Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

JENIS - JENIS KALIMAT SERTA PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIAMAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Kelompok 3

Astri Yuli Ramadhani (2269010855)

Ayunita Rahma (2269010847)

Selvy Aryanti (2269010833)

Hartia (2269010880)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PENDIDIKAN EKONOMI KELOMPOK 3

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Jenis – jenis Kalimat
Serta Pemebntukan Dan Perluasan Kalimat.

Menyadari banyaknya kekurangan penyusunan dalam makalah ini kerena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari mkalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengakat permasalahan lain yang berkaitan pada makalah-makalah selanjutnya.

Watampone,15 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHSAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (2015) oleh Sarmadan
dan La Alu, kalimat adalah satuan bahasa terkecil untuk mengungkapkan sebuah pikiran.
Kalimat merupakan satuan bahasa, berupa kata atau rangkaian kata, yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan maknanya secara lengkap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kalimat adalah kesatuan ujaran yang dapat mengungkapkan sebuah konsep pikiran dan perasaan,
atau perkataan.

Bisa juga diartikan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
punya pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial memiliki klausa

Dilansir dari buku Estetika Berbahasa (2018) karya Syihaabul Hudaa, unsur kalimat adalah
fungsi sintaksis. Dalam tata bahasa lama, fungsi ini disebut jabatan kata dalam kalimat. Unsur
kalimat adalah Subyek (S), Predikat (P), Obyek (O), Pelengkap (Pel), serta Keterangan (K).
Setidaknya kalimat bahasa Indonesia baku memuat minimal dua unsur, yakni subyek dan
predikat. Sementara unsur lainnya, seperti obyek, pelengkap, dan keterangan tidak wajib hadir.

Subyek Merupakan unsur kalimat yang mengacu pada pelaku, sosok (benda), suatu hal, atau
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Contohnya:

1. Ayahku sedang membaca.


2. Pria yang memakai baju hitam itu adalah dosen saya.

Predikat Adalah unsur kalimat yang menjelaskan tindakan atau keadaan subyek. Predikat juga
menyatakan sifat, situasi, status ciri, atau jati diri. Contohnya:

1. Ibu sedang tidur siang.


2. Kota Jakarta sangatlah ramai.
Obyek Merupakan unsur kalimat yang melengkapi predikat. Lazimnya, obyek diisi oleh nomina,
frasa nominal, atau klausa. Contohnya:

1. Nina membawa tas berwarna coklat.


2. Koki itu sedang memasak pasta

Pelengkap Disebut pula komplemen. Adalah unsur yang melengkapi suatu kalimat. Biasanya
terletak di bagian belakang. Contohnya:

1. Kakak membelikan adiknya mainan baru.


2. Atina mengambilkan orangtuanya air minum.

Keterangan Merupakan unsur kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat
lainnya, seperti subyek, predikat, obyek, maupun pelengkap. Keterangan bersifat manasuka.
Artinya dapat ditulis di awal, tengah, ataupun akhir kalimat. Contohnya:

1. Karena malas belajar, siswa itu tidak naik kelas.


2. Intan meletakkan porselen itu dengan hati-hati.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Jelaskan jenis-jenis kalimat ?

2.Apa yang dimaksud pembentukan dan perluasan kalimat ?

C.TUJUAN

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga tujuan dalam
penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:

 Untuk mengenali jenis-jenis kalimat


 Untuk mengetahui pembentukan dan perluasan kalimat
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS – JENIS KALIMAT


1. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya
a. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa
melalui perantara dan tanpa mengubah yang diutarakan. Umumnya, kalimat
langsung ditandai dengan penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat
kutipan dengan kalimat penjelas. Adapun ciri-ciri kalimat tidak langsung adalah
sebagai berikut:

 Kalimat langsung menggunakan tanda petik ( “…” ).


 Kata ganti orang dalam bagian kalimat yang dikutip tetap.
 Intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi daripada bagian lainnya

Contoh :

 Ibu berkata, “Antarkan minuman ini ke ruang tamu”


 “ayo anak-anak, segera upacara di halaman sekolah,” ucap Pak Guru
b. Kalimat Tidak Langsung

Berbeda dengan kalimat langsung, kalimat tidak langsung menceritakan


kembali isi atau pokok ucapan pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip
keseluruhan kalimatnya. Adapun ciri-ciri kalimat tidak langsung, yaitu:

 Menggunakan kata tugas


 Tidak menggunakan tanda petik dalam bahasa tulis
 Bagian kutipan berupa kalimat berita
 Intonasi mendatar dan menurun pada bagian kalimat akhir
Contoh:

 Ibu menyuruhku ke dapur untuk masak


 Andi memberi tahu bahwa besok libur sekolah
2. Jenis-Jenis Kalimat berdasarkan Jumlah Frasanya
a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang
terbentuk dari satu pola.

Kalimat Tunggal Kalimat tunggal disebut juga kalimat sederhana. Tidak


ada kata penghubung atau konjungsi dalam kalimat tunggal. Kalimat
sederhana atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu
klausa atau satu kerangka. Sederhananya, kalimat tunggal terdiri dari satu
klausa dan memenuhi syarat sebagai kalimat utuh. Kalimat tunggal memuat
satu subjek, satu predikat, dan satu objek atau keterangan. Contohnya sebagai
berikut:

1. Kita pergi tamasya ke Bali.


2. Mereka makan sate lilit.
3. Wali Kota terpapar Covid-19.
b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat
tunggal dengan yang lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis,
yakni kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran.

Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara disebut juga kalimat


majemuk koordinatif. Struktur kalimat di dalamnya terdapat paling sedikit
dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
tunggal. Contohnya sebagai berikut:
1. Ibu memasak rendang dan aku sangat senang.
2. Gina menerima telepon, mencatat pesanan, kemudian melaporkannya pada
petugas di gudang.
3. Adik ingin bermain di lapangan, tetapi ayah tidak mengizinkannya keluar
rumah.

Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat


yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu
atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur
kalimat inti itu. Contohnya sebagai berikut:

1. Pak Min datang menjemput ke sekolah, ketika saya dalam perjalanan


menuju rumah.
2. Nadin janji membelikan boneka, kalau adik mendapat rangking satu di
kelas.
3. Petugas KPPS menanggung risiko kematian yang besar, karena pemerintah
mengadakan Pilkada serentak selama pandemik.

Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran merupakan


gabungan penggunaan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Contohnya sebagai berikut:

1. Kerja bakti di desa dapat menumbuhkan semangat gotong-royong dan


kekeluargaan, karena melibatkan seluruh warga.
2. Rendang perlu dimasak cukup lama, kemudian diaduk teratur, agar cita
rasa khas dari rempah-rempah di dalamnya keluar.
3. Jangan pernah kau anggap aku orangnya sabar hanya karena aku selalu
diam, aku ini juga manusia yang punya perasaan.
3. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – predikat

1. Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat
dasar pada Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K ) dan
lain sebagainya. Contoh:

Ibu sedang membuat sayur sop di dapur


S P O K

2. Kalimat Inversi

Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiliki ciri khas adanya


predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya digunakan untuk
menyampaikan penekanan atau menegaskan makna.

Kata pertama yang muncul merupakan kata yang menjadi penentu makna
kalimat, sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca
maupun pendengarnya. Contoh:

Dibelinya baju itu dengan uang sakunya sendiri


P S K

B. PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT

1. Dasar-dasar Pembentukan Kalimat

Sebuah kalimat tunggal dibangun oleh satu pola kalimat, yaitu sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat (P).
Subjek merupakan unsur yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan predikat
merupakan unsur yang memberikan penjelasan terhadap pokok pembicaraan. Jika
predikat kalimat menggunakan kata kerja aktif transitif, kalimat tersebut harus
dilengkapi dengan objek (O) tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan
penjelasan terhadap predikat kalimat adalah pelengkap (Pel) dan keterangan (K).
2. Unsur-unsur Kalimat
Bagian ini yang harus hadir dalam sebuah kalimat adalah subjek dan predikat.
Bagian inti kalimat adalah bagian yang tidak dapat dihilangkan dalam struktur
kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat
berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek
(O), pelengkap (Pel), atau keterangan (K). hal tersebut dapat dilihat pada uraian
berikut ini.
a. Subjek dan Predikat
Setiap kalimat memiliki unsur subjek dan predikat. Hubungan antara
subjek dan predikat turut menentukan isi pikiran yang terkandung dalam
sebuah kalimat. Kata atau kelompok kata yang digaribawahi pada contoh
berikut berfungsi sebagai subjek dan predikat.
Contoh:
(1)   Mereka sedang beristirahat.
       S                    P
(2)   Perusahaannya semakin meningkat.
      S                                    P

Unsur subjek dan predikat kalimat dapat dipertukarkan sehingga


membentuk variasi pola struktur kalimat.
Contoh:
(1a) Sedang beristirahat mereka.
                      P                          S
(2a) Semakin meningkat perusahaannya.
                        P                               S

b. Predikat dan Objek


Predikat kalimat memiliki hubungan yang erat dengan objeknya. Artinya
antara predikat dan objek tidak boleh disisipi kata lain.
Contoh:
(3)   Ani merayakan hari ulang tahunnya di rumah.
S               P                           O                K
(4)   Mahasiswa sedang mengerjakan tugas di kelas.
         S                          P                   O          K
Pengubahan pola kalimat dengan variasi lain harus tetap mempertahankan
posisi objek di belakang predikat (P/O).

Contoh:
(3a) Ani di rumah merayakan hari ulang tahunnya.
         S            K                 P                         O
(3b) Di rumah Ani merayakan hari ulang tahunnya.
                K          S             P                        O
(3c) Ani merayakan di rumah hari ulang tahunnya.
          S            P                 K                       O
(4a) Mahasiswa di kelas sedang mengerjakan tugas.
        S               K                     P                     O
(4b) Di kelas mahasiswa sedang mengerjakan tugas.
          K                 S                      P                      O
(4c) Mahasiswa sedang mengerjakan di kelas tugas.
         S                     P                             K           O

c. Objek dan Pelengkap


Objek dan pelengkap memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berada pada
posisi di belakang predikat. Akan tetapi, objek pada kalimat aktif dapat
berubah menjadi subjek dan kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat
berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.

Contoh:
(5)   Negara Indonesia berdasarkan pancasila.
             S                            P                 Pel
(6)   Anak-anak itu sedang bermain bola.
               S                       P                Pel

Objek pada kalimat (3) dan (4) dapat berubah menjadi subjek dalam
pemasifannya.
Contoh:
(3d) Hari ulang tahunnya dirayakan (oleh) Ani di rumah.
                         S                    P          Pel             K
(4d) Tugas sedang dikerjakan oleh mahasiswa di kelas.
             S                    P                      Pel                 K
Pelengkap pada kalimat (5) dan (6) tidak dapat berubah menjadi subjek
dalam pemasifannya.
Contoh:
(5a) Pancasila didasarkan negara Indonesia.
                S                 P                     Pel
(6a) Bola sedang dimain anak-anak itu.
           S                 P                   Pel

d. Objek dan Keterangan

Objek dan keterangan adalah dua unsur yang sering muncul dalam kalimat
untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek dan predikat lebih erat
daripada hubungan antara keterangan dan predikat. Oleh karena itu,
keterangan dapat menduduki posisi berbagai posisi tanpa mengubah makna
kalimat, yaitu dapat berada di depan subjek dan predikat, di belakang
predikat, tetapi tidak dapat berada di antara predikat dan objek.
Contoh:
(7)   Kami merayakan hari ulang tahunnya kemarin.
     S              P                        O                         K
Kalimat tersebut dapat divariasikan menjadi :
(7a) Kemarin kami merayakan hari ulang tahunnya.
             K          S              P                         O

(7b) Kami kemarin merayakan hari ulang tahunnya.


           S           K                P                        O
(7c) Kami merayakan kemarin hari ulang tahunnya.
            S              P                K                         O

3. Macam-macam Perluasan Kalimat


a. Kalimat Tunggal
  Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa),
yang terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang
paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan
pola-pola pembentukannya.

Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a.  KB + KK (kata benda + kata kerja)

Contoh:
Ibu  memasak
       S          P

b. KB + KS (kata benda + kata sifat)


Contoh:
Anak itu sangat rajin.
 S                  P

c. KB + KBil (kata benda + kata bilangan)


Contoh:
Apel itu ada dua buah.
  S             P

Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:

 Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya


menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.

 Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja


sebagai predikatnya.
Contoh: Saya sedang mandi.

b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar.
Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:

a.    Kalimat Majemuk Setara (KMS)


Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih
kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik
secara struktur maupun makna kalimat itu. Struktur kalimat yang di dalamnya
terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat
berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh:  Adik menyanyi dan saya menari.

b. Kalimat Majemuk Rapatan (KMR)


Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal
yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang hanya
disebutkan sekali.
Contoh:
            Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah
            Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah
            Kalimat Akhir : Ia hanya datang dan duduk di sekolah

c.  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)


Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat
majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak
kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan
inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai
pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat
majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika,agar,
dan sehingga.

Contoh : Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi


orang sukses
d.  Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan
penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.

  Contoh:
1.      Toni bermain dengan Kevin. (kalimat 1)
2.      Rina membaca buku dikamar. (kalimat 2)
3.      Ketika aku datang kerumahnya. (kalimat 3)

Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar
ketika aku datang ke rumahnya
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat
sekurangkurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Kalimat menurut jenis klausa
dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk . Unsur dalam kalimat
adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.). Jika
predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga
harus hadir. Unsur-unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan (Ket),
kehadirannya bersifat tidak wajib.
Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang yang
berupa kelompok kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase adalah
kelompok kata (satuan gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi kalimat atau
kelompok kata yang unsurunsurnya masih mempertahankan makna aslinya. Berbeda
dengan frase, klausa merupakan kelompok kata yang memiliki konstruksi sintaksis yang
mengandung unsur subjek dan predikasi. Klausa dibedakan menjadi klausa utama dan
klausa bawahan; klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
dan isinya sudah dapat kita pahami, sedangkan klausa bawahan adalah klausa yang belum
lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat berdiri sendiri.

B. SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai pembelajaran bermakna yang telah
dijelaskan, maka disampaikan beberapa saran, yaitu:
1. Bagi mahasiswa calon guru sebaiknya memahami materi ini sebagai bekal
melaksanakan pembelajaran dengan baik nantinya.
2. Bagi pendidik sebaiknya lebih memahami materi ini untuk membantu meningkatkan
mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Unknown. 2017. “ Makalah Pembentukan dan Perluasan Kalimat”,


https://www.smkn1perhentianraja.sch.id/read/10/cara-menulis-daftar-pustaka. Diakses pada 14
November 2022 pukul 11.56.

Amal, Muhammad Ihlasus. 2015. “ Pembentukan dan Perluasan Kalimat”.


https://www.academia.edu/19667593/Pembentukan_dan_Perluasan_Kalimat . Diakses pada 14
November 2022 pukul 12.02.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jateng/jenis-jenis-kalimat-dalam-bahasa-indonesia-lengkap-beserta-
penjelasan-dan-contohnya-kln.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/04/185859369/kalimat-tunggal-dan-majemuk-ciri-ciri-
dan-contohnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai