Mikrobiologi Pertanian
DENITRIFIKASI
OLEH:
Kelompok 5
Riyami
G11113048
G11113008
Dzulkifli Darwis
G11113021
I.
I.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nitrogen sangatlah penting untuk berbagai proses kehidupan di Bumi.
Nitrogen adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya
dimasukkan ke dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat kita
butuhkan dalam pertumbuhan.Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam
nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada
tumbuhan, banyak dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting
untuk fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut.
Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi dengan unsur
lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan
berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung
unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi
ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara
khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat
mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan
dekomposisi.
Berdasarkan uraian tersebut, denitrifikasi merupakan bentuk terakhir
dalam daur nitrogen. Denitrifikasi pun menjadi salah satu tahap yang mempunyai
peranan yang sangat penting, dalam menyeimbangkan daur Nitrogen di alam.
I.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari materi yang akan
dibahas yaitu:
a.
Apa yang dimaksud dengan Denitrifikasi?
b.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses denitrifikasi?
c.
Apa saja contoh bakteri denitrifikasi, dan bagaimana karakter Paracoccus
I.3.
II.
II.1.
PEMBAHASAN
Denitrifikasi
Proses denitrifikasi adalah perubahan senyawa nitrat menjadi gas nitrogen
(N2). Gas nitrogen adalah senyawa yang sangat stabil. Denitrifikasi secara umum
merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2),
Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO), sampai menjadi N2 dalam kondisi
anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kelembapan
tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon, kadar oksigen terlarut dan
temperatur yang tinggi. Proses denitrifikasi tidak lepas dari peranan bakteri
denitrifikasi (denitrifier), bakteri yang berperan dalam denitrifikasi umumnya
merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok bakteri denitrifikasi yaitu :
bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri pereduksi NO2 menjadi N2, dan
bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2, NO, N2O (Anonim, 2010).
Dalam situasi normal maka nitrogen dapat diproses menjadi bentuk
amonium atau bentuk nitrat yang langsung tersedia bagi tanaman. Tetapi dalam
keadaan tertentu, yaitu kalau udara dalam tanah terbatas akibat drainase jelek (air
menggenang), atau disebabkan oleh pemakaian berlebihan dari bahan organik
mentah yang bersifat mudan busuk sehingga nitrat dan nitrit yang terbentuk akan
menghasilkan gas nitrogen atau hasil oksidasi lain yang akhirnya dapat menguap
ke udara. Peristiwa ini terjadi dalam tanah yang dilakukan terutama oleh
organisme anaerobik yang aktif dalam keadaan tanpa oksigen, dan akan terjadi
reduksi. Proses terjadinya reduksi dari nitrat ke nitrit, amonia atau nitrigen bebas
disebut sebagai denitrifikasi (Hardjadi, 1979).
Denitrifikasi merupakan proses reduksi nitrat atau nitrit menjadi nitrogen
(N2) dengan N2O sebagai produk antara. Menurut Pathak (1999), denitrifikasi
terjadi ketika nitrat tersedia pada kondisi lingkungan yang anaerobik dimana
kebutuhan O2 tinggi. Bakteri yang berperan dalam denitrifikasi merupakan bakteri
heterotrof fakultatif anaerob.Denitirifikasi berlangsung menurut urutan sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
2.3
dekomposisi
berlangsung
dalam
keadaan
anaerob.
Beberapa
bertanggung jawab atas hilangnya pupuk nitrogen dalam tanah pertanian. Genom
Paracoccus denitrificans terdiri dari dua kromosom melingkar dan satu plasmid.
Kromosom pertama memiliki 2.852.282 pasangan basa. Kromosom kedua
memiliki 1.730.097 pasangan basa dan plasmid memiliki 653.815 pasangan basa.
Plasmid
mengkodekan
protein
611
terkenal
seperti
deformilase
adalah
Genus
biokimia
serbaguna,
dengan
berbagai
Timkovich
and
Dickerson
(1976),
bakteri
Paracoccus
struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan
hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini,
ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat
hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan
dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan
berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air.
III.
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dekomposisi
merupakan proses reduksi nitrat atau nitrit menjadi nitrogen (N 2) dengan N2O
sebagai produk antara. Dekomposisi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
kondisi nitrat, kondisi anoxic, keasaman air limbah (pH), suhu, dan waktu tinggal.
Mikroorganisme yang mampu melakukan denitrifikasi berasal dari genus berikut
ini: Pseudomonas, Bacillus, Spirillum, Hyphomicrobium, Agrobacterium,
Acinetobacter, Propionobacterium, Rhizobium, Corynebacterium, Cytophaga,
Thiobacillus dan Alcaligenes.
III.2. Saran
Materi mengenai denitrifikasi dan bakteri yang berperan dalam proes
denitrifikasi ini akan mudah dipahami jika didukung dengan sumber referensi
yang memadai, dalam artian kualitas dan kuantitasnya. Untuk pembuatan makalah
selanjutnya, kami menyarankan untuk lebih banyak menambah referensi. Selain
itu, kami siap menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
karya kami bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimuos. 2010. Bakteri Nitrogen. http://www.eshaflora.com. Diakses pada
tanggal 26 April 2015
Baker, S. C., et al. 1998. Molecular genetics of the genus Paracoccus:
metabolically versatile bacteria with bioenergetic flexibility. Microbiol.
Mol. Biol. Rev. 62:1046-1078.
Damanik, M. M.B., Bachtiar, E. H., Fauzi, Sarifuddin, dan Hamidah, H. 2010.
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Medan: USU Press.
Hardjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia.
Muti.2013. Mikrobiologi di dalam Pengolahan Air Limbah. www.airlimbah.com /
2013/01/29/mikrobiologi-di-dalam-pengolahan-air-limbah/. Diakses 24
April 2015.
Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra, dan S. Sastroamidjojo. 1991. Mikrobiologi
Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.