Anda di halaman 1dari 4

Sifat Penciri Lain: Sifat Vertic

Pembentukan agregat struktural yang khas (`vertic structure') merupakan proses


genetik utama dalam Vertisols. Struktur tipikal ini dapat ditemukan dalam solum, tetapi
penampakan yang paling kuat ada pada `vertic horizon'; derajat perkembangan dan ukuran
agregat berubah secara bertahap dengan kedalaman tanah.
Ketika tanah permukaan yang jenuh mulai mengering, namun belum ada retakan.
Setelah pengeringan lebih lanjut, tanah kehilangan plastisitas dan ketegangan membangun
sampai kekuatan tarik dari material tanah secara lokal melebihi dan terbentuklah celah-celah
tanah. Celah terbentuk dalam pola yang menjadi lebih halus sebagai hasil pengeringan.
Dalam kebanyakan Vertisols, permukaan tanah berubah menjadi `mulsa permukaan' dengan
struktur granular atau remah.
Butiran atau remah-remah dari mulsa jatuh ke celah-celah tanah. Setelah terjadi
pembasahan, bagian dari celah tanah mengalami peningkatan volume. Serapan air terus
menghasilkan tekanan yang mengakibatkan pergeseran, antar massa tanah. Tekanan
pembengkakan tanah tersebut terjadi ke semua arah. Gerakan massa pun terjadi sepanjang
bidang miring (slickenside) pada sudut 20o-30o. Di bawah ini merupakan bentuk sifat vertic.

(sumber: http://www.fao.org/wairdocs/ILRI/x5493E/x5493e05.html)

Sifat vertic adalah sifat tanah mengembang dan mengkerut yang khas terdapat pada
tanah-tanah yang banyak mengandung mineral liat mudah mengembang seperti
montmorillonit, yang merupakan sifat penciri untuk order dan subgroup. Sifat vertic
ditunjukkan oleh beberapa bentuk misalnya:
1. Gilgai: suatu relief mikro pada tanah yang dihasilkan oleh ekspansi dan kontraksi karena
perubahan lengas tanah.
2. Slickenside
3. Koefisien Cole: koefisisen pemuaian linier dan nisbah perbedaan panjang bongkah dalam
keadaan lembab dan kering. Di bawah ini merupakan persamaan dari penentuan nilai
koefisien Cole:

Keterangan:
Lm

= panjang clod pada keadaan lembab (1/3 bar)

Ld

= panjang clod pada keadaan kering oven

Vm

= volume clod dalam keadaan lembab

Vd

= bulk density clod dalam keadaan kering oven

Dbm = bulk density clod dalam keadaan lembab (1/3 bar)


Dbd

= bulk density clod dalam keadaan kering (1/3 bar)


Pada tanah bertekstur kasar atau tanah berliat yang banyak mengandung kaolinit atau

mika tetapi tidak mengandung montmorillonit nilai COLE < 0,03. Pada tanah berliat dengan
kandungan montmorillonit tinggi nilai COLE : 0,03 0,18 (Holmgren, 1968, Grosmman et
al, 1968; Framzmeier and Ross, 1968).
Jumlah perkalian antara tebal tiap-tiap horison dalam keadaan kering dengan COLE
masing-masing horison disebut Potensial Linear Extensibility.

aitebal horison ke i dalam keadaan kering


ci koefisien COLE pada horison ke i

Tanah yang mempunyai sifat vertic, termasuk dalam order Vertisols. Di samping itu
ditemukan beberapa subgroup dengan sifat vertic : vertic Haplaquent, vertic Entochrept,
vertic hapludult dan lain-lain.
Sifat vertic menyebabkan adanya lubang-lubang rekahan yang lebar dan dalam. Hal
ini, dapat mengakibatkan putusnya perakaran tanaman terutama yang berakar dangkal serta
kurang stabilnya tanah. Oleh sebab itu, penanaman tanaman berakar dalam perlu
dipertimbangkan karena umumnya sifat vertic dominan pada permukaan (lapisan atas). Jenis
tanaman yang diutamakan adalah jenis-jenis legum yang mampu menyumbang bahan organik
tanah serta mengikat N udara seperti lamtorogung, Glyricidae dan Acacia. Tanaman tersebut
selain mampu tumbuh pada tanah-tanah kritis juga mampu mengambil unsur dari sub soil dan
mengembalikannya dalam bentuk serasah sebagai penyumbang bahan organik tanah yang
mempunyai multi fungsi dalam memperbaiki sifat tanah termasuk meningkatkan KTK tanah,
mengikat unsur, meningkatkan aktivitas biologi serta memperbaiki sifat fisik tanah.
Sumber:

http://www.fp.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/2012/04/Buku-Ajar-KlasifikasiTanah-dan-Kesesuaian-Lahan.pdf

http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/DASAR-ILMU-TANAH-TANAHVERTISOLS.pptx

Tugas Kelompok
Genesis dan Klasifikasi Tanah
Sifat Penciri Lain: Sifat Vertic

OLEH:
Kelompok II
Riyami
Riskawati
Muh. Ikbal

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Anda mungkin juga menyukai