Anda di halaman 1dari 43

Struktur Tanah

Definisi
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah, terjadi
karena terikat satu sama lain oleh bahan perekat (liat, BO, oksida-oksida
besi)

Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer dan agregat-agregat


primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh
bidang-bidang yang disebut “agregat”

Struktur tanah mempunyai bentuk (tipe), ukuran dan kemantapan


(ketahanan) atau tingkat perkembangan berbeda

Dalam deskripsi profil, struktur tanah dideskripsikan dengan urutan


“bentuk, ukuran, tingkat perkembangan (granular, sedang, lemah)
Bentuk atau tipe-tipe struktur tanah

1. Bulat (granular), di horison A


2. Remah (crumb), di horison A
3. Lempeng (platy), di horison atau lapisan
padas liat
4. Kubus (blocky) (horison B tanah di wilayah
iklim basah)
a. Gumpal bersudut (angular blocky)
b. Gumpal membulat (sub angular blocky)
5. Tiang (horison B tanah wilayah iklim kering)
a. Prisma (prismatic)
b. Kolumnar (columnar)
Granular Gumpal membulat Gumpal bersudut
Kolumnar Lempeng
Prismatik
Butir Tunggal (Pasir) Pejal (Masif)
Ukuran struktur tanah (mm)

Ukuran Lempeng Prisma Gumpal Granular Remah


dan tiang dan Tiang
Sangat halus
atau sangat <1 < 10 <5 <1 <1
kecil
Halus atau 1–2 10 – 20 5 – 10 1–2 1- 2
kecil
Sedang 2–5 20 – 50 10 – 20 2–5 2–5
Kasar atau 5 – 10 50 – 100 20 – 50 5 – 10 -
besar
Sangat
kasar atau > 10 > 100 > 50 > 10 -
sangat besar
Kemantapan (tingkat perkembangan) struktur tanah

 Ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk


struktur tanah terhadap tekanan

 Dibedakan menjadi :
a. Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah
hancur)
b. Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak
mudah hancur)
c. Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur)

 Tergantung jenis tanah dan kelembaban tanah


Tanah berstruktur baik
 Granuler atau remah, mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur
hara lebih mudah tersedia, mudah diolah

 Struktur tanah yang baik adalah struktur tanah yang bentuknya


membulat, sehingga tidak saling bersinggungan dengan rapat; pori-
pori tanah banyak terbentuk; tidak mudah rusak (mantap) sehingga
tidak cepat tertutup bila terjadi hujan

 Pada struktur tanah yang baik terdapat penyebaran ruang pori-pori


yang baik yaitu terdapat ruang pori di dalam dan di antara agregat
yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya.
Tanah dikatakan tidak berstruktur
 bila butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut
lepas, contoh : tanah berpasir)

 bila tanah saling tidak melekat menjadi satu satuan yang


padu (kompak), disebut “massive” atau “pejal”
contoh : tanah berliat tinggi
Peranan struktur tanah

Struktur tanah penting dalam menentukan :


 Peredaran air, udara dan panas di dalam tanah
 Aktivitas jasad hidup tanah
 Ketersediaan unsur hara bagi tanaman
 Perombakan bahan organik tanah
 Mudah-tidaknya akar tanaman dapat menembus tanah
lebih dalam
Konsistensi Tanah
Definisi
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi antara
partikel partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap
perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi atau


adhesi butir-butir tanah dengan benda lain, ditunjukkan oleh
daya tahan tanah terhadap gaya yang akan merubah bentuk
(pencangkulan, pembajakan dll)
 Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan
tidak melekat pada alat pengolah tanah

 Penyifatan konsistensi tanah harus sesuai dengan kondisi tanah


(kering, lembab, basah)

 Dalam keadaan kering atau lembab ditentukan dengan cara meremas


segumpal tanah

 Dalam keadaan basah ditentukan dari :


a. mudah tidaknya melekat pada jari (melekat/tidak melekat)
b. mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya
mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis)
Konsistensi tanah dalam kondisi basah
(kadar air tanah di atas kapasitas lapang)
 Kelekatan : kekuatan adhesi (melekat) dengan benda lain
a. Tidak lekat (tidak melekat pada jari tangan atau benda lain)
b. Agak lekat (sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain)
c. Lekat (melekat pada jari tanah atau benda lain)
d. Sangat lekat (sangat melekat pada jari tangan atau benda lain)

 Plastisitas : kemampuan tanah untuk membentuk gulungan


a. Tidak plastis (tidak dapat membentuk gulungan)
b. Agak palstis (hanya gulungan < 1 cm dapat terbentuk)
c. Plastis (dapat membentuk gulungan > 1 cm, perlu sedikit tekanan
untuk merusak gulungan)
d. Sangat plastis (dapat membentuk gulungan > 1 cm, perlu tekanan
besar untuk merusak gulungan)
Konsistensi tanah dalam keadaan lembab
(kadar air tanah mendekati kapasitas lapang)

 Lepas (tanah tidak melekat satu sama lain, tanah berpasir)


 Sangat gembur (gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas)
 Gembur (diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan
tanah dengan meremas)
 Teguh (diperlukan tekanan besar untuk menghancurkan gumpalan
tanah dengan meremas)
 Sangat teguh (diperlukan tekanan lebih besar untuk menghancurkan
gumpalan tanah dengan meremas)
 Sangat teguh sekali (tidak dapat hancur dengan meremas gumpalan
tanah)
Konsistensi tanah dalam keadaan kering
(tanah dalam keadaan kering angin)
 Lepas (tanah tidak melekat satu sama lain, tanah pasir atau berpasir)
 Lunak (gumpalan tanah mudah hancur bila diremas)

 Agak lunak (diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan

gumpalan tanah dengan meremas)


 Keras (diperlukan tekanan agak besar untuk menghancurkan gumpalan

tanah dengan meremas)


 Agak keras (diperlukan tekanan besar untuk menghancurkan gumpalan

tanah dengan meremas)


 Sangat keras (diperlukan tekanan lebih besar untuk menghancurkan

gumpalan tanah dengan meremas)


 Sangat keras sekali (tidak dapat hancur dengan meremas gumpalan

tanah)
Tidak lekat

Agak lekat

Plastisitas

Sangat lekat
Konsistensi
 Konsistensi merupakan bagian dari “Rheologi,
ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk
(deformation) dan aliran (flow ) suatu benda

 Sifat rheologi tanah dipelajari dengan menentukan Angka-


angka Atterberg
* angka-angka kadar air tanah pada beberapa
keadaan
* penting dalam menentukan tindakan pengolahan
tanah (tanah kering sulit diolah)
Harkat angka-angka Atterberg
Harkat Batas Indeks Jangka
Mengalir Plastisitas Olah
% kadar air
Sangat rendah < 20 0–5 1–3
Rendah 20 – 30 6 – 10 4–8
Sedang 31 – 45 11 – 17 9 – 15
Tinggi 46 – 70 18 – 30 16 – 25
Sangat tinggi 71 – 100 31 – 43 26 – 40
Ekstrim tinggi > 100 > 43 > 40
Batas mengalir
 Batas mengalir (batas cair) adalah jumlah air terbanyak yang
dapat ditahan oleh tanah.
Bila air lebih banyak, maka tanah akan mengalir bersama air

 Penentuan batas mengalir : tanah diaduk dengan air (tanah


bukan dalam keadaan alami)

 Dalam kondisi kandungan air tinggi, tanah dapat


melekat pada alat pengolah tanah (bajak/cangkul)
Batas melekat
 Batas melekat adalah kadar air tanah dimana tanah mulai
tidak dapat melekat pada benda lain

 Bila kadar air lebih rendah dari batas melekat, maka tanah
tidak dapat lagi melekat

 Bila kadar air lebih tinggi dari batas melekat, maka tanah akan
mudah melekat pada benda lain (sukar diolah)
Bila tanah telah mencapai batas mengalir atau batas melekat :
tanah dapat membentuk gulungan/pita yang tidak mudah
patah bila digolek-golekkan (tanah plastis)
Bila tidak dapat dibentuk pita/gulungan, tanah patah-patah
(tanah tidak plastis)

Bila air pada tanah yang telah mencapai batas melekat dan
terus menerus menguap sehingga kadar air berkurang, maka
pada suatu saat gulungan tanah yang bisa digolek-golekkan
itu akan hilang keteguhannya sehingga menjadi pecah-pecah
ke segala jurusan
Batas menggolek
 Batas menggolek adalah kadar air dimana gulungan tanah
mulai tidak dapat digolek-golekkan, bila digolek-golekkan
tanah akan pecah-pecah ke segala arah

 Pada kadar air lebih kecil dari batas menggolek tanah


sukar diolah
Indeks Plastisitas
 Indeks plastisitas menunjukkan perbedaan kadar air tanah
batas mengalir dengan batas menggolek

 Tanah-tanah liat umumnya mempunyai indeks plastisitas


yang tinggi, sedangkan tanah-tanah berpasir indeks
plastisitasnya rendah
Jangka Olah
 Jangka olah menunjukkan besarnya perbedaan kandungan
air pada batas melekat dengan batas menggolek

 Tanah dengan jangka olah yang rendah merupakan tanah


yang lebih sukar diolah dibandingkan dengan tanah dengan
jangka olah tinggi

 Bila jangka olahnya sama, tanah lebih sukar diolah bila indeks
plastisitasnya rendah
Batas ganti warna
 Batas ganti warna atau titik ubah adalah titik dimana terjadi
pergantian warna tanah dari kadar air batas menggolek
dengan kondisi kering

 Tanah-tanah yang telah mencapai batas menggolek masih


dapat terus kehilangan air sehingga lambat laun menjadi
kering dan pada suatu ketika tanah menjadi berwarna lebih
terang
Batas ganti warna
 Batas ganti warna merupakan batas terendah kadar air yang dapat
diserap tanaman

 Batas mengalir merupakan batas kadar air tertinggi yang bermanfaat


bagi tanaman

 Perbedaan kadar air pada batas mengalir dengan batas ganti warna
merupakan jumlah air yang tersedia bagi tanaamn

 Penentuan jumlah air tersedia bagi tanaman yg tepat adalah dengan


menghitung perbedaan kadar air pada kapasitas lapang (1/3 bar)
dengan kadar air pada titik layu permanen (15 bar)
Drainase Tanah
 Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah
 Air tanah dapat hilang melalui permukaan atau melalui peresapan ke
dalam tanah
 Kelas drainase : terhambat (tergenang) sampai sangat cepat (air sangat
cepat hilang dari tanah)
 Dtentukan di lapangan dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh
air di dalam penampang tanah (warna pucat, kelabu, adanya becak-
becak karatan)
 Warna pucat atau kelabu kebiru-biruan
menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat,
sehingga merupakan petunjuk tanah berdrainase buruk
Drainase Tanah
 Adanya karatan :
menunjukkanudara masih dapat masuk ke dalam tanah
setempat-setempat sehingga terjadi oksidasi di tempat tersebut
dari senyawa-senyawa Fe+3 (merah)

 Bila air tidak pernah tergenang sehingga tata udara di dalam tanah
selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe+3)
sehingga seluruh tanah umumnya berwarna merah atau coklat

 Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat


tumbuh (padi sawah harus tergenang, drainase buruk)
Bulk Density (kerapatan lindak)
 Bulk density (Bobot Isi atau Bobot Volume) adalah perbandingan
antara berat tanah kering (BTK) dengan volume tanah termasuk
volume pori-pori tanah (Vol)


BI = BV = BTK (g) / Vol (cc atau cm3)

 BV merupakan petunjuk kepadatan tanah,


Makin tinggi BV, makin padat tanah, berarti makin sulit meneruskan
air atau ditembus akar tanaman.

 BV 1.1 – 1.6 g/cc (g/cm3)


BV tanah < 0.90 g/cc (tanah Andisol)
BV tanah < 0.1 g/cc (tanah gambut)
Bulk Density (kerapatan lindak)
 BV penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk setiap hektar
tanah (berdasarkan berat tanah per hektar)

 1 ha = 100 m x 100 m = 10 000 m2 = 100 000 000 cm2

 Volume tanah sedalam 20 cm = 100 000 000 cm2 x 20 cm2

= 2 000 000 000 cm3


 BD = 1.2 g/cc = 1.2 g/cm3

 Berat tanah 1 ha = 1.2 g/cm3 x 2 000 000 000 cm3


= 2 400 000 000 g = 2 400 000 kg

Untuk memudahkan perhitungan :


Berat tanah 1 ha (tanah mineral) = 2 000 000 kg
Particle Density
 Particle Density atau Bobot Jenis (BJ) merupakan perbandingan berat
kering tanah per satuan volume partikel-partikel (padat) tanah (tidak
termasuk pori-pori tanah)

 Tanah mineral mempunyai BJ + 2.65 g/cm3

 Melalui BI dan BJ tanah dapat dihitung jumlah (%) pori-pori tanah :

( BI / BJ ) x 100 % = % bahan padat tanah


% pori-pori tanah = 100 % - % bahan padat tanah
Ruang pori total (TRP)

TRP (%) = [1 – BI/BJ] x 100 %


Pori-pori Tanah
 Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padatan
tanah (terisi oleh udara dan air)

 Diibedakan :
a. Pori-pori kasar (pori makro) : berisi udara atau air gravitasi
(air yang mudah hilang karena gaya gravitasi)
b. Pori-pori halus (pori mikro) : berisi air kapiler atau udara

 Tanah pasir mempunyai pori makro lebih banyak daripada tanah liat,
sulit manahan air, sehingga tanaman mudah kekeringan
Pori-pori Tanah
Porositas tanah (TRP) dipengaruhi oleh :
a. Kandungan BO
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah

 Makin tinggi BO tanah, makin tinggi porosotas tanah

 Tanah struktur granuler atau remah mempunyai TRP lebih tinggi daripada
tanah berstruktur massive (pejal), pori mikro lebih banyak sehingga lebih
banyak menahan air

 Tanah tekstur pasir mempunyai TRP lebih banyak, sulit menahan air
karena didominasi oleh pori makro
Potensi Mengembang dan Mengkerut
 Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (basah) dan mengkerut
(kering), akibatnya pada musim kering (kemarau) tanah menjadi pecah-
pecah

 Sifat mengembang-mengkerut tanah disebabkan oleh kandungan


mineral montmorillomit yang tinggi (mineral liat 2 : 1)

 Besarnya pengembangan dan pengerutan tanah dinyatakan dalam


a. COLE (Coefficient of Linier Extensibility)
(di bidang ilmu tanah, pedologi)
b. PVC (Potential Volume Change = Swell Indeks
atau Indeks Pengembangan)
(di bidang engineering, pembuatan jalan, gedung)
Potensi Mengembang dan Mengkerut
 Nilai COLE = [ Lm/Ld ] – 1
Lm = panjang contoh tanah lembab
Ld = panjang contoh tanah kering oven

 Pentingnya Nilai Cole :


Jika COLE > 0.09; tanah mengembang dan mengkerut
dengan nyata, kandungan montmorillonit tinggi

Jika COLE > 0.03, tanah mengandung montmorillonit agak


tinggi
Kematangan Tanah
 Kematangan tanah (Nilai-n atau N-value) merupakan nilai untuk
menunjukkan tingkat kematangan tanah

 Tanah yang belum matang (mentah)


tanah-tanah yang seperti lumpur cair sehingga bila diremas
akan mudah sekali keluar dari genggaman melalui sela-
sela jari, umumnya di daerah pantai yang tenang sehingga
lumpur yang dibawa sungai diendapkan perlahan-lahan

 Nilai tingkat kematangan tanah dapat merupakan petunjuk :


a. Kemampuan tanah menyangga beban fisik
b. Besarnya penyusutan (subsidence) bila tanah menjadi
kering
A = kadar air tanah dalam keadaan ruang
A – 0.2 R
Nilai-n = R = persen debu + pasir
L+3H L = persen liat
H = persen BO (% C x 1.724)

 Nilai-n > 1; tanah mentah, encer seperti bubur, mudah lewat


sela-sela jari jika diperas. Tanah selalu jenuh air,
kemampuan menyangga beban sangat rendah,
penyusutan besar
 Nilai-n 0.7 – 1; tanah agak matang, agak sulit lewat sela=sela jari
jika diperas, selalu jenuh air
 Nilai-n < 0.7 ; tanah matang, tidak dapat lewat sela-sela jari jika
diperas, kelembaban anah kadang-kadang kurang
dari kapasitas lapang
Sifat-sifat tanah lain
 Keadaan batuan
Batuan di permukaan atau di dalam tanah dapat mengganggu
perakaran tanaman dan mengurangi kemampuan tanah untuk
berbagai penggunaan
(jumlah dan ukuran batuan yang ditemukan harus dicatat)

 Padas (pan)
Padas merupakan bagian tanah yang mengeras dan padat sehingga
tidak dapat ditembus akar tanaman atau air
(dalam penyifatan tanah di lapangan perlu diamati)
Sifat-sifat tanah lain
 Kedalaman efektif
Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang
masih dapat ditembus akar tanaman

Diamati melalui penyebaran akar tanaman

Jumlah akar halus, sedang atau kasar serta


dalamnya akar tersebut dapat menembus tanah
perlu diamati
Sifat-sifat tanah lain
Lereng
Diukur kemiringannya (Abney level, Clinometer, Theodolit)

Kemiringan lereng dinyatakan dalam %


merupakan tangen dari derajat kemiringan lereng
tersebut, berarti kemiringan lereng 45 derajat = 100 %

Makin curam lereng makin berkurang kesesuaian lahan

Lahan dengan kemiringan lereng > 30 % tidak sesuai untuk usahatani


tanaman pangan

Lereng > 30 % tidak cocok lagi untuk usaha pertanian


Profil tanah
Andisol
Deskripsi Profil Tanah
 No. Profil : PPLC
 Lokasi : 101.225280 BT dan - 1.770840 LS
 Lereng : 12 %
 Posisi Lereng : Lereng bawah
 Drainase : Baik
 Penggunaan Tanah : Kebun
 Vegetasi : Kentang, Tomat, Kubis
 Epipedon : Melanik
 Endopedon : Kandik
 Klasifikasi : Melanudand
Horison Kedalaman (cm) Uraian
Ap 0 -34 Hitam (10 YR 2/1); lempung berdebu; remah, kuat; gembur
(lembab); perakaran halus banyak, kasar sedang; pori mikro
banyak, makro banyak; batas horison jelas, bergelombang

A1 34 – 49 Coklat gelap (7.5 YR 3/2); lempung liat berpasir; gumpal


membulat, kuat; gembur (lembab); perakaran halus sedang,
kasar sedang; pori mikro banyak, makro banyak; batas horison
jelas ,bergelombang
C 49 -72 (2.5 YR); bahan induk; batas horison jelas, bergelombang

Ab 72 -102 Coklat (7.5 YR 4/4); pasir berlempung; gumpal membulat, kuat;


teguh (lembab); pori mikro banyak, makro sedang; batas
horison rata
Bwb 102 - 1117 Coklat(10 YR 4/3); pasir berlempung; gumpal membulat kuat;
teguh (lembab); pori mikro banyak, makro sedang; batas
horison jelas,bergelombang
BCb 117 - 128 Coklat gelap kekuningan(10 YR 3/4); pasir berlempung; gumpal
membulat; kuat; batas horison jelas, bergelombang

C 128 -150 (2.5 YR); bahan induk; batas horison jelas, rata

Anda mungkin juga menyukai