahasa niaga dalam transaksi perdagangan, serta
bahasa resmi kerajaan.
Selama masa penjajahan Belanda, terbit banyak surat kabar yang di tulis dengan
bahasa Melayu dikarenakan pemerintah Belanda tidak mau menyebarkan pemakaian
bahasa Belanda pada penduduk pribumi. Akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928, melalui
ikrar Sumpah Pemuda pada butir ketiga, bangsa Indonesia menerima bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia dengan nama bahasa Indonesia.
B. Sesudah Kemerdekaan
Pada tanggal 18 Agustues 1945, ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang
didalamnya terdapat pasal 36 yang menyatakaan bahwa bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia. Perhatian pemerintah masa orde baru pada perkembangan bahasa Indonesia
dapat tercermin dengan dilaksanakannya Kongres Bahasa Indonesia, perubahan bahasa
Indonesia dari Ejaan Van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi hingga Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang selalu mendapat tanggapan dari masyarakat.
2.1.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
A. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional berfungsi sebagai :
a. Lambang kebanggan nasional, yang mencerminkan nilai-nilai sosial yang mendasari
rasa kebangsaan dan mengatasi perbedaan yang ada dengan menyatukan berbagai suku
bangsa yang berbeda.
b. Lambang identitas nasional, yang dapat mengidentikkan bangsa indonesia selain
bendera dan labang negara.
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa, yang dapat menghindarkan kesalahpahaman
sebagai akibat perbedaan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda.
d. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah, karena bahasa indonesia mampu
mencapai keserasian hidup tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan pada
nilai-nilai sosia budaya serta bahasa daerah yang bersangkutan.
B. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara berfungsi sebagai :
a. Bahasa resmi kenegaraan, yang digunakan untuk urusan-urusan resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi kecuali di daerah-daerah yang menggunakan bahasa daerahnya
sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan sekolah dasar.
16
b. Penulisan huruf miring dalam cetakan diapaki untuk menuliskan nama buku, majalah,
surat kabar yang dikutip dalam karangan, menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata, serta menuliskan kata nama ilmiah, dan ungkapan
asing kecuali yag telah disesuaikan ejaannya.
2.2.5 Penulisan Kata
a. Penulisan kata turunan yang mendapat imbuhan berupa gabungan kata, awalan dan
akhiran kata, yang ditulis serangkai dengan bentuk gabungan tersebut. Contoh : sebar,
disebar, sebarkan, disebarkan.
b. Penulisan kata ulang yang ditulis secara lengkap, yaitu dengan menggunakan tanda
hubung (-) dan menghindari penggunaan angka 2.
c. Gabungan kata atau kata majemuk yang ditulis terpisah bagian-bagiannya. Contoh :
Pancasila, duta besar, dan lain sebagainya.
d. Kata ganti ku, kau yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan ku,
mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
e. Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti daripada dan kepada.
2.2.6 Partikel lah, kah, dan tah
Ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kemudian partikel pun, ditulis
terpisah dari kata yang mendahuluinya, dan per ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat
yang megikutinya.
2.2.7 Angka dan Lambang Bilangan
Apabila kita menggunakan angka Romawi, penulisannya tidak meggunakan awalan
ke-. Jika kita menggunakan angka Arab, harus disertai awalan ke-. Kemudian penulisan
kata bilangan yang mendapat akhiran an ditulis tahun 50-an.
2.3 Ejaan Bahasa Indonesia (Penulisan Unsur Serapan, Singkatan, dan Tanda Baca)
2.3.1 Penulisan Unsur Serapan
a. Penyerapan secara Alamiah, kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia
yang lazim dieja dan dilafalkan dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan.
Contoh: abjad, mode, dan badan.
b. Penyerapan seperti Bentuk Asal, unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam
bahasa Indonesia dapat dipakai dalam bahasa Indonesia dengan jalan masih
mempertahankan lafal bahasa asalnya (asing). Contoh : shuttle cock, otside, dan cum
laude.
c. Penyerapan dengan Terjemahan, dilakukan dengan cara memilih kata-kata asing tertentu
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata asing : point, terjemahan
Indonesia : butir.
16
d. Penyerapan dengan Perubahan, unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia ada yang penulisan dan pelafalannya disesuaikan dengan sistem ejaan dan
lafal bahasa Indonesia. Bentuk asal : accent, bentuk serapan : aksen.
e. Penyerapan Akhiran Asing, akhiran-akhiran asing disesuaikan dengan ketentuanketentuan yang ada dalam bahasa Indonesia. Akhiran asing ada yang diserap sebagai
bagian kata yang utuh, seperti kata standarisasi di samping kata standar.
2.3.2 Penulisan Singkatan dan Akronim
a. Singkatan, proses pemendekan yang dilakukan dengan pengekalan sebuah awal berupa
huruf yang tidak membentuk kata, contoh: PTN, BUMN, PT, dan lain-lain.
b. Akronim, hasil proses pemendekatan yang membentuk kata sehingga dilafalkan seperti
kata, contoh: Golkar, Unhas, dan lain-lain.
2.3.3 Penggunaan Tanda Baca
Kaidah tanda baca merupakan hal yang penting diperhatikan dalam penulisan karya
ilmiah, kaidah-kaidah yang dimaksud yaitu: tanda titik, koma, titik koma, titik dua,
hubung, pisah, elipsi, tanya, seru, kurung, kurung siku, garis miring, dan petik tunggal.
16
teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan
lisan.
2.5 Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam proses pemilihan dan penggunaan kata, hal yang perlu dierhatikan adalah kaidah
makna. Kaidah makna tersebut terdiri dari:
a. Kata yang Denotatif dan Kata yang Konotatif => Denotasi adalah konsep dasar yang
didukung oleh suatu kata, sedangkan konotasi adalah nilai rasa atau gambaran tambahan
yang ada di samping denotasi.
b. Kata yang Bersinonim dan Kata yang Mirip => Sinonim adalah kata yang maknanya
sama atau mirip dengan kata lain, sedangkan kata mirip adalah kata-kata yang tampak
mirip dari segi bentuknya atau kata-kata yang mirip dari segi maknanya.
c. Homofon dan Homograf =>Homofon ialah kata-kata yang sama lafalnya, tetapi berbeda
ejaannya. Misalnya, kata bang dan bank. Homograf ialah kata-kata yang sama ejaannya,
tetapi berbeda lafalnya. Misalnya, kata teras.
d. Kata Umum dan Kata Khusus =>Kata-kata umum termasuk kata yang mempunyai
hubungan luas, sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan sempit, terbatas,
bahakan khusus atau unik.
e. Kata Populer dan Kata Kajian => Kata populer adalah kata yang populer atau terkenal di
kalangan masyarakat atau kata-kata yang banyak digunakan pada berbagai kesempatan
dalam komunikasi. Kata kajian ialah kata-kata yang digunakan secara terbatas pada
kesempatan-kesempatan tertentu berupa kata-kata atau istilah yang digunakan oleh
golongan ilmuan dalam pembicaraan tulisan-tulisan ilmiah.
f. Kata Baku dan Kata Tidak Baku => Kata-kata baku yaitu kata-kata yang telah resmi dan
standar dalam penggunaannya. Kata-kata tidak baku yaitu kata-kata yang belum
berterima secara resmi atau kata-kata yang tidak menuruti kaidah-kaidah yang berlaku
dalam bahasa Indonesia.
g. Kata Mubazir => Kata Mubazir adalah kata-kata bersinonim atau kata-kata yang sama
maknanya dan digunakan bersama-sama sekaligus sehingga menjadi mubazir, yaitu
menjadi berlebih-lebihan.
2.6 Pembentukan dan Perluasan Kalimat
2.6.1 Pengertian Kalimat
16
Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar daripada kata atau frasa merupakan
rangkaian kata yang menyatakan pikran tertentu yang secara relatif dapat berdiri sendiri,
dan intonasinya menunjukkan batas antara sesamanya, itulah yang disebut kalimat.
2.6.2 Bagian-Bagian Kalimat
a. Subjek dan Predikat ; subjek sebagai inti pembicaraan barulah menyatakan pikiran jika
dijelaskan oleh predikat.
b. Objek, Pelengkap dan Keterangan ; objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat
yang sering muncul dalam kalimat untuk melengkapi predikat, pelengkap adalah unsur
kalimat yang berfungsi melengkapi informasi/mengkhususkan objek/melengkapi struktur
kalimat.
2.6.3 Kalimat Tunggal
Merupakan kalimat yag hanya menyatakan satu pokok pembicaraan yang dinyatakan
pada subjek (S) kalimat.
2.6.4 Kalimat Majemuk Setara
Merupakan kalimat majemuk yang terbentuk dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara
berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan.
16
16
d. Menulis Naskah Pidato, hakikat menulis naskah pidato adalah menuangkan gagasan ke
dalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato.
e. Menyampaikan Pidato, bukan sekedar membacakan naskah pidato di depan hadirin,
melainkan perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana, bermanfaat, serta
dapat memperjelas isi dalam naskah pidato.
2.11 Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Nonilmiah
2.11.1 Karangan ilmiah
a. Pengertian, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
umum yang sesuai dengan tata cara ilmiah.
b. Fakta dan Penilaian, fakta adalah apa yang ada, yang dapat dilihat, disaksikan atau
dirasakan. Adapun penilaian menyatakan kesimpulan, pertimbangan, pendapat, atau
keyakinan seseorang tentang fakta itu.
c. Evidensi dan Penilaian, apabila fakta-fakta yang ada itu dihubung-hubungkan satu sama
lain dengan metode tertentu, dalam usaha untuk membuktikan adanya sesuatu, disebut
evidensi.
d. Penalaran
- Pentingnya Penalaran, untuk merangkai fakta-fakta pernyataan yang masuk akal,
diperlukan penalaran (reasoning) yang logis. Penalaran sangat diperlukan dalam
penyusunan karya ilmiah.
- Proses Penalaran, yakni metode induksi, deduksi, dan dialektika
- Metode Induksi, metode ini berangkat dari fenomena-fenomena khusus untuk sampai
kepada kesimpulan umum. Metode induksi terbagi atas generalisasi, analogi, dan
hubungan sosial.
- Metode Deduksi, metode ini terbagi atas silogisme dan entimen.
e. Ciri-ciri Karangan Ilmiah : menyajikan fakta objektif secara sistematis; menggunakan
bahasa ilmiah; karangan ilmiah tidak emotif; dll.
f. Jenis-jenis Karangan Ilmiah : makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
2.11.2 Karangan Ilmiah Populer
a. Pengertian : menyajikan fakta pribadi dengan teknik sederhana dan bahasa sederhana.
b. Ciri-ciri : menyajikan fakta pribadi yang disimpulkan subjektif; selalu mementingkan
diri penulis; dll.
c. Bentuk : artikel, editorial, opini, tips, dan resensi buku.
2.11.3 Karangan Nonilmiah
a. Pengertian : karangan menyajikan fakta pribadi dan tidak melalui suatu prosedur
penelitian.
b. Ciri-ciri : gaya bahasa konotatif dan populer; tidak memuat hipotesis; bersifat
imajinatif; situasi didramatisari; bersifat persuatif; dll.
c. Bentuk : novel, cerpen, drama, roman, dan dongeng yang penulisannya tidak
prosedural.
16
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ditentukan oleh penggunaan bahasa,
kecermatan penulisan unsur serapan, singkatan, dan ketetapan penggunaan tanda baca.
Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan tertentu
dan konteks tertentu, ini akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan.
Dalam penulisan resmi, terutama karya ilmiah, pilihan kata yang tepat sangat menentukan
kualitas pembicaraan dan tulisan.
2. Bahasa Indonesia terdiri atas bahasa Ilmiah, bahasa Sehari-hari, bahasa Jurnalistik, dan
Bahasa sastra yang mengandung unsur estetika.
3. Kalimat yang efektif ditandai oleh adanya kepaduan unsur kalimat, kelogisan hubungan
antarbagian kalimat, pemusatan perhatian pada bagian-bagian tertentu, dan kehematan
penggunaan kata. Kalimat-kalimat yang telah dibuat dan disusun secara efektif perlu
16
dihimpun dan dipadukan satu sama lain untuk membentuk satuan yang lebih besar, yaitu
paragraf.
4. Dalam perencanaan karya tulis, harus dapat membedakan antara topik dan judul. Topik
merupakan hal/pembahasan/landasan penulisan. Topik bersifat umum dan belum
menggambarkan sudut pandang penulis. Sedangkan judul adalah kepala karangan/tulisan.
5. Ciri-ciri yang membedakan antara karangan ilmiah, ilmiah populer, dan nonilmiah
adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan.
6. Penulisan bahasa Indonesia juga harus memperhatikan, Kutipan, catatan kaki,rujukan
dan daftar pustaka.
B. Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
16