DAS bisa sangat luas, mencakup kawasan yang mencakup ribuan kilometer persegi,
atau bisa juga hanya selebar sebuah lembah. Di dalam kawasan DAS yang sangat luas, di
mana air mengalir dari bukit-bukit tinggi ke lembah-lembah yang rendah (seperti di daerah
pegunungan), ada banyak DAS kecil (seperti sumber-sumber air kecil dan sungai-sungai kecil
yang mengalir ke bawah menuju sungai-sungai yang lebih lebar dan laut).
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah sebagai berikut:
1.
2.
Banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur sungai pada waktu hujan.
3.
Cepat atau lambatnya air hujan terkumpul di alur sungai bergantung pada bentuk
lereng DAS.
DAS yang sehat mampu melindungi pasok air, menaungi hutan, tanaman, dan satwa
liar, menjaga tanah tetap subur, dan mendukung komunitas yang mandiri. Perubahan besar
dan mendadak pada DAS, seperti pembabatan pohon dan semak-semak, penimbunan sampah,
atau pembangunan jalan raya, perumahan, dan bendungan, dapat merusak DAS dan sumbersumber airnya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan tanah untuk mendukung komunitas
yang sehat, dan mendatangkan masalah-masalah kesehatan, kelaparan, dan perpindahan
penduduk. Perencanaan yang menyangkut perubahan bagaimana air mengalir melalui DAS,
dan bagaimana air dan lahan akan dikembangkan dan dimanfaatkan, dapat mencegah
munculnya masalah-masalah di masa depan.
Fungsi praktis dari hidrologi adalah untuk membantu analisis terhadap permasalahan
yang ada dan memberikan kontribusi terhadap perencanaan dan manajemen sumber daya air.
Ilmu tentang air membahas permasalahan air di bumi, distribusi dan sirkulasinya, sifat fisika
dan kimia air tersebut, dan interaksi air dengan lingkungannya, termasuk interaksinya dengan
makhluk hidup, khususnya manusia. Dalam hal ini, hidrologi melingkupi semua ilmu tersebut
di atas. Definisi yang lebih khusus adalah ilmu yang mempelajari siklus hidrologi atau
sirkulasi air antara permukaan bumi dan atmosfer.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda
yaitu Evaporasi/transpirasi, Infiltrasi/Perkolasi, dan Air Permukaan.
atau untuk pengusahaan hutan) dapat menurunkan fungsi hidrologi hutan sehingga
mengakibatkan erosi dan kerusakan lahan di daerah hulu maupun hilir.
Perubahan yang terjadi di dunia pada akhir milenium kedua berlangsung sangat cepat,
seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tinggal didalamnya. Penduduk yang sangat
banyak ini tentu saja memerlukan pangan, tempat tinggal dan tempat bergerak. Kegiatan
manusia yang sangat dinamis untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga
membawanya ke dalam suatu kondisi di mana seolah-olah terjadi kekurangan lahan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan (alih-guna lahan) secara besarbesaran. Kegiatan manusia yang sangat berlebihan itu seringkali dilakukan sampai
melampaui batas kemampuan alam, sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai masalah
lingkungan, diantaranya adalah kerusakan fungsi hutan dan pengurasan sumberdaya alam
(termasuk tanah dan air). Badan Planologi Kehutanan (2000) melaporkan bahwa laju
deforestasi nasional di Indonesia dari tahun 1985 s/d 1997 rata-rata mencapai 1,87 juta ha
diantaranya dimasukkan dalam kategori lahan kritis (Badan PlanologiKehutanan, 2000).
Dampak lingkungan yang mengikuti kerusakan lahan ini antara lain terjadinya banjir,
erosi, longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan berikut polusi udara oleh asap yang
ditimbulkannya. Bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan) yang sangat sering terjadi
pada awal tahun 2000-an di berbagai daerah di Indonesia sangat mengganggu kehidupan
masyarakat. Analisis mendalam terhadap timbulnya bencana alam tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar dipicu oleh tindakan manusia. Oleh karena itu diperlukan kearifan
untuk mengelola sumberdaya alam kita agar dapat mencegah dan memecahkan masalahmasalah lingkungan, serta yang lebih penting lagi adalah untuk menjamin kelangsungan
hidup generasi mendatang dalam menikmati kehidupan di bumi ini.
Dampak dari erosi tanah juga berakibat pada kehidupan masyarakat penghuni DAS
melalui penurunan produktivitas lahan, pendapatan dan penyediaan air bersih. Disamping itu,
masyarakat mungkin harus mengeluarkan biaya atau energi yang lebih besar untuk
memperoleh sumberdaya dengan kualitas dan kuantitas yang sama. Sejauh ini dampak
langsung yang muncul akibat peningkatan erosi dan kerusakan lahan di daerah hulu adalah
berbagai berbagai masalah fisik didaerah hilir. Namun perlu dicermati lebih jauh bahwa
masalah DAS ternyata merupakan campuran dari masalah-masalah biofisik, ekonomi, sosialbudaya, politik dan kelembagaan (institusi). Beberapa konsekuensi dari masalah ini adalah
penurunan
produktivitas
pertanian,
hutan,
peternakan
dan
perikanan;
penurunan
pengembalian investasi untuk produksi energi listrik dan proyek-proyek irigasi ; serta
timbulnya gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
Tugas Individu
Pengelolaan DAS Terpadu
DAS dan Permaslahannya
OLEH:
Riyami
G11113048